Antoni Eka Fajar Maulana
LPPM STIKES Mataram

Published : 4 Documents Claim Missing Document
Claim Missing Document
Check
Articles

Found 4 Documents
Search

HUBUNGAN TINGKAT PENGETAHUAN PERAWAT TENTANG TRIAGE DENGAN PENERAPAN TRIAGE DI IGD RUMAH SAKIT UMUM DAERAH PATUT PATUH PATJU KABUPATEN LOMBOK BARAT Antoni Eka Fajar Maulana
Jurnal PRIMA Vol 3, No 1 (2017)
Publisher : STIKES Mataram

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.47506/jpri.v3i1.68

Abstract

Triage is a selection system and the selection of patients to ensure the urgency level and the priority to give the treatment to the patients. Based on the data, there are 18 nurses in IGD Rumah Sakit Umum Daerah Patut Patuh Patju West Lombok Regency. The results of the initial observation in IGD Rumah Sakit Umum Daerah Patut Patuh Patju West Lombok regency shows that the initial treatment processdid not include the triage process, for example the patients get the treatment directly without determining the level of the urgency first. In this study, the researcher used descriptive correlational design. The population and the sample of this study were all of the nurses in IGD Rumah Sakit Umum Daerah Patut Patuh Patju, West Lombok regency which amounts to 18 people. The instruments that are used in this study were observation sheet and questionnaire. The data analysis that is used in this study was chi-square with the significance level of 0,05%. In order to know the relation between the nurses’ knowledge of triage and the implementation of triage in IGD Rumah Sakit Umum Daerah Patut Patuh Patju West Lombok regency, the researcher used chi-square to analyse the data. Based on the data analysis, the results shows that the calculation of SPSS with the significance level of P value = 0,040 with the error level α= 0,05. Therefore, the P value is < nilai α (0,040 < 0,05). In conclusion, this study shows that there is a relation between the level of the nurses’ knowledge of triage and the application of triage in IGD Rumah Sakit Umum Daerah Patut Patuh Patju West Lombok regency. Therefore, from this study, the hospital can get the input to revise the standard procedure about triage in IGD Rumah Sakit Umum Daerah Patut Patuh Patju West Lombok Regency. Key words : Knowledge, Application
PERBEDAAN EFEKTIVITAS TERAPI CAIRAN HANGAT DAN SELIMUT PENGHANGAT TERHADAP PERUBAHAN SUHU TUBUH PADA PASIEN PASCA OPERASI DI RUANG PULIH INSTALASI BEDAH RSI YATOFA Antoni Eka Fajar Maulana
Jurnal PRIMA Vol 4, No 1 (2018)
Publisher : STIKES Mataram

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.47506/jpri.v4i1.102

Abstract

Shivering menyebabkan efek fisiologi yang sangat merugikan seperti vasokontriksi perifer hingga Hipotermi. Hipotermi adalah keadaan dimana suhu inti tubuh di bawah batas normal fisiologis yaitu 36,50C-37,50C. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui efektivitas pemberian terapi cairan hangat dan selimut penghangat terhadap peningkatan suhu tubuh pada pasien Shivering pasca operasi. Populasi dalam penelitian ini adalah 200 pasien yang akan menjalani operasi dari bulan Oktober-November 2017. Dengan jumlah sampel sebanyak 60 responden. Desain penelitian yang digunakan adalah Quasi Experiment dengan rancangan Non-Equivalent Control Group dengan teknik pengambilan sampel adalah Accidental Sampling, dan analisa data menggunakan uji statistik Wilcoxon Match Pairs 16.0. Hasil penelitian uji statistik Wilcoxon Match Pairs 16.0.Pada perlakuan terapi cairan hangat suhu terendah 36,50C dan suhu tertinggi 37,00C dengan mean 36,710C dan standar deviasi 0,18, terapi selimut penghangat suhu terendah adalah 35,60C dan suhu tertinggi 36,70C dengan mean 36,10C dan standar deviasi 0,36 dan kain katun didapatkan nilai p value 000 < 0,05 artinya pemberian terapi cairan hangat dan selimut penghangat memiliki pengaruh terhadap peningkatan suhu tubuh pasien pasca operasi. Berdsarkan hasil analisa data yang dilakukan, diperoleh kesimpulan bahwa untuk RSI YATOFA khususnya Instalasi Bedah, kedepannya diharapkan bisa menggunakan alternatif tindakan terapi cairan hangat untuk pasien pasca operasi yang dikombinasikan dengan pemberian selimut penghangat.
PENGARUH SHORT COURSE HANDS ONLY CPR TERHADAP RETENSI KETERAMPILAN PADA ORANG AWAM DI NUSA TENGGARA BARAT Antoni Eka Fajar Maulana
Jurnal PRIMA Vol 3, No 2 (2017)
Publisher : STIKES Mataram

