Claim Missing Document
Check
Articles

Found 9 Documents
Search

Prevalensi infeksi cacing usus yang ditularkan melalui tanah pada petani di Kelurahan Ranowangko Kecamatan Tondano Timur Kabupaten Minahasa Wijaya, Raditya Putri; Tuda, Josef S. B.; Sorisi, Angle M. H.
JURNAL KEDOKTERAN KOMUNITAS DAN TROPIK JKKT Volume 6 Nomor 2 (2018)
Publisher : UNIVERSITAS SAM RATULANGI

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar

Abstract

Background: Helminthiasis was categorized as a neglected disease for its commonly found without significant clinical manifestation. According to World Health Organization (WHO) approximately there are 1,5 billion people in the world infected with Soil Transmitted Helminths (STH). This infection have been associated with health and productivity insults. Aims: This study was aimed to investigate prevalence of STH infection in farmers at Ranowangko, east side of Tondano. Method: This study is a cross sectional descriptive study. Result: Fifty four stool specimens were collected on November 2018 and were examined microscopically at Parasitology Laboratory, Sam Ratulangi University Manado. There were no positive results. Conclusion: Based on this study, all farmers in Ranowangko Tondano were not infected with STH.
HUBUNGAN KADAR TUMOR NECROSIS FACTOR – α DENGAN DENSITAS PLASMODIUM PADA PENDERITA MALARIA Roinwowan, Maria A.; Bernadus, Janno B. B.; Sorisi, Angle M. H.
e-Biomedik Vol 2, No 2 (2014): eBiomedik
Publisher : Universitas Sam Ratulangi

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.35790/ebm.v2i2.5430

Abstract

Abstract: Malaria is a parasitic infection that attacks the erythrocytes. This disease remains a global health problem, especially in developing countries in the tropics and subtropics. Symptomatic malaria infection include fever, chills, anemia and splenomegaly. Malaria infection can progress without any complications but can also develop systemic complications known as severe malaria. The cause of malaria is plasmodium infection, Plasmodium in humans infected erythrocytes (red blood cells) and asexual breeding experience in liver tissue and erythrocytes. In this research, the microscopic examination of blood samples for counting malaria parasites in the blood and then measured the levels of TNF-α by ELISA. This analytical study using 40 samples taken by simple random sampling. The results showed that there is a significant relationship between the amount of TNF-α levels plasmodium with.  Conclusions: There were significant correlation between the levels of TNF-α with a density of plasmodium malaria in blood samples. Keywords: Malaria, TNF-α, ELISA, plasmodium    Abstrak: Malaria adalah penyakit infeksi parasit yang menyerang eritrosit. Penyakit ini masih merupakan masalah kesehatan dunia terutama di negara sedang berkembang pada kawasan tropik dan subtropik. Infeksi malaria memberikan gejala berupa demam, menggigil, anemia dan splenomegali. Infeksi malaria dapat berlangsung tanpa adanya komplikasi namun dapat juga menyebabkan komplikasi sistemik yang dikenal sebagai malaria berat. Penyebab infeksi malaria ialah plasmodium,Plasmodium ini pada manusia menginfeksi eritrosit (sel darah merah) dan mengalami pembiakan aseksual di jaringan hati dan eritrosit. Dalam penelitian ini dilakukan pemeriksaan mikroskopis pada sampel darah penderita malaria untuk menghitung parasit dalam darah dan selanjutnya dilakukan pengukuran kadar TNF-α dengan metode ELISA. Penelitian analisis ini menggunakan 40 sampel yang diambil secara simple random sampling. Hasil penelitian memperlihatkan bahwa terdapat hubungan yang bermakna antara jumlah plasmodium dengan  kadar TNF- α. Kesimpulan : Didapatkan korelasi yang signifikan antara kadar TNF- α dengan densitas plasmodium pada sampel darah penderita malaria. Kata Kunci : Malaria, TNF- α, ELISA, plasmodium
DETEKSI Blastocystis Spp PADA TINJA ANAK PENDERITA DIARE DENGAN MENGGUNAKAN METODE COPRO ELISA Parmini, Ni Wayan; Bernadus, Janno B. B.; Sorisi, Angle M. H.
e-Biomedik Vol 3, No 3 (2015): eBiomedik
Publisher : Universitas Sam Ratulangi

