Claim Missing Document
Check
Articles

Found 7 Documents
Search

PARIWISATA INDONESIA DI MASA NEW IMPERIALISM ATAU IMPERIALISME MODERN: SEBUAH KRITIK DAN REFLEKSI TERHADAP PERENCANAAN PENGEMBANGAN PARIWISATA DI BOROBUDUR DAN MANDALIKA Aulia, Selfa Septiani
Jurnal Wilayah dan Kota Vol 5 No 01 (2018): April 2018
Publisher : Universitas Komputer Indonesia (UNIKOM)

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.34010/jwk.v5i01.2449

Abstract

Pariwisata merupakan sektor unggulan yang memberikan kontribusi cukup tinggi terhadap Produk Domestik Bruto (PDB) di berbagai negara pada saat ini. Meningkatnya destinasi dan investasi pariwisata menjadikan pariwisata sebagai faktor kunci dalam pendapatan ekspor, penciptaan lapangan kerja, serta pengembangan usaha dan infrastruktur. Pariwisata telah mengalami ekspansi dan diversifikasi berkelanjutan, sehingga menjadi salah satu sektor ekonomi yang terbesar dan tercepat pertumbuhannya di dunia (UNWTO, 2016). Tidak terkecuali Indonesia, saat ini juga Indonesia sedang gencar-gencarnya melakukan perencanaan pengembangan pariwisata. Akan tetapi, perencanaan pengembangan pariwisata pun tidak hanya memberikan dampak positif saja, karena banyak juga dampak-dampak negatif yang dihasilkan dari perencanaan pengembangan pariwisata, terutama di masa new-imperialism atau imperialisme modern. Seperti munculnya kebocoran aliran uang yang dihasilkan dari kegiatan wisata ke negara-negara pemberi modal yang menandai dampak negatif pariwisata di masa new-imperialism atau imperialisme modern. Sehingga hal ini mengakibatkan dilema untuk para perencana di Indonesia dalam merencanakan pengembangan pariwisata. Kata Kunci : Pengembangan Pariwisata, New Imperialism, dilema perencanaan
IDENTIFIKASI FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI PENINGKATAN DAYA SAING INDUSTRI TEKSTIL DAN PRODUK TEKSTIL (TPT) DI WILAYAH INDUSTRI TPT KABUPATEN BANDUNG (STUDI KASUS: KECAMATAN DAYEUH KOLOT, KECAMATAN MAJALAYA, KECAMATAN KATAPANG, KECAMATAN PAMEUNGPEUK, DAN KECAMATAN SOLOKAN JERUK) Selfa Septiani Aulia; Tatang Suheri
Majalah Ilmiah UNIKOM Vol 15 No 2 (2017)
Publisher : Universitas Komputer Indonesia

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (1079.43 KB)

