Dwi Nugraheni Rositawati
Program Studi Pendidikan Fisika FKIP Universitas Sanata Dharma Paingan, Maguwohardjo, Depok, Sleman, Yogyakarta

Published : 3 Documents Claim Missing Document
Claim Missing Document
Check
Articles

Found 3 Documents
Search

KAJIAN BERPIKIR KRITIS PADA METODE INKUIRI Dwi Nugraheni Rositawati
Prosiding SNFA (Seminar Nasional Fisika dan Aplikasinya) 2018: Prosiding SNFA (Seminar Nasional Fisika dan Aplikasinya) 2018
Publisher : Universitas Sebelas Maret

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (621.379 KB) | DOI: 10.20961/prosidingsnfa.v3i0.28514

Abstract

Abstract: This study examines the fundamental things of the Inquiry Method that can be used to improve critical thinking skills. The purpose of this study are: a) Knowing the mechanism of the Inquiry Method can be used to improve critical thinking skills, b) Knowing the steps of critical thinking, c) Knowing the characteristics of critical thinking, d) Knowing the supporting components of the increasing critical thinking skills by applying inquiry method, and e) Knowing the role of supporting components and their influence in improving critical thinking skills by applying inquiry methods. The results of the study revealed that critical thinking consisted of six sub-abilities which became the core of critical thinking skills, namely interpretation, analysis, evaluation, inference, explanation, and self-regulation. The steps of the Inquiry method are the foundation for critical thinking and can be used as a "thinking map". The process of reasoning in a systematic, logical and deep manner accompanied by scientific arguments along with evidence in the form of accurate data/information so that conclusions can be used to train critical thinking. The dominant supporting component that can influence the increase in critical thinking skills using inquiry methods is motivation and learning environment.Abstrak: Penelitian ini mengkaji hal-hal mendasar pada Metode Inkuiri yang dapat digunakan untuk meningkatkan kemampuan berpikir kritis. Tujuan dari penelitian ini adalah: a) Mengetahui mekanisme Metode Inkuiri dapat digunakan untuk meningkatkan kemampuan berpikir kritis, b) Mengetahui langkah-langkah berpikir kritis, c) Mengetahui karakteristik berpikir kritis, d) Mengetahui komponen-komponen pendukung terjadinya peningkatan kemampuan berpikir kritis dengan penerapan metode inkuiri, dan e) Mengetahui peranan komponen pendukung  dan pengaruhnya dalam meningkatkan kemampuan berpikir kritis dengan penerapan metode inkuiri. Hasil penelitian mengungkapkan bahwa berpikir kritis terdiri dari enam sub-kemampuan yang menjadi inti kemampuan berpikir kritis yaitu interpretasi, analisis, evaluasi, inferensi, eksplanasi dan regulasi diri. Langkah-langkah metode Inkuiri merupakan landasan untuk berpikir kritis dan dapat digunakan sebagai “peta berpikir”. Proses penalaran secara sistematis, logis dan mendalam yang disertai argumentasi ilmiah beserta bukti berupa data/informasi yang akurat sehingga diperoleh kesimpulan yang dapat dipertanggungjawabkan dapat digunakan untuk melatih berpikir kritis. Komponen pendukung yang dominan dapat mempengaruhi terjadinya peningkatan kemampuan berpikir kritis dengan menggunakan metode inkuiri adalah motivasi dan lingkungan belajar.
TERHADAP KEMAMPUAN BERPIKIR KRITIS PADA MATA PELAJARAN IPA Dwi Nugraheni Rositawati; Gregorius Ari Nugrahanta
Prosiding SNFA (Seminar Nasional Fisika dan Aplikasinya) 2018: Prosiding SNFA (Seminar Nasional Fisika dan Aplikasinya) 2018
Publisher : Universitas Sebelas Maret

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (567.631 KB) | DOI: 10.20961/prosidingsnfa.v3i0.28516