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.35790/ebm.v3i3.10478

Abstract

Abstract: Diarrhea is one of the main cause of infant mortality in developing countries. Blastocystis spp can cause acute infection as well as manifest as chronic diarrhea in infants due to damaged intestinal mucosa. This study aimed to detect Blastocystis spp in the feces of children with diarrhea. This was a descriptive study with a cross-sectional design. Population consisted of all feces of children suffering from diarrhea. There were 33 samples in this study examined with the copro Elisa test. The results showed that of the 33 samples there were 60.6% of negative criteria and 39.4% of positive criteria. The highest percentage age group with diarrhea was ≤1 year of age (48.5%), while the lowest one was age group of 5-9 years (9.1%). Male sex was the dominant one. Conclusion: Most of the faeces of children with diarrhea belonged to the negative criteria tested with Copro Elisa.Keywords: Blastocystis Spp, children, diarrheaAbstrak: Diare merupakan salah satu penyebab utama kematian balita di negara berkembang. Blastocystis spp dapat menyebabkan infeksi akut dan dapat bermanifestasi menjadi diare kronik pada balita akibat rusaknya mukosa usus dan malabsorbsi. Penelitian ini bertujuan untuk mendeteksi Blastocystis spp pada tinja anak penderita diare. Jenis penelitian ini deskriptif dengan desain potong lintang. Populasi penelitian ialah semua tinja anak yang menderita diare. Jumlah sampel diperoleh sebanyak 33 buah dan dilakukan pemeriksaan Copro Elisa. Hasil pemeriksaan dengan Copro Elisa memperlihatkan dari 33 sampel diperoleh kriteria negatif 60,6% dan kriteria positif 39,4%. Kelompok usia yang terbanyak menderita diare ialah usia ≤1 tahun (48,5%), sedangkan yang terendah pada usia 5-9 tahun (9,1%). Untuk jenis kelamin didapatkan jenis kelamin laki-laki 60,6%, dan jenis kelamin perempuan 39,4%. Simpulan: Sebagian besar tinja anak yang menderita diare termasuk kriteria negative dengan pemeriksaan Copro Elisa.Kata kunci: Blastocystis spp, anak, diare
TRANSMISI TRANSOVARIAL VIRUS DENGUE PADA NYAMUKAEDES SPP. Sorisi, Angle M. H.
JURNAL BIOMEDIK : JBM Vol 5, No 1 (2013): JURNAL BIOMEDIK : JBM
Publisher : UNIVERSITAS SAM RATULANGI

