Suharyani Suharyani
Program Studi Arsitektur Fakultas Teknik Universitas Muhammadiyah Surakarta

Published : 11 Documents Claim Missing Document
Claim Missing Document
Check
Articles

Found 11 Documents
Search

LIMBAH PELEPAH PISANG RAJA SUSU SEBAGAI ALTERNATIF BAHAN DINDING KEDAP SUARA Suharyani, Suharyani; Mutiari, Dhani
Sinektika Vol 13, No 1: Januari 2013
Publisher : Universitas Muhammadiyah Surakarta

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (822.891 KB)

Abstract

Beberapa hal yang dapat mempengaruhi kenyamanan di dalam ruangan diantaranya adalah perencanaan sistem pencahayaan, penghawaan dan akustik dapat berfungsi optimal. Kenyamanan dalam ruangan akan terwujud apabila bisa mengatasi masalah kebisingan yang terjadi baik dari dalam maupun dari luar ruangan. Kemajuan sarana transportasi menjadi salah satu penyebab masalah kebisingan. Pemilihan material yang kurang tepat juga menjadi penyebab kebisingan. Reduksi bunyi dapat terjadi tergantung jenis material penyerapannya, yaitu material yang memiliki nilai penyerapan lebih tinggi dari pada nilai pantulnya. Pemilihan material akustik menjadi penentu kualitas suara di dalam ruangan. Beberapa fungsi suatu bangunan memiliki persyaratan tingkat intensitas bunyi yang distandarkan. Bahan material yang diproduksi oleh pabrik dan sering dijumpai adalah glaswool, karpet, sterofoo,. Beberapa penelitian terdahulu telah mengujikan beberapa alternatif bahan dinding kedap suara dengan memanfaatkan potensi lokal, diantaranya adalah dengan menggunakan bahan dasar sekam padi, sabut kelapa dan serbuk gergaji kayu. Pada penelitian ini limbah pelepah pisang menjadi pilihan untuk bahan dasar dinding kedap suara. Selain harganya murah, bahanini sering dijumpai dan mudah untuk memperolehnya. Hasil penelitian menunjukkan bahwa serat pelepah pisang memenuhi persyaratan penting dari karakteristik dasar bahan akustik yaitu, bahan berpori yang memiliki jaringan selular dengan pori-pori yang saling berhubungan. Tingkat kepadatan pelepah pisang yang sudah dikeringkan akan semakin membuat pelepah pisang menjadi bahan yang dapat menyerap bunyi dengan cukup baik dan akan meredamnya.Pelepah pisang yang sudahdikeringkan, memilki tekstur yang berserabut dan berpori. Hal ini bisa menjadi alternatif bahan dasar material dinding kedap suara. Jenis pisang yang digunakan pada penelitian ini adalah pisang raja susu yang dinilai lebih murah dan lebih banyak terdapat disekitar lingkungan rumah.
LIMBAH PELEPAH PISANG RAJA SUSU SEBAGAI ALTERNATIF BAHAN DINDING KEDAP SUARA Suharyani, Suharyani; Mutiari, Dhani
Sinektika: Jurnal Arsitektur Vol 13, No 1: Januari 2013
Publisher : Universitas Muhammadiyah Surakarta

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (822.891 KB)

