Claim Missing Document
Check
Articles

Found 4 Documents
Search

Analisis Efisiensi Pemasaran Bunga Mawar Potong (Studi Kasus di Desa Gunungsari, Kecamatan Bumiaji, Kota Batu) Ernita Dian Puspasari; Rosihan Asmara; Fitria Dina Riana
Jurnal Ekonomi Pertanian dan Agribisnis Vol 1, No 2 (2017)
Publisher : Department of Agricultural Social Economics, Faculty of Agriculture, Brawijaya University

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (501.177 KB) | DOI: 10.21776/ub.jepa.2017.001.02.2

Abstract

Permintaan tanaman hias di Indonesia meningkat antara 15% sampai dengan 20% di tahun 2012 ini. Permintaan tanaman hias sendiri dapat berupa tanaman dalam pot, bunga potong, atau daun potong. Potensi bisnis dari tanaman hias ini juga sangat menjanjikan, dikarenakan meningkatnya pesanan di tiap tahunnya. Tanaman hias telah mendapat perhatian yang khusus baik di lingkungan perumahan, maupun gedung-gedung perkantoran yang nantinya digunakan sebagai komponen dekorasi dan interior. Selain itu tanaman hias ini juga banyak digunakan dalam acara perkawinan serta upacara-upacara adat dan keagamaan. Salah satu jenis tanaman hias yang dikembangkan untuk pasar domestik dan ekspor adalah bunga mawar. Bunga mawar memiliki potensi sosial ekonomi yang tinggi. Salah satu negara produsen bunga-bungaan terbesar di dunia adalah Belanda, dan bunga mawar menempati urutan teratas serta paling besar dalam perolehan devisa negara tersebut. Di Indonesia sendiri, untuk permintaan dari bunga mawar sendiri cenderung meningkat. Terutama di kota-kota besar seperti Jakarta, Surabaya, Denpasar, dan lain-lain. Kondisi dari usahatani bunga mawar ini dapat dilihat dari segi pemasarannya. Pemasaran merupakan kegiatan menyalurkan komoditas dari produsen kepada konsumen dengan menggunakan saluran pemasaran. Dalam setiap proses perpindahan komoditi dari satu lembaga ke lembaga yang lainnya mempunyai tujuan untuk menciptakan kegunaan tempat, kegunaan waktu, kegunaan bentuk, peralihan kepemilikan dari produsen ke konsumen dan sumber informasi mengenai komoditas yang diperjualbelikan. Kata Kunci: Efisiensi pemasaran, bunga mawar potong, margin pemasaran
Dampak Perubahan Iklim terhadap Produksi dan Pendapatan Usahatani Cabai Merah (Kasus di Dusun Sumberbendo, Desa Kucur, Kabupaten Malang) Aprilliza Naura; Fitria Dina Riana
Jurnal Ekonomi Pertanian dan Agribisnis Vol 2, No 2 (2018)
Publisher : Department of Agricultural Social Economics, Faculty of Agriculture, Brawijaya University

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (529.868 KB) | DOI: 10.21776/ub.jepa.2018.002.02.8

Abstract

Perubahan iklim terjadi dikarenakan adanya perubahan dari unsur-unsur iklim seperti kecepatan angin, kelembapan udara, suhu, dan curah hujan. Salah satu sektor pertanian yang terkena dampak dari perubahan iklim yaitu subsektor hortikultura pada tanaman cabai merah (Capsicum annum L) yang merupakan salah satu komoditas unggulan di Dusun Sumberbendo. Sebelum perubahan iklim (tahun 2012-tahun 2013) dan sesudah perubahan iklim (tahun 2014-tahun 2015) terdapat perbedaan yang cukup signifikan dari unsur iklim kecepatan angin, curah hujan, dan kelembaban. Penelitian ini bertujuan untuk mendeskripsikan pengetahuan petani terhadap perubahan iklim, menganalisis dampak perbedaan produksi sebelum dan sesudah perubahan iklim, menganalisis dampak perbedaan pendapatan petani sebelum dan sesudah perubahan iklim, menganalisis sosial ekonomi sebelum dan sesudah perubahan iklim. Penelitian ini dilakukan di Dusun Sumberbendo, Desa Kucur, Kabupaten Malang. Berdasarkan hasil analisis, bahwa petani cabai merah mendapatkan pengetahuan mengenai adanya perubahan iklim dari televisi sebanyak 21 orang. Rata-rata produksi per Ha sebelum dan sesudah perubahan iklim pada luas lahan <0,5 Ha yaitu 8.210,21 kg dan 7.092 kg, luas lahan 0,5-1 Ha yaitu 5.263,22 kg dan 4.594,52 kg, luas lahan >1 Ha yaitu 3.879 kg dan 3.430,6 kg. Rata-rata pendapatan per Ha sebelum dan sesudah perubahan iklim dengan luas lahan <0,5 Ha yaitu Rp. 88.700.000 dan Rp 81.200.000, luas lahan 0,5-1 Ha yaitu Rp. 69.057.000 dan Rp. 64.692.000, luas lahan >1 Ha yaitu Rp. 38.500.000 dan Rp. 35.879.000. Hasil uji beda rata-rata pada produksi dan pendapatan cabai merah sebelum terjadinya perubahan iklim dan sesudah terjadinya perubahan iklim yaitu adanya perbedaan secara nyata. Kondisi sosial antar petani saling berbagi informasi mengenai budidaya usahatani cabai merah. Tidak adanya adopsi inovasi yang ditawarkan sehingga para petani cabai merah hanya bisa pasrah dengan hasil produksi yang menurun, dapat disimpulkan bahwa produksi dan pendapatan petani cabai merah mengalami penurunan dan aspek sosial ekonomi yang berubah.
Analisis Usahatani Padi dengan Inovasi dan Optimalisasi Mikroorganisme Lokal (Studi Pada Desa Petiyintunggal Kecamatan Dukun, Kabupaten Gresik) Mutiara Novitaria Sipayung; Fitria Dina Riana
Jurnal Ekonomi Pertanian dan Agribisnis Vol 1, No 1 (2017)
Publisher : Department of Agricultural Social Economics, Faculty of Agriculture, Brawijaya University