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.35790/jbm.5.1.2013.2042

Abstract

Abstract: Dengue Hemorrhagic Fever (DHF) is one of the most serious health problems in Indonesia which often causes outbreaks with numerous deaths. The disease is transmitted byAedes sp.females. Generally, dengue virus transmission occurs horizontally from human carriers, and the dengue viruses are passed on bytheir vectors through blood sucking activity. After propagation in the mosquito, the viruses are transmitted to human recipients. In addition, there is a vertical transmission (transovarial) of dengue virusesin the ova of Aedes sp.females. The viruses propagate in the ova that undergo  metamorphosis to become larvae, pupae, and imagoes. The transovarial transmission of dengue virusesin its vectors in endemic areas could be a causative key which is responsible for the phenomenon of increasing cases of DHF. Any effort to prevent and control DHF requires a thorough understanding about virDen transmission, including this transovarial transmission in Aedes spfemales. Keywords: DHF, transovarial transmission, Aedes sp.     Abstrak: Penyakit Demam Berdarah Dengue (DBD) merupakan salah satu masalah kesehatan yang semakin serius di Indonesia dan sering menimbulkan suatu Kejadian Luar Biasa (KLB) dengan jumlah kematian tinggi. Penyakit ditularkan melalui Aedes sp.betina. Transmisi virus dengue umumnya terjadi secara horizontal, yaitu dari manusia pembawa virus dengue ke nyamuk vektor Aedes sp. melalui aktivitasnya mengisap darahSetelah mengalami propagasi  dalam  tubuh nyamuk, virus dengue ditularkan ke  manusia penerima. Selain itu, transmisi virus dapat terjadi secara vertikal (transovarial) yaitu virus dengue dalam tubuh nyamuk vektorAedes sp. betinake ovum, kemudian berpropagasi dalam ovum, larva, pupa, dan imago. Transmisi transovarial virus dengueke vektornya di daerah endemik bisa menjadi kunci penyebab yang bertanggung jawab terhadap fenomena peningkatan kasus deman berdarah dengue. Upaya pencegahan dan penanggulangan DBD memerlukan pengetahuan yang matang tentang adanya infeksi transovarial virDen pada nyamuk Aedes sp. Kata kunci : DBD, transmisi transovarial,  Aedes sp.
Infeksi Parasit Usus pada Penduduk di Sekitar Tempat Pembuangan Akhir Sumompo Kota Manado Winerungan, Claudia C.; Sorisi, Angle M. H.; Wahongan, Greta J. P.
Jurnal Biomedik : JBM Vol 12, No 1 (2020): JURNAL BIOMEDIK : JBM
Publisher : UNIVERSITAS SAM RATULANGI

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.35790/jbm.12.1.2020.27093

Abstract

Abstract: Intestinal parasitic disease is one of the most common health problems in the world. The high prevalence of intestinal parasites in Indonesia is supported by the geographical location of Indonesia as a tropical climate country that has a high humidity level. Wastes being piled up at the landfill has the potential to cause pollution to the surrounding environment which can be a source of infection of intestinal parasites. This study was aimed to find out the profile of intestinal parasitic infections among the population around Sumompo landfill at Manado. This was a descriptive survey conducted from September to November 2019. Respondents were residents of Sumompo District who lived around the Sumompo landfill. There were 100 residents that returned the containers containing feces samples, which were then examined at the Laboratory of Parasitology Faculty of Medicine Sam Ratulangi University. The results showed that only 6 out of 100 samples (6%) contained intestinal parasites which was a type of intestinal protozoa namely Blastocystis hominis. In conlcusion, 6 out of 100 residents around Sumompo landfill at Manado were infected with Blastocystis hominis.Keywords: intestinal parasites, landfill Abstrak: Penyakit parasit usus merupakan salah satu masalah kesehatan terbanyak di dunia. Prevalensi parasit usus di Indonesia tergolong tinggi didukung oleh letak geografis Indonesia sebagai negara beriklim tropis yang memiliki tingkat kelembaban tinggi. Sampah kota yang ditimbun di tempat pembuangan akhir (TPA) berpotensi menyebabkan pencemaran terhadap lingkungan disekitarnya yang dapat menjadi sumber infeksi dari parasit usus. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui gambaran prevalensi infeksi parasit usus pada penduduk di sekitar TPA Sumompo Kota Manado. Jenis penelitian ialah survei deskriptif dilakukan pada bulan September sampai dengan November 2019. Subjek penelitian ialah penduduk Kelurahan Sumompo yang tinggal di sekitar TPA Sumompo Kota Manado. Hasil penelitian mendapatkan 100 penduduk mengembalikan pot sampel berisi tinja, kemudian diperiksa di Laboratorium Parasitologi FK Unsrat. Didapatkan 6 dari 100 sampel (6%) yang mengandung parasit usus yaitu sejenis protozoa usus Blastocystis hominis. Simpulan penelitian ini ialah 6 dari 100 penduduk di sekitar TPA Sumompo Kota Manado terinfeksi parasit usus, yaitu Blastocystis hominis.Kata kunci: parasit usus, tempat pembuangan akhir
Infeksi Cacing Usus pada Penduduk Lanjut Usia di Desa Sawangan Kecamatan Airmadidi Kabupaten Minahasa Utara Lumbantobing, Greva R. I.; Tuda, Josef S. B.; Sorisi, Angle M. H.
Jurnal Biomedik : JBM Vol 12, No 1 (2020): JURNAL BIOMEDIK : JBM
Publisher : UNIVERSITAS SAM RATULANGI

