Adi Utarini
Departemen Kebijakan dan Manajemen Kesehatan, Fakultas Kedokteran, Kesehatan Masyarakat dan Keperawatan UGM

Published : 2 Documents Claim Missing Document
Claim Missing Document
Check
Articles

Found 2 Documents
Search

Person-Patient-Family-Community Centered Care Semakin Penting Adi Utarini
The Journal of Hospital Accreditation Vol 2 No 02 (2020): Person-Patient-Family-Community Centered Care
Publisher : Komisi Akreditasi Rumah Sakit (KARS)

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.35727/jha.v2i02.72

Abstract

Situasi pandemi memberikan ancaman serius dalam pemberian pelayanan individual, terutama bagi pasien dengan infeksi virus Corona yang dirawat inap di rumah sakit. Aspek medis (diagnosis dan pengobatan) yang merupakan subtansi utama pelayanan masih menimbulkan tantangan dalam penatalaksanaan pasien dengan infeksi virus Corona. Namun pada situasi yang kompleks ini, pemberian pelayanan kesehatan yang berorientasi pada kebutuhan individual setiap manusia-pasien justru menjadi semakin penting. Setiap orang (termasuk pasien) membutuhkan dukungan yang lebih besar dan berarti dari keluarga dan masyarakat, serta tenaga kesehatan. Beberapa istilah sering digunakan dan memiliki makna, prinsip dan aktivitas yang berbeda, namun tumpang tindih atau merupakan suatu kontinum: person-centered care, patient-centered care dan family-centered care.
Pemborosan (Waste) di Instalasi Gawat Darurat RSI PKU Muhammadiyah Tegal Nurhidayat Nurhidayat; Firman Firman; Adi Utarini
The Journal of Hospital Accreditation Vol 2 No 02 (2020): Person-Patient-Family-Community Centered Care
Publisher : Komisi Akreditasi Rumah Sakit (KARS)

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.35727/jha.v2i02.73

Abstract

Latar Belakang: Penerapan Jaminan Kesehatan Nasional (JKN) dengan cakupan kesehatan semesta meningkatkan jumlah kunjungan pasien ke rumah sakit, termasuk di Instalasi Gawat Darurat (IGD). Peningkatan di IGD ini menyebabkan waktu tunggu pemindahan pasien dari IGD ke ruang rawat inap pun semakin lama. Untuk mempersingkatnya, digunakan metode lean management. Tujuan: Menurunkan lama waktu tunggu pemindahan pasien dari IGD ke ruang rawat inap dengan cara mengidentifikasi pemborosan waktu tunggu, dan melakukan perbaikan faktor-faktor penyebab pemborosan. Metode: Diterapkan empat tahapan penelitian action research. Pertama, pengumpulan data awal pada diagnosing action, diikuti dengan identifikasi penyebab pemborosan dan solusinya pada tahap kedua, planning action. Ketiga, dilakukan perbaikan cepat pada tahap taking action, meliputi sosialisasi rencana implementasi, update ketersediaan ruang rawat inap, perakitan rekam medis di ruang rawat inap, penulisan resep dokter hanya untuk obat penggunaan di IGD. Penelitian diakhiri dengan evaluasi waktu tunggu dan tindak lanjut pada tahap evaluating action. Hasil: Terdapat delapan tahapan utama dalam alur proses pelayanan pasien IGD hingga pemindahan ke rawat inap. Pemborosan yang utama adalah: waste of overprocessing, waste of motion, dan waste of waiting. Beberapa penyebab utama pemborosan adalah kasus false emergency, kekurangan sumber daya (ruang tunggu dan SDM, papan informasi). Hasil pemetaan dengan Value Stream Mapping adalah rerata 69,9 menit lead time, yang turun menjadi 51,5 menit setelah pasca intervensi. Demikian pula terdapat penurunan waiting time dari 39,9 menit menjadi 28,5 menit, dan cycle time dari 30 menit menjadi 23 menit. Kesimpulan: Lean management dapat mengidentifikasi waste dan menurunkan lama waktu pemindahan pasien IGD ke ruang rawat inap. Lean management perlu dijadikan budaya sebagai salah satu proses dalam upaya perbaikan mutu. Diharapkan hasil intervensi cepat ini dapat dipertahankan oleh rumah sakit, agar menjadi berkelanjutan.