Anak Ayu Sri Wahyuni
Departemen Psikiatri Fakultas Kedokteran, Universitas Udayana

Published : 15 Documents Claim Missing Document
Claim Missing Document
Check
Articles

Found 8 Documents
Search
Journal : E-Jurnal Medika Udayana

GAMBARAN STIGMA TERHADAP PENDERITA SKIZOFRENIA PADA MAHASISWA UNIVERSITAS UDAYANA Nurul Fatin; Ni Ketut Sri Diniari; Anak Ayu Sri Wahyuni
E-Jurnal Medika Udayana Vol 9 No 7 (2020): Vol 9 No 07(2020): E-Jurnal Medika Udayana
Publisher : Universitas Udayana

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.24843/MU.2020.V09.i7.P15

Abstract

ABSTRAK Skizofrenia merupakan salah satu gangguan mental yang banyak mendapatkan stigma negatifdari masyarakat, baik berupa stereotip, prasangka atau diskriminasi. Stigma yang berkembang padamasyarakat memberikan dampak negatif kepada penderita, seperti sulitnya berinteraksi dalamkehidupan sosial, sulit untuk mendapatkan pengobatan dan penurunan kualitas hidup penderitaskizofrenia. Penelitian bertujuan ini untuk mengetahui gambaran stigma terhadap penderitaskizofrenia pada mahasiswa Universitas Udayana. Serta untuk mengetahui tingkat stigma yangdiberikan oleh mahasiswa Universitas Udayana. Penelitian ini merupakan penelitian deskriptif crosssectional yang dilakukan di Universitas Udayana. Data dalam penelitian ini merupakan data primeryang diperoleh dari hasil penyebaran kuesioner. Data dianalisis dengan menggunakan program SPSS.Penelitian menunjukkan bahwa dari 120 responden, yang memberikan stereotip tinggi (1,7%)sedangkan stereotip rendah (98,3%), berprasangka tinggi (0,8%) sedangkan berprasangka rendah(99,2%), dan yang melakukan diskriminasi tinggi (3,3%) sedangkan diskriminasi rendah (96,7%).Berdasarkan penelitian stigma yang diberikan mahasiswa terhadap penderita skizofrenia yaitu stigmatinggi (5,8%) dan stigma rendah (94,2%). Terdapat mahasiswa yang memberikan stigma berdasarkanstereotip, prasangka dan diskriminasi kepada penderita skizofrenia, baik tingkat stigma tinggi maupunstigma rendah. Kata Kunci: Skizofrenia, stigma, stereotip, prasangka, diskriminasi, mahasiswa ABSTRACT Schizophrenia is one of mental illness that gets a lot of negative stigma from the community, whether in the form of stereotips, prejudice or discrimination. Stigma that develops in society has anegative impact on patients, such as the difficult to interact in social life, difficult to get treatment anddecrease the quality of life for people with schizophrenia. The purpose of this study is to determinethe description of stigma against schizophrenics in Udayana University students. To determine thelevel of stigma given by students. This study is a cross-sectional descriptive study conducted atUdayana University. The data in this study is primary data obtained from the questionnairedistribution. Data were analyzed using SPSS program. The results showed that of 120 respondents,who give high stereotypes (1.7%) while low stereotypes (98.3%), high prejudice (0.8%) while lowprejudice (99.2%), and who give high discrimination is (3.3%) while low discrimination (96.7%).Based on the research stigma given by students to schizophrenic patients is high stigma (5.8%) andlow stigma (94.2%). There are students who provide stigma based on stereotypes, prejudice anddiscrimination to schizophrenics, both high stigma and low stigma. Keywords: Schizophrenia, stigma, stereotypes, prejudice, discrimination, student
HUBUNGAN TINGKAT DEPRESI PADA REMAJA DENGAN PRESTASI AKADEMIS SISWA SMA NEGERI 4 DENPASAR Anak Agung Istri Praptikaningtyas; Anak Ayu Sri Wahyuni; Luh Nyoman Alit Aryani
E-Jurnal Medika Udayana Vol 8 No 7 (2019): Vol 8 No 7 (2019): E-Jurnal Medika Udayana
Publisher : Universitas Udayana

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (255.387 KB)