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.35790/jbm.12.1.2020.26933

Abstract

Abstract: Helminths are disease-causing agents which are very infectious and have very serious impacts and long-term effects but are still neglected. One of its risk factors is profession that has direct contact with soil, for examples farmers and planters. Sawangan village with a large area for farming is a home for many farmers. This study was aimed to obtain the prevalence of helminthic infection among the elderly population in Sawangan, Airmadidi District, North Minahasa Regency. This was a descriptive survey study. Respondents were elderly population of ≥60 years at Sawangan. Stool test resulted in five (5%) out of 100 samples were positive of helminthic infection. All positive samples contain hookworm. In conclusion, the prevalence of helminthic infection among elderly population at Sawangan, Airmadidi, North Minahasa Regency was 5%.Keywords: helminthic infection, elderly population. Abstrak: Cacing merupakan agen penyebab penyakit yang sangat infeksius serta memiliki dampak dan efek jangka panjang serius tetapi masih sering diabaikan. Salah satu faktor risiko ialah pekerjaan yang berkontak langsung dengan tanah, seperti petani dan pekebun. Desa Sawangan dengan lahan perkebunan yang luas memiliki banyak penduduk pekebun. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui prevalensi infeksi cacing pada penduduk lanjut usia yang berdomisili di Desa Sawangan Kecamatan Airmadidi Kabupaten Minahasa Utara. Jenis penelitian ialah survei deskriptif. Responden penelitian ialah penduduk lanjut usia ≥60 tahun di Desa Sawangan. Sampel yang diambil berupa feses. Pemeriksaan feses menunjukkan hasil 5 dari 100 (5%) sampel positif mengandung cacing. Seluruh sampel positif mengandung cacing tambang. Simpulan penelitian ini ialah prevalensi infeksi cacing pada penduduk lanjut usia di Desa Sawangan Kecamatan Airmadidi Kabupaten Minahasa Utara sebesar 5%.Kata kunci: infeksi cacing, penduduk lanjut usia.
GAMBARAN FAKTOR LINGKUNGAN YANG BERPERAN PADA RUMAH YANG DITEMUKAN TUNGAU DEBU DI KOTA MANADO Ikbal, Indah S. M.; Sorisi, Angle M. H.; Pijoh, Victor D.
e-Biomedik Vol 3, No 2 (2015): eBiomedik
Publisher : Universitas Sam Ratulangi

