Nanang Munif Yasin
Fakultas Farmasi, Universitas Gadjah Mada, Yogyakarta

Published : 2 Documents Claim Missing Document
Claim Missing Document
Check
Articles

Found 2 Documents
Search

MODEL TEMAN APOTEKER: ALTERNATIF MODEL INTERVENSI APOTEKER BAGI PASIEN TUBERKULOSIS Nanang Munif Yasin; Djoko Wahyono; Bambang Sigit Riyanto; Ika Puspitasari
JURNAL MANAJEMEN DAN PELAYANAN FARMASI (Journal of Management and Pharmacy Practice) Vol 6, No 3
Publisher : Faculty of Pharmacy, Universitas Gadjah Mada

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.22146/jmpf.350

Abstract

Tingginya prevalensi tuberkulosis (TB) di Indonesia memerlukan keterlibatan apoteker dalam pelayanan pasien TB. Penelitian ini bertujuan untuk mengidentifikasi jenis pelayanan TB, mengembangkan model intervensi, dan mengembangkan tools dan rencana intervensi apoteker bagi pasien TB.   Penelitian ini merupakan jenis penelitian observasional yang terdiri dari tiga tahapan  yaitu focus grup discussion (FGD), pengembangan model intervensi, dan pengembangan tools dan rencana model intervensi apoteker. Instrumen yang digunakan adalah panduan FGD dan kuesioner pelayanan TB. FGD membahas pelayanan pada pasien TB dan dihadiri oleh apoteker dan programmer TB di puskesmas dan Rumah Sakit Khusus Paru Respira di Yogyakarta. Data FGD didukung oleh hasil kuesioner yang diisi sebelum FGD. Pengembangan  model intervensi terdiri dari tahap identifikasi kebutuhan pharmaceutical care, penentuan outcome, dan kompilasi akhir model intervensi apoteker. Pengembangan tools model intervensi apoteker berbasis berbagai literatur dan hasilnya dievaluasi oleh pakar.  Data penelitian dianalis secara deskriptif dan analisis kualitatif. Hasil FGD dan kuesioner menunjukkan bahwa keterlibatan apoteker masih terbatas dan hanya  4 (21%) yang pernah mendapatkan pelatihan TB. Semua petugas TB sudah melakukan edukasi namun materi yang diberikan sangat beragam dan belum terstruktur. Sebanyak 15 (78,9%) apoteker melakukan monitoring efek samping, 10 (52,6%) monitoring interaksi obat,  10 (52,6%) monitoring respon klinik,   16 (84,2 %)  monitoring kepatuhan pasien, 2 (10,5%) melakukan home care dan 18 (94,7%) telah berbagi peran dengan perawat. Melalui formulasi hasil studi pustaka, studi pendahuluan, dan FGD diperoleh rekomendasi bahwa peran apoteker dalam pelayanan TB dapat ditingkatkan melalui model intervensi yang mencakup 5 aspek penting yaitu training, education, monitoring, adherence, dan networking yang disingkat TEMAN Apoteker. Selanjutnya Model TEMAN Apoteker diterjemahkan dan dijabarkan dalam 6 bentuk tools yaitu modul, booklet, leaflet, poster, buku panduan pelaksanaan dan lembar dokumentasi pharmaceutical care. Model TEMAN Apoteker yang komprehensif dapat menjadi alternatif model intervensi dalam meningkatkan peran apoteker pada pelayanan pasien TB.
Hubungan Tingkat Pengetahuan dan Kepatuhan Setelah Pemberian Brief Counseling Terhadap Luaran Klinik Pasien Hipertensi Monia Agni Wiyatami; Nanang Munif Yasin; Ika Puspita Sari
JURNAL MANAJEMEN DAN PELAYANAN FARMASI (Journal of Management and Pharmacy Practice) Vol 13, No 1
Publisher : Faculty of Pharmacy, Universitas Gadjah Mada

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.22146/jmpf.75628

Abstract

Uncontrolled hypertension is a major health problem in society, so that a good knowledge and adherence are needed to achieve controlling of blood pressure targets. This study aimed to determine correlation between knowledge level and adherence after provided brief counseling by pharmacist to clinical outcomes of prolanis hypertension patients. The study design was a quasi-experimental pretest and posttest with a control group. The form of intervention is brief counseling using poster and follow-up via whatsapp or telephone for hypertension patients who are prolanis participants that entered inclusion criteria with blood pressure > 140/90 mmHg. The study was carried out during September–December 2021 in 6 public health centers in Pangkalpinang city, such as 3 for intervention (kacang pedang, gerunggang, pasir putih) and 3 for control group (melintang, air itam, taman sari). The sample total was 90 peoples, consist of 46 intervention groups and 44 control groups. The data were collected by interviews using questionnaire of Hypertension Knowledge Level Scale (HK-LS) and Morisky Green Levine Scale (MGLS), the clinical outcomes using blood pressure data taken from medical records. Correlation between knowledge level and adherence to clinical outcomes have been analyzed using the Rank Spearman correlation test. The results showed that there was a correlation between changes the level of knowledge on systolic (p=<0,001; R value -0.374) and diastolic (p=0.001; R value -0.349) declines, and also there was a correlation between changes in adherence to systolic decline (p=0.046; R value of -0.211). However, there was no significant correlation between changes in adherence to diastolic decline (p=0.063). From this study it was concluded that there was a significant correlation between the level of knowledge and adherence after provided brief counseling by pharmacist to clinical outcomes of prolanis hypertension patients.