Nihla Farida
Unknown Affiliation

Published : 3 Documents Claim Missing Document
Claim Missing Document
Check
Articles

Found 3 Documents
Search

RESPON BEBERAPA VARIETAS JAGUNG PADA JARAK TANAM BERBEDA TERHADAP PENYISIPAN BEBERAPA BARIS KACANG TANAH Wayan WANGIYANA; I Gde Ekaputra Gunartha; Nihla Farida
CROP AGRO, Scientific Journal of Agronomy Vol 11 No 2 (2018): Jurnal cropagro juli 2018
Publisher : Department of Agronomy Faculty of Agriculture University of Mataram and Indonesian Society of Agronomy Branch NTB

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (466.446 KB)

Abstract

Tujuan penelitian ini untuk mengevaluasi pengaruh penyisipan beberapa baris tanaman kacang tanah varietas Hypoma-1 di antara barisan jagung yang ditanam pada jarak tanam berbeda terhadap pertumbuhan dan komponen hasil beberapa varietas jagung. Percobaan dilaksanakan di kebun percobaan Fakultas Pertanian di Narmada, dari bulan Juni s/d Oktober 2017, yang ditata menurut rancangan Split Split Plot dengan 3 faktor perlakuan, yaitu tumpangsari (T) aditif dengan tanaman kacang tanah sebagai faktor petak utama, dengan 4 aras perlakuan (T0= jagung monokrop; T1, T2, T3= penyisipan 1, 2 atau 3 baris kacang tanah); varietas jagung (V) sebagai faktor anak petak, dengan 3 varietas (V1= jagung ketan lokal Bima, V2= populasi C2; V3= varietas hibrida Bisi-816); dan jarak tanam (J) jagung antar baris sebagai anak anak-petak, dengan 3 aras perlakuan (60, 75 atau 90 cm), sehingga terdapat 36 kombinasi perlakuan yang masing-masing dibuat dalam 3 blok (ulangan). Hasil penelitian menunjukkan bahwa ada pengaruh interaksi tiga faktor terhadap bobot tongkol per ha dan variabel pengamatan lainnya, kecuali tinggi tanaman dan lingkar batang saat panen sampel tanaman pada akhir fase pengisian biji, sedangkan interaksi dua faktor hanya signifikan terhadap jumlah daun per ha, yaitu antara varietas jagung dan jarak tanam. Masing-masing faktor perlakuan secara mandiri (main effect) juga berpengaruh terhadap komponen hasil tanaman jagung. Peningkatan jumlah baris tanaman kacang tanah yang ditanam-sisip di antara barisan jagung mampu meningkatkan bobot tongkol per ha dibandingkan dengan tanpa penyisipan tanaman kacang tanah. Jarak tanam juga berpengaruh terhadap semua variabel pengamatan, terutama komponen hasil; secara per individu tanaman, bobot tongkol tertinggi pada jarak tanam 90x20 cm sedangkan bobot tongkol per ha tertinggi pada jarak tanam tersempit (60x20 cm), yang berarti bahwa peningkatan kerapatan tanaman masih bisa dilakukan dalam upaya meningkatkan produktivitas tanaman jagung terutama yang disisipi tanaman kacang tanah, yaitu varietas Hypoma-1.
PENGARUH PENYISIPAN KACANG HIJAU TERHADAP PERTUMBUHAN DAN HASIL BEBERAPA GALUR HARAPAN PADI BERAS HITAM SISTEM IRIGASI AEROBIK Murni Nilawati; Wayan Wangiyana; Nihla Farida
Agros Journal of Agriculture Science Vol 25, No 2 (2023): edisi April
Publisher : Fakultas Pertanian, Universitas Janabadra