Abstract

Depresi merupakan gangguan medis yang mempengaruhi perasaan dan pikiran berupa perasaan sedihyang terus menerus dan adanya rasa hilang minat sebelum melakukan suatu aktivitas. Salah satu dampakdepresi pada remaja adalah terkait dengan prestasi akademis. Tujuan penelitian ini adalah untukmengetahui distribusi dan hubungan antara tingkat depresi pada remaja dan prestasi akademis siswaSMA Negeri 4 Denpasar. Penelitian ini menggunakan metode analitik potong lintang. Subjek penelitianini adalah 150 siswa SMA Negeri 4 Denpasar tahun ajaran 2017/2018. Data penelitian ini adalah dataprimer berupa kuisioner BDI-II dan nilai rapot siswa yang diambil langsung oleh peneliti. Dari 150sampel diperoleh 105 siswa (70%) tidak mengalami depresi, 32 siswa (21,3%) mengalami depresiringan, 10 siswa (6,7%) mengalami depresi sedang, dan 3 siswa (2%) mengalami depresi berat. Hasiluji Kendall’s tau_b diperoleh hubungan yang lemah antara tingkat depresi pada remaja dengan prestasiakademis. Arah hubungan antara depresi pada remaja dengan prestasi akademis bersifat negatif. Kata kunci: Remaja, Tingkat Depresi, Prestasi Akademis
MELATONIN DAN MELATONIN RECEPTOR AGONIST SEBAGAI PENANGANAN INSOMNIA PRIMER KRONIS Ni Luh Putu Ayu Maha Iswari; Anak Ayu Sri Wahyuni
E-Jurnal Medika Udayana vol 2 no4 (2013):e-jurnal medika udayana
Publisher : Universitas Udayana

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (122.633 KB)

Abstract

Melatonin is a hormone that has an important role in the mechanism of sleep. Hypnotic effects of melatonin and melatonin receptor agonist are mediated via MT1 and MT2 receptors, especially in circadian rhythm pacemaker, suprachiasmatic nucleus, which is worked on the hypothalamic sleep switch. This mechanism is quite different with the GABAergic drugs such as benzodiazepine. Agonist melatonin triggers the initiation of sleep and normalize circadian rhythms so that makes it easier to maintain sleep. The main disadvantage of melatonin in helping sleep maintenance on primary insomnia is that the half life is very short. The solution to this problem is the use of prolonged-release melatonin and melatonin receptor agonist agents such as ramelteon. Melatoninergic agonist does not cause withdrawal effects, dependence, as well as cognitive and psychomotor disorders as often happens on the use of benzodiazepine.  
PREVALENSI DAN FAKTOR RISIKO DEPRESI POSTPARTUM DI KOTA DENPASAR MENGGUNAKAN EDINBURGH POSTNATAL DEPRESSION SCALE I Komang Prayoga Ariguna Dira; Anak Ayu Sri Wahyuni
E-Jurnal Medika Udayana Vol 5 No 7 (2016): E-jurnal medika udayana
Publisher : Universitas Udayana

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (202.099 KB)

Abstract

Periode kehamilan dan melahirkan merupakan periode kehidupan yang penuh dengan potensi stres. Seorang wanita dalam periode kehamilan dan periode postpartum cenderung mengalami stres yang cukup besarkarena keterbatasan kondisi fisik yang membuatnya harus membatasi aktivitas dan mengalami proses adaptasi menjadi seorang ibu. Periode ini memiliki potensi terjadinya depresi postpartum. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui prevalensi serta faktor risiko yang mempengaruhi depresi postpartum pada ibu yang melahirkan di kota Denpasar. Metode: Subjek penelitian adalah 44 ibu yang melahirkan di Rumah Sakit Umum Sanglah Denpasar, Puskesmas Pembantu Dauh Puri dan bidan praktek swasta di kota Denpasar. Penelitian ini menggunakan dua alat skrining Edinburgh Postnatal Depression Scale (EPDS). Data dianalisa dengan statistical product and service solution (SPSS). Hasil: Prevalensi depresi postpartum di kota denpasar menggunakan skoring EPDS sebanyak 9 ibu (20,5%). Sebanyak 4 ibu (9,1%) membutuhkan pemantuan ekstra. Faktor resiko yang didapat dalam penelitian ini adalah riwayat pendidikan ibu yang rendah, primipara, umur,memiliki riwayat anak meninggal dan kehamilan tidak diharapkan. Simpulan: Prevalensi depresi postpartum dikota Denpasar berdasarkan skor EPDS adalah 20,5%.
GAMBARAN DEPRESI PADA ORANG LANJUT USIA DI PERHIMPUNAN WERDHA SEJAHTERA (PWS) KOTA DENPASAR G.A. Ade Cahayani Saraswati; Anak Ayu Sri Wahyuni
E-Jurnal Medika Udayana Vol 8 No 9 (2019): Vol 8 No 9 (2019): E-Jurnal Medika Udayana
Publisher : Universitas Udayana

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (311.389 KB)

