Roni Purnomo
Akademi Keperawatan Yakpermas Banyumas

Published : 7 Documents Claim Missing Document
Claim Missing Document
Check
Articles

Found 7 Documents
Search

GAMBARAN TERAPI AKTIVITAS KELOMPOK SOSIALISASI PADA PASIEN ISOLASI SOSIAL: MENARIK DIRI DI PPSLU DEWANTA CILACAP RPSDM “MARTANI” CILACAP Pangestu, Adelia Putri; Sulistyowati , P.; Purnomo, Roni
Journal of Nursing and Health Vol. 4 No. 1 (2019): Journal of Nursing and Health
Publisher : Yakpermas Press

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.52488/jnh.v4i1.36

Abstract

Latar Belakang: Isolasi sosial adalah keadaan dimana seseorang individu mengalami penurunan atau bahkan sama sekali tidak mampu berinteraksi dengan orang lain ¬disekitarnya. Pasien mungkin merasa ditolak, tidak diterima, kesepian, dantidak mampu membina hubungan yang berarti dengan orang lain. Menarik Diri adalah suatu sikap di mana individu menghindar diri dari interaksi dengan orang lain. Individu merasa bahwa ia kehilangan hubungan akrab dan tidak mempunyai kesempatan untuk membagi perasaan, pikiran, prestasi, atau kegagalan. Tujuan Untuk mengetahui bagaimana perkembangan terapi aktivitas kelompok sosialisasi pada orang lain pada pasien isolasi sosial: menarik diri. Selama 3x terapi dalam 7 hari, telah dilakukan pengkajian kepada kedua responden tersebut dapat membantu klien mengatasi bagaimana cara bersosialisasi pada orang lain. Didapatkan pada responden 1 sudah baik dan mampu bersosialisasi dengan orang lain pada responden 2 belum mampu berinteraksi dengan baik kepada orang lain. Hasil Kemampuan responden dalam melakukan terapi aktivitas kelompok pada kedua responden mendapat hasil yang berbeda yaitu responden 1 sudah mampu bersosialisasi dengan orang lain pada responden 2 belum mampu bersosialisasi dengan baik kepada orang lain. Kata kunci: Terapi Aktivitas kelompok sosialisasi, isolasi sosial: menarik diri
Analisis Faktor-Faktor Yang Berhubungan Dengan Kepatuhan Perawat Terhadap Penerapan Standar Tindakan Pencegahan Di Rumah Sakit Umum Banyumas Purnomo, Roni; Johan, Adrew; Rofi’i, Muhamad
Journal of Nursing and Health Vol. 1 No. 2 (2016): Journal of Nursing and Health
Publisher : Yakpermas Press

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.52488/jnh.v1i2.44

Abstract

Latar belakang :Kewaspadaan standar merupakan bagian penting dari Pengendalian dan Pencegahan Infeksi (PPI) yang diterapkan di rumah sakit dan fasilitas pelayanan kesehatan lainnya untuk mengukur kualitas pelayanan dan mencegah pasien, tenaga medis, keluarga dan pengunjung lainnya dari risiko tertular karena dirawat di rumah sakit, bekerja dan berkunjung. rumah sakit atau fasilitas pelayanan kesehatan lainnya. Tujuan : penelitian ini untuk mengetahui faktor-faktor yang berhubungan dengan kepatuhan perawat pelaksana terhadap penerapan kewaspadaan standar di RSUD Banyumas. Penelitian ini merupakan penelitian potong lintang dengan 148 responden perawat pelaksana. Metode :Analisis data menggunakan univariat. analisis, analisis bivariat; Uji korelasi pearson dan analisis multivariat menggunakan uji regresi linier berganda. Hasil : pengujian menunjukkan adanya hubungan antara iklim keselamatan kerja, dukungan pimpinan, komitmen manajemen dan informasi terhadap kepatuhan penerapan kewaspadaan standar dengan nilai OR 0,436 artinya 43,6% kepatuhan penerapan kewaspadaan standar dipengaruhi oleh iklim keselamatan kerja, dukungan pimpinan, komitmen manajemen, dan informasi. Sedangkan 56,4% sisanya dijelaskan oleh variabel lain. Kesimpulan : dari penelitian ini adalah ada hubungan antara iklim keselamatan kerja, dukungan pimpinan, komitmen manajemen dan informasi dengan kepatuhan penerapan standar kewaspadaan. Kata kunci: iklim keselamatan, dukungan pemimpin, kewaspadaan standar.
EFEKTIFITAS RELAKSASI BENSON TERHADAP PENURUNAN INTENSITAS NYERI PADA PASIEN POST OPERASI BENIGNA PROSTAT HYPERPLASIA (BPH) Pujiarto, Adi Bambang; Julianto, Eko; Purnomo, Roni
Journal of Nursing and Health Vol. 3 No. 2 (2018): Journal of Nursing and Health
Publisher : Yakpermas Press

