Asti Tri Lestari
Unknown Affiliation

Published : 4 Documents Claim Missing Document
Claim Missing Document
Check
Articles

Found 4 Documents
Search

PSIKOEDUKASI KESADARAN FONOLOGI DI PENDIDIKAN ANAK USIA DINI KOTA TASIKMALAYA anggia suci pratiwi; Rikha Surtika Dewi; Asti Tri Lestari
EARLY CHILDHOOD : JURNAL PENDIDIKAN Vol. 2 No. 2a (2018): Early Childhood : Jurnal Pendidikan
Publisher : Pendidikan Guru PAUD, FKIP, Universitas Muhammadiyah Tasikmalaya

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (688.977 KB) | DOI: 10.35568/earlychildhood.v2i2a.284

Abstract

ABSTRAK Makalah ini merupakan hasil penelitian yang bertujuan mengimplementasikan psikoedukasi kesadaran fonologi di sekolah dasar. Psikoedukasi kesadaran fonologi merupakan pelatihan yang mengembangkan sensitivitas anak terhadap struktur bunyi. Psikoedukasi ini dilakukan sebagai upaya stimulasi dan optimalisasi terhadap potensi berbahasa yang dimiliki anak sesuai dengan tahap perkembangannya dan memberikan layanan, serta bimbingan yang dibutuhkan anak dalam melewati tahap-tahap periode sensitif yang dilaluinya dengan cara menggunakan berbagai aktivitas praakademik untuk mengembangkan kesadaran fonologi. Pendekatan yang digunakan dalam penelitian ini adalah pendekatan kualitatif dengan menggunakan metode deskriptif. Teknik pengumpulan data dalam penelitian ini adalah dengan metode observasi dan wawancara dengan guru. Observasi dilakukan di dalam kelas untuk melihat kesadaran fonologi anak. Upaya guru dalam pengembangan kesadaran fonologi anak didapatkan melalui wawancara dan pengamatan secara langsung. Setelah dilakukan observasi dan wawancara, selanjutnya dilaksanakan psikoedukasi kesadaran fonologi kepada siswa dan guru. Pemilihan metode yang akan digunakan dalam psikoedukasi pada anak dapat disesuaikan dengan tingkat usia anak. Deteksi aliterasi dan deteksi fonem tunggal relatif mudah bagi anak, yaitu untuk mengenali bunyi silabel awal yang sama (pada purwakanti) dan bunyi silabel akhir yang sama (pada sajak) dari kata-kata yang disajikan. Adapun teknik psikoedukasi dapat melalui lagu anak yang bersajak ataupun melalui kegiatan berpantun. Metode dengan tingkat yang lebih sulit yang dapat digunakan seperti metode deteksi fonem tunggal; di sini tingkat kesulitannya sudah meningkat, karena anak harus mengenali unit bunyi yang lebih kecil daripada silebel. Apabila keterampilan tersebut telah dikuasai, lebih lanjut anak dapat diberi pelatihan dengan metode yang semakin tinggi tingkat kesulitannya seperti metode ketukan fonem. Kata Kunci: Psikoedukasi, Kesadaran Fonologi, Pendidikan Anak Usia Dini. ABSTRACT This paper is the result of a study aimed at implementing psychoeducation in phonological awareness in primary schools. Psychoeducation of phonological awareness is a training to develop children's sensitivity to the sound structure. This psychoeducation serves to stimulate and optimize the language potential of children according to the stage of development, to provide services and to provide guidance that children need to go through the sensitive stage in which they use various preschool activities to develop phonological awareness. The approach used in this study is a qualitative approach using descriptive methods. The data collection technique in this study is the observation method and interviews with the teacher. Observations were carried out in the classroom to see the phonological awareness of the child. Teacher's efforts in developing children's phonological awareness achieved through interviews and direct observation. After conducting observations and interviews, then psychoeducation phonological awareness was carried out to students and teachers. The selection of methods to be used in psychoeducation in children can be adjusted to the age level of the child. Alliteration detection and detection of single phonemes are relatively easy for children to recognize, namely the same initial syllable sound (in purwakanti) and the same final syllable sound (in poetry) of the words presented. The psychoeducation technique can consist of children's songs which are poetry, or dance activities. More difficult level methods can be used such as single-phonemic detection methods; here the level of difficulty has increased as the child has to recognize a sound unit that is smaller than the silebel. If these skills have been mastered, furthermore the child can be given training with methods that increase the level of difficulty such as the phoneme knock method. Kata Kunci: Psychoeducation, Phonological Awareness, Early Childhood Education
TRANSFORMASI PERAN RONGGENG AMEN DI DESA BATULAWANG KOTA BANJAR herlina19 lisgiyanti; Asti Tri Lestari
Magelaran: Jurnal Pendidikan Seni Vol. 2 No. 1 (2019): Magelaran: Jurnal Pendidikan Seni Vol.2, No. 1, Juni 2019
Publisher : Prodi Pendidikan Sendratasik FKIP UMTAS