Abstract

Peningkatan umur harapan hidup penduduk di dunia menyebabkan terjadinyapergeseran trend penyakit menjadi penyakit tidak menular, salah satunya depresi.Gangguan psikiatri seperti depresi seringkali dilewatkan oleh pekerja kesehatan, makadari itu, gambaran depresi pada orang lanjut usia perlu diketahui. Penelitian inimerupakan studi observasional cross-sectional deskriptif, menggunakan instrumentpenelitian berupa kuesioner Geriatric Depression Scale Short Form (GDS-S), diisi oleh30 orang lansia anggota Perhimpunan Werdha Sejahtera (PWS) Kota Denpasar. Hasilpenelitian menunjukkan sebesar 6,7% lansia anggota PWS Kota Denpasar menderitadepresi ringan. Depresi ringan ditemukan pada lansia berjenis kelamin wanita, lansiaberagama Hindu, lansia yang menikah, lansia yang tinggal bersama keluarga di rumah,lansia yang tidak memiliki penghasilan tetap setiap bulan dan yang memilikipenghasilan tetap setiap bulan, lansia dengan pendidikan terakhir Sekolah Dasar (SD)dan dengan pendidikan terakhir lebih tinggi dari Sekolah Menengah Atas (SMA), lansiayang menderita penyakit kronis dan tidak menderita penyakit kronis, dan lansia yangmengonsumsi satu jenis obat dan yang tidak mengonsumsi obat. Penelitian inimerupakan studi observasional cross-sectional deskriptif dan tidak meneliti lebih lanjutmengenai hubungan antara tingkat depresi dengan data demografi lansia anggota PWSKota Denpasar. Kata kunci: depresi, lanjut usia, Geriatric Depression Scale Short Form (GDS-S)
GAMBARAN KARAKTERISTIK PASIEN GANGGUAN BIPOLAR DI RUMAH SAKIT UMUM PUSAT SANGLAH DENPASAR, BALI Jourdan Wirasugianto; Cokorda Bagus Jaya Lesmana; Luh Nyoman Alit Aryani; Anak Ayu Sri Wahyuni
E-Jurnal Medika Udayana Vol 10 No 1 (2021): Vol 10 No 01(2021): E-Jurnal Medika Udayana
Publisher : Universitas Udayana

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.24843/MU.2021.V10.i1.P06

Abstract

Gangguan bipolar merupakan gangguan kronis berulang ditandai dengan munculnya fluktuasi keadaan mood dan energi. Gangguan bipolar adalah salah satu penyebab kecacatan di kalangan anak muda, yang menyebabkan gangguan kognitif dan fungsional. Berdasarkan data Riskesdas pada tahun 2013, prevalensi gangguan mental emosional yang ditandai dengan adanya gejala depresi serta kecemasan usia 15 tahun ke atas mencapai sekitar 6% dari jumlah penduduk di Indonesia. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui gambaran karakteristik pasien gangguan bipolar di RSUP Sanglah Denpasar, Bali. Penelitian dilakukan dengan metode deskriptif studi potong lintang. Sampel dipilih dari populasi berdasarkan kriteria inklusi dan eksklusi. Analisis data menggunakan software SPSS 25.0 untuk mendapatkan karakteristik gangguan bipolar. Hasil penelitian menunjukkan range usia 57 tahun dengan mean yaitu 32,75 tahun serta didominasi oleh jenis kelamin perempuan (53,5%). Pekerjaan sebagai pegawai swasta terbanyak ditemukan sebesar 56,3%. Sekolah Menengah Atas merupakan pendidikan terakhir yang paling banyak ditemukan dengan persentase 47,9% dan sebagian besar pasien berada dalam status belum menikah (76,1%). Tipe gangguan bipolar F31.2 mayoritas ditemukan yaitu sebanyak 45,1% dan pasien rawat inap dengan kunjungan pertama <7 hari (67,2%) didapatkan paling banyak. Secara keseluruhan, risperidone (17,2%) dan olanzapine (15,3%) merupakan obat yang paling sering digunakan untuk pasien gangguan bipolar. Penelitian ini bermanfaat guna memberikan wawasan mengenai gambaran karakteristik pasien gangguan bipolar. Kata Kunci: Gangguan Bipolar, Karakteristik, Klasifikasi
GAMBARAN KARAKTERISTIK PASIEN GANGGUAN BIPOLAR DI RUMAH SAKIT UMUM PUSAT SANGLAH DENPASAR, BALI Jourdan Wirasugianto; Cokorda Bagus Jaya Lesmana; Luh Nyoman Alit Aryani; Anak Ayu Sri Wahyuni
E-Jurnal Medika Udayana Vol 10 No 11 (2021): Vol 10 No 11(2021): E-Jurnal Medika Udayana
Publisher : Universitas Udayana