Abstract

Abstract: This research applies a guided inquiry method that is used to improve critical thinking skills in cognitive categories, general and special affective disposition categories and to determine the difference in the proportion of scores of six critical thinking elements in the cognitive category of fifth-grade students in four Kanisius elementary schools in Yogyakarta. The type of research used quantitative research. Critical thinking ability in the cognitive category is known from the results of the pretest and posttest scores which are arranged based on the test essays of a case. Whereas to measure the critical thinking skills of general and special affective disposition categories, a questionnaire with a Lickert scale was used which was filled out by the students. The application of the inquiry method in the science course further enhances critical thinking skills in the cognitive category compared to critical thinking skills in general and special affective disposition categories of fifth-grade students in four Kanisius Elementary Schools in Yogyakarta. There is a difference in the proportion of the increase in the score of six elements of critical thinking in the cognitive category in class V students in four Kanisius Elementary Schools in Yogyakarta. The increase in the six elements can be sorted from the highest to the lowest increase, namely interpretation, analysis, self-regulation, inference, evaluation, and explanation.Abstrak: Penelitian ini menerapkan metode inkuiri terbimbing yang digunakan untuk meningkatkan kemampuan berpikir kritis pada kategori kognitif, kategori disposisi afektif umum dan khusus serta untuk mengetahui perbedaan proporsi skor enam unsur berpikir kritis kategori kognitif siswa kelas V di empat SD Kanisius Yogyakarta. Jenis penelitian yang digunakan adalah penelitian kuantitatif. Kemampuan berpikir kritis pada kategori kognitif diketahui dari hasil nilai Pretest dan posttest yang disusun berdasarkan test essay suatu kasus. Sedangkan untuk mengukur kemampuan berpikir kritis kategori disposisi afektif umum dan khusus digunakan kuesioner dengan skala Lickert yang diisi oleh para siswa. Penerapan metode inkuiri pada matapelajaran IPA lebih meningkatkan kemampuan berpikir kritis pada kategori kognitif dibanding kemampuan berpikir kritis pada kategori disposisi afektif umum dan khusus dari para siswa kelas V di empat SD Kanisius Yogyakarta. Ada perbedaan proporsi kenaikan skor enam unsur berpikir kritis kategori kognitif pada siswa kelas V di empat SD Kanisius Yogyakarta. Kenaikan yang terjadi pada enam unsur tersebut dapat diurutkan dari yang paling tinggi kenaikannya sampai yang paling rendah, yaitu interpretasi, analisis, regulasi diri, inferensi, evaluasi, dan eksplanasi.
Penerapan Model Pembelajaran Berbasis Pedagogi Ignasian pada Mata Kuliah Termodinamika Dwi Nugraheni Rositawati
Prosiding SNFA (Seminar Nasional Fisika dan Aplikasinya) 2017: Prosiding SNFA (Seminar Nasional Fisika dan Aplikasinya) 2017
Publisher : Universitas Sebelas Maret

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (704.404 KB) | DOI: 10.20961/prosidingsnfa.v2i0.16362

Abstract

Abstract: This research aims to improve academic ability and help students to be able to find the values of life that it is useful to become a whole person. This research is a research of learning that it was prepared by Ignatian Pedagogical Paradigm. The key elements in the system of Ignatian Pedagogical Paradigm are the context-experience-reflection-action-evaluation. The system is applied by lecture every meeting. Experience excavations are conducted in the laboratories that it enables students to study independently and in groups with experiment, viewing videos, working on questions, describing state diagrams, giving examples of everyday phenomena, presentations and trying to derive equations. The students reflect their experience and action to find the values of Ignatian Spirituality that it is useful for the development of student life into a whole person gained by  3C (competence, conscience and compassion) . The evaluation is done with observing the improvement of academic ability and the invention of life values. Implementation of Ignatian pedagogy in thermodynamics course has been able to improve academic and non academic ability of the students. The academic achievement is indicated by increasing the value of IPS and IPK. While non-academic achievement is indicated by the discovery of life values such as awareness of the need to advance, unyielding spirit, confidence, caring, discipline, systematic thinking, logical, conscientious, respecting process, independent, imaginative, responsible, self-handling, caring and moving to always try to get better.Abstrak: Penelitian ini bertujuan untuk meningkatkan kemampuan akademik dan membantu mahasiswa untuk dapat menemukan nilai-nilai kehidupan yang berguna untuk menjadi pribadi yang utuh. Penelitian ini merupakan penelitian pembelajaran yang disusun dengan berbasis Pedagogi Ignasian. Unsur-unsur pokok yang merupakan sistem pada Pedagogi Ignasian adalah konteks-pengalaman-refleksi-aksi-evaluasi. Sistem tersebut diaplikasikan pada setiap pertemuan. Penggalian pengalaman dilakukan di laboratorium yang memungkinkan mahasiswa untuk aktif belajar secara mandiri dan kelompok yaitu dengan praktikum, melihat video, mengerjakan soal, menggambarkan diagram keadaan, memberikan contoh fenomena sehari-hari yang terkait dengan materi, presentasi dan mencoba menurunkan persamaan. Melalui refleksi antara pengalaman dan aksi, mahasiswa diajak untuk mampu menemukan nilai-nilai Spiritualitas Ignasian yang berguna untuk perkembangan hidup mahasiswa menjadi pribadi yang utuh yang diperoleh dengan mengasah 3C (competence, conscience dan compassion). Evaluasi dilakukan dengan mengamati peningkatan kemampuan akademik dan penemuan nilai-nilai kehidupan. Penerapan Pedagogi Ignasian pada mata kuliah Termodinamika telah dapat meningkatkan kemampuan akademik  dan non akademik mahasiswa. Peningkatan prestasi akademik diindikasikan dengan peningkatan nilai IPS dan IPK. Sedangkan prestasi non akademik diindikasikan dengan diketemukannya nilai-nilai kehidupan seperti kesadaran akan kebutuhan untuk maju, semangat pantang menyerah, percaya diri, kepedulian, disiplin, berpikir sistematis, logis, teliti, menghargai proses, mandiri, imajinatif, bertanggung jawab, mengatasi diri, bekerjasama, dan tergerak untuk selalu berusaha menjadi lebih baik.