Abstract

Isu penurunan daya saing yang dialami oleh industri TPT yang berada di Indone-sia mengemuka sejak terdapat adanya persaingan global dengan negara-negara lain penghasil TPT seperti Cina, India, Vietnam dan Kamboja. Selain mengalami penurunan daya saing terhadap adanya penurunan permintaan terhadap pasar ekspor juga industri TPT dalam negeri mengalami persaingan dengan masuknya barang-barang sejenis ke pasar domestik yang berasal dari negara-negara penghasil komoditas TPT yang lain. Karena industri TPT yang berada di kecamatan-kecamatan tersebut merupakan sektor basis, memiliki kontribusi yang besar, dan memiliki efek pengganda bagi wilayahnya sehingga jika melihat potensi-potensi yang berada di wilayah tersebut, penting untuk melakukan penelitian ini agar industri TPT yang berada di wilayah studi bisa bertahan bahkan memanfaatkan peluangnya di pasar bebas.Dari 10 faktor dan 46 sub faktor yang dijabarkan ke dalam kuesioner menggunakan Metode Delphi, yaitu menanyakan kepada para Responden Ahli mengenai faktor dan sub faktor apa saja yang mempengaruhi peningkatan daya saing industri TPT, terbagi menjadi 2, yaitu faktor pertama, merupakan kelompok faktor yang dianggap sangat mempengaruhi atau disebut juga se-bagai faktor kelompok pendorong peningkatan daya saing industri TPT; dan faktor kedua, yang merupakan kelompok faktor yang dianggap mempengaruhi atau disebut juga sebagai faktor kelompok pendukung peningkatan daya saing industri TPT. Faktor-faktor yang termasuk kedalam kelompok faktor pertama adalah faktor biaya produksi dan faktor permintaan pasar. Faktor-faktor yang termasuk kedalam kelompok faktor kedua adalah faktor industri-industri pen-dukung dan terkait, faktor strategi perusahaan, struktur, dan persaingan, faktor peluang, faktor peranan pemerintah, faktor infrastruktur, faktor SDM, faktor inovasi, dan faktor teknologi. Masih terdapat beberapa faktor dan sub faktor yang tingkat pengaruhnya belum mengalami konsensus/ kesetujuan dari para Responden Ahli.Arahan pengembangan untuk mengoptimalkan faktor-faktor yang mempengaruhi peningkatan daya saing industri TPT di kelima lokasi industri TPT dibedakan menjadi dua, yaitu arahan untuk mengoptimalkan faktor per-tama dan arahan untuk mengoptimalkan faktor kedua. Untuk rekomendasi, terdapat beberapa rekomendasi yang diberikan untuk pengembangan industri TPT di kelima lokasi industri TPT ini.
Pemberdayaan Masyarakat Untuk Pengembangan Desa Wisata Di Desa Paku Alam Kecamatan Darmaraja Lia Warlina; Selfa Septiani Aulia; Wanita Subadra Abioso; Tatang Suheri; M Indra Alamsyah
Indonesian Community Service and Empowerment Journal (IComSE) Vol 1 No 1 (2020): Indonesian Community Service and Empowerment Journal (IComSE)
Publisher : Divisi Pengabdian dan Pemberdayaan Masyarakat (DP2M) UNIKOM

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (355.124 KB) | DOI: 10.34010/icomse.v1i1.2790

Abstract

ABSTRACT Paku Alam Village is one of 12 villages in the Darmaraja District, Sumedang Regency. The purpose of community empowerment activities in Paku Alam Village is to see the potency of the community for village tourism development and explore the aspirations of village officials and community leaders. The team consist of lecturers and students from departments of Urban and Regional Planning and Architecture. The implementation of the activities is from December 2018 to March 2019. The activities was carried out by initiation phase, identification of village potentials, gathering aspirations of the community, and explaining the potential of the village to community leaders. Participants in the activity were Paku Alam peoples that the related to the development of the tourism village those were the owner of homestays, restaurants and others . The village community was very enthusiastic in developing this tourism village which is well supported by the district government. The activity by obtaining village potential and community aspirations in the development of a tourism village in the Paku Alam Village was relatively successful. Key words: community empowerment, tourism village, ABSTRAK Desa Paku Alam merupakan salah satu dari 12 desa yang berada di wilayah Kecamatan Darmaraja, Kabupaten Sumedang. Tujuan dari kegiatan pemberdayaan masyarakat dalam pengembangan desa wisata di Desa Paku Alam adalah untuk melihat potensi yang ada di desa tersebut dari aspek lokasi dan masyarakat untuk pengembangan desa sebagai desa wisata, dan menggali aspirasi dari aparat desa dan tokoh masyarakat untuk pengembangan wisata berbasis masyarakat. Tim pelaksana adalah dosen di program studi Perencanaan Wilayah dan Kota (PWK) serta Arsitektur dan beberapa mahasiswa. Pelaksanaan kegiatan adalah dari bulan Desember 2018 sampai Maret 2019. Kegiatan dilaksanakan dengan melaksanakan inisiasi, identifikasi potensi desa, pengumpulan ide dan aspirasi masyarakat, dan pemaparan potensi desa kepada tokoh masyarakat. Peserta kegiatan adalah kepala desa, pelaku usaha yang berkaitan dengan pengembangan desa wisata. Masyarakat desa sangat antusias dalam pengembangan desa wisata ini yang didukung dengan baik oleh pemerintah kabupaten. Kegiatan untuk memperoleh potensi desa dan aspirasi masyarakat dalam pengembangan desa wisata di Desa Paku Alam dapat dikatakan cukup berhasil. Kata kunci: desa wisata, pemberdayaan masyarakat
Model Bisnis Pengembangan Kawasan Tertinggal (Studi Kasus : Kabupaten Nias Selatan) Selfa Septiani Aulia; Tatang Suheri; A Haniff
Indonesian Community Service and Empowerment Journal (IComSE) Vol 1 No 2 (2020): Indonesian Community Service and Empowerment Journal (IComSE)
Publisher : Divisi Pengabdian dan Pemberdayaan Masyarakat (DP2M) UNIKOM

