Claim Missing Document
Check
Articles

Found 3 Documents
Search

AFTER SCHOOL CARE: ALTERNATIF LAYANAN PENDIDIKAN DAN PENGASUHAN BAGI ANAK USIA 6-8 TAHUN Rudiyanto Rudiyanto
EARLY CHILDHOOD : JURNAL PENDIDIKAN Vol. 2 No. 2a (2018): Early Childhood : Jurnal Pendidikan
Publisher : Pendidikan Guru PAUD, FKIP, Universitas Muhammadiyah Tasikmalaya

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (917.235 KB) | DOI: 10.35568/earlychildhood.v2i2a.266

Abstract

ABSTRAK Artikel ini merupakan kajian literatur terkait layanan pendidikan dan pengasuhan bagi anak usia 6-8 tahun pada kelas awal sekolah dasar. Pengasuhan pada anak memiliki kontribusi yang sangat besar terhadap berbagai perkembangan anak. Kebutuhan pengasuhan untuk anak usia sekolah, termasuk pada rentang usia 6-8 tahun sangatlah besar. Anak usia 6-8 tahun merupakan usia transisi dari jenjang pendidikan anak usia dini pada jenjang sekolah dasar. Salah satu program yang dapat memfasilitasi layanan pendidikan dan pengasuhan bagi anak adalah Program After School Care. Program ini merupakan salah satu upaya yang dilakukan untuk memenuhi kebutuhan dan memberikan layanan pendidikan serta pengasuhan bagi anak setelah pulang sekolah. Program ini bukan hanya dapat diakses oleh anak pada jenjang sekolah dasar, namun juga jenjang sekolah menengah pertama dan menengah atas, dengan layanan dukungan akademik, keminatan anak, pendampingan dan pemenuhan kebutuhan gizi Artikel ini diharapkan dapat memberikan wawasan terkait gambaran layanan pendidikan dan pengasuhan bagi anak usia 6-8 tahun dalam program after school care. Kata Kunci: Pengasuhan, Pendidikan, After School Care ABSTRACT This article is a literature review of education and care services for children aged 6-8 years in the early grades of elementary school. Care for children has a very large contribution to various children's development. Care needs for school-age children, including those in the 6-8 year age range, are very large. Children aged 6-8 years are a transition age from early childhood education at the elementary school level. One program that can facilitate education and care for children is the After School Care Program. This program is one of the efforts made to meet the needs and provide education and care services for children after school. This program is not only accessible for children at the elementary school level, but also for junior and senior high school levels, with academic support services, children's interest, assistance and fulfillment of nutritional needs. This article is expected to provide insight into the description of education and care services for children. 6-8 years of age in an after school care program. Keywords: Parenting, Education, After School Care
PERSEPSI GURU TAMAN KANAK-KANAK (TK) TERHADAP KEMAMPUAN PERKEMBANGAN KOGNITIF BAHASA SEBAGAI ASPEK PENTING DALAM KESIAPAN BERSEKOLAH ANAK (SCHOOL READINESS) Syifa Rohmati Mashfufah; Rudiyanto Rudiyanto; Aan Listiana
Edusentris Vol 6, No 3 (2019)
Publisher : Universitas Pendidikan Indonesia

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (376.603 KB) | DOI: 10.17509/edusentris.v6i3.494

Abstract

Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui persepsi guru taman kanak-kanak (TK) mengenai pentingnya kesiapan bersekolah anak (school readiness) dalam aspek perkembangan kognitif bahasa. Penelitian menggunakan metode kualitatif dengan desain fenomenologi. Partisipan dalam penelitian ini adalah 3 (tiga) orang guru TK. Alat pengumpulan data menggunakan teknik wawancara dan observasi lapangan dan dianalisis menggunakan grounded-theory. Berdasarkan penelitian, ditemukan bahwa guru TK memiliki persepsi bahwa penting untuk anak memiliki kesiapan bersekolah dalam perkembangan kognitif bahasa meliputi kemampuan literasi dasar, minat huruf/angka dan memori, serta keterampilan berhitung dasar. Guru meyakini bahwa kemampuan tersebut dipengaruhi oleh kemampuan mendengar dan berbicara sehingga berdampak pada proses membaca, menulis, dan berhitung. Guru juga percaya bahwa kemampuan kognitif bahasa dapat distimulasi melalui kegiatan permainan, bercerita, dan penataan ruang kelas yang berorientasi pada pengenalan literasi/berhitung.
Pelatihan Pembuatan Pupuk Organik Cair JAKABA dari Sampah Dapur Untuk Ibu-Ibu PAUD Rita Mariyana; Badru Zaman; Rudiyanto Rudiyanto
TEKMULOGI: Jurnal Pengabdian Masyarakat Vol 3, No 2 (2023): November 2023
Publisher : Universitas Pendidikan Indonesia (UPI)

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.17509/tmg.v3i2.62015

Abstract

Berdasarkan hasil observasi langsung di lapangan dan wawancara dengan warga di Desa Cigugur Girang Parongpong Bandung Barat, beberapa kendala dalam pengolahan limbah rumah tangga adalah  masih kurang sadarnya masyarakat dalam melakukan pemilahan sampah,  belum adanya tempat penampungan yang memisahkan antara limbah rumah tangga organik dan non organik, pengetahuan dan teknologi pengolahan limbah yang belum dipahami secara praktek.  Akibatnya sampah terkadang menumpuk karena Dinas Kebersihan Bandung Barat sebagai pengangkut sampah ke TPA cukup kesulitan dikarenakan kurangnya armada angkutan. Pelatihan pengelolaan limbah rumah tangga dapat menjadi salah satu cara meningkatkan pemahaman dan pengetahuan khususnya Ibu-Ibu PAUD, untuk merubah sampah menjadi bahan dalam bentuk lain yang berdaya guna, efisien, ekonomis dan dampak lingkungan yang minimal. Pendekatan dan teknologi pengelolaan limbah rumah tangga adalah fermentasi dengan JAKABA, teknologi composting JADAM, dan penggunaan larva Lalat BSF (magot). Pelatihan pengelolaan limbah rumah tangga ini dilakukan dengan metode ceramah dan praktek disertai tanya jawab. Manfaat dari pelatihan sebagai sebuah kegiatan PkM yang diperoleh peserta  antara lain mengolah limbah rumah tangga menjadi pupuk organik sebagai komponen media tanam, meningkatnya pemahaman, manajemen dan pengetahuan secara teknik dalam pengolahan limbah rumah tangga. Melalui cara ini diharapkan setidaknya masalah persampahan yang ada di Desa Cigugur Girang khususnya dapat dipecahkan.