Abstract

Beberapa hal yang dapat mempengaruhi kenyamanan di dalam ruangan diantaranya adalah perencanaan sistem pencahayaan, penghawaan dan akustik dapat berfungsi optimal. Kenyamanan dalam ruangan akan terwujud apabila bisa mengatasi masalah kebisingan yang terjadi baik dari dalam maupun dari luar ruangan. Kemajuan sarana transportasi menjadi salah satu penyebab masalah kebisingan. Pemilihan material yang kurang tepat juga menjadi penyebab kebisingan. Reduksi bunyi dapat terjadi tergantung jenis material penyerapannya, yaitu material yang memiliki nilai penyerapan lebih tinggi dari pada nilai pantulnya. Pemilihan material akustik menjadi penentu kualitas suara di dalam ruangan. Beberapa fungsi suatu bangunan memiliki persyaratan tingkat intensitas bunyi yang distandarkan. Bahan material yang diproduksi oleh pabrik dan sering dijumpai adalah glaswool, karpet, sterofoo,. Beberapa penelitian terdahulu telah mengujikan beberapa alternatif bahan dinding kedap suara dengan memanfaatkan potensi lokal, diantaranya adalah dengan menggunakan bahan dasar sekam padi, sabut kelapa dan serbuk gergaji kayu. Pada penelitian ini limbah pelepah pisang menjadi pilihan untuk bahan dasar dinding kedap suara. Selain harganya murah, bahanini sering dijumpai dan mudah untuk memperolehnya. Hasil penelitian menunjukkan bahwa serat pelepah pisang memenuhi persyaratan penting dari karakteristik dasar bahan akustik yaitu, bahan berpori yang memiliki jaringan selular dengan pori-pori yang saling berhubungan. Tingkat kepadatan pelepah pisang yang sudah dikeringkan akan semakin membuat pelepah pisang menjadi bahan yang dapat menyerap bunyi dengan cukup baik dan akan meredamnya.Pelepah pisang yang sudahdikeringkan, memilki tekstur yang berserabut dan berpori. Hal ini bisa menjadi alternatif bahan dasar material dinding kedap suara. Jenis pisang yang digunakan pada penelitian ini adalah pisang raja susu yang dinilai lebih murah dan lebih banyak terdapat disekitar lingkungan rumah.
Identifikas Material Scaffolding sebagai Alternatif Tempat Tinggal untuk Kalangan Masyarakat Berpenghasilan Rendah (MBR) Studi kasus di Akanoma Studio Suharyani, Suharyani; Fathonah, Mutya Nor
Sinektika: Jurnal Arsitektur Vol 15, No 1: Januari 2018
Publisher : Universitas Muhammadiyah Surakarta

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (1253.605 KB)

Abstract

Mahalnya material yang digunakan untuk membangun tempat tinggal berimbas pada harga perumahan yang juga melambung tinggi. Hal ini yang dirasakan kalangan masyarakat berpengahasilan rendah (MBR) sehingga mereka terpaksa membangun hunian kurang layak seperti membangun di lingkungan kumuh menggunakan kardus, di bawah kolong jembatan, bantaran sungai, bahkan membangun di lahan yang ilegal. Belum lagi harus berurusan dengan cicilan kredit yang melibatkan bunga bank. Solusi alternatif hunian yang hemat biaya dan efisien bagi warga yang kurang mampu sangat diperlukan. Rumah Scaffolding yang memanfaatkan material alternatif sebagai struktur utama, dikembangkan oleh arsitek dari Akanoma Studio. Metode penelitian yang digunakan adalah  metode kualitatif, merujuk pada riset yang bersifat deskriptif dan cenderung menggunakan analisa dari sumber-sumber terpercaya. Selain itu untuk mendapatkan data yang diperlukan, dilakukan juga interview jarak jauh dengan arsitek penemu gagasan rumah scaffolding di Akanoma Studio. Hasil dari penelitian ini berupa pengetahuan keunggulan material scaffolding sebagai bahan utama pembuatan rumah hemat biaya dan gambaran perencanaan pembangunan rumah scaffolding, yang akan ditujukan untuk masyarakat berpenghasilan rendah. Keberadaan rumah scaffolding diharapkan dapat membantu meyediakan fasilitas berupa hunian untuk sementara sebelum bisa membangun rumah yang lebih baik dan juga membantu menghindari terjadinya riba karena kredit rumah yang mahal.
PENGARUH METODE PERBAIKAN TANAH SALIN TERHADAP SERAPAN NITROGEN DAN FOSFOR RUMPUT BENGGALA (Panicum maximum) Suharyani, Suharyani; Kusmiyati, Florentina; Karno, Karno
Animal Agriculture Journal Vol 1, No 2 (2012): Volume 1, Nomor 2, Tahun 2012
Publisher : Animal Agriculture Journal