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (623.845 KB) | DOI: 10.34010/icomse.v1i2.3875

Abstract

ABSTRACT South Nias Regency is currently still in the category of lagging areas based on composite index in North Sumatera province. However, South Nias Regency has a variety of potential, especially maritime tourism potential, fisheries, and agriculture. Focus Group Discussion with the stakeholders in South Nias Regency was done to formulate the right business model in South Nias regency. Based on the results of FGD and the analysis of business model conducted, business activities that can be done by South Nias Regency was to focus on the development of maritime tourism activities through surfing and agroindustry activities. The business Model would be able to succeed if the cooperation between stakeholders, such as the central government, local government, tourism business, and local communities with various models of operational cooperation. Keywords: business model, disadvantaged area, South Nias, maritime tourism. ABSTRAK Kabupaten Nias Selatan saat ini masih masuk dalam kategori daerah tertinggal berdasarkan Indeks Komposit Ketertinggalan di Provinsi Sumatera Utara. Akan tetapi, Kabupaten Nias Selatan memiliki berbagai potensi, terutama potensi wisata bahari, perikanan, dan pertanian. Focus Group Discussion bersama para stakeholder yang ada di Kabupaten Nias Selatan pun dilakukan guna merumuskan model bisnis yang tepat di Kabupaten Nias Selatan. Berdasarkan hasil FGD dan analisis model bisnis yang dilakukan, kegiatan bisnis yang dapat dilakukan oleh Kabupaten Nias Selatan adalah dengan memfokuskan pengembangan aktivitas pariwisata bahari melalui kegiatan berselancar dan agroindustry. Model bisnis tersebut akan dapat berhasil jika adanya kerjasama antar stakeholder, seperti Pemerintah Pusat, Pemerintah Daerah, Pelaku Usaha Wisata, dan Masyarakat Lokal dengan berbagai model kerjasama operasional Kata kunci: model bisnis, kawasan tertinggal, Nias Selatan, pariwisata bahari.
Kajian Model Pengembangan SDM Pariwisata Di Kawasan Jatigede Kec. Darmaraja Kab. Sumedang Isniar Budiarti; Muhammad Iffan; Kani Mahardika; Selfa Septiani Aulia; Lia Warlina; Sufa'atin Sufa'atin
Indonesian Community Service and Empowerment Journal (IComSE) Vol 2 No 1 (2021): Indonesian Community Service and Empowerment Journal (IComSE)
Publisher : Divisi Pengabdian dan Pemberdayaan Masyarakat (DP2M) UNIKOM

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (862.054 KB) | DOI: 10.34010/icomse.v2i1.4706

