Claim Missing Document
Check
Articles

Found 4 Documents
Search

Pemberdayaan Laz Harfa Menerapkan Sanitasi Total Berbasis Masyarakat Di Kabupaten Pandeglang Media Sucahya; Indrianti Azhar Firdausi; Winata Faturahman
LONTAR: Jurnal Ilmu Komunikasi Vol. 9 No. 1 (2021): Lontar: Jurnal Ilmu Komunikasi
Publisher : Universitas Serang Raya

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.30656/lontar.v9i1.2882

Abstract

Perilaku buang air besar sembangan (BABS) di Kabupaten Pandeglang Banten masih tinggi, dimana dari 1,23 juta penduduk, 451 ribu orang melakukannya. Kondisi ini cukup memprihatinkan, mengingat BABS membuat pencapaian indikator kesehatan menjadi kurang optimal. Pendekatan pemerintah dalam membangun sarana dan infrastruktur sanitasi sehat, termasuk pembuatan jamban keluarga, berbasis ketersediaan dana APBD (Anggaran Pembangunan Belanja Daerah). Karena anggaran terbatas, banyak warga miskin tidak mendapat subsidi dalam pembuatan sanitasi lingkungan. Lembaga Amal Zakar Harapan Duafa (Laz Harfa) membuat model pemberdayaan dengan koonsep komunikasi risiko kesehatan dan program kesehatan berbasis advokasi, dukungan sosial, dan pemberdayaan. Model ini mendorong masyarakat miskin mampu membiayai pembuatan sanitasi lingkungan dengan dana mandiri. Penelitian ini menggunakan metode studi kasus, karena akan mendalami suatu peristiwa pada kelompok tertentu dalam menerapkan Sanitasi Total Berbasis Masyarakat (STBM) di Pandeglang. Untuk menentukan informan, peneliti menggunakan konsep sampling purposeful dengan informan Direktur Laz Harfa Indah Prihanande. Metode pengumpulan data dengan dokumentasi untuk menggali data-data masa lalu secara objektif dan sistematis. Dokumentasi bersumber berbagai berita media lokal seperti Kabarbanten.com dan situs resmi Lazharfa.org. Temuan penelitian, Laz Harfa menerapkan STBM melalui dua hal yaitu memperkenalkan komunikasi risiko kesehatan dan menjalankan program kesehatan berbasis advokasi, dukungan sosial, dan pemberdayaan berhasil dilakukan di Kabupaten Pandeglang. Pesan komunikasi yang disampaikan melalui program kesehatan dapat mendorong masyarakat miskin menjadi mandiri, termasuk dalam membiayai program-program kesehatan dan program pemberdayaan. Sehingga biaya untuk kebutuhan pembuatan jamban sehat dan permodalan keuangan mikro, dilakukan dengan mandiri, tanpa mendapat subsidi dari Laz Harfa atau pemerintah.
Representasi Watak Manusia Pada 10 Wajah Tokoh Rahwana Winata Faturahman; Media Sucahya
TANDIK : Jurnal Seni dan Pendidikan Seni Vol 2 No 1 (2022)
Publisher : STKIP PGRI BANJARMASIN

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (293.076 KB) | DOI: 10.33654/tdk.v2i1.1601

Abstract

Abstrak: Wayang merupakan salah satu warisan turun temurun yang sudah ada sejak zaman dulu. Ismunandar dalam buku Wayang Golek Sunda mengemukakan bahwa perkataan wayang berasal dari Jawa krama ngoko (Bahasa jawa halus dan kasar) yang berarti perwajahan yang terdiri dari barang dan lain sebagainya, yang terkena cahaya (penerangan). Seiring dengan perkembangannya pertunjukan wayang juga mengalami perkembangan. Sendratari Ramayana adalah salah satu contoh pengembangan dari pertunjukan wayang dimana wayang yang sebelumnya berbentuk benda mati berubah menjadi wayang yang dilakonkan oleh manusia. ditinjau dari pengertiannya, sendratari adalah bentuk pementasan drama atau teater yang menggunakan unsur gerak ritmis dan bunyi (musik) sebagai unsur yang banyak mengambil peran. Pada epos Ramayana, terdapat beberapa tokoh sentral diantaranya adalah Rama, Shinta, dan Rahwana. Epos Ramayana sendiri sebenarnya menceritakan tentang kisah percintaan antara Rama, Shinta, dan Rahwana. Rahwana sendiri digambarkan mempunyai 10 wajah yang dimana setiap wajah tersebut merupakan gambaran dari sifat-sifatnya. Ditinjau dari asal usul wayang yang menceritakan dan menggambarkan manusia maka bisa dikatakan bahwa 10 wajah Rahwana tersebut merupakan representasi dari sifat-sifat yang ada pada manusia.
Analisis Karya Fotografi Pieter Hugo Rwanda #14 Winata Faturahman
Rekam : Jurnal Fotografi, Televisi, Animasi Vol 18, No 2 (2022): Oktober 2022
Publisher : Institut Seni Indonesia Yogyakarta

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.24821/rekam.v18i2.7700

Abstract

Portrait photography is photography with the subject of the person being photographed closely. This type of photography generally emphasizes expression to convey a message. Referring to this information, portrait photography is one of the media for displaying visual messages with human subjects/people. Pieter Hugo is a portrait photographer whose focus is on Africa. Various works produced mostly highlight life in Africa. Pieter Hugo's photo entitled Rwanda #14 is a photo with a high angle shot. In the photo visualizing an African boy lying on a meadow in the photo from above. The photo is Pieter Hugo's work in the 1994 editorial where the photo works in the editorial are Pieter Hugo's expression of the genocide that hit Africa in 1994. The purpose of this research is to contribute to the world of literacy, especially literary work. photography. Because photography is a medium that can be used as a messenger through visuals that can be a unit of analysis to be researched. The research method used in this study is a qualitative method. The selection of qualitative methods was chosen because the qualitative method is a method that can be used to analyze the object of research.
Representasi Pionir Pada Iklan Televisi A Mild "Karena A Pasti Yang Pertama" Winata Faturahman
MEDIALOG: Jurnal Ilmu Komunikasi Vol. 6 No. 2 (2023): Medialog: Jurnal Ilmu Komunikasi
Publisher : Program Studi Ilmu Komunikasi FISIP UM Buton

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.35326/medialog.v6i2.3293

Abstract

A Mild merupakan produk salah satu produsen rokok terbesar di Indonesia yaitu Sampoerna. Pada awal kemunculannya A Mild sudah memiliki tagline yang membentuk branding bahwa produk ini adalah produk nomor satu dan produk pelopor. Tagline Others Only Can Follow merupakan tagline yang sudah melekat sejak kemunculan produk ini. Sebagai produk yang mampu bersaing. Pada iklan versi terbaru ini A Mild sukses merepresentasikan pionir pada iklan televisi tersebut melalui visual /gambarnya. setiap scene memiliki representasi yang menggambarkan kepioniran dari produk tersebut. Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengetahui representasi pionir yang terdapat dalam iklan karena A mild sendiri mempunyai tagline “Karena A Pasti yang Pertama. Penelitian ini menggunakan pendekatan kualitatif dengan paradigma yang digunakan adalah paradigma konstruktivis. Penelitian ini menggunakan metode semiotika John Fiske. Menurut Fiske, kode-kode yang muncul atau yang digunakan dalam acara televisi saling berhubungan sehingga terbentuk sebuah makna. Pada iklan tersebut , adegan pada setiap scene berhasil mencerminkan bahwa produk tersebut adalah sebagai pionir.