Priyatin Sulistyowati
Akademi Keperawatan Yakpermas Banyumas

Published : 5 Documents Claim Missing Document
Claim Missing Document
Check
Articles

Found 5 Documents
Search

Pengaruh Pemahaman Kangaroo Mother Care (KMC) Pada Perawat Terhadap Perkembangan Bayi Premature di Rumah Sakit Prof. Dr. Margono Soekarjo Sulistyowati, Priyatin; Haryanti, Fitri; Nurdiati, Detty Siti
Journal of Nursing and Health Vol. 2 No. 1 (2017): Journal of Nursing and Health
Publisher : Yakpermas Press

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.52488/jnh.v2i1.54

Abstract

Latar belakang : Angka Kematian Ibu (AKI) dan Angka Kematian Bayi (AKB) merupakan indikator kualitas kesehatan masyarakat di suatu negara. Di Indonesia pada tahun 2012, AKI 359 per 100.000 kelahiran hidup sedangkan AKB sebesar 32 per 1000 kelahiran hidup, atau ada lebih dari 200.000 balita Indonesia yang meninggal setiap tahunnya. Perawatan ekstra untuk bayi prematur dengan menggunakan Kangaroo Mother Care (KMC). . KMC merupakan cara yang efektif untuk memenuhi kebutuhan bayi yang paling mendasar yaitu kehangatan, air susu ibu, perlindungan dari infeksi, stimulasi, keselamatan dan kasih sayang. Metode: ini merupakan salah satu teknologi tepat guna yang sederhana, murah dan sangat dianjurkan untuk perawatan BBLR. KMC tidak hanya sekedar menggantikan peran inkubator, namun juga memberikan berbagai keuntungan yang tidak dapat diberikan incubator. Berdasarkan fakta di atas maka dapat dirumuskan masalah penelitian bagaimanakah pelaksanaan KMC oleh perawat pada ibu yang memiliki BBLR di RSUD Prof. Dr. Margono Soekarjo Purwokerto. Hasil observasi pelaksanaan KMC menemukan adanya perbedaan signifikan pada pelaksanaan KMC setelah intervensi dibandingkan dengan sebelum intervensi dengan p=0,000 (<0,05). Yang berarti hubungan yang signifikan antara pengetahuan dengan pelaksanaan tindakan perawat dalam KMC. Kata Kunci: Bayi Premature, Kangaroo Mother Care (KMC), Kematian Bayi
ASUHAN KEPERAWATAN PADA Ny. R P5A0 POST SECTIO CAESARIA + MOW H0 ATAS INDIKASI INDUKSI GAGAL, PREEKLAMPSIA BERAT, DAN CUKUP ANAK : DI RUANG PERMATA HATI RUMAH SAKIT UMUM DAERAH BANYUMAS Oktifiana, Cica Dwi; Rachman, Yuki Octavia; Sulistyowati, Priyatin
Journal of Nursing and Health Vol. 3 No. 1 (2018): Journal of Nursing and Health
Publisher : Yakpermas Press

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.52488/jnh.v3i1.74

Abstract

Preeklampsia berat adalah suatu kondisi pada ibu hamil dimana tekanan darah sistolik lebih dari 160 mmHg atau diastolik lebih dari 110 mmHg pada dua kali pemeriksaan yang setidaknya berjarak 6 jam dengan ibu posisi tirah baring. Jika preeklampsia berat tidak tertangani, 1 dari 200 kasus terjadi komplikasi kejang atau koma serius yang disebut eklampsia yang dengan memiliki tingkat angka kematian 2 % (Anonim, 2014). Tujuan melakukan asuhan keperawatan dan mempelajari tentang preeklampsia berat. Pada tanggal 07 April 2018 pukul 19.30 WIB, penulis melakukan evaluasi untuk diagnosa keperawatan nyeri akut berhubungan dengan agen injuri fisik terputusnya kontinuitas jaringan kulit: luka jahitan post sectio cesarean teratasi. Hal itu dibuktikan dengan kriteria hasil yang penulis tetapkan yaitu: mengenal kapan nyeri terjadi awal 1, tujuan 5, akhir 5, menggambarkan faktor penyebab awal 1, tujuan 5, akhir 5, menggunakan jurnal harian untuk memonitor nyeri awal 1, tujuan 5, akhir 5, menggunakan tindakan pencegahan nyeri tanpa analgetik awal 1, tujuan 5, akhir, melaporkan nyeri yang terkontrol awal 1, tujuan 5, akhir 5. Penulis menghentikan intervensi.Kata kunci: Asuhan Keperawatan, Post Sectio Caesaria, Pre Eklamsia Berat.
PENGARUH MOBILISASI DINI TERHADAP PENURUNAN TINGGI FUNDUS UTERI (TFU) PADA IBU POST SC Destiana, Ira; Sulistyowati, Priyatin
Journal of Nursing and Health Vol. 5 No. 1 (2020): Journal of Nursing and Health
Publisher : Yakpermas Press