Abstract

Munculnya keresahan masyarakat yang terkena dampak dari pembangunan Waduk Jatigede sebagai salah satu destinasi yang menjadi prioritas pengembangan skala nasional yang diarahkan sebagai kawasan strategis pariwisata ekonomi khusus di Kabupaten Sumedang. Kegiatan ini dilakukan untuk mengkaji pengembangan model SDM pariwisata yang ada di desa karangpakuan dan paku alam sebagai desa yang memiliki potensi untuk menjadi Desa Wisata. Lokasi kegiatan dilakukan di Dua desa ini yang menjadi relokasi dari adanya pembangunan Waduk Jatigede. Metode yang digunakan Deskriptif kualitatif dengan cara melakukan wawancara Pemdes, Bumdes, Masyarakat sekitar, Kompepar, kelompok tani dan karang taruna; klasifikasi data; analisis SWOT. Hasil kegiatan diperoleh bahwa kedua desa di kawasan jatigede ini memiliki kekuatan wisata budaya, wisata Alam dan wisata ziarah, namun kesiapan masyarakat belum optimal karena kekurangan keterampilan dan kemampuan SDM. Perlu dilakukan promosi melalui undangan media lokal nasional dan internasional, ataupun Promosi menggunakan platform digital, hal ini bisa dijadikan sebagai peluang UMKM dan pengrajin makan pada saat mengadakan kegiatan kebudayaan, namun kendala yang dihadapi oleh kedua Desa Wisata ini adalah ketidaksiapan SDM. Hasil kegiatan ini adalah kajian model SDM pariwisata di karang pakuan dan pakualam yang menyangkut 3 (tiga) aspek, yaitu Attitude (Sikap), Skill (Keterampilan); dan Knowledge (Pengetahuan). Kata kunci: Desa Wisata, Model SDM Pariwisata
Tourist Village Development Analysis after Pandemic Covid-19 as a Potency for Rural Resilience in Indonesia S S Aulia
International Journal of Education, Information Technology, and Others Vol 5 No 2 (2022): International Journal of Education, information technology and others
Publisher : Peneliti.net

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.5281/zenodo.6401973

Abstract

Rural areas are very vulnerable areas with the Covid-19 pandemic due to the lack of infrastructure, especially health facilities. The Covid-19 pandemic has caused tourist activities in countries around the world, such as Indonesia, to decline due to large-scale social restrictions. One of the drivers of the non-agricultural economy in rural areas is tourism activities. Village tourism activities focus on natural tourism that is integrated with unique rural cultural tourism so that it becomes a tourist attraction. Research on the development of tourist villages in Indonesia after the Covid-19 pandemic as a form of potential for rural resilience is new research conducted. This research used qualitative analysis, utilizing review literature and secondary data. The development of tourist villages strongly related to the socio-ecological system in the village, such as the resilience of the tourist village community and the institutional ability.
Determination of Traveler Permission in Precaution Covid-19 Area Based on Precaution Covid-19 Pandemic (PCP) Level Yeffry Handoko Putra; Lia Warlina; Selfa Septiani Aulia; Wantoro Wantoro; Dina Fatimah
CCIT Journal Vol 16 No 2 (2023): CCIT JOURNAL
Publisher : Universitas Raharja

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar

Abstract

Indonesia from 2020 to 2021 were exposed to COVID-19 pandemic. Both countries implemented a policy of restricting entry areas based on almost the same criteria, In Indonesia namely as PPKM which applying some level of exposure to those infected with covid-19. The determination of this level was all based on the growth in numbers exposed to covid-19, but on pandemic cases, the number of people who do not suffer from COVID-19 disease but have the same symptoms as the symptoms of COVID-19 also need to be considered as the pandemic agent to their environment. We named it as Precaution Covid-19 Pandemic (PCP) Level. The current level of the COVID-19 pandemic has not been fully determined by this idea. So, the idea of this research is to determine the pre-pandemic or precaution level of covid-19 in an area interfere by surrounding area. PCP level was not based on the growth of those infected with the covid-19 disease, but influenced by the number of patients whose have the symptoms similar to the dominant symptoms of the covid-19. The PCP Level determination can be used for precaution policy and support the previous Level Pandemic Methods. To accomplish this idea, two algorithms are used, they are K-Mean algorithm as a pattern clustering and the AHP algorithm as a level determination of the Covid-19 pandemic. Data are collected from 11 health centers in Bandung Regency. The last thing is two determine the allowance for travel to other town is done by check the tendency for traveler to be infected determine by the PCP Level and using Naïve bayes algorithm which recognizing the pattern of symptoms. The results of this study show that the combination of the three proposed algorithms can be used as alternative to give warrant decision about getting infection of Covid-19