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.24843/MU.2021.V10.i11.P05

Abstract

Gangguan bipolar merupakan gangguan kronis berulang ditandai dengan munculnya fluktuasi keadaan mood dan energi. Gangguan bipolar adalah salah satu penyebab kecacatan di kalangan anak muda, yang menyebabkan gangguan kognitif dan fungsional. Berdasarkan data Riskesdas pada tahun 2013, prevalensi gangguan mental emosional yang ditandai dengan adanya gejala depresi serta kecemasan usia 15 tahun ke atas mencapai sekitar 6% dari jumlah penduduk di Indonesia. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui gambaran karakteristik pasien gangguan bipolar di RSUP Sanglah Denpasar, Bali. Penelitian dilakukan dengan metode deskriptif studi potong lintang. Sampel dipilih dari populasi berdasarkan kriteria inklusi dan eksklusi. Analisis data menggunakan software SPSS 25.0 untuk mendapatkan karakteristik gangguan bipolar. Hasil penelitian menunjukkan range usia 57 tahun dengan mean yaitu 32,75 tahun serta didominasi oleh jenis kelamin perempuan (53,5%). Pekerjaan sebagai pegawai swasta terbanyak ditemukan sebesar 56,3%. Sekolah Menengah Atas merupakan pendidikan terakhir yang paling banyak ditemukan dengan persentase 47,9% dan sebagian besar pasien berada dalam status belum menikah (76,1%). Tipe gangguan bipolar F31.2 mayoritas ditemukan yaitu sebanyak 45,1% dan pasien rawat inap dengan kunjungan pertama <7 hari (67,2%) didapatkan paling banyak. Secara keseluruhan, risperidone (17,2%) dan olanzapine (15,3%) merupakan obat yang paling sering digunakan untuk pasien gangguan bipolar. Penelitian ini bermanfaat guna memberikan wawasan mengenai gambaran karakteristik pasien gangguan bipolar. Kata Kunci: Gangguan Bipolar, Karakteristik, Klasifikasi
PERBEDAAN TINGKAT INSOMNIA LANSIA YANG TINGGAL DI PANTI SOSIAL TRESNA WERDHA DENGAN LANSIA YANG TINGGAL DENGAN KELUARGA Tjokorda Istri Apriliyanty Pemayun; Ni Ketut Sri Diniari; Anak Ayu Sri Wahyuni; Cokorda Bagus Jaya Lesmana
E-Jurnal Medika Udayana Vol 11 No 12 (2022): E-Jurnal Medika Udayana
Publisher : Universitas Udayana

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar

Abstract

ABSTRAK Insomnia adalah gangguan tidur yang ditandai dengan ketidakpuasan seseorang terhadap kualitas dan kuantitas tidur sehingga mengganggu aktivitas sehari-hari. Insomnia sering diderita oleh lansia terutama yang tinggal di panti sosial. Faktor lingkungan seperti tempat tinggal dapat menjadi penyebab terjadinya gangguan tidur insomnia. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui perbedaan tingkat insomnia lansia yang tinggal di Panti Sosial Tresna Werdha dengan lansia yang tinggal dengan keluarga. Penelitian ini dilaksanakan pada bulan Maret hingga bulan April 2022 dengan metode cross-sectional deskriptif komparatif. Pada penelitian ini, jumlah responden yang diperoleh di Panti Sosial Tresna Werdha sebanyak 15 responden dan jumlah responden yang tinggal dengan keluarga sebanyak 35 responden. Total responden pada penelitian ini adalah 50 responden. Tingkat Insomnia dinilai dengan Insomnia Severity Index (ISI). Data primer diperoleh melalui pengisian kuisioner oleh responden. Pada lansia yang tinggal dengan keluarga diperoleh 26 responden (74,3%) tidak mengalami insomnia dan 9 responden (25,7%) mengalami insomnia ringan. Sedangkan lansia yang tinggal di Panti Sosial Tresna Werdha sebanyak 7 responden (46,7%) mengalami insomnia ringan, 6 responden (40%) mengalami insomnia sedang dan 2 orang responden tidak mengalami insomnia (13,3%). Lansia yang tinggal di Panti Sosial Tresna Werdha sebagian besar mengalami insomnia yaitu insomnia ringan dan insomnia sedang. Sedangkan sebagian besar lansia yang tinggal dengan keluarga tidak mengalami insomnia. Kata kunci : Tingkat Insomnia., Lansia., Panti Sosial Tresna Werdha., Keluarga