Perancangan pembangkit listrik tenaga surya di suatu lokasi sangat dipengaruhi oleh intensitas radiasi matahari, sebab variabel tersebut memiliki pengaruh terhadap daya keluaran yang dihasilkan panel surya. Data ini umumnya bisa didapatkan dari lembaga pemerintah seperti BMKG atau NASA, namun data tersebut hanya tersedia untuk wilayah tertentu saja. Pengukuran radiasi matahari secara langsung perlu dilakukan untuk memenuhi kebutuhan data yang tidak tersedia. Alat yang digunakan untuk mengukur radiasi matahari umumnya menggunakan pyranometer, namun pyranometer konvensional harganya relatif mahal. Pyranometer dapat dibuat lebih murah dengan cara menggunakan sensor photovoltaic sebagai pengganti sensor radiasi matahari. Agar Proses pengukuran lebih mudah dan portabel, pengiriman data dari sensor dilakukan secara wireless, dan untuk memudahkan mengolah data tersebut lebih lanjut dilakukan proses akusisi data. Dari proses pengujian didapatkan, akurasi sensor photovoltaic pyranometer memiliki error 14,13 % dengan error pengiriman data sebesar 0,43 %. Proses akusisi data berjalan dengan baik, sudah dapat menampilkan grafik dan menampilkan data lampau.