Sumarno Sumarno
Departemen Farmasi Klinik, Fakultas Farmasi, Universitas Airlangga, Surabaya

Published : 7 Documents Claim Missing Document
Claim Missing Document
Check
Articles

Found 7 Documents
Search

IDENTIFIKASI PROBLEMA OBAT DALAM PHARMACEUTICAL CARE Yulistiani, .; Suharjono, .; Hasmono, Didik; Khotib, Junaidi; Sumarno, .; Rahmadi, Mahardian; Sidharta, Bambang
JFIOnline | Print ISSN 1412-1107 | e-ISSN 2355-696X Vol 4, No 1 (2008)
Publisher : Indonesian Research Gateway

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar

Abstract

Pharmaceutical care is a colaborative process which goal is to prevent, identify, and solve the  drug problem. Pharmacists is the one who responsible to pharmaceutical care, to assure the safety and effectiveness of drug use. This works was aimed to identify and analyze drug problems happened during pharmaceutical care. Data was collected from Dr.  Syaiful Anwar Hospital Malang, from 1 Januari until 31 August 2006. This was a prospective study (n=138) with descriptive analysis. From the results it can be concluded that drug problems happened during pharmaceutical care in Dr. Syaiful Anwar Hospital Malang consist of: Drug Adverse Reaction (non-elergy side effect 15.22% and toxic effect 3.62%), error in drug choice (untreated indication 18.12%, unappropriate drug to indication 11.59%, unclear drug use 4.35%, unappropriate drug duplication 1.45%), contraindication 0.72%, dosing problem (overtherapy dose 22.46%, overlength therapy 2.90%, subtherapy dose 0.72%), drug interaction (potential interaction 138 cases, manifested interaction 8 cases), and others (patient uncontentment 10.14% and patient unproper care about his/her own disease/therapy 4.35%). ABSTRAKPharmaceutical care merupakan proses kolaboratif yang bertujuan untuk mencegah, mengidentifikasi, dan menyelesaikan problema obat. Dalam pelaksanaan, pharmaceutical care merupakan tanggung jawab profesional farmasis untuk menjamin penggunaan obat yang aman dan efektif dalam meningkatkan kualitas hidup pasien.  Penelitian ini bertujuan untuk mengidentifikasi dan menganalisa problema obat yang terjadi dalam pharmaceutical care. Penelitian dilakukan di Rumah Sakit Umum Dr. Syaiful Anwar Malang periode 1 Januari s/d 31 Agustus 2006, merupakan penelitian observasional-data prospektif (n=138) dengan analisis deskriptif. Dari hasil penelitian dapat disimpulkan bahwa macam problema obat yang terjadi meliputi : Reaksi obat yang tidak dikehendaki terdiri dari: efek samping non alergi (15,22%), efek toksik (3,62%); pemilihan obat terdiri dari: obat tidak diresepkan tetapi indikasi jelas (18,12%), obat tidak sesuai indikasi (11,59%), indikasi penggunaan obat tidak jelas (4,35%),duplikasi obat tidak sesuai (1,45%), Kontraindikasi (0,72%); pemberian dosis terdiri dari: dosis terlalu tinggi (22,46%), durasi terapi terlalu panjang (2,90%), dosis terlalu rendah (0,72%); interaksi obat terdiri dari: interaksi potensial 138 kejadian (n=138), manifestasi interaksi (8 kasus); dan problema lain (ketidakpuasan pasien terhadap terapi yang diberikan (10,14%) dan kurangnya perhatian/kesadaran pasien terhadap kondisi/ penyakitnya (4,35%).
INTERAKSI SIMETIDIN TERHADAP KINETIKA ELIMINASI PARASETAMOL PADA KELINCI Sumarno, .
JFIOnline | Print ISSN 1412-1107 | e-ISSN 2355-696X Vol 3, No 1 (2006)
Publisher : Indonesian Research Gateway

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar

Abstract

Cimetidine is a H2-antagonist which has potential to interfere the metabolism of other drugs by inhibit the activity of liver microsomal enzymes by binding cytochrome P-450, therefore diminished active cytochrome P-450. The metabolism of paracetamol occurred in liver cells which involve cytochrome P-450 in phase I N-hydroxylation reaction.  This experiment objective was to investigate the interaction of cymetidine on the kinetic  of elimination of paracetamol. The experiment done on 2 groups of rabbit, 5 in control group and the other 5 in the treatment group. Rabbit in control group was only given paracetamol 450 mg/kg per oral, while the treatment group was given cymetidine 78 mg/kg per oral every 6 hour for three times one day before the administration of paracetamol. Rsults showed that there was significant differences in kinetic of elimination reaction of paracetamol between the two groups (p < 0,01). Half life (t1/2b) of paracetamol elimination  in control group was 161,02 minutes, while in pre-treatment group was increase to 429,26 minutes. It was concluded that cymetidine could interfere, i.e. lenghthen the half life elimination of paracetamol. ABSTRAK Simetidin merupakan salah satu H2-antagonist yang poten menghambat metabolisme obat lain, yang bekerjanya menghambat aktivitas enzim mikrosomal hati dengan cara mengikat sitokrom P-450 yang sifatnya reversible membentuk kompleks, sehingga sitokrom P-450 aktif berkurang jumlahnya. Metabolisme parasetamol terjadi di hati yang juga melibatkan sitokrom P-450 dalam metabolisme fase pertama pada reaksi oksidasi N-hidroksilasi. Penelitian interaksi simetidin terhadap kinetika eliminasi parasetamol dilakukan pada 2 kelompok kelinci yang terdiri dari 5 ekor kelompok kontrol dan 5 ekor kelompok perlakuan. Kelompok kontrol hanya diberi parasetamol oral 450 mg/kg BB, sedangkan kelompok perlakuan diberi simetidin oral 78 mg/kg BB setiap 6 jam sebanyak tiga kali sehari sebelum pemberian parasetamol. Hasil penelitian menunjukkan bahwa terdapat perbedaan yang bermakna pada kinetika eliminasi parasetamol setelah praperlakuan simetidin (p < 0,01). Hal ini terlihat bahwa waktu paruh elminasi parasetamol (t1/2b) pada kelompok kontrol  sebesar 161,02 menit , sedangkan pada kelompok perlakuan meningkat menjadi 429,26 menit. Tetapan laju eliminasi parasetamol (b) pada kelompok kontrol  sebesar 4,82.10-3 menit-1, sedangkan pada kelompok perlakuan menurun menjadi  1,69.10-3 menit-1. Hal ini menunjukkan adanya pengaruh inhibisi simetidin terhadap metabolisme parasetamol sehingga waktu paruh eliminasi parasetamol menjadi lebih panjang.
IDENTIFIKASI PROBLEMA OBAT DALAM PHARMACEUTICAL CARE Yulistiani, .; Suharjono, .; Hasmono, Didik; Khotib, Junaidi; Sumarno, .; Rahmadi, Mahardian; Sidharta, Bambang
Jurnal Farmasi Indonesia Vol 4, No 1 (2008)
Publisher : Jurnal Farmasi Indonesia

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.35617/jfi.v4i1.1

Abstract

Pharmaceutical care is a colaborative process which goal is to prevent, identify, and solve the  drug problem. Pharmacists is the one who responsible to pharmaceutical care, to assure the safety and effectiveness of drug use. This works was aimed to identify and analyze drug problems happened during pharmaceutical care. Data was collected from Dr.  Syaiful Anwar Hospital Malang, from 1 Januari until 31 August 2006. This was a prospective study (n=138) with descriptive analysis. From the results it can be concluded that drug problems happened during pharmaceutical care in Dr. Syaiful Anwar Hospital Malang consist of: Drug Adverse Reaction (non-elergy side effect 15.22% and toxic effect 3.62%), error in drug choice (untreated indication 18.12%, unappropriate drug to indication 11.59%, unclear drug use 4.35%, unappropriate drug duplication 1.45%), contraindication 0.72%, dosing problem (overtherapy dose 22.46%, overlength therapy 2.90%, subtherapy dose 0.72%), drug interaction (potential interaction 138 cases, manifested interaction 8 cases), and others (patient uncontentment 10.14% and patient unproper care about his/her own disease/therapy 4.35%). ABSTRAKPharmaceutical care merupakan proses kolaboratif yang bertujuan untuk mencegah, mengidentifikasi, dan menyelesaikan problema obat. Dalam pelaksanaan, pharmaceutical care merupakan tanggung jawab profesional farmasis untuk menjamin penggunaan obat yang aman dan efektif dalam meningkatkan kualitas hidup pasien.  Penelitian ini bertujuan untuk mengidentifikasi dan menganalisa problema obat yang terjadi dalam pharmaceutical care. Penelitian dilakukan di Rumah Sakit Umum Dr. Syaiful Anwar Malang periode 1 Januari s/d 31 Agustus 2006, merupakan penelitian observasional-data prospektif (n=138) dengan analisis deskriptif. Dari hasil penelitian dapat disimpulkan bahwa macam problema obat yang terjadi meliputi : Reaksi obat yang tidak dikehendaki terdiri dari: efek samping non alergi (15,22%), efek toksik (3,62%); pemilihan obat terdiri dari: obat tidak diresepkan tetapi indikasi jelas (18,12%), obat tidak sesuai indikasi (11,59%), indikasi penggunaan obat tidak jelas (4,35%),duplikasi obat tidak sesuai (1,45%), Kontraindikasi (0,72%); pemberian dosis terdiri dari: dosis terlalu tinggi (22,46%), durasi terapi terlalu panjang (2,90%), dosis terlalu rendah (0,72%); interaksi obat terdiri dari: interaksi potensial 138 kejadian (n=138), manifestasi interaksi (8 kasus); dan problema lain (ketidakpuasan pasien terhadap terapi yang diberikan (10,14%) dan kurangnya perhatian/kesadaran pasien terhadap kondisi/ penyakitnya (4,35%).
INTERAKSI SIMETIDIN TERHADAP KINETIKA ELIMINASI PARASETAMOL PADA KELINCI Sumarno, .
Jurnal Farmasi Indonesia Vol 3, No 1 (2006)
Publisher : Jurnal Farmasi Indonesia

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.35617/jfi.v3i1.67

Abstract

Cimetidine is a H2-antagonist which has potential to interfere the metabolism of other drugs by inhibit the activity of liver microsomal enzymes by binding cytochrome P-450, therefore diminished active cytochrome P-450. The metabolism of paracetamol occurred in liver cells which involve cytochrome P-450 in phase I N-hydroxylation reaction.  This experiment objective was to investigate the interaction of cymetidine on the kinetic  of elimination of paracetamol. The experiment done on 2 groups of rabbit, 5 in control group and the other 5 in the treatment group. Rabbit in control group was only given paracetamol 450 mg/kg per oral, while the treatment group was given cymetidine 78 mg/kg per oral every 6 hour for three times one day before the administration of paracetamol. Rsults showed that there was significant differences in kinetic of elimination reaction of paracetamol between the two groups (p < 0,01). Half life (t1/2b) of paracetamol elimination  in control group was 161,02 minutes, while in pre-treatment group was increase to 429,26 minutes. It was concluded that cymetidine could interfere, i.e. lenghthen the half life elimination of paracetamol. ABSTRAK Simetidin merupakan salah satu H2-antagonist yang poten menghambat metabolisme obat lain, yang bekerjanya menghambat aktivitas enzim mikrosomal hati dengan cara mengikat sitokrom P-450 yang sifatnya reversible membentuk kompleks, sehingga sitokrom P-450 aktif berkurang jumlahnya. Metabolisme parasetamol terjadi di hati yang juga melibatkan sitokrom P-450 dalam metabolisme fase pertama pada reaksi oksidasi N-hidroksilasi. Penelitian interaksi simetidin terhadap kinetika eliminasi parasetamol dilakukan pada 2 kelompok kelinci yang terdiri dari 5 ekor kelompok kontrol dan 5 ekor kelompok perlakuan. Kelompok kontrol hanya diberi parasetamol oral 450 mg/kg BB, sedangkan kelompok perlakuan diberi simetidin oral 78 mg/kg BB setiap 6 jam sebanyak tiga kali sehari sebelum pemberian parasetamol. Hasil penelitian menunjukkan bahwa terdapat perbedaan yang bermakna pada kinetika eliminasi parasetamol setelah praperlakuan simetidin (p < 0,01). Hal ini terlihat bahwa waktu paruh elminasi parasetamol (t1/2b) pada kelompok kontrol  sebesar 161,02 menit , sedangkan pada kelompok perlakuan meningkat menjadi 429,26 menit. Tetapan laju eliminasi parasetamol (b) pada kelompok kontrol  sebesar 4,82.10-3 menit-1, sedangkan pada kelompok perlakuan menurun menjadi  1,69.10-3 menit-1. Hal ini menunjukkan adanya pengaruh inhibisi simetidin terhadap metabolisme parasetamol sehingga waktu paruh eliminasi parasetamol menjadi lebih panjang.
Analisis Penggunaan Antibiotik pada Pasien Bedah di RSUD dr Slamet Martodirjo Pamekasan dengan Metode ATC/DDD Ratri Rokhani; Maria Ulfa; Lisa Narulita; Muhammad Akram; Sumarno Sumarno
Cendekia Journal of Pharmacy Vol 5, No 2 (2021): Cendekia Journal of Pharmacy
Publisher : STIKES Cendekia Utama Kudus