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (194.26 KB) | DOI: 10.35568/magelaran.v2i1.848

Abstract

Penelitian ini berjudul “Transformasi Peranan Ronggeng Amen di Desa Batulawang Kota Banjar”. Kesenian Ronggeng amen adalah kesenian yang tumbuh dan berkembang di Batulawang, yang merupakan perkembangan dari Ronggeng Gunung. Ronggeng Amen pernah di pertunjukan pada Upacara Ngaruat sampai saat ini ke Upacara Ngabungbang setiap tanggal 1 0ktober dan biasanya bertepatan dengan malam bulan purnama, kesenian ini rutin di gelar pada setiap tahunnya, karena dari itu peneliti membatasi permasalahan pada penelitian ini melalui beberapa rumusan masalah yakni meliputi: (1) mengapa upacara Ngaruat mengalami perubahan menjadi upacara Ngabungbang,(2) Bagaimana Transformasi fungsi peran Ronggeng Amen dari upacara Ngaruat ke upacara Ngabungbang. Tujuan penelitian ini adalah: (1) mendeskripsikan perubahan upacara Ngaruat ke upacara Ngabungbang (2) mendeskripsikan trasnformasi peran Ronggeng Amen dari Upacar Ngaruat ke upacara Ngabungbang. Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode deskriptif analisis dengan pendekatan kualitatif. Teknik yang digunkan dalam pengumpulan data adalah teknik observasi, wawancara, dokumentasi dan studi pustaka. Berdasarkan hasil penelitian ini, Ronggeng Amen merupakan simbol ritual karena dalam pelaksanaannya merupakan proses ritual yang semu.Ronggeng berfungsi sebagai hiburan bagi masyarakat desa Batulawang dan dipertunjukan di awal dan pada saat proses upacara berlangsung.
ANALISIS STRUKTUR PERTUNJUKAN SENI EBEG GRUP CONDONG CAMPUR DI DESA MARUYUNGSARI KECAMATAN PADAHERANG KABUPATEN PANGANDARAN ahmadfaozan faozan; Asti Tri Lestari; Arni Apriani
Magelaran: Jurnal Pendidikan Seni Vol. 2 No. 1 (2019): Magelaran: Jurnal Pendidikan Seni Vol.2, No. 1, Juni 2019
Publisher : Prodi Pendidikan Sendratasik FKIP UMTAS

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (160.461 KB) | DOI: 10.35568/magelaran.v2i1.926