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.35790/ebm.v3i2.8387

Abstract

Abstract: The term house dust mites have been used to express the number of mites that are associated with the dust in the house. These mites can be found in mattresses, pillows, as well as other furniture. The most established population of house dust mites is in the bedroom dust, especially on the mattress. This study aimed to obtain the environmental factors that contribute to the house dust mites. This was a descriptive study. Samples were families with positive house mites, as many as 96 samples, in three villages namely Malalayang 1, Malalayang 2, and Kleak, Manado. Samples were collected by using questionnaires. The results showed the presence of mites in all respondents’ houses. Some environmental factors affected the presence of dust mites in houses, as follows: mattress, sofa, floor, pets, bedcover, temperature, and humidity. It takes awareness to pay more attention to the cleanliness of the home environment.Keywords: house dust mites, environmentAbstrak: Istilah tungau debu rumah (TDR) telah digunakan untuk menyatakan sejumlah tungau yang ditemukan berasosiasi dengan debu di rumah-rumah tempat tinggal. Tungau ini dapat ditemukan di kasur, bantal, dan perabot rumah lainnya. Populasi TDR terbanyak didapatkan pada debu kamar tidur terutama pada debu kasur. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui faktor-faktor lingkungan yang berperan pada rumah yang ditemukan TDR. Penelitian ini bersifat deskriptif. Sampel penelitian ialah sebagian kepala keluarga (KK) dengan rumah yang positif tungau yaitu sebanyak 96 sampel di tiga kelurahan yaitu Malalayang 1, Malalayang 2 dan Kleak Kota Manado. Sampel dikumpulkan dengan menggunakan kuesioner. Hasil penelitian menunjukkan gambaran positif keberadaan tungau debu pada semua rumah responden. Faktor lingkungan yang berpengaruh pada keberadaan tungau debu tersebut ialah penggunaan kasur, sofa, lantai, binatang peliharaan, sprei, suhu dan kelembaban berperan pada gambaran rumah yang ditemukan tungau debu rumah. Dibutuhkan kesadaran masyarakat untuk lebih memperhatikan kebersihan lingkungan rumah.Kata kunci: tungau debu rumah, lingkungan
Uji Efikasi Ekstrak Tanaman Serai (Cymbopogon citratus) terhadap Tingkat Mortalitas Larva Nyamuk Aedes sp. Giroth, Sonnia J.; Bernadus, Janno B. B.; Sorisi, Angle M. H.
e-Biomedik Vol 9, No 1 (2021): eBiomedik
Publisher : Universitas Sam Ratulangi

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.35790/ebm.v9i1.31716

Abstract

Abstract: Aedes aegypti and Aedes albopictus are known as the two main vectors of DHF disease. One way to control DHF is by breaking the chain of spread in the larval phase with larvicides. The use of organic larvicides derived from plants is in great demand, one of which is extracts of lemongrass (Cymbopogon citratus). This study aims to determine the level of efficacy or the effect of concentration of lemongrass extract solution on mortality rates of Aedes sp. larvae. This is an experimental study using 40 instar larvae III / IV of Aedes sp. which were given the intervention of lemongrass plant extracts with a concentration of 5%, 10%, 15%, and 20%. This experiment was carried out twice. Four observations were made every 6 hours. Probit analysis was performed to determine Lethal Concentration (LC50 and LC90) and Lethal Time (LT50 and LT90). The analysis showed that the lemongrass plant extract at a concentration of 20% had a significant difference with the concentration of 5%, 10%, 15%, and the control group (p <0.05). In conclusion, extract of lemongrass (Cymbopogon citratus) with a concentration of 20% is effective for killing larvae of Aedes sp.Keywords: Aedes sp., Cymbopogon citratus, larval mortality  Abstrak: Nyamuk Aedes aegypti dan Aedes albopictus diketahui sebagai dua vektor utama dari penyakit DBD. Salah satu cara pengendalian DBD adalah dengan memutus rantai penyebaran pada fase larva dengan larvasida. Pemanfaatan larvasida organik atau alami yang berasal dari tumbuh-tumbuhan banyak diminati, salah satunya adalah ekstrak tanaman serai (Cymbopogon citratus). Penelitian ini bertujuan mengetahui tingkat keampuhan atau pengaruh konsentrasi larutan ekstrak tanaman serai terhadap tingkat mortalitas larva nyamuk Aedessp. Penelitian ini bersifat eksperimental sederhana menggunakan 40 ekor larva instar III/IV nyamuk Aedes sp. yang diberikan intervensi ekstrak tanaman serai dengan konsentrasi 5%, 10%, 15%, dan 20%. Pengamatan dilakukan setiap 6 jam sebanyak 4 kali, dengan 2 kali percobaan. Analisis probit dilakukan untuk mengetahui Lethal Concentration (LC50 dan LC90) dan Lethal Time (LT50dan LT90). Hasil analisis menunjukkan bahwa ekstrak tanaman serai pada konsentrasi 20% memiliki perbedaan signifikan dengan konsentrasi 5%, 10%, 15%, dan kelompok kontrol (p < 0,05). Simpulan penelitian ialah ekstrak tanaman serai dengan konsentrasi 20% efektif untuk mematikan larva Aedes sp.Kata Kunci: Aedes sp., Cymbopogon citratus, mortalitas larva
Pengetahuan Dan Sikap Masyarakat Terhadap Penyakit Malaria Di Desa Kolongan Kecamatan Talawaan Kabupaten Minahasa Utara Lumenta, Alfa P. A; Sorisi, Angle M. H.; Pijoh, Victor D.
Jurnal Biomedik : JBM Vol 13, No 1 (2021): JURNAL BIOMEDIK : JBM
Publisher : UNIVERSITAS SAM RATULANGI

