Claim Missing Document
Check
Articles

Found 5 Documents
Search
Journal : PrimA: Jurnal Ilmiah Ilmu Kesehatan

HUBUNGAN KEPADATAN HUNIAN TEMPAT TINGGAL DENGAN KEJADIAN ISPA ANAK BALITA ( 1 - 5 TAHUN) DI DESA SESELA LOMBOK BARAT NUSA TENGGARA BARAT Endy Bebasari Ardhana Putri
Jurnal PRIMA Vol 4, No 1 (2018)
Publisher : STIKES Mataram

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.47506/jpri.v4i1.92

Abstract

Diketahui dari data Puskesmas Gunung Sari Lombok Barat, di Desa Sesela angka kejadian ISPA (Infeksi Saluran Nafas Akut) pada anak balita merupakan kasus tertinggi pada tahun 2017. ISPA dapat disebabkan oleh kepadatan hunian yang tinggi sehingga menyebabkan pertukaran udara yang tidak sehat. Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui ada tidaknya hubungan kepadatan hunian tempat tinggal dengan status ISPA anak balita usia 1 sampai 5 tahun di Desa Sesela Lombok Barat. Sampel penelitian berjumlah 89 anak yang diambil secara random sampling dari total populasi 825 anak di Desa Sesela. Rancangan studi yang digunakan adalah cross sectional dan uji analisis yang digunakan adalah Uji korelasi Pearson Chi Square dengan α=0.10. Hasil penelitian menunjukkan bahwa sebanyak 9 anak (10%) pernah terkena ISPA pada 14 anak (16%) dengan kepadatan hunian tidak memenuhi syarat dan dari 36 tempat tinggal (40%) yang memenuhi syarat terdapat 30 anak (34%) tidak ISPA. Kepadatan hunian tempat tinggal tidak berhubungan dengan kejadian ISPA anak balita di Desa Sesela Lombok Barat (p=0.599). Faktor lingkungan sebagai penyebab lainnya adalah luas ventilasi dan paparan asap dalam rumah. Saran untuk peneliti selanjutnya adalah meneliti faktor lingkungan lain sebagai penyebab ISPA anak balita karena kejadian ISPA di Desa Sesela Lombok Barat masih menduduki penyakit tertinggi pada anak balita.
HUBUNGAN KEBIASAAN SARAPAN DENGAN PRESTASI AKADEMIK SISWA KELAS IV SEKOLAH DASAR NEGERI MARENTE ALAS KABUPATEN SUMBAWA BESAR NTB Endy Bebasari Ardhana Putri
Jurnal PRIMA Vol 3, No 2 (2017)
Publisher : STIKES Mataram

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.47506/jpri.v3i2.83

Abstract

Sarapan bagi anak sekolah bermanfaat untuk menghasilkan energi dalam kemampuan berpikir dalam proses belajar di sekolah. Menurut data riskesdas masih ada anak sekolah yang kekurangan energi, kemungkinan karena tidak memliki kebiasaan sarapan sesuai anjuran Pedoman Umum Gizi Seimbang (PUGS) Depkes RI. Hal ini akan mempengaruhi prestasi akademiknya karena tidak mampu berkonsentrasi saat belajar di sekolah. Tujuan penelitian adalah untuk mengetahui ada tidaknya hubungan kebiasaan sarapan dengan prestasi akademik siswa kelas IV SDN Marente Alas Kabupaten Sumbawa Besar. Penelitian ini merupakan uji korelasi dengan dua variable utama yang diuji dengan menggunakan uji t 2 sampel bebas dari SPSS 18 (α=0,05). Variable tersebut adalah kebiasaan sarapan dan prestasi akademik siswa kelas IV SDN Marente. Kesimpulan yang dapat diambil adalah bahwa tidak terdapat hubungan keduanya (p=0,807) karena terdapat energi yang dibutuhkan siswa untuk konsentrasi belajar menuju prestasi akademik baik tidak bergantung dari sarapan di rumah. Tidak menutup kemungkinan siswa tetap mengkonsumsi makanan mengandung energi di sekolah sehingga memperoleh prestasi akademik yang baik.
STATUS PEKERJAAN IBU DAN STATUS GIZI (IMT/U DAN TB/U) ANAK PRA-SEKOLAH KOTA MATARAM Endy Bebasari Ardhana Putri
Jurnal PRIMA Vol 6, No 1 (2020)
Publisher : STIKES Mataram