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (275.006 KB)

Abstract

Wilayah pesisir memiliki sumber daya alam yang berpotensi cukup besar untuk pengembangan ternak ruminansia. Hal ini didukung oleh banyaknya lahan marginal yang dapat digunakan untuk mendukung ketersediaan hijauan pakan. Namun ketersediaan hijauan pakan sering menjadi masalah karena sulitnya hijauan pakan untuk tumbuh di wilayah pesisir yang memiliki tanah dengan kadar garam (NaCl) yang tinggi. Penelitian bertujuan untuk mengkaji pengaruh metode perbaikan tanah salin terhadap serapan nitrogen dan fosfor rumput benggala (Panicum maximum). Penelitian dilaksanakan di Rumah Kaca Laboratorium Ilmu Tanaman Makanan Ternak Jurusan Nutrisi dan Makanan Ternak Fakultas Peternakan dan Pertanian UNDIP selama 5 bulan. Rancangan percobaan yang digunakan adalah rancangan acak lengkap (RAL) dengan 3 ulangan dan 7 perlakuan (T0 : Kontrol; T1 : gypsum (0,02 kg/pot);T2 : abu sekam padi (0,01 kg/pot); T3 : pupuk kandang (1,30 kg/pot); T4 : gypsum (0,02 kg/pot) dan abu sekam padi (0,01 kg/pot); T5 : gypsum (0,02 kg/pot) dan pupuk kandang (1,30 kg/pot); T6 : abu sekam padi (0,01 kg/pot) dan pupuk kandang (1,30 kg/pot). Parameter yang diamati adalah (1) serapan nitrogen, (2) serapan fosfor. Hasil penelitian menunjukkan bahwa metode perbaikan tanah salin pada perlakuan gypsum dan pupuk kandang dapat meningkatkan serapan nitrogen dan fosfor pada tanah salin. Kesimpulan adalah penyerapan nitrogen dan fosfor oleh rumput benggala tertinggi dengan pemberian perlakuan gypsum dan pupuk kandang.Kata kunci : Rumput benggala, nitrogen, fosfor, tanah salin.Abstract The coastal area has a potential resource for livestock development. This is supported by large areas of marginal land that can be used for forage production. However, forage production in coastal areas is often limited by saline soil which has high sodium concentration. This study aimed to assess the effect of saline soil improvement methods on nitrogen and phosphorus uptake of Bengagala grass (Panicum maximum). The experiment was conducted for 5 months at the Greenhouse of Forage Science Laboratory, Department of Nutrition and Feed Science, Faculty of Animal Science and Agriculture, Diponegoro University. The experiment was arranged based on completely randomized Design (CRD) with 3 replications and 7 treatments (T0: Control; T1: gypsum (0.02 kg/pot), T2: rice husk ash (0.01 kg/pot); T3: animal manure (1.30 kg/pot); T4: gypsum (0.02 kg/pot) and rice husk ash (0.01 kg/pot), T5: gypsum (0.02 kg/pot) and animal manure (1.30 kg/pot); T6: rice husk ash (0.01 kg/pot) and animal manure (1.30 kg/pot). Parameters observed were (1) absorption of nitrogen, (2) absorption of phosphorus. The results showed that the treatment of gypsum and animal manure increased uptake of nitrogen and phosphorus in saline soil. It can be concluded that the treatment of gypsum and animal manure resulted in the highest nitrogen and phosphorus uptake by Benggala grass.Key word: Benggala grass, nitrogen, phosphorous, saline soil.
KEBERADAAN FASILITAS TAMAN HIJAU KOTA PURWODADI DAN PENGARUHNYA TERHADAP KENYAMANAN PENGUNJUNG Suharyani, Suharyani; Wibowo, Febri Arsetyo
Sinektika: Jurnal Arsitektur Vol 15, No 2: Juli 2018
Publisher : Universitas Muhammadiyah Surakarta

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (987.54 KB) | DOI: 10.23917/sinektika.v15i2.9863