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (486.768 KB) | DOI: 10.21776/ub.jepa.2017.001.01.2

Abstract

Padi (Oryza Sativa) merupakan salah satu komoditas pangan yang paling penting di Indonesia. Namun jumlah hasil produksi masih belum dapat mencukupi permintaan yang ada. Potensi pertanian di Desa Petiyintunggal yaitu tanaman padi, jagung, kacang hijau, dan beberapa jenis tanaman hortikultura. Sistem tanam padi yang digunakan oleh petani padi di Desa Petiyintunggal kebanyakan masih mengunakan sistem budidaya padi secara konvensional, sehingga input yang digunakan dalam proses budidaya masih banyak sehingga biaya yang dikeluarkan juga banyak Tujuan penelitian ini adalah: (1) menggambarkan perbedaan teknologi yang digunakan petani usahatani padi menggunakan mikroorganisme lokal dengan petani yang tidak menggunakan mikroorganisme lokal di Desa Petiyintunggal, Kecamatan Dukun, Kabupaten Gresik; dan (2) Menganalisis jumlah produksi, besar biaya yang dikeluarkan, penerimaan, dan pendapatan petani usahatani padi yang menggunakan mikroorganisme lokal dan petani yang tidak menggunakan mikroorganisme lokal di Desa Petiyintunggal, Kecamatan Dukun, Kabupaten Gresik.  Metode penelitian yang digunakan yaitu analisis usahatani. Hasil penelitian di Desa Petiyintunggal, Kecamatan Dukun, Kabupaten Gresik diperoleh sebagai berikut: (1) Kegiatan usahatani yang dilakukan di di Desa Petiyintunggal, Kecamatan Dukun, Kabupaten Gresik dimulai pada November 2015 hingga Maret 2016. Tujuan penggunaan mikroorganisme lokal pada usahatani padi sawah adalah mengoptimalkan sumber daya alam yang ada untuk menjaga kesetabilan ekosistem dan menuju pertanian yang berkelanjutan. (2) Penggunaan mikroorganisme lokal dalam usahatani padi sawah memberikan perbedaan pendapatan yang signifikan dengan petani yang tidak menggunakan mikroorganisme lokal yaitu dengan selisih pendapatan sebesar Rp 4.550.504,-. Pendapatan petani yang menggunakan mikroorganisme lokal lebih tinggi di bandingkan dengan petani yang tidak menggunakan mikroorganisme lokal.Kata kunci: Mikroorganisme Lokal, konvensional, biaya, penerimaan, pendapatan.
PENGUKURAN KINERJA RANTAI PASOK TEMBAKAU PADA BAGIAN HULU DI PR. X MALANG Riska Ayu Febriana; Fitria Dina Riana; Anisa Aprilia
SEPA: Jurnal Sosial Ekonomi Pertanian dan Agribisnis Vol 20, No 1 (2023): FEBRUARY
Publisher : Universitas Sebelas Maret

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.20961/sepa.v20i1.53835

Abstract

Activities in the supply chain have problems related to uncertainty, to be faced in this condition the business actors need to know their performance and improve their performance. The level of best or bad performances of a company has based on the application of supply chain management in managing the business activities. The implementation of supply chain management is faced with a problem such as uncertainty of market conditions about price and quantity of supply and demand that can affect the operational activities of the supply chain. The supply chain problem also occurs in the tobacco supply chain as the plantation commodity with high economic value and the seasonal characteristic. The upstream side of the tobacco supply chain is needed to determine the performance that has been achieved. Therefore, research on the performance measurement of upstream tobacco supply chain at PR. X Malang is important. The purposes of this study are to describe the mechanism of implementation of tobacco supply chain management on the upstream side, and analyzing the performance of the upstream of the tobacco supply chain, and formulate a strategy to improve the upstream of supply chain performance. The analysis used in this study is based on the SCOR model with five core processes (plan, source, make, deliver, return) and five performance attributes (reliability, responsiveness, agility, cost, asset). This study uses 3 key informants consisting of farmers, collectors, and manufacturers with purposive techniques. The result of this study shows that the farmer performance needs an improvement based on the flexibility and TSCC (total supply chain cost) matrix performance, the collector performance needs an improvement based on TSCC performance matrix and manufacture performance needs an improvement based on the flexibility and TSCC matrix performance.