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.47506/jpri.v3i2.85

Abstract

Penyakit jantung dan pembuluh darah secara konsisten menempati urutan pertama penyebab kematian. Out of Hospital Cardiac Arrest (OHCA) masih menjadi masalah utama dunia kesehatan. Dengan sistem pelayanan pre hospital yang ada di Indonesia, sangat penting untuk menyiapkan first responder untuk membantu menurunkan angka kematian akibat Cardiac Arrest di luar Rumah Sakit. Orang awam perlu mendapatkan pengetahuan dan skill yang memadai untuk menjadi first responder untuk meningkatkan peluang hidup setiap orang yang mengalami Cardiac Arrest di luar Rumah Sakit. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui retensi keterampilan orang awam setelah mendapatkan short course Hands Only CPR. Metode penelitian menggunakan Quasi experimental dengan pendekatan Time series (repeated measure) selama 2 bulan dengan durasi pengukuran setiap 1 bulan setelah pelatihan dilakukan. Responden yang berpartisipasi dalam penelitian ini sejumlah 42 orang sesuai kriteria inklusi yang telah ditetapkan. Selama short course, instruktur mencontohkan cara melakukan Hands Only CPR kemudian diikuti oleh responden, kemudian instruktur melakukan evaluasi segera setelah short course untuk mendapatkan data awal dan diikuti evaluasi setiap 1 bulan dan umpan balik yang dibutuhkan. Komponen yang diukur adalah adequate rate, adequate deep, full chest recoil, dan minimal interruption. Evaluasi dilakukan selama 6 menit dengan penilaian setiap 2 menit untuk melihat efektifitas CPR yang dilakukan. Analisa data menggunakan pendekatan metode statistik Cochran menunjukkan terdapat perbedaan yang signifikan pada komponen Adequate Rate pada 3 kali penilaian (1x p =0.02 , 2x p = 0.000 dan 3x p=0.02). hasil tersebut menunjukkan bahwa baik pada pengukuran pertama, kedua dan ketiga, kemampuan responden melakukan tindakan mempertahankan Adequate Rate berbeda secara bermakna antara menit ke 2, menit ke 4 dan menit ke 6. Pada komponen Adequate deep tidak ditemukan perbedaan yg signifikan pada percobaan pertama (T1) namun tampak penurunan signifikan pada dua percobaan berikutnya (T1 p=0.05, T2 p= 0.000 dan T3 p=0.007). Pada komponen Full Chest recoil, tidak didapatkan perbedaan yang signifikan pada percobaan pertama, tetapi berbeda secara signifikan pada dua interval berikutnya (T1 p=0.368, T2 p= 0.000 dan T3 p=0.000). Komponen Minimal interruption berbeda secara signifikan di dua percobaan awal (T1 p=0.000 dan T2 p=0.000) namun tidak didapatkan perubahan bermakna pada percobaan ke 3 (T3 p=0.135). Analisa lebih lanjut dilakukan untuk membandingkan kemampuan responden pada percobaan pertama, kedua dan ketiga. Hasil analisa dengan menggunakan pendekatan statistika Friedman menunjukkan terdapat penurunan bermakna pada seluruh komponen percobaan. Short Course yang dilakukan mampu meningkatkan keterampilan orang awam dalam melakukan hands only CPR. Penurunan signifikan tampak pada seluruh komponen yang diukur pada setiap evaluasi.
PERAN PERAWAT DALAM MEMBERIKAN ASUHAN KEPERAWATAN TERHADAP KESEMBUHAN LUKA GANGREN DI RSUD KOTA MATARAM Antoni Eka Fajar Maulana
Jurnal PRIMA Vol 7, No 1 (2021)
Publisher : STIKES Mataram

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.47506/jpri.v7i1.227

Abstract

Pendahuluan: Perawat kontemporer menjalankan fungsinya dalam berbagai peran pemberi perawatan, pembuatan keputusan klinik dan etika, pelindung dan advokat bagi klien, menejer kasus, rehabilitator, pembuat kenyamanan, komunikator dan pendidik. Gangren adalah proses luka atau keadaan yang ditandai adanya jaringan mati atau nekrosis, namun secara mikrobiologis adalah proses nekrosis yang disebabkan oleh infeksi.Tujuan: Tujuan penelitian ini untuk mengetahui hubungan peran perawat dalam memberikan asuhan keperawatan pasien dengan kesembuhan luka ganggren.Metode: Penelitian ini merupakan penelitian jenis analitik, dengan desain cross sectional.Hasil: Hasil penelitian menunjukan korelasi antara peran perawat dalam memberikan asuhan keperawatan pasien dengan luka gangren diperoleh koefisien r = 0,569 dengan signifikansi atau p= 0,009.Kesimpulan: terdapat hubungan positif antara peran perawat dengan luka gangren, dimana peran perawat berhubungan dengan proses kesembuhan luka gangren.