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.52488/jnh.v3i2.80

Abstract

Latar Belakang : Setiap tindakan pembedahan akan menimbulkan rasa nyeri, salah satu tindakan non farmakologi untuk menangani nyeri adalah teknik relaksasi Benson.Tujuan : Untuk mengetahuiapakah ada pengaruh dari relaksasi benson terhadap penurunan intensitas nyeri pada pasien post operasi BPH.Metode : Desain yang digunakan dalam penyusunan karya tulis ilmiah ini adalah penelitian kepustakaan, sumber data sekunder dimana peneliti memperoleh sumber utama dari literature-literatur yang berkaitan dengan fokus kajian dari tahun 2010-2019 dengan menggunakan jurnal dan buku-buku yang membahas tentang relaksasi Benson, nyeri, dan pembedahan BPH yang dijadikan sebagai refernsi, hanya dua jurnal yang dijadikan landasan teori. Hasil ulasan literatur : jurnal pertama didapatkan hasil dari jumlah 32 responden dengan keluhan nyeri, sebelum dilakukan relaksasi Benson nyeri ringan 9,4% dan nyeri sedang 90,6% setelah dilakukan relaksasi Benson nyeri ringan 71,9% dan nyeri sedang 28% .sedangkan jurnakl ke dua 11 responden rata rata intensitas nyeri post operasi BPH sebelum pemberian relaksasi Benson adalah 5,27(nyeri sedang) sesudah dilakukan relaksasi Benson adalah 3,82 (nyeri ringan) Kesimpulan : Terdapat pengaruh relkasasi Benson terhadap penurunan intensitas nyeriKata Kunci: : relksasi benson, nyeri, post operasi BPH
PENGARUH PENERAPAN TEKNIK KOMUNIKASI TERAPIUTIK DALAM MEMANDIRIKANKLIEN DEFISIT PERAWATAN DIRI: MANDI DAN BERHIAS Putri, Dea Ariski Kelana; Sudiarto, Sudiarto; Purnomo, Roni
Journal of Nursing and Health Vol. 3 No. 2 (2018): Journal of Nursing and Health
Publisher : Yakpermas Press

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.52488/jnh.v3i2.82

Abstract

Latar belakang: Defisit perawatan diri merupakan salah satu masalah yang timbul pada gangguan jiwa. Dimana klien yang memiliki masalah dengan defisit perawatan diri biasanya klien tidak mampu untuk melakukan perawatan terhadap diri sendiri,dapat dikatakan seseorang yang mengalami masalah defisit perawatan diri biasanya tidak mampu dalam melakukan atau melengkapi aktivitas perawatan diri secara mandiri seperti mandi (hygine), berpakaian/berhias, makan/minum dan BAB/BAK (toileting) kurangnya perawatan diri pada penderita gangguan jiwa disebabkan oleh kelemahan fisik dan kurangnya kesadaran penderita akan pentingnya melakukan perawatan diri. Salah satu pengobatan non farmakologis adalah komunikasi terapiutik Mendapatkan landasan teori tentang masalah defisit perawatan diri, serta mengetahui respon klien terhadap pemberian komunikasi terapiutik dalam memandirikan klien defisit perawatan diri: mandi dan berhias. Desain yang digunakan pada penelitian ini adalah penelitian kepustakaan, sumber data yang diperoleh dari data sekunder dimana sumber utama yang berkaitan dengan literature-literature yang berkaitan dengan fokus kajian pada tahun 2016-2018 yang membahas tentang komunikasi terapiutik. Namun pada penelitian ini hanya menggunakan 2 jurnal komunikasi terapiutik yang dijadikan sebagai landasan teori. Dari kedua jurnal memeberikan hasil bahwa komunikasi terapiutik berpengaruh dan efektif untuk meningkatkan kemandirian klien dengan masalah defisit perawatan diri. komunikasi terapiutik terbukti dapat memberikan dampak respon klien berupa kemauan dan kemampuan dalam melakukan perawatan diri: mandi dan berhias secara mandiri.Kata kunci: Defisit perawatan diri, personal hygime,komunikasi terapiutik.
ASUHAN KEPERAWATAN PADA Tn. N DENGAN RESIKO PERILAKU KEKERASAN DI RUANG SADEWA RSUD BANYUMAS Pujiasih, Nurhani; Priyatin, Wiwik; Purnomo, Roni
Journal of Nursing and Health Vol. 1 No. 2 (2016): Journal of Nursing and Health
Publisher : Yakpermas Press

