Frida Ayu Salsana Billa
Universitas Brawijaya

Published : 2 Documents Claim Missing Document
Claim Missing Document
Check
Articles

Found 2 Documents
Search

Pengetahuan dan Sikap Masyarakat terhadap Bahaya Tikus sebagai Agen Global Penular Penyakit Zoonosis Shelly Kusumarini R; Chandra Luki Annadhifa; Farida Puspita Zuhria; Frida Ayu Salsana Billa; Putri Dwi Lestari
Jurnal Inovasi Hasil Pengabdian Masyarakat (JIPEMAS) Vol 5, No 2 (2022): Jurnal Inovasi Hasil Pengabdian Masyarakat (JIPEMAS)
Publisher : University of Islam Malang

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.33474/jipemas.v5i2.13955

Abstract

Tikus adalah urban animal sekaligus sumber patogen dan reservoir berbagai penyakit yang berbahaya bagi Kesehatan masyarakat. Bentuk penularan penyakit melalui tikus dapat terjadi secara direct maupun indirect. Masyarakat desa Pucakwangi Kabupaten Lamongan umumnya memiliki mata pencaharian sebagai petani dan peternak. Berdasarkan hasil survei permasalahan yang terjadi di desa tersebut adalah intensitas masyarakat untuk bertemu tikus sangat tinggi yaitu 65% khususnya di sawah dan rumah. Disisi lain, tingkat pengetahuan masyarakat terhadap penyakit zoonosis dan Rodent-borne disease masih rendah. Oleh karena itu, pelaksanaan kegiatan pengabdian masyarakat penting untuk dilakukan berfokus terhadap pengetahuan dan sikap masyarakat dalam menghadapi potensi dan resiko bahaya yang ditimbulkan oleh Tikus. Hasil dari kegiatan ini antara lain mampu meningkatkan pemahaman masyarakat sebesar 100%. Kegiatan ini juga dapat mengetahui upaya yang dilakukan masyarakat selama ini dalam menghadapi tikus diantaranya dengan penggunaan racun tikus, lem tikus, jebakan tikus, dipukul dan ditembak. Kegiatan ini merupakan bagian dari pendekatan sistem One health demi terwujudnya Kesehatan masyarakat yang lebih baik. Lebih lanjut, perlu peningkatan partisipasi aktif masyarakat dengan kegiatan pendampingan agar terbentuk sikap kepedulian terhadap penyakit zoonosis.
TINGKAT PENGETAHUAN BAHAYA ALAT PERANGKAP TIKUS DIALIRI LISTRIK DAN LANGKAH AMAN PENGENDALIAN TIKUS Putri Dwi Lestari; Shelly Kusumarini R; Chandra Luki Annadhifa; Frida Ayu Salsana Billa; Farida Puspita Zuhria
Jurnal Abditani Vol. 5 No. 2 (2022): Oktober
Publisher : FAKULTAS PERTANIAN UNIVERSITAS ALKHAIRAAT

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.31970/abditani.v5i2.150

Abstract

Tikus merupakan hama utama pertanian karena sering merusak tanaman padi. Keberadaan tikus sangat mengganggu dan merugikan dalam bidang pertanian, ekonomi dan kesehatan. Tikus cukup sulit untuk dikendalikan karena memiliki indra penciuman yang cukup tajam, pergerakan cepat, dan cerdik. Permasalahan hasil panen yang kian menurun kerap dialami petani. Hal tersebut menjadi alasan beberapa warga menggunakan perangkap tikus dialiri listrik. Berdasarkan masalah tersebut maka kegiatan sosialisasi harus diberikan kepada warga desa Pucakwangi, karena perangkap tikus dialiri listrik sangat berbahaya bagi nyawa petani. Untuk mengukur tingkat pengetahuan warga terhadap bahaya perangkap tikus dialiri listrik maka dilakukan pretest dan postest. Hasil yang diperoleh selama kegiatan sosialisasi ini warga cukup paham dengan bahaya perangkap tersebut, tetapi masih digunakan karena dianggap efektif dalam mengendalikan tikus. Setelah dilaksanakan sosialisasi warga desa Pucakwangi akan mencoba menerapkan langkah pengendalian yang lebih aman dan menggunakan bahan alami sebagai pengusir tikus. Kegiatan ini memberikan pengetahuan kepada petani tentang bahaya perangkap tikus dialiri listrik sehingga petani harus meninggalkan perangkap tersebut dan beralih pada pengendalian tikus yang lebih aman bagi petani dan lingkungan Kata kunci: Tikus, Perangkap listrik, Pengendalian tikus, Bahan alami, Gropyokan. ABSTRACT Rat was the primary pest in agriculture because it often broke the rice crops. The existence of rat gave a harmful for agriculture, economic, and health. Rat was little hard to be controlled because it had a strong sense to smell, fast move, and clever. The farmer often faced a problem like the decrease of yields. That was the reason why villagers used mousetrap with electric in it. Based on that problem, a socialization should be given for villagers in Pucakwangi, because the mousetrap was so dangerous for farmers. In order to measure the knowledge of villagers about the danger of mousetrap, so pretest and post test are needed to be done. The results obtained during this socialization activity were that the villagers were quite aware of the dangers of the trap, but it was still used because it was considered effective in controlling rats. After the socialization, Pucakwangi villagers will try to implement safer control measures and use natural ingredients as rat repellent. This activity provides knowledge to farmers about the dangers of electrified rat traps, so that farmers must leave these traps and switch to rat control that is safer for farmers and the environment.. Keywords: Rat, Electric mousetrap, Rat control, Natural ingredients, Gropyokan.