Ika Purnama Sari
Universitas Negeri Medan

Published : 2 Documents Claim Missing Document
Claim Missing Document
Check
Articles

Found 2 Documents
Search

PEMANFAATAN SITUS PRASEJARAH GOA KAMPRET SEBAGAI SUMBER BELAJAR SEJARAH BAGI SISWA SMA SWASTA SWAKARYA KABUPATEN LANGKAT Ika Purnama Sari; Juliani Juliani
Puteri Hijau : Jurnal Pendidikan Sejarah Vol 4, No 2 (2019): Puteri Hijau Vol. 4 No. 2
Publisher : Department of History Education, Faculty of Social Science, Universitas Negeri Medan

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.24114/ph.v4i2.16335

Abstract

Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui sejarah Situs Goa Kampret di Desa Bukit Lawang, serta memanfaatkan Situs Goa Kampret sebagai sumber belajar sejarah bagi siswa SMA sesuai Kurikulum 2013. Untuk memperoleh data-data tersebut, maka peneliti menggunakan teknik pengumpulan data berupa angket, LKS, observasi, studi pustaka, wawancara yang berkaitan dengan objek penelitian/judul skripsi. Dari hasil penelitian yang peneliti lakukan Situs Goa Kampret merupakan peninggalan dari aktifitas manusia pada zaman praaksara yaitu pada periode masa mesolitikum sampai ke neolitikum. Hal ini dibuktikan dengan ditemukannya artefak yang menunjukkan ciri budaya mesolitik (kapak batu) sampai kepada ciri budaya neolitik (gerabah). Selain itu sebaran situs ini diindikasikan berbudaya Hoabinh.Kata kunci : Situs Goa Kampret, sumber belajar sejarah
Sejarah Berdirinya Kesultanan Serdang 1723-1946 Ricu Sidiq; Najuah N; Ika Purnama Sari; Friska Olivia
Jurnal Pendidikan Sejarah Vol 11 No 2 (2022): JPS - Jurnal Pendidikan Sejarah, Volume 11 Nomor 2 Tahun 2022
Publisher : Program Studi Pendidikan Sejarah Pascasarjana UNJ

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.21009/JPS.112.05

Abstract

The purpose of this research is to provide an understanding to the public that previously in the Serdang Bedagai region there was once a Sultanate that was known to the Malay peninsula, namely the Serdang Sultanate and to add written sources to show the existence of the Serdang Sultanate. The method used in this research is historical method through heuristic, criticism, interpretation, and historiography steps. The results of this study are that the establishment of the Serdang Sultanate originated from a dispute that occurred as a result of a struggle for the throne between the second and third sons of the Deli Sultanate which occurred around 1723, namely between Tuanku Pasutan and Tuanku Umar Johan Alamshah. Since its inception, the Serdang Sultanate continued to experience its glory and peak during the reign of Sultan Thaf Sinar Basarshah (1817-1850) which was marked by progress and bustling trade so that the Serdang region became prosperous. Then, the decline of the Sultanate of Serdang occurred during the reign of Sultan Basyaruddin Shariful Alamshah. Tujuan dari penelitian ini adalah untuk memberikan pemahaman kepada masyarakat umum bahwa dulunya di wilayah Serdang Bedagai pernah berdiri sebuah kesultanan yang dikenal hingga ke Semenanjung tanah Melayu yaitu Kesultanan Serdang dan untuk menambah sumber tulisan guna menunjukkan eksistensi Kesultanan Serdang. Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode sejarah melalui langkah-langkah heuristik, kritik, interpretasi dan historiografi. Hasil dari penelitian ini adalah bahwa berdirinya Kesultanan Serdang berawal dari perselisihan yang terjadi akibat perebutan tahta antara putra kedua dan ketiga kesultanan deli yang terjadi sekitar tahun 1723 M, yakni antara Tuanku Pasutan dengan Tuanku Umar Johan Alamshah. Sejak awal berdirinya Kesultanan Serdang terus mengalami kejayaan dan puncaknya pada masa pemerintahan Sultan Thaf Sinar Basrshah (1817-1850) yang ditandai dengan maju dan ramainya perdagangan sehingga wilayah Serdang menjadi makmur. Kemudian, kemunduran Kesultanan Serdang terjadi pada masa pemerintahan Sultan Basyaruddin Shariful Alam Syah. Pada saat pemerintahannya banyak terjadi konflik antara pejabat-pejabat daerah taklukkan dan akibat adanya hegemoni Belanda pada tahun 1862.