Abstract

Open spaces located in urban areas have functioned as spaces for citizen interaction for a variety of useful functions and interests. The existence of existing city parks can be utilized by citizens of the city to the fullest. This has become one of the alternatives that can be utilized by the city community for more comfortable interactions. Judging from the function of researchers interested in conducting research by formulating the problem namely how the completeness of facilities and comfort in Green Garden Purwodadi City and how comfort is felt when using the facilities available. Green Open Space Arrangement (RTH) is still being promoted by the regency government due to the lack of open green space in Grobogan Regency. So far there have only been 12.8% of public green open space, while at least it requires 20% of green open space from urban areas. Therefore, Purwodadi Green Park was chosen as the object of research. Purwodadi Green Park is a new vehicle for free and fun family recreation in downtown Purwodadi, Grobogan Regency. This study aims to find out how the criteria of a comfortable city park to interact for urban communities. Then to find out the level of comfort, can be known by using data collection methods of observation and open questionnaires. The result of study is that Purwodadi Green Park not in accordance with established standards. The incomplete facilities have resulted in visitors inconvenience caused by the lack of trees in the green park, so that during the day visitors feel the heat due to direct exposure to sunlight.
Evaluasi Tingkat Kebisingan Ruang Terbuka Hijau Taman Tirtonadi Surakarta Syahrul, Muhamad; Suharyani, Suharyani
Sinektika: Jurnal Arsitektur Vol 17, No 2: Juli 2020
Publisher : Universitas Muhammadiyah Surakarta

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (1534.335 KB) | DOI: 10.23917/sinektika.v17i2.11625

Abstract

Krisis ruang terbuka hijau (Green Openspace) merupakan masalah serius pada suatu kota, dan harus segera ditangani. Ruang terbuka hijau adalah suatu fasilitas sarana dan prasarana di suatu wilayah yang mendukung aktifitas non formal masyarakat perkotaan. Ruang Terbuka Hijau (RTH) Taman Tirtonadi Surakarta adalah salah satu taman vital yang ada di kota Surakarta yang perlu dievaluasi. Lokasi taman berada di Jalan Ahmad Yani, Gilingan, Kecamatan Banjarsari Surakarta. Penelitian terkait akustik ruang terbuka yang bertujuan untuk mengidentifikasi kualitas akustik Ruang Terbuka Hijau Taman Tirtonadi dari gangguan tingkat kebisingan yang disebabkan oleh kendaraan bermotor, selain identifikasi fasilitas yang mendukung kenyamanan pengguna Taman Tirtonadi. Penelitian ini dilakukan dengan menentukan lokasi titik amatan, waktu, dan pengukuran kebisingan dengan alat Sound Level Meter. Pengambilan data melalui observasi di lokasi penelitian serta menyebarkan kuesioner melalui google form. Pengambilan data secara langsung dilakukan pada waktu sore hari saat kondisi ramai pengunjung. Penelitian ini menghasilkan tingkat kualitas akustik pada RTH Taman Tirtonadi sebesar 73dBA. Kondisi ini berada di atas ambang baku mutu tingkat kebisingan yaitu 55 dBA ( Peraturan Menteri Negara Lingkungan Hidup No. 07, 2009 tentang ambang batas kebisingan kendaraan bermotor tipe baru). Sehingga dikatakan kurang nyaman dan bising, yang bisa berdampak negatif pada kesehatan pendengaran bagi pengguna RTH di Taman Tirtonadi Surakarta.
LIMBAH PELEPAH PISANG RAJA SUSU SEBAGAI ALTERNATIF BAHAN DINDING KEDAP SUARA Suharyani Suharyani; Dhani Mutiari
Sinektika: Jurnal Arsitektur Vol 13, No 1: Januari 2013
Publisher : Universitas Muhammadiyah Surakarta

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (822.891 KB) | DOI: 10.23917/sinektika.v13i1.747