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.47506/jpri.v6i1.176

Abstract

Data Riskesdas tahun 2018 menunjukkan bahwa angka stunting anak balita di Indonesia masih 30.8%, masih di bawah standar WHO untuk suatu Negara. Status gizi anak pra sekolah (4-6 tahun) dapat mempengaruhi tumbuh kembangnya. Ada beberapa faktor yang berhubungan dengan status gizi antara lain pekerjaan ibu yang secara tidak langsung mempengaruhi waktu pola asuh. Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui ada tidaknya hubungan pekerjaan ibu dengan status gizi anak prasekolah di RA al-Fath.Status gizi yang diukur berdasarkan indikator Indeks Massa Tubuh (IMT) menurut umur dan tinggi badan menurut umur. Sampel diambil dengan total sampling dari seluruh siswa-siswi di RA-Al-Fath yang berada di kelurahan Karang Pule Sekarbela yang berjumlah 38 anak. Rancangan studi yang dgunakan adalah cross sectional. Uji analisa data menggunakan uji Chi square dengan tingkat kesalahan 5%.Dari penelitian yang dilakukan, ditunjukkan bahwa status gizi anak prasekolah di RA Al-Fath menurut IMT berdasarkan umur sebagian besar anak prasekolah memiliki status gizi normal (55%), namun masih terdapat malnutrisi meliputi gizi kurang (6%) dan obesitas (16%), sedangkan status gizi anak prasekolah berdasarkan tinggi badan menurut umur sebagian besar memiliki tinggi badan normal (66%), dan masih ada yang mengalami timggi badan kurang (24%).Kesimpulan penelitian ini adalah lebih dari 50% anak prasekolah memiliki status gizi yang normal dan tidak ada hubungan antara pekerjaan ibu dengan status gizi anak pra sekolah baik secara IMT maupun Tinggi badan (p>0.05). Mengingat masih adanya mal nutrisi pada anak pra sekolah baik menurut IMT/U maupun TB/U, maka perlu intervensi dari pihak tenaga kesehatan setempat untuk menanggulangi malnutrisi pada anak pra sekolah dan tidak hanya fokus pada peningkatan berat badan anak, melainkan juga membantu anak memiliki status gizi yang normal.
STATUS GIZI ANAK PRA SEKOLAH DENGAN INDIKATOR IMT/U DI TK/RA WILAYAH KELURAHAN KARANG PULE KECAMATAN SEKARBELA KOTA MATARAM Endy Bebasari Ardhana Putri
Jurnal PRIMA Vol 5, No 2 (2019)
Publisher : STIKES Mataram

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.47506/jpri.v5i2.144

Abstract

It is known from the NTB Province Health Profile data in 2017, there were 23.5% of children under five suffering from malnutrition, namely overweight or underweight. In the city of Mataram itself, there are still 32% including malnutrition, 1% of them suffer from over nutrition and obesity. Malnutrition in children under five, where this age group also includes pre-school children can occur if the diet is not right. Lack of protein calories can result in underweight nutritional status and excess protein calories that are not matched by physical activity can cause excess weight and even obesity. The purpose of this study was to describe the characteristics of pre-school children in the city of Mataram according to their nutritional status based on gender. Nutritional status as measured by the Body Mass Index (BMI) indicator by age. Samples were taken accidentally from all kindergartens / RAs located in Karang Pule Sekarbela village with a total of 63 children. The study design used was cross sectional. The data analysis test uses the Chi square descriptive test with an error rate of 5%. From the research conducted, it was shown that the majority of pre-school children in the Sekarbela District area had normal nutritional status (51%), but there were still malnutrition including weight loss and obesity (49%). The conclusion of this study is that almost 50% of preschool children have malnutrition nutritional status and there is no difference in nutritional status between girls and boys (p = 0.307). Considering that there are still malnutrition in pre-school children who are thin or even more obese, it is necessary to intervene from the local health workers to tackle malnutrition in preschool children not only to focus on increasing the child's weight, but also to help children have normal nutritional status .
Hubungan Asupan Protein Hewani Dengan Status Gizi (TB/U) pada Anak Balita di Dusun Pondok Prasi Kelurahan Bintaro Ampenan Kota Mataram Nurhidayah Nurhidayah; Endy Bebasari Ardhana Putri; Asri Indah Lestari
Jurnal PRIMA Vol 8, No 2 (2022): PrimA: Jurnal Ilmiah Ilmu Kesehatan
Publisher : STIKES Mataram

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.47506/jpri.v8i2.306

Abstract

Salah satu sumber nutrisi yang penting untuk pertumbuhan anak adalah protein. Protein adalah bahan pembangun jaringan tubuh, protein membantu memperbaiki dan memelihara jaringan vital,serta sangat penting untuk pertumbuhan tinggi badan dan semua sistem organ termasuk tulang dan otot. Di Provinsi NTB masih ditemukan balita yang berpostur pendek dan sangat pendek (stunting). Berdasarkan data hasil pekan penimbangan tahun 2020, ditemukan balita stunting di Provinsi NTB sebanyak 77.037 balita. Di Pondok Prasi Kelurahan Bintaro jumlah balita yang tinggi badannya sangat pedek menjadi urutan kedua setelah Ampenan Utara di wilayah kerja Puskesmas Ampenan. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui adanya hubungan asupan protein hewani dalam makanan pendamping ASI dengan status gizi (TB/U) pada anak balita di Dusun Pondok Prasi Kelurahan Bintaro Wilayah Kerja Puskesmas Ampenan. Desain studi penelitian ini menggunakan pendekatan cross sectional. Sampel dalam penelitian ini sebanyak 55 balita dengan menggunakan teknik accidental sampling. Instrumen untuk mengumpulkan data menggunakan kuesioner dan alat ukur tinggi badan (Microtoise), serta menggunakan uji statistik ChiSquare. Hasil analisis data diperoleh nilai p value=0,009<0,05. Sebagian besar anak balita yang ada di Dusun Pondok Prasi Kelurahan Bintaro mengalami tinggi badan normal (50,9%) dan asupan protein hewani yang cukup (34,5%) disebabkan oleh makanan yang mengandung protein hewani disana sangat tinggi karena cenderung dengan tempat tinggal lingkungan yang dekat dengan pantai. Terdapat hubungan antara asupan protein hewani dalam makanan pendamping ASI dengan status gizi (TB/U) pada anak balita, karena semakin bagus asupan protein hewaninya maka semakin bagus pula pertumbuhan tinggi badannya.