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.35790/jbm.13.1.2021.31751

Abstract

Abstract. Malaria is a disease that has existed since Greek times. Malaria is a contagious infectious disease that occurs worldwide, especially in tropical areas. There are several factors that cause the incidence of malaria, one of which is the knowledge and attitude of the community towards malaria. Based on data from the puskesmas in 2020, there were 4 cases of people suffering from malaria in Talawaan District, North Minahasa Regency, this data increased from 2019 where only 2 people were infected with malaria. This study aims to knowing the community's knowledge about malaria in Kolongan Village, Talawaan sub-district. Knowing the attitude of the community regarding malaria in Kolongan Village, Talawaan District. This research is a descriptive study that is observational in nature. Based on the level of knowledge of respondents about malaria in Kolongan Village, it was included in the good category, namely 72 people (72%), based on the respondent's attitude towards malaria, the correct attitude for malaria was 97 people (97%). In conclusion, the knowledge of the people of Kolongan Village, Talawaan District, North Minahasa Regency about malaria is in the good category, namely as much as 72%. The attitude of the people of Kolongan Village, Talawaan Subdistrict, North Minahasa Regency regarding malaria, is in the good category, namely as much as 97%.Keywords: Knowledge, Attitude, Malaria  Abstrak. Malaria merupakan penyakit yang sudah ada dari zaman Yunani. Malaria merupakan penyakit infeksi menular yang tejadi di seluruh dunia, terutama di daerah tropis. Ada beberapa faktor yang menyebabkan kejadian malaria salah satunya faktor pengetahuan dan sikap dari masyarakat terhadap malaria. Berdasarkan data puskesmas pada tahun 2020 ada 4 kasus orang menderita penyakit malaria di Kecamatan Talawaan, Kabupaten Minahasa Utara data ini meningkat dari tahun 2019 yang hanya 2 orang yang terinfeksi malaria. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui pengetahuan masyarakat mengenai penyakit malaria di Desa Kolongan kecamatan Talawaan. mengetahui sikap masyarakat mengenai penyakit malaria di Desa Kolongan Kecamatan Talawaan. Penelitian ini merupakan studi deskriptif yang bersifat observasional. Berdasarkan tingkat pengetahuan dari responden tentang penyakit malaria di Desa Kolongan termasuk dalam kategori baik yaitu 72 orang (72%), berdasarkan sikap responden terhadap penyakit malaria sikap yang benar untuk penyakit malaria yaitu 97 orang (97%). Sebagai simpulan, pengetahuan masyarakat Desa Kolongan Kecamatan Talawaan Kabupaten Minahasa Utara tentang penyakit malaria dalam kategori sudah baik yaitu sebanyak 72%. Sikap masyarakat Desa Kolongan Kecamatan Talawaan Kabupaten Minahasa Utara tentang penyakit malaria dalam kategori sudah baik yaitu sebanyak 97%.Kata Kunci: Pengetahuan, Sikap, Malaria