Ari Sulistyawati
AKADEMI KEBIDANAN UMMI KHASANAH

Published : 6 Documents Claim Missing Document
Claim Missing Document
Check
Articles

Found 6 Documents
Search

HUBUNGAN ANTARA ANEMIA DAN INFEKSI PADA IBU DENGAN PERSALINAN PRETERM Ari Sulistyawati; Siti Khanifah
Jurnal Ilmu Kebidanan Vol. 3 No. 1 (2016): Edisi Desember
Publisher : POLITEKNIK KESEHATAN UMMI KHASANAH

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar

Abstract

Prevalensi kelahiran prematur di Indonesia adalah 18,5%. Persalinan preterm merupakan hal yang berbahaya karena potensial meningkatkan kematian perinatal sebesar 65% - 75%. Persalinan preterm disebabkan oleh beberapa faktor, di antaranya adalah anemia dan infeksi pada ibu. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui hubungan antara anemia dan infeksi pada ibu dengan persalinan preterm di RSUD Panembahan Senopati Bantul tahun 2015. Metode penelitian ini adalah kuantitatif inferensial dengan pendekatan retrospektif, di RSUD Panembahan Senopati Bantul. Populasi dalam penelitian ini adalah seluruh ibu bersalin yang mengalami partus prematurus di RSUD Panembahan Senopati pada tahun 2015. Pengambilan sampel dilakukan dengan teknik total sampling sebanyak 112 orang ibu bersalin preterm responden. Pengumpulan data menggunakan rekam medik. Analisis data penelitian meliputi analisis univariat dan bivariat. Analisis univariat mengkaji distribusi frekuensi karakteristik responden, sementara analisis bivariat menggunakan uji korelasi chi-square. Hasil dari penelitian ini terdapat hubungan antara anemia dan infeksi pada ibu dengan persalinan preterm dengan nilai x2 hitung (4,076) > x2 tabel (3,841). Ibu hamil disarankan untuk selalu aktif melakukan pemeriksaan antenatal secara teratur dan melakukan upaya pencegahan anemia dan infeksi selama masa kehamilan.
SIKAP IBU DALAM PEMENUHAN KEBUTUHAN GIZI DENGAN KEJADIAN KEKURANGAN ENERGI KRONIS PADA IBU HAMIL Arifah Istiqomah; Ari Sulistyawati; Dianata Nikmah
Jurnal Ilmu Kebidanan Vol. 1 No. 2 (2015): Edisi Juni
Publisher : POLITEKNIK KESEHATAN UMMI KHASANAH

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar

Abstract

Ibu hamil memerlukan asupan gizi lebih banyak, selain kebutuhan gizi bagi tubuh, wanita hamil perlu memberikan nutrisi yang cukup untuk janinnya. Akan tetapi, masih banyak ibu hamil yang masih mementingkan gizi keluarganya dibandingkan dirinya sendiri. Hal ini dapat menyebabkan timbulnya masalah gizi yang dialami oleh ibu hamil yaitu Kekurangan Energi Kronis (KEK). KEK dapat memberikan dampak yang buruk bagi ibu. Ibu hamil yang mengalami KEK mempunyai risiko kematian ibu dan bayi serta risiko melahirkan bayi dengan berat badan lahir rendah (BBLR). Penelitian ini bertujuan mengetahui dan menganalisis hubungan sikap ibu dalam pemenuhan kebutuhan gizi dengan kejadian KEK pada ibu hamil. Jenis penelitian adalah survei analitik dengan pendekatan cross sectional. Populasi penelitian adalah ibu hamil yang memeriksakan kehamilannya di Puskesmas Pandak I Bantul Yogyakarta. Pengambilan sampel dilakukan dengan simple random sampling sejumlah 62 sampel. Pengumpulan data menggunakan kuesioner. Hasil penelitian dianalisis menggunakan uji korelasi chi square. Hasil uji chi square menunjukkan adanya hubungan antara sikap ibu dalam pemenuhan kebutuhan gizi terhadap KEK dengan nilai x2 hitung 6,995 lebih besar dari x2 tabel 5,991 dan nilai p = 0,03 lebih kecil dari 0,05 (p < 0,05). Dengan demikian terdapat hubungan antara sikap ibu dalam pemenuhan kebutuhan gizi terhadap kejadian KEK. Disimpulkan bahwa sikap yang kurang dalam memenuhi kebutuhan gizi selama hamil dapat mempengaruhi terjadinya KEK pada ibu hamil.
PENYULUHAN SEBAGAI UPAYA PENGUATAN PERAN IBU DALAM IMPLEMENTASI PERILAKU HIDUP BERSIH DAN SEHAT Ari Sulistyawati; nova listiana
Jurnal Ilmu Kebidanan Vol. 2 No. 1 (2015): Edisi Desember
Publisher : POLITEKNIK KESEHATAN UMMI KHASANAH

