Ayu Romadhoni
Universitas Negeri Malang

Published : 2 Documents Claim Missing Document
Claim Missing Document
Check
Articles

Found 2 Documents
Search

Karakteristik Lorong Vertikal Dan Chambers Gua Karst Kabupaten Malang Mohammad Ainul Labib; Dwi Fitriani; Agung Suprianto; Alfi Sahrina; Syaiful Effendi; Khoirul Hidayat; Prasetyo Adi Irianto; Andika Aulya; Ayu Romadhoni; Joko Agus Triyono
Jurnal Geografi, Edukasi dan Lingkungan (JGEL) Vol. 4 No. 2 (2020): Jurnal Geografi, Edukasi dan Lingkungan (JGEL)
Publisher : Pendidikan Geografi Universitas Muhammadiyah Prof. Dr. Hamka

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.29405/jgel.v4i2.4808

Abstract

Gua merupakan ruang alamiah yang dapat dimasuki oleh manusia. Gua memiliki kenampakan berupa lorong vertikal, horizontal, maupun kedua lorong tersebut. Kajian ini bertujuan untuk mengetahui pola yang terbentuk dari lorong vertikal dan ruangan dari gua-gua karst di Kabupaten Malang. Metode yang digunakan yaitu survei lapangan dan analisis data sekunder. Pengukuran dan dokumentasi digunakan untuk mengetahui gambaran dari gua tersebut dilihat dari peta. Hasil kajian menunjukkan kedalaman lorong vertikal di Kabupaten Malang bervariasi berkisar antara 4,33 - 33,77 m, berupa singlepits maupun multipits. Selain itu, lorong vertikal di Kabupaten Malang memiliki beberapa tipe yaitu, shaft dengan single atau multipits, chimney, dan canyon. Kondisi lorong vertikal di Kabupaten Malang diakibatkan oleh proses pengangkatan yang terjadi pada masa lampau dan diikuti dengan perubahan muka air tanah yang ada di daerah tersebut. Pada bentukan chamber di masing-masing gua, menunjukkan ceruk memiliki persentase chamber yang tinggi, mengingat lorong yang terbentuk memiliki panjang lorong yang pendek. Sistem lorong gua yang membentuk volume chamber yang besar terlihat adanya runtuhan dan pertemuan sungai bawah tanah. Pada kondisi lorong vertikal memiliki nilai volume chamber yang kecil. Proses terbentuknya chamber pada wilayah kajian berada pada kondisi vadose dan epifreatik, kondisi ini terjadi dari beberapa proses yang terjadi di dalam gua, baik proses struktural, hidrologis, maupun runtuhan yang hingga saat ini masih terjadi. Terjadinya runtuhan gua mengakibatkan adanya subsidence yang menyebabkan tereksposnya lorong gua ke permukaan.
Karakteristik Lorong Vertikal Dan Chambers Gua Karst Kabupaten Malang Mohammad Ainul Labib; Dwi Fitriani; Agung Suprianto; Alfi Sahrina; Syaiful Effendi; Khoirul Hidayat; Prasetyo Adi Irianto; Andika Aulya; Ayu Romadhoni; Joko Agus Triyono
Jurnal Geografi, Edukasi dan Lingkungan (JGEL) Vol. 4 No. 2 (2020): Edisi Bulan Juli
Publisher : Pendidikan Geografi Universitas Muhammadiyah Prof. Dr. Hamka

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.29405/jgel.v4i2.4808

Abstract

Gua merupakan ruang alamiah yang dapat dimasuki oleh manusia. Gua memiliki kenampakan berupa lorong vertikal, horizontal, maupun kedua lorong tersebut. Kajian ini bertujuan untuk mengetahui pola yang terbentuk dari lorong vertikal dan ruangan dari gua-gua karst di Kabupaten Malang. Metode yang digunakan yaitu survei lapangan dan analisis data sekunder. Pengukuran dan dokumentasi digunakan untuk mengetahui gambaran dari gua tersebut dilihat dari peta. Hasil kajian menunjukkan kedalaman lorong vertikal di Kabupaten Malang bervariasi berkisar antara 4,33 - 33,77 m, berupa singlepits maupun multipits. Selain itu, lorong vertikal di Kabupaten Malang memiliki beberapa tipe yaitu, shaft dengan single atau multipits, chimney, dan canyon. Kondisi lorong vertikal di Kabupaten Malang diakibatkan oleh proses pengangkatan yang terjadi pada masa lampau dan diikuti dengan perubahan muka air tanah yang ada di daerah tersebut. Pada bentukan chamber di masing-masing gua, menunjukkan ceruk memiliki persentase chamber yang tinggi, mengingat lorong yang terbentuk memiliki panjang lorong yang pendek. Sistem lorong gua yang membentuk volume chamber yang besar terlihat adanya runtuhan dan pertemuan sungai bawah tanah. Pada kondisi lorong vertikal memiliki nilai volume chamber yang kecil. Proses terbentuknya chamber pada wilayah kajian berada pada kondisi vadose dan epifreatik, kondisi ini terjadi dari beberapa proses yang terjadi di dalam gua, baik proses struktural, hidrologis, maupun runtuhan yang hingga saat ini masih terjadi. Terjadinya runtuhan gua mengakibatkan adanya subsidence yang menyebabkan tereksposnya lorong gua ke permukaan.