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.37159/jpa.v25i2.2768

Abstract

Black rice is a type of functional staple food that is very beneficial to human health, but its availability is scarce on the market so its production really needs to be increased. This study aimed to determine the effect of relay-planting mungbean between double rows of rice plants on growth and yield of several promising lines of black rice under aerobic irrigation systems. The experiment was conducted in Dasan Tebu village, West Lombok, from November 2020 to March 2021, which was arranged according to a Split Plot design with two treatment factors, namely black rice lines (G3; G9; G6 lines) as the main plots, and relay-planting of mungbean (P0: without; P1: with mungbean relay-planting) as the subplots. The results showed that the intercropping factor was more significant than the line differenes in increasing black rice yield. The effect of intercropping was more significant in increasing filled panicle number and grain yield per clump than in increasing black rice growth under aerobic irrigation systems. The interaction effect of treatment factors on grain yield per clump indicated that there were differences in the response between the promising lines of black rice to intercropping with mungbean, where the G6 line showed the highest increase in grain yield (43.6%) due to intercropping with mungbean with grain yield of 32.16 g/clump, followed by the G3 line (28.3%) with a grain yield of 33.61 g/clump, and the lowest was the G9 line (15.7%).INTISARIBeras hitam merupakan salah satu jenis bahan pangan pokok fungsional yang bermanfaat bagi kesehatan manusia, namun ketersediaannya langka di pasaran sehingga sangat perlu ditingkatkan produksinya. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui pengaruh penyisipan kacang hijau terhadap pertumbuhan dan hasil beberapa galur harapan padi beras hitam pada sistem irigasi aerobik. Percobaan dilakukan di Dusun Dasan Tebu, Lombok Barat, dari bulan November 2020 sampai Maret 2021, yang ditata menurut rancangan Split Plot dengan dua faktor perlakuan, yaitu galur padi beras hitam (galur G3; G9; G6) sebagai petak utama, dan penyisipan kacang hijau (P0: tanpa penyisipan; P1: dengan penyisipan kacang hijau antar barisan kembar padi beras hitam) sebagai anak petak. Hasil penelitian menunjukkan bahwa faktor tumpangsari lebih banyak menunjukkan pengaruh signifikan dibandingkan dengan perbedaan galur dalam meningkatkan hasil padi beras hitam. Tumpangsari tanam-sisip dengan kacang hijau lebih signifikan pengaruhnya dalam meningkatkan jumlah malai berisi dan hasil gabah per rumpun dibandingkan dengan pertumbuhan padi beras hitam pada sistem irigasi aerobik. Adanya pengaruh interaksi faktor perlakuan terhadap hasil gabah per rumpun menunjukkan adanya perbedaan respon antar galur harapan padi beras hitam terhadap penyisipan dengan tanaman kacang hijau, di mana galur G6 menunjukkan peningkatan hasil gabah tertinggi (43,6%) akibat tumpangsari dengan kacang hijau dengan hasil gabah 32.16 g/rumpun, disusul oleh galur G3 (28.3%) dengan hasil gabah 33.61 g/rumpun, dan terendah pada galur G9 (15.7%).
PENGARUH JARAK TANAM DAN APLIKASI PUPUK HAYATI MIKORIZA TERHADAP PERTUMBUHAN DAN HASIL TANAMAN KACANG HIJAU (Vigna radiata L.) PASCA PADI Dwi Ayu Sunarti; Wayan Wangiyana; Nihla Farida
Agros Journal of Agriculture Science Vol 26, No 2 (2024): Edisi Juli
Publisher : Fakultas Pertanian, Universitas Janabadra

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.37159/jpa.v26i2.4707

Abstract

Mungbean plants (Vigna radiata L.) are reported to be able to form a symbiotic relationship with Rhizobium bacteria and arbuscular mycorrhizal fungi (AMF) to increase grain yield. This research aims to determine the effect of planting distance and application of mycorrhiza biofertilizer on growth and yield of mungbean planted a paddy field following rice crop. The experiment was carried out at the Unram Farming, Narmada and the Microbiology Laboratory, Faculty of Agriculture, University of Mataram in May-September 2023. The experiment was arranged based on a factorial Randomized Block Design with six replications (blocks) and two treatment factors, namely plant spacing (J1= 35x20 cm; J2 = 25 x20 cm) and application of mycorrhiza biofertilizer (M0= without; M1= with mycorrhiza). The experimental results showed that the application of mycorrhiza biofertilizer significantly increased plant height, number of leaves, number of productive branches, dry stover weight, weight of filled pods, number of filled pods, number of grains, grain yield per clump, number of root nodules, percentage of AMF colonization on the roots, and number of spores. In contrast, planting distances only affected the number of productive branches, dry stover weight, weight of filled pods, number of filled pods, number of grains, grain yield per clump, weight of 100 seeds, number of root nodules, and the percentage of AMF colonization on the roots, which was higher at planting distance of 25 x 20 cm (J2). However, the interaction between the treatment factors was significant only on number of spores, with the highest number in the M1J2 treatment and the lowest in the M0J1 treatment.