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar

Abstract

Pembangunan kesehatan di Indonesia merupakan bagian integral dari pembangunan nasional yang bertujuan untuk meningkatkan kesadaran, kemauan, dan kemampuan hidup bersih dan sehat. Upaya kesehatan adalah setiap kegiatan untuk memelihara dan meningkatkan kesehatan yang dilakukan oleh pemerintah dan masyarakat. Pemberdayaan masyarakat harus dimulai dari perorangan dan keluarga atau rumah tangga terutama ibu. Ibu mempunyai peran utama yang dapat membangun kesehatan dalam keluarga, maka diperlukan ibu yang mempunyai pengetahuan yang dapat menerapkan perilaku hidup bersih dan sehat (PHBS) dalam rumah tangga serta aktif dalam meningkatkan status kesehatan keluarga. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui hasil penyuluhan sebagai upaya PHBS tatanan rumah tangga. Penelitian dilakukan di RT IV Dusun Kembang Putihan Desa Guwosari Pajangan Bantul Tahun 2015. Penelitian ini menggunakan penelitian deskriptif kuantitatif. Teknik sampel yang digunakan adalah purposive sampling. Sampel yang digunakan adalah ibu-ibu yang memiliki balita sebanyak 65 orang. Instrumen penelitian menggunakan kuesioner yaitu tentang pengetahuan dan PHBS. Analisis bivariat menggunakan uji paired sample t-test. Hasil penelitian menunjukkan peningkatan peran ibu diketahui 14 responden (21,5%) kategori baik, 44 responden (67,7%) cukup dan tujuh responden (10,8%) kategori baik dengan nilai korelasi antara dua variabel penyuluhan sebagai upaya penguatan dengan implementasi PHBS sebesar 0,893, dengan nilai sig (2 tailed) sebesar 0,000. Kesimpulan penelitian ini perlakuan berupa penyuluhan berpengaruh terhadap peningkatan pengetahuan tentang PHBS pada ibu di Dusun Kembang Putihan, Desa Guwosari, Kecamatan Pajangan, Bantul.
DUKUNGAN PENDIDIKAN ANAK USIA DINI (PAUD) TERHADAP TUMBUH KEMBANG ANAK Ari Sulistyawati
Jurnal Ilmu Kebidanan Vol. 2 No. 2 (2016): Edisi Juni
Publisher : POLITEKNIK KESEHATAN UMMI KHASANAH

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar

Abstract

Perhatian pemerintah terhadap Pendidikan Anak Usia Dini (PAUD) sudah sangat baik dibuktikan dengan kebijakan dan komitmen tentang penyelenggaraan dan penganggaran PAUD. Hal ini seharusnya diiringi dengan partisipasi dari masyarakat dalam pemanfaatan PAUD sebagai lingkungan belajar dan bermain untuk anak. Tujuan dari penelitian ini adalah mengetahui perbedaan pencapaian tumbuh kembang antara anak dengan PAUD dan tanpa PAUD. Metode penelitian yang digunakan adalah rancangan potong lintang dilakukan pada balita usia 3-5 tahun di Dusun Kentolan Lor dan Kembang Putihan Desa Guwosari Kecamatan Pajangan Kabupaten Bantul Yogyakarta Tahun 2016. Alat ukur berupa Kuesioner Pra Skrining Perkembangan (KPSP) diisi oleh peneliti secara langsung saat pemeriksaan dan wawancara. Data penelitian univariat dianalisis berdasarkan distribusi frekuensi karakteristik responden, sementara analisis bivariat menggunakan Odds Ratio. Didapatkan hasil bahwa responden yang menggunakan PAUD memiliki kecenderungan tumbuh kembang sesuai KPSP sebesar 3,3 kali lebih besar dibandingkan dengan responden yang tidak menggunakan PAUD.
FAKTOR-FAKTOR YANG BERHUBUNGAN DENGAN PERILAKU BERPACARAN PADA ANAK SEKOLAH DASAR Ari Sulistyawati; Lindawati
Jurnal Ilmu Kebidanan Vol. 4 No. 2 (2018): Edisi Juni
Publisher : POLITEKNIK KESEHATAN UMMI KHASANAH

