Claim Missing Document
Check
Articles

Found 2 Documents
Search

Membangun Sense Of Belonging Masyarakat Melalui Pemanenan Air Hujan Dalam Telaah Ecology Citizenship Dewi Gunawati
PKn Progresif: Jurnal Pemikiran dan Penelitian Kewarganegaraan Vol 15, No 1 (2020): Jurnal PKn Progresif Volume 15 Nomor 1 Juni 2020
Publisher : Program Studi Pendidikan Pancasila dan Kewarganegaraan FKIP Universitas Sebelas Maret

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.20961/pknp.v15i1.44903

Abstract

Tulisan ini beranjak dari pencermatan destruksi lingkungan yang berbentuk kekeringan, banjir, penurunan muka air tanah yang terus mengalami peningkatan, kualitas penurunan air tanah,  kebutuhan air yang meningkat, kebakaran hutan yang terus berlangsung. Air merupakan salah satu sumber daya alam yang sangat dibutuhkan seluruh makluk hidup. Krisis air memaksa manusia untuk meredefinisi ulang implementasi konsep keadilan antar generasi dalam pemanfaatan sumber daya alam. Krisis air memaksa munculnya sebuah gerakan masyarakat secara ” pentahelijk” untuk menemukan alternatif sumber air bagi kebutuhan hidup. Gerakan itu disebut dengan Gerakan Memanen  Hujan yang sudah eksis dan berkembang diberbagai daerah di Indonesia. Tujuan tulisan : Membangun sense of belonging masyarakat melalui pemanenan air hujan  dalam telaah ecologi citizenship. Metode pengumpulan data yang digunakan  adalah penelusuran data kepustakaan , yang didukung dengan dokumentasi, wawancara dan observasi. Sumber data adalah Pendiri dan pengurus Komunitas Pemanenan Air Hujan ”Banyu Bening” di Sleman. Pembahasan : Gerakan memanen air hujan  merupakan  kegiatan untuk menampung  air hujan, memanfaatakan secara maksimal,meresapkan kedalam tanah dan mengalirkannya kembali. Kegiatan ini merupakan salah satu alternatif dalam mitigasi lingkungan, dalam telaah  Ecological Citizenship diistilahkan dengan “memikirkan kewarganegaraan dengan cara-cara agak baru” yang dikaitkan dengan hak dan kewajiban warga negara dalam mencapai lingkungan yang bersih dan sehat. Kata kunci:  rekonstruksi, air hujan, ecologi.
Konservasi Kearifan Lokal Tari Dolalak Sebagai Civics Culture Kabupaten Purworejo Putri Dwi Jayanti; Winarno Winarno; Dewi Gunawati
Jurnal Kewarganegaraan Vol 6 No 1 (2022): 1 Januari - 30 Juni 2022 (In Press)
Publisher : UNIVERSITAS PGRI YOGYAKARTA

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (212.745 KB) | DOI: 10.31316/jk.v6i1.2969

Abstract

AbstrakPenelitian ini bertujuan: 1) menjelaskan penerapan konservasi tari Dolalak sebagai civics culture baik pada masyarakat maupun pendidikan. 2) mengetahui dukungan dan hambatan dalam konservasi kearifan lokal tari Dolalak sebagai civics culture. Jenis penelitian ini adalah deksriptif kualitatif. Sumber data berupa peristiwa informan, dan dokumen dengan teknik purposive sampling. Uji validitas dengan teknik triangulasi data dan triangulasi dokumen. Wawancara dilakukan dengan dua informan kunci: seorang pamong budaya dan seorang sesepuh Dolalak di Kabupaten Purworejo. Selanjutnya, informan lain adalah Guru/pelatih tari di sekolah, dan pemilik sanggar Tari Prigel serta pelaku tari Dolalak. Analisis data pada penelitian ini menggunakan teknik analisis kualitatif oleh Miles dan Hubberman, yang meliputi pengumpulan data, kondensasi data, penyajian data dan penarikan kesimpulan. Hasil dari penelitian menunjukkan bahwa Tari Dolalak sebagai budaya yang melekat dan menjadi sebuah identitas daerah Kabupaten Purworejo dapat diartikan sebagai civics culture; konservasi kearifan lokal yang sudah dilaksakan di masyarakat Kabupaten Purworejo ialah konservasi preservasi dengan cakupannya mendata group kesenian dan memberi pengesahan sertifikat agar diakui dan diketahui warga sekitar, membangun sanggar tari di masing-masing kecamatan, membuat data pustaka atau dokumentasi, serta mengadakan pelatihan, festival, maupun lomba.Kata Kunci: Konservasi, Tari Dolalak, Civics culture AbstractThis study aims to: 1) explain the application of Dolalak dance conservation as a civics culture both in society and education. 2) knowing the support and obstacles in the conservation of local wisdom of Dolalak dance as a civics culture. This type of research is qualitative descriptive. Data sources are informant events, and documents with purposive sampling techniques. Test validity with data triangulation and document triangulation techniques. Interviews were conducted with two key informants: a cultural civil servant and a Dolalak elder in Purworejo District. Furthermore, other informants were the dance teacher/coach at the school, and the owner of the Prigel Dance studio and the performer of the Dolalak dance. Data analysis in this study uses qualitative analysis techniques by Miles and Hubberman, which includes data collection, data condensation, data presentation and drawing conclusions. The results of the study showed that Dolalak Dance as an inherent culture and became a regional identity of Purworejo Regency can be interpreted as civics culture; The conservation of local wisdom that has been carried out in the community of Purworejo Regency is conservation preservation with the scope of recording art groups and certifying certificates so that they are recognized and known to local residents, building dance studios in each sub-district, making library data or documentation, and holding trainings, festivals, and competitions. Keywords: Conservation, Dolalak Dance, Civics culture