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.52488/jnh.v1i2.125

Abstract

Latar Belakang : Berdasarkan data RSUD Banyumas klien dengan gangguan jiwa pada bulan januari 2009 di temukan sebanyak 62 kasus (68%) alasan masuk klien yaitu dengan perilaku kekerasan. Tindakan kekerasan itu akan menimbulkan penderita cenderung mempunyai sikap perusak, marah dan mengakibatkan penderita muncul perilaku kekerasan jika tidak bisa dikontrol. Tujuan : Asuhan Keperawatan Pada Tn. N Dengan Masalah Utama Resiko Perilaku Kekerasan di Ruang Sadewa RSUD Banyumas. Metode : Metode yang digunakan oleh penulis dalam mengumpulkan data adalah dengan wawancara dengan pasien dan keluarga pasien, mengobsevasi keadaan pasien dan melakukan pemeriksaan fisik secara lengkap Head to toe, membaca buku status pasien serta mencari informasi tentang pasien dari perawat yang ada diruang Sadewa RSUD Banyumas. Hasil : Diagnosa yang muncul pada pasien adalah resiko perilaku kekerasan sebagai Core Problem, gangguan persepsi sensori: halusinasi sebagai Caussa, dan isolasi sosial sebagai Effect. Pada diagnosa ke dua dan ke tiga yaitu perilaku kekerasan dan gangguan persepsi sensori: halusinasi penulis tidak memunculkan di implementasi karena waktunya terbatas, maka dari itu penulis hanya fokus pada diagnosa yang pertama yaitu resiko perilaku kekerasan. Kesimpulan : Evaluasi yang telah dilakukan oleh penulis dengan evaluasi formatif, evaluasi pada tahapan akhir dapat disimpulkan bahwa evaluasi yang dilakukan tercapai dan berhasil, pasien mampu melakukan serta menerapkan implementasi yang telah dilatih pasien. Kata Kunci: Asuhan Keperawatan, Resiko Perilaku Kekerasan
ASUHAN KEPERAWATAN DENGAN PEMBERIAN TERAPI AKTIVITAS KELOMPOK STIMULASI SENSORI MENGGAMBAR PADA PASIEN HARGA DIRI RENDAH DI PPSLU DEWANTA RPSDM “MARTANI” CILACAP Antika, Ida; Sulistyowati, Priyatin; Purnomo, Roni
Journal of Nursing and Health Vol. 4 No. 2 (2019): Journal of Nursing and Health
Publisher : Yakpermas Press

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.52488/jnh.v4i2.130

Abstract

Latar Belakang : Harga diri adalah penilaian pribadi terhadap hasil yang dicapai dengan menganalisa seberapa jauh perilaku memenuhi ideal diri (Yosep, 2011). Tujuan : Untuk mengetahui Asuhan Keperawatan Jiwa dengan Pemberian Terapi Aktivitas Kelompok Stimulasi Sensori Menggambar pada Pasien Harga Diri Rendah. Metode : Jenis studi kasus ini adalah metode deskriptif. Motode studi kasusdeskriptif adalah salah satu jenis penelitian yang tujuannya untuk menyajikan gambaran lengkap mengenai setting sosial atau dimaksudkan untuk eksplorasi dan klarifikasi mengenai suatu fenomena atau kenyataan sosial. Hasil : Tndakan TAK mengambar pada dua responden yaitu, dilakukan TAK selama tiga hari tindakan pada hari pertama resonden belum mampu menceritakan, pada hari ke dua responden pertama mampu menceritakan apa yang digambar lalu pada resonden dua belum mampu menceritakan apa yang digambar. Pada hari ke tiga TAK responden pertama mampu menceritakan apa yang digambar responden dua mampu menceritakan namun dengan singkat. Jadi responden pertama mampu menceritkan apa yang digambar dan renponden dua belum mampu menceritakan dengan detail. Kesimpulan : Evaluasi yang diperoleh dari klien 1 Tn. N yaitu pasien dapat mengungkapkan masalah yang dipendam dan alasan masuk ke Unit Rehabilitasi “Martani” Cilacap.
Gambaran Pemberian Makanan Enteral pada Pasien Dewasa di RSUP DR. Sarjito Yogyakarta Purnomo, Roni; Styowati, Sri; Effendy, Christantie
Jurnal Keperawatan Soedirman Vol. 02 No. 3 (2007)
Publisher : Jurusan Keperawatan FIKES UNSOED

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.20884/1.jks.2007.2.3.130

Abstract

A high prevalence of malnutrition in hospitals leads to the increasing of more attention paid for nutrition management. Enteral nutrition feeding in a proper way will give advantages such as protecting nutrition status in order not to go worse and preventing or reducing the occurrence of metabolic complication and infection. It requires specific knowledge and expertise in nutrition area, management of enteral nutrition feeding is a part of nurse’s responsibilities. This study was aimed to obtain a description of technical feeding of enteral nutrition to adult patient at DR. Sardjito Hospital Yogyakarta. The type of this study was descriptive explorative by means of quantitative method, data was collected through observation to research subject who are the patients undergoing enteral nutritional therapy with a total number of 21 patients. This study was done within December 19th 2005 – January 9th 2006. The result showed that a high percentage of enteral nutrition feeding done by family was 40 actions (63.49%) while that done by nurses was 23 actions (36.51%). Enteral nutrition feeding that was considered as properly done was only 20 actions (31.75%) while that considered as improperly done was 43 actions (68.25%). The most frequent things that were not done in enteral nutrition feeding were checking the intestinal distortion before and after the nutrition feeding, aspirating residual volume of stomach before nutrition feeding, considering the rate of feeding, and some did not set the position of semifowler (30o – 45o) during enteral nutrition feeding. This study showed that most of enteral feeding had not been done based on theoretical standard.