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar

Abstract

Anak usia SD (7-12 tahun) seharusnya disibukkan dengan aktivitas tugas perkembangannya namun dengan dinamisnya kehidupan sosial, saat ini anak usia SD sudah disibukkan dengan aktivitas berpacaran. Hal ini tentunya membutuhkan perhatian khusus dari semua pihak. Permasalahan dari penelitian ini adalah faktor-faktor apa saja yang berhubungan dengan perilaku berpacaran pada anak SD. Tujuan dari penelitian ini adalah mengetahui faktor-faktor yang berhubungan dengan perilaku berpacaran anak usia SD.Penelitian ini merupakan penelitian kuantitatif dengan pendekatan potong lintang. Populasi terdiri dari 280 siswa SD dengan sampel berjumlah 42 siswa SD kelas V dan VI dari tiga sekolah, SDN 2 Kadipiro, SDN Kasihan, dan SDN Bangunjiwo yang diperoleh melalui simple random sampling. Alat ukur berupa dua buah kuesioner, terdiri dari kuesioner perilaku seksual dikembangkan oleh peneliti, telah diuji validitas dan reliabilitanyas di SD Negeri Rejodadi dengan jumlah responden 20 orang, sementara kuesioner pola asuh orang tua menggunakan kuesioner Parenting Style Questionaire (PSQ). Data univarat dianalisis secara deskriptif sederhana dan data bivariat dianalisis menggunakan uji Chi Square. Penelitian ini menemukan bahwa perilaku seksual siswa SD dalam berpacaran dalam kategori tidak baik sebesar 83.3%.dengan jenis kelamin (laki-laki) dan frekuensi berpacaran sebagai faktor terbesar dengan nilai p masing-masing 0.008 dan 0.000. Dapat disimpulkan bahwa anak laki-laki yang semakin sering frekuensi berpacarannya akan berdampak kepada semakin buruknya perilaku anak dalam berpacaran. Disarankan untuk membentuk gerakan masif lintas pihak baik dari pemerintah maupun masyarakat berupa peningkatan fungsi keluarga dan sekolah sebagai basis pencegahan seks bebas pada anak.
FAKTOR-FAKTOR YANG BERHUBUNGAN DENGAN KEJADIAN STUNTING PADA BALITA Ari Sulistyawati
Jurnal Ilmu Kebidanan Vol. 5 No. 1 (2018): Edisi Desember
Publisher : POLITEKNIK KESEHATAN UMMI KHASANAH

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar

Abstract

Stunting adalah gangguan pertumbuhan dengan nilai z skore TB/U kurang dari -2 SD.Penelitian ini bertujuan menganalisis faktor-faktor yang berhubungan dengan stunting. Penelitian ini merupakan penelitian kuantitatif dengan pendekatan potong lintang. Populasi balita di Dusun Teruman berjumlah 980 anak, sampel berjumlah 108 balita yang diambil melalui purpossive sampling. Pengumpulan data menggunakan kuesioner dan KMS (Kartu Menuju Sehat).Data univarat dianalisis secara deskriptif sederhana, data bivariat dianalisis menggunakan uji Chi Square dan data multivariat diuji menggunakan Regresi Logistik Ganda. Penelitian ini menemukan balita stunting sebesar 27.8%, faktor yang berpengaruh terhadap kejadian stunting adalah berat badan lahir (p=0,017;OR= 4.625), pengetahuan ibu tentang gizi (p=0.000;OR=0.208), pola perawatan kesehatan balita (p=0.000;OR=0.200), panjang badan lahir (p=0.000;OR=0.129), pendapatan perkapita (p=0.000;OR=0.129), dan pola pemenuhan gizi (p=0.000;OR=0.033). Riwayat sakit, status pekerjaan ibu, status pendidikan ibu, jenis kelamin, jumlah anggota keluarga, dan pengasuh utama tidak terbukti berhubungan dengan kejadian stunting. Balita dengan berat badan lahir <2.500 gram lebih berisiko 11 kali menderita stunting, panjang badan lahir <48 cm memiliki 0.2 kali risiko menderita stunting. Anak dengan pemenuhan gizi yang kurang memiliki risiko terkena stunting sebesar 0.26 kali, anak dengan kualitas perawatan kesehatan yang kurang baik memiliki risiko 0.2 kali lipat menderita stunting, ibu yang pengetahuannya tentang gizi kurang 0.14 kali lebih berisiko menderita stunting, dan anak dengan pendapatan perkapita keluarga rendah 0.1 kali lebih berisiko untuk tumbuh stunting. Disarankan untuk meningkatkan pemberdayaan masyarakat untuk meningkatkan pengetