Claim Missing Document
Check
Articles

Found 3 Documents
Search

Gambaran spesies candida penyebab kandidiasis vulvovaginalis rekuren di RSUP Haji Adam Malik Medan Deryne Anggia Paramita; Kristina Nadeak; Richard Hutapea
Majalah Kedokteran Nusantara The Journal Of Medical School Vol 47, No 2 (2014): The Journal of Medical School
Publisher : Fakultas Kedokteran USU

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar

Abstract

Introduction : Recurrent vulvovaginal candidiasis (RVVC) is an episode four times or more vulvovaginal candidiasis within 12 months, nearly 85% up to 95% are caused by Candida albicans. The rest 10% to 20% are caused by non-albicans species. RVVC caused by non-albicans species is clinically indistinguishable from that caused by Candida albicans, and non-albicans species usually are more resistant to therapy.Objective : To reveal which is the most Candida species that cause recurrent vulvovaginal candidiasis in Haji Adam Malik General Hospital MedanMethod : Cross sectional study was conducted in August-September 2012, involving 30 people with RVVC. To each subject, vaginal swab examination, culture and fermentation test was done to see Candida species.Result : The study found the following results: Candida albicans (43.3%) Candida parapsilosis (16.6%), Candida tropicalis (10%), Candida glabrata (6.7%), Candida lusitinae (6.7%), Candida guiliermondi (6.7%), Candida kefyr (6.7%), Candida catenulata (3.3%)Conclusion : Candida albicans is the most widely Candida species that cause RVVC in Haji Adam Malik General Hospital Keywords: recurrent candidiasis vulvovaginalis, Candida species
Proporsi sifilis dini dan karakteristik wanita risiko tinggi di kabupaten Karo Rini Chrisna; Kristina Nadeak; Richard Hutapea
Majalah Kedokteran Nusantara The Journal Of Medical School Vol 46, No 3 (2013): The Journal of Medical School
Publisher : Fakultas Kedokteran USU

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar

Abstract

Introduction : Syphilis is chronic sexually transmited infection caused by Treponema pallidum (T. pallidum). The incidence of syphilis was high that its became important to prevent the spread. Karo Regency was selected as location of this study because it is a tourist area and having some locations of prostitution.To find proportion of early syphilis and characteristic of high risk women in Karo regencyMethods : This is a cross sectional descriptive study on 29 high risk women with early syphilis in Sempajaya, Kuta Bangun and Tiga Binanga, Karo Regency. Diagnosis of early syphilis established based on anamnesis, physical examination and serologic tests VDRL/TPHA.Result : Three cases of early latent syphilis were found in Karo Regency which two cases of early latent syphilis were found in Sempajaya and one case of early latent syphilis was found in Tiga Binanga. Most of the case was found at the age of 26- 35 years old group (34.5%). The majority of the ethnic is Karo (37.8%). The majority of patient’s education is elementary school (37.9%). Early syphilis mostly suffered by commercial sex worker (51.7%) and married (72.4%).Conclusion : Proportion of early syphilis in Karo Regency was 10.3%. Proportion of early syphilis in Sempajaya was 6.9%. Proportion of early syphilis in Tiga Binanga was 3.2%. Proportion of early latent syphilis was 100%. The high risk women mostly found in group of 26-35 years old, the ethnic is Karo, elementary school graduate, commercial sex worker and have been married.Key words : proportion; early syphilis; high risk women
GIANT KONDILOMA AKUMINATA ANAL PADA SEORANG PRIA HOMOSEKSUAL YANG MENDERITA HIV Wizar Putri Mellaratna; Kristina Nadeak; Yuziani Yuziani
AVERROUS: Jurnal Kedokteran dan Kesehatan Malikussaleh Averrous, Vol.8 : No.1 (Mei 2022)
Publisher : Fakultas Kedokteran Universitas Malikussaleh

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.29103/averrous.v8i1.7245

Abstract

Pendahuluan : Giant kondiloma akuminata sering dikaitkan dengan HPV tipe 6 dan 11, namun memiliki perbedaan dengan kondiloma anal pada umumnya, seperti papilomatosis yang berbatas tegas, akantosis, rete ridges yang memanjang, dan meningkatnya aktivitas mitosis. Kasus: Pria, umur 33 tahun, dengan keluhan muncul benjolan yang menyerupai kembang kol di sekitar lubang dubur yang terasa gatal sejak 1 tahun yang lalu.  Pemeriksaan status venereologis didapatkan nodul vegetasi, berukuran 8x5x1 cm3, multipel, berbentuk seperti kembang kol, permukaan verokosa, batas tegas, berkelompok, konsistensi padat, warna hiperpigmentasi, tidak dapat digerakkan dan nyeri jika ditekan pada area perianal. Lesi tersebut tidak mudah berdarah. Pasien sudah mendapatkan penotolan TCA (50%) sebanyak tujuh kali namun belum tampak perbaikan, sehingga selanjutnya dilakukan eksisi lesi oleh dokter bedah. Setelah dilakukan pembedahan tampak ada perbaikan lesi. Diskusi: giant kondiloma akuminata merupakan massa eksofitik yang berukuran besar, dapat disertai dengan keluhan gatal, nyeri, perdarahan dan fistel pada lesi. pemeriksaan histopatologi kondiloma akuminata dan giant kondiloma akuminata sangat sulit dibedakan. Mikroskopis giant kondiloma akuminata menunjukkan epitel skuamous berlapis yang mengalami hiperkeratosis, parakeratosis, akantosis dan papilomatosis dengan sedikit sel-sel atypia. Pada epitel juga ditemukan koilositosis. Pada jaringan fibrokolagen didapatkan infiltrat inflamasi kronik. bedah eksisi merupakan terapi lini pertama untuk giant kondiloma akuminata, dengan tingkat kesuksesan mencapai (63-91%) diikuti tingkat relaps yang rendah. Kesimpulan : giant kondiloma akuminata (Buschke-Löwenstein) merupakan penyakit yang sering mengenai kelompok imunosupresif. Giant kondiloma akuminata dapat merupakan prekursor karsinoma sel skuamosa sehingga harus didiagnosis secara tepat dan segera diterapi. Terapi eksisi merupakan terapi lini pertama untuk giant kondiloma akuminata.