Abstract

Beberapa hal yang dapat mempengaruhi kenyamanan di dalam ruangan diantaranya adalah perencanaan sistem pencahayaan, penghawaan dan akustik dapat berfungsi optimal. Kenyamanan dalam ruangan akan terwujud apabila bisa mengatasi masalah kebisingan yang terjadi baik dari dalam maupun dari luar ruangan. Kemajuan sarana transportasi menjadi salah satu penyebab masalah kebisingan. Pemilihan material yang kurang tepat juga menjadi penyebab kebisingan. Reduksi bunyi dapat terjadi tergantung jenis material penyerapannya, yaitu material yang memiliki nilai penyerapan lebih tinggi dari pada nilai pantulnya. Pemilihan material akustik menjadi penentu kualitas suara di dalam ruangan. Beberapa fungsi suatu bangunan memiliki persyaratan tingkat intensitas bunyi yang distandarkan. Bahan material yang diproduksi oleh pabrik dan sering dijumpai adalah glaswool, karpet, sterofoo,. Beberapa penelitian terdahulu telah mengujikan beberapa alternatif bahan dinding kedap suara dengan memanfaatkan potensi lokal, diantaranya adalah dengan menggunakan bahan dasar sekam padi, sabut kelapa dan serbuk gergaji kayu. Pada penelitian ini limbah pelepah pisang menjadi pilihan untuk bahan dasar dinding kedap suara. Selain harganya murah, bahanini sering dijumpai dan mudah untuk memperolehnya. Hasil penelitian menunjukkan bahwa serat pelepah pisang memenuhi persyaratan penting dari karakteristik dasar bahan akustik yaitu, bahan berpori yang memiliki jaringan selular dengan pori-pori yang saling berhubungan. Tingkat kepadatan pelepah pisang yang sudah dikeringkan akan semakin membuat pelepah pisang menjadi bahan yang dapat menyerap bunyi dengan cukup baik dan akan meredamnya.Pelepah pisang yang sudahdikeringkan, memilki tekstur yang berserabut dan berpori. Hal ini bisa menjadi alternatif bahan dasar material dinding kedap suara. Jenis pisang yang digunakan pada penelitian ini adalah pisang raja susu yang dinilai lebih murah dan lebih banyak terdapat disekitar lingkungan rumah.
Identifikas Material Scaffolding sebagai Alternatif Tempat Tinggal untuk Kalangan Masyarakat Berpenghasilan Rendah (MBR) Studi kasus di Akanoma Studio Suharyani Suharyani; Mutya Nor Fathonah
Sinektika: Jurnal Arsitektur Vol 15, No 1: Januari 2018
Publisher : Universitas Muhammadiyah Surakarta

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (1253.605 KB) | DOI: 10.23917/sinektika.v15i1.8993

Abstract

Mahalnya material yang digunakan untuk membangun tempat tinggal berimbas pada harga perumahan yang juga melambung tinggi. Hal ini yang dirasakan kalangan masyarakat berpengahasilan rendah (MBR) sehingga mereka terpaksa membangun hunian kurang layak seperti membangun di lingkungan kumuh menggunakan kardus, di bawah kolong jembatan, bantaran sungai, bahkan membangun di lahan yang ilegal. Belum lagi harus berurusan dengan cicilan kredit yang melibatkan bunga bank. Solusi alternatif hunian yang hemat biaya dan efisien bagi warga yang kurang mampu sangat diperlukan. Rumah Scaffolding yang memanfaatkan material alternatif sebagai struktur utama, dikembangkan oleh arsitek dari Akanoma Studio. Metode penelitian yang digunakan adalah  metode kualitatif, merujuk pada riset yang bersifat deskriptif dan cenderung menggunakan analisa dari sumber-sumber terpercaya. Selain itu untuk mendapatkan data yang diperlukan, dilakukan juga interview jarak jauh dengan arsitek penemu gagasan rumah scaffolding di Akanoma Studio. Hasil dari penelitian ini berupa pengetahuan keunggulan material scaffolding sebagai bahan utama pembuatan rumah hemat biaya dan gambaran perencanaan pembangunan rumah scaffolding, yang akan ditujukan untuk masyarakat berpenghasilan rendah. Keberadaan rumah scaffolding diharapkan dapat membantu meyediakan fasilitas berupa hunian untuk sementara sebelum bisa membangun rumah yang lebih baik dan juga membantu menghindari terjadinya riba karena kredit rumah yang mahal.
Evaluasi Tingkat Kebisingan Ruang Terbuka Hijau Taman Tirtonadi Surakarta Muhamad Syahrul; Suharyani Suharyani
Sinektika: Jurnal Arsitektur Vol 17, No 2: Juli 2020
Publisher : Universitas Muhammadiyah Surakarta

