Claim Missing Document
Check
Articles

Found 3 Documents
Search

MUSIK DAN SEKSUALITAS DALAM NOVEL DIE KLAVIERSPIELERIN KARYA ELFRIEDE JELINEK (Music and Sexuality in Elfriede Jelinek’s Novel “Die Klavierspielerin”) Hapitta, Okky Dwi; Aksa, Yati; Noorman, Safrina
METASASTRA: Jurnal Penelitian Sastra Vol 8, No 1 (2015)
Publisher : Balai Bahasa Jawa Barat

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.26610/metasastra.2015.v8i1.91-104

Abstract

Musik banyak diangkat menjadi tema dalam karya-karya yang ditulis Jelinek. Dalam novel Die Klavierspielerin  yang terbit tahun 1983, Jelinek mengangkat tema musik. Tulisan ini bertujuan untuk mengungkapkan fungsi musik dan keterkaitannya dengan seksualitas tokoh utama. Kajian ini dilandasi oleh teori fungsi musik yang dikemukakan Alan P. Merriam, teori seksualitas yang dikemukakan oleh Padgug, serta teori seksualitas yang berkaitan dengan relasi kuasa yang dikemukakan oleh M. Foucault. Hasil analisis menunjukkan bahwa di dalam novel tersebut terdapat fungsi musik sebagai representasi simbolis yang dijadikan sarana antar tokoh untuk saling menekan antara ibu terhadap Erika sebagai anak, Erika sebagai guru terhadap Klemmer sebagai murid. Musik juga memunculkan relasi kuasa yang mempengaruhi seksualitas Erika.Abstract: Music was mostly taken as a theme in many works written by Jelinek.  In the Die Klavierspielerin novel  published in 1983, Jelinek took theme of music. The study is aimed at revealing music function  and its links with the main character’s sexuality. This study is based on music function theory introduced by Alan P. Merriam, sexuality theory introduced by Padgug, and sexuality theory concerning power relation introduced by M. Foucault. The  results of analysis indicate that in the novel there are musical functions as symbolic representation used as a reference between characters to repress each other, such as,  mother to Erika as a child, Erika as a teacher to Klemmer as a student.
KETERASINGAN ORANG TURKI DI JERMAN DALAM ROMAN REMAJA BERBAHASA JERMAN YILDIZ HEIβT STERN KARYA ISOLDE HEYNE Okky Dwi Hapitta
Jurnal Sora : Pernik Studi Bahasa Asing Vol 4 No 1 (2019): Jurnal SORA
Publisher : Sekolah Tinggi Bahasa Asing (STBA) Yapari-ABA Bandung

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (641.376 KB) | DOI: 10.58359/jurnal_sora.v4i1.29

Abstract

Meningkatnya jumlah orang Turki yang datang ke Jerman menyebabkan terbentuknya kelompok sosial baru di Jerman. Kehadiran orang-orang Turki dan kelompok sosial tersebut, menambah dampak tersendiri bagi kehidupan sosial orang Jerman. Salah satu gerakan perlawanan kelompok-kelompok tertentu yang tidak suka akan kehadiran orang Turki di Jerman dilakukan oleh kelompok Skinhead yang merupakan subkultur dari Neo-Nazi (kelompok radikalisme sayap kanan). Penolakan kelompok Skinhead terhadap orang Turki tersebut, membuat orang-orang Turki merasa asing di Jerman. Keterasingan yang dirasakan orang Turki menjadi latar belakang Isolde Heyne dalam menulis roman remaja berjudul Yildiz Heiβt Stern (1994). Bentuk-bentuk keterasingan dalam narasi novel merupakan bentuk rasisme. Orang-orang Turki juga mengalami perasaan terasing dan aneh di Jerman. Dalam penelitian ini, penulis menggunakan konsep othering atau meliyankan orang lain yang dianggap tidak sama yang dikemukakan oleh Gayatri Spivak (2008).
The Identity of the Main Character in Youth Novel "Yildiz heißt Stern" by Isolde Heyne Okky Dwi Hapitta; Audrey Gabriella Titaley
Nusantara Science and Technology Proceedings Internationale Konferenz des Indonesischen Germanistenverbandes (iKoniG)
Publisher : Future Science

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.11594/nstp.2022.1922

Abstract

Life in another country with a different culture can lead to anxious lives, as the Turkish main characters experience in Isolde Heyne's youth novel “Yildiz heißt Stern”. That is what this study is about, and it aims to portray the personal development of the two main characters. For this reason, theories related to identity theory, cultural studies and narratology have been applied. The results of the analysis confirm that the main characters can adapt well within a known radius. Only after the main characters have overcome difficulties in life due to their identity and accepted them do they learn to deal with German culture. At the same time, they can also be influenced personally and culturally by it.