Abstract

Ebeg merupakan suatu bentuk tarian yang diiringi dengan beberapa ricikan gamelan. Penelitian ini bertujuan untuk (1) mengetahui struktur pertunjukan Seni Ebeg Grup Condong Campur di Desa Maruyungsari Kecamatan Padaherang Kabupaten Pangandaran, (2) Mengetahui struktur gerak pada pertunjukkan Seni Ebeg Grup Condong Campur di Desa Maruyungsari Kecamatan Padaherang Kabupaten Pangandaran, (3) Mengetahui struktur musik pada pertunjukkan Seni Ebeg Grup Condong Campur di Desa Maruyungsari Kecamatan Padaherang Kabupaten Pangandaran, (4) Mengetahui struktur Pertunjukkan Seni Ebeg Group Condong Campur di desa Maruyungsari Kecamatan Padaherang Kabupaten Pangandaran. Penelitian ini menggunakan pendekatan Kualitatif Deskriptif. Lokasi penelitian dilakukan di Desa Maruyungsari Kecamatan Padaherang Kabupaten Pangandaran. Subyek dalam penelitian ini adalah Grup Kesenian Seni Ebeg dan masyarakat yang ikut dalam pertunjukan Seni Ebeg, serta tokoh masyarakat di Desa Maruyungsari. Sumber data yang digunakan dalam penelitian ini adalah sumber data primer dan sumber data sekunder. Teknik pengumpulan data penelitian ini menggunakan pengamatan (observasi), wawancara dan studi dokumentasi. Teknik pemeriksaan keabsahan data yang dilakukan adalah Triangulasi metode dengan cara membandingkan informasi atau data dengan cara yang berbeda. Ada pun analisis data yang digunakan adalah reduksi data, display data, kesimpulan dan verifikasi. Hasil penelitian ini bahwa struktur pertunjukan Seni Ebeg Group Condong Campur di Desa Maruyungsari Kecamatan Padaherang Kabupaten Pangandaran membahas tentang struktur dasar dan dalam. Struktur dasar mengungkap pola pertunjukan meliputi pembuka atau pra tontonan, inti pertunjukan dan penutup, dan mengungkap elemen pertunjukan meliputi lakon, pelaku, gerak, iringan musik, tata rias dan busana, tempat dan waktu pertunjukan, dan tata suara, serta penonton. Struktur dalam mengungkap tata hubungan antara elemen-elemen pertunjukan yang dibangun yang menghasilkan tatanan hubungan elemen gerak, iringan, rias dan busana, properti atau perlengkapan dan pentas.
PERUBAHAN STRUKTUR PENYAJIAN DAN FUNGSI SENI BANGRENG PADA LINGKUNG SENI GIRI ASIH DI KECAMATAN SALAWU Asyifa Gustia Noer; Asti Tri Lestari; Arni Apriani
Magelaran: Jurnal Pendidikan Seni Vol. 2 No. 1 (2019): Magelaran: Jurnal Pendidikan Seni Vol.2, No. 1, Juni 2019
Publisher : Prodi Pendidikan Sendratasik FKIP UMTAS

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (222.523 KB) | DOI: 10.35568/magelaran.v2i1.929

Abstract

Makalah ini merupakan hasil penelitian yang bertujuan untuk melestarikan budaya yaitu kesenian bangreng, selain itu bertujuan untuk mendeskripsikan perubahan struktur penyajian pertunjukan dan perubahan fungsi kesenian bangreng di Kecamatan Salawu. Pada penelitian ini, peneliti menggunakan metode deskriptif kualitatif yang bertujuan agar menjawab permasalahan yang diajukan dengan data yang telah dikumpulkan. Melalui tahap-tahap penelitian diantaranya tahap perencanaan, observasi, wawancara, studi dokumentasi, analisis data, pengolahan data, pengecekan data dan penarikan kesimpulan. Penelitian ini mengkaji permasalahan tentang bagaimana perubahan struktur pertunjukan dan fungsi. Temuan pada perubahan struktur pertunjukan dibagi menjadi 3 bagian yaitu struktur iringan, struktur tarian, dan struktur busana. Sedangkan pada perubahan fungsi kesenian bangreng terdapat 2 fungsi utama yaitu fungsi primer dan fungsi sekunder. Fungsi primer terdiri dari sarana upacara dan sarana hiburan. Fungsi sekunder terdiri dari sarana pendidikan, sarana sosialisasi, dan sarana ekonomi.