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.52488/jnh.v5i1.115

Abstract

Latar belakang: Latar belakang: Berdasarkan World Health Organization (WHO) menyatakan bahwa persalinan dengan Sectio Caesarea (SC) sekitar 10-15% dari semua proses persalinan di negara-negara berkembang. Salah satu masalah kesehatan yang dialami oleh ibu adalah persalinan dengan SC. SC merupakan salah satu persalinan dengan kematian ibu akibat SC adalah 4-6 kali lebih besar dari kelahiran pervaginam. Salah satu upaya untuk mencegah timbulnya komplikasi dan mengembalikan fungsi fisiologis tubuh dapat dilakukan dengan mobilisasi dini.Tujuan: Mengetahui pengaruh mobilisasi dini terhadap penurunan tinggi fundus uteri pada ibu post SC.Metode: Desain yang digunakan dalam penelitian ini adalah literatur review dengan membandingkan dua jurnal.Hasil: Dalam penelitian ini didapatkan hasil baik persamaan maupun perbedaan dari kedua literature yang dipakai. Kesimpulan: Semakin baik pelaksanaan mobilisasi dini maka semakin cepat penurunan TFU dan sebaliknya. Kata kunci: Mobilisasi Dini, Tinggi Fundus Uteri, Sectio Caesarea.Studi literatur: 10 (2009-2019)
ASUHAN KEPERAWATAN DENGAN PEMBERIAN TERAPI AKTIVITAS KELOMPOK STIMULASI SENSORI MENGGAMBAR PADA PASIEN HARGA DIRI RENDAH DI PPSLU DEWANTA RPSDM “MARTANI” CILACAP Antika, Ida; Sulistyowati, Priyatin; Purnomo, Roni
Journal of Nursing and Health Vol. 4 No. 2 (2019): Journal of Nursing and Health
Publisher : Yakpermas Press

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.52488/jnh.v4i2.130

Abstract

Latar Belakang : Harga diri adalah penilaian pribadi terhadap hasil yang dicapai dengan menganalisa seberapa jauh perilaku memenuhi ideal diri (Yosep, 2011). Tujuan : Untuk mengetahui Asuhan Keperawatan Jiwa dengan Pemberian Terapi Aktivitas Kelompok Stimulasi Sensori Menggambar pada Pasien Harga Diri Rendah. Metode : Jenis studi kasus ini adalah metode deskriptif. Motode studi kasusdeskriptif adalah salah satu jenis penelitian yang tujuannya untuk menyajikan gambaran lengkap mengenai setting sosial atau dimaksudkan untuk eksplorasi dan klarifikasi mengenai suatu fenomena atau kenyataan sosial. Hasil : Tndakan TAK mengambar pada dua responden yaitu, dilakukan TAK selama tiga hari tindakan pada hari pertama resonden belum mampu menceritakan, pada hari ke dua responden pertama mampu menceritakan apa yang digambar lalu pada resonden dua belum mampu menceritakan apa yang digambar. Pada hari ke tiga TAK responden pertama mampu menceritakan apa yang digambar responden dua mampu menceritakan namun dengan singkat. Jadi responden pertama mampu menceritkan apa yang digambar dan renponden dua belum mampu menceritakan dengan detail. Kesimpulan : Evaluasi yang diperoleh dari klien 1 Tn. N yaitu pasien dapat mengungkapkan masalah yang dipendam dan alasan masuk ke Unit Rehabilitasi “Martani” Cilacap.
Hubungan antara Burnout dengan Self Efficacy pada Perawat Di Ruang Rawat Inap RSUD Prof. Dr. Margono Soekarjo Purwokerto Sulistyowati, Priyatin
Jurnal Keperawatan Soedirman Vol. 02 No. 3 (2007)
Publisher : Jurusan Keperawatan FIKES UNSOED

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.20884/1.jks.2007.2.3.132

Abstract

Burnout is the condition in which the person has the physical, mental and emotional tiredness, it happens because of the stress in a long time / term. It also requires the activity of the high emotion. Burnout can be minimized by high self efficacy of the related person. Dealing with the health service especially in the hospital, nurse is the most potential person who deals with burnout among the other health services. The nurse has the burnout because she / he contact with the patients during 24 hours. It is the longest period in his / her job. Burnout can decrease the ability of the nurse in his / her work, for instances he / she has no spirit in his / her activity, She / he can be disturbed her / his emotion easily. The purpose of this research is to know the relationship between self efficacy with the degree of burnout faced by the nurse in the hospitalized care room of Prof. Dr. Margono Soekarjo Purwokerto. The whole samples are 100 nurses who work in 12 hospitalized care rooms (N = 100 ) The result of this research shows that the variable of self efficacy is that empirical mean (x = 78,63) in bigger than hypothetical mean (x = 67,5).This case shows that the self efficacy of the nurse in executing the care in the hospital tends increasing in high degree. The variable of empirical mean of the burnout is x = 60,56, and hypothetical mean is x = 75. It means that the low relative subject has the burnout in executing the work