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (1534.335 KB) | DOI: 10.23917/sinektika.v17i2.11625

Abstract

Krisis ruang terbuka hijau (Green Openspace) merupakan masalah serius pada suatu kota, dan harus segera ditangani. Ruang terbuka hijau adalah suatu fasilitas sarana dan prasarana di suatu wilayah yang mendukung aktifitas non formal masyarakat perkotaan. Ruang Terbuka Hijau (RTH) Taman Tirtonadi Surakarta adalah salah satu taman vital yang ada di kota Surakarta yang perlu dievaluasi. Lokasi taman berada di Jalan Ahmad Yani, Gilingan, Kecamatan Banjarsari Surakarta. Penelitian terkait akustik ruang terbuka yang bertujuan untuk mengidentifikasi kualitas akustik Ruang Terbuka Hijau Taman Tirtonadi dari gangguan tingkat kebisingan yang disebabkan oleh kendaraan bermotor, selain identifikasi fasilitas yang mendukung kenyamanan pengguna Taman Tirtonadi. Penelitian ini dilakukan dengan menentukan lokasi titik amatan, waktu, dan pengukuran kebisingan dengan alat Sound Level Meter. Pengambilan data melalui observasi di lokasi penelitian serta menyebarkan kuesioner melalui google form. Pengambilan data secara langsung dilakukan pada waktu sore hari saat kondisi ramai pengunjung. Penelitian ini menghasilkan tingkat kualitas akustik pada RTH Taman Tirtonadi sebesar 73dBA. Kondisi ini berada di atas ambang baku mutu tingkat kebisingan yaitu 55 dBA ( Peraturan Menteri Negara Lingkungan Hidup No. 07, 2009 tentang ambang batas kebisingan kendaraan bermotor tipe baru). Sehingga dikatakan kurang nyaman dan bising, yang bisa berdampak negatif pada kesehatan pendengaran bagi pengguna RTH di Taman Tirtonadi Surakarta.
Keberadaan Fasilitas Taman Hijau Kota Purwodadi dan Pengaruhnya terhadap Kenyamanan Pengunjung Suharyani Suharyani; Febri Arsetyo Wibowo
Sinektika: Jurnal Arsitektur Vol 15, No 2: Juli 2018
Publisher : Universitas Muhammadiyah Surakarta

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (2001.131 KB) | DOI: 10.23917/sinektika.v15i2.9863

Abstract

Open spaces located in urban areas have functioned as spaces for citizen interaction for a variety of useful functions and interests. The existence of existing city parks can be utilized by citizens of the city to the fullest. This has become one of the alternatives that can be utilized by the city community for more comfortable interactions. Judging from the function of researchers interested in conducting research by formulating the problem namely how the completeness of facilities and comfort in Green Garden Purwodadi City and how comfort is felt when using the facilities available. Green Open Space Arrangement (RTH) is still being promoted by the regency government due to the lack of open green space in Grobogan Regency. So far there have only been 12.8% of public green open space, while at least it requires 20% of green open space from urban areas. Therefore, Purwodadi Green Park was chosen as the object of research. Purwodadi Green Park is a new vehicle for free and fun family recreation in downtown Purwodadi, Grobogan Regency. This study aims to find out how the criteria of a comfortable city park to interact for urban communities. Then to find out the level of comfort, can be known by using data collection methods of observation and open questionnaires. The result of study is that Purwodadi Green Park not in accordance with established standards. The incomplete facilities have resulted in visitors inconvenience caused by the lack of trees in the green park, so that during the day visitors feel the heat due to direct exposure to sunlight.