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.31596/cjp.v5i2.162

Abstract

Meluasnya penggunaan antibiotik yang tidak tepat merupakan isu besar dalam kesehatan masyarakat dan keamanan pasien. Penelitian Antimicrobial Resistance in Indonesia (AMRIN) menunjukkan sebanyak 42% penggunaan antibiotik terindikasi tidak tepat pada pasien bedah. Penggunaan antibiotik secara bijak merupakan solusi atas masalah resistensi antibiotik. World Health Organization (WHO) dan Kementerian Kesehatan Republik Indonesia merekomendasikan penggunaan metode Anatomical Therapeutic Chemical/Defined Daily Dose (ATC/DDD) untuk menilai kuantitas penggunaan antibiotik.. Penelitian ini merupakan penelitian deskriptif-analitik (crosssectional) dengan pengambilan data secara retrospektif pada pasien bedah RSUD Dr. H. Slamet Martodirdjo Pamekasan selama periode Januari-Maret 2020. Kriteria inklusi yaitu pasien rawat inap bedah yang menggunakan antibiotik. Kriteria eksklusi yaitu pasien yang menggunakan antibiotik sediaan topikal, pasien yang meninggal selama penelitian, dan pasien anak-anak (
Ligan SV2A sebagai Terapi Epilepsi Lindae Novianae; Sumarno Sumarno
Jurnal Farmasi Udayana Vol. 9, No. 1, Tahun 2020
Publisher : Departement of Pharmacy, Faculty of Mathematics and Natural Science, Udayana University

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (566.051 KB) | DOI: 10.24843/JFU.2020.v09.i01.p01

Abstract

Epilepsi described a condition in which a person has recurrent seizures due to a chronic, underlying process. Seizure is a transient occurrence of sign or symptoms due to abnormal excessive or synchronous neuronal activity in the brain. Seizure are a result of a shift in the normal balance of excitation and inhibition within the CNS. The ILAE has released a 2017 version of seizure-type classification, basic and expanded version. Seizure classification is an important element in designing the treatment plan, because some epileptic drugs have different activities against various seizure types. Antiepileptic drugs to act primaryli by blocking the initiation or spread of seizures through a variety of mechanism. The newer mechanism of antiepileptic drugs is binding to the glycoprotein SV2A. This paper discuss SV2A ligand Levetiracetam and brivaracetam for the treatment of epilepsy. Discussed include aspect pharmacology, some clinical studies about efficasy, safety, and tolerability, so it can provide information related to the new drug SV2A ligand in determining drug choices for the treatment of epilepsy. Keywords: epilepsy, brivaracetam, levetiracetam, seizure, SV2A ligands
PENGEMBANGAN USAHA BAKSO KAMPUNG MEKAR JAYA DI KELURAHAN TLOGOMAS, KECAMATAN LOWOKWARU, KOTA MALANG . Sumarno; Nonok Supartini
JISIP : Jurnal Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Vol 5, No 3 (2016)
Publisher : Universitas Tribhuwana Tunggadewi

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.33366/jisip.v5i3.297

Abstract

Abstract : The aim of this programme is to develop micro meatball business at Malang which is Malang’s icon. The development programme is directed to applicated science and technology of meat processed and environmental management with economic autonomy and empowerement. This programme used FGD (Focussed Group Discussion), PLA (Participatory Learning Action) and Market Joined as the methods. The target of this programme is optimalization of production and quality product. The result of this programme are (1) the business partner start to applied meatball clean production and meatball partnership cooperation design; (2) development of meatball production by using meat and chicken carcass with appropriate technology. Recommendation from this programme are (1) appropriate technology are needed to develop micro meatball business; (2) material tested need for meatball partnership cooperation design with market penetration as the focus. Keywords : Meatball, Meat, Chicken Carcass and Partnership Design Abstrak : Tujuan dari pelaksanaan program ini adalah mengembangan usaha ekonomi masyarakat kota Malang berbasis Bakso yang merupakan ikon kota Malang. Upaya pengembangan tersebut diarahkan kepada kegiatan aplikasi IPTEK bidang pengolahan daging dan lingkungan hidup dengan pendekatan kemandirian ekonomi dan pemberdayaan. Pada program ini digunakan metode FGD (Focussed Group Discussion), PLA (Participatory Learning Action) dan Market Joined. Sasaran akhir dari program ini adalah optimalisasi produksi dan kualitas bakso berorientasi lingkungan. Hasil yang dicapai dari pelaksanaan program ini adalah : (1) Masyarakat mitra yang menjadi fokus pemberdayaan program ini mulai mengaplikasikan produksi bersih bakso dan tersusunnya desain kemitraan produksi bakso; (2) Usaha produksi bakso yang berbahan baku daging bakso dan ayam tersebut dikembangkan dengan adanya alat teknologi tepat guna. Dengan demikian dapat disarankan sebagai berikut : (1) Penggunaan alat teknologi tepat guna untuk mengembangkan produksi bakso secara sederhana; (2) Perlunya uji materi desain kemitraan produksi bakso yang mengedepankan penetrasi pasar sebagai fokus pelaksanaan pengembangan produk khas kota Malang. Kata kunci : Bakso, daging sapi, daging ayam dan desain kemitraan