Sumaryatun Sumaryatun
FITK IAIN Walisongo

Published : 2 Documents Claim Missing Document
Claim Missing Document
Check
Articles

Found 2 Documents
Search

PENINGKATAN AKTIVITAS DAN HASIL BELAJAR FISIKA MATERI KELISTRIKAN MELALUI PEMANFAATAN ALAT PERAGA KIT Sumaryatun, Sumaryatun
PHENOMENON Vol 4, No 2 (2014): Phenomenon
Publisher : IAIN Walisongo

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar

Abstract

AbstrakTujuan penelitian ini adalah untuk meningkatkan aktivitas danhasil belajar fisika materi kelistrikan melalui pemanfaatan alat peraga KITbagi peserta didik kelas IXF SMP Negeri 1 Kaliwungu Kudus pada semester1 tahun 2012/2013. Penelitian ini dilakukan dengan mengambil subyekpeserta didik kelas IXF SMP Negeri 1 Kaliwungu Kudus sejumlah 33 anakterdiri dari 15 anak laki-laki dan 18 anak perempuan, dimana peneliti sebagaiguru IPA (fisika) pada kelas tersebut. Penelitian ini dilakukan selama5 bulan dari bulan September 2012 sampai bulan Januari 2013.Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah penelitiantindakan kelas yang terdiri dari II siklus, masing-masing siklus terdiri dari4 tahapan yaitu perencanan (planning), pelaksanaan (acting), pengamatan(observing) dan refleksi (reflecting). Pada siklus I tindakan yang dilakukandengan memanfaatkan alat peraga KIT kelompok besar, sedangkan padasiklus II tindakan yang dilakukan dengan memanfaatkan alat peraga KITkelompok kecil.Hasil penelitan menunjukkan bahwa secara teoritik dan empirik melaluipemanfaatan alat peraga KIT dapat meningkatkan aktivitas dan hasilbelajar fisika materi kelistrikan bagi peserta didik kelas IXF SMP Negeri1 Kaliwungu Kudus pada semester 1 tahun 2012/2013. Peningkatan aktivitasbelajar fisika sebesar 48,5% dari kondisi awal 30,3% menjadi 66,7%pada siklus I dan 78,8% pada akhir siklus II. Sedangkan Peningkatan hasilbelajar fisika sebesar 39,16% dari kondisi awal 36,36% (tuntas KKM= 12,rata-rata= 64,85) menjadi 60,61% (tuntas KKM= 20, rata-rata= 71,51) padasiklus I dan 75,76% (tuntas KKM= 25, rata-rata= 74,85) pada akhir siklus II.Kata kunci: Aktivitas belajar, Hasil belajar, Pemanfaatan alat peragaKIT.
PENGEMBANGAN INSTRUMEN PENILAIAN AUTENTIK KURIKULUM 2013 BERBASIS LITERASI SAINS PADA MATERI BIOTEKNOLOGI Sumaryatun, Sumaryatun; Rusilowati, Ani; Nugroho, Sunyoto Eko Nugroho Eko
Journal of Primary Education Vol 5 No 1 (2016)
Publisher : Journal of Primary Education

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (267.575 KB)

Abstract

Kurikulum 2013 mempersyaratkan penggunaan penilaian autentik. Penelitian ini bertujuan mendeskripsikan karakteristik dan menentukan kepraktisan instrumen, serta menjelaskan profil kemampuan literasi sains peserta didik materi bioteknologi. Jenis penelitian adalah research and development. Subjek penelitian terdiri atas subjek yang berperan sebagai validator terhadap hasil pengembangan/produk yaitu dosen dan guru, serta subjek pemakai produk yaitu peserta didik. Hasil penelitian menunjukkan: (1) karakteristik instrumen penilaian autentik berdasarkan empat aspek literasi, yaitu sains sebagai batang tubuh pengetahuan, cara bepikir, cara menyelidiki, dan interaksi sains, teknologi, dan masyarakat dinyatakan valid dan reliabel dengan koefisien reliabilitas 0,99; (2) kepraktisan instrumen penilaian autentik menunjukkan kriteria respons peserta didik sangat baik (94,69%), respons guru baik (75%); (3) Profil kemampuan literasi sains peserta didik menunjukkan, sains sebagai cara menyelidiki 8,68%; cara berpikir 26,12%; interaksi antara sains, teknologi, dan masyarakat 35,07%; dan sebagai batang tubuh pengetahuan 67,58%. Simpulan dari penelitian ini adalah instrumen penilaian autentik berbasis literasi sains materi bioteknologi yang meliputi empat aspek literasi sains, tergolong kategori sangat layak digunakan dengan reliabiitas sangat tinggi. Instrumen penilaian mudah digunakan, tidak memberikan beban tambahan bagi guru dan peserta didik. Profil kemampuan literasi sains peserta didik materi bioteknologi menunjukkan hasil yang kurang baik dengan penguasaan terendah pada aspek sains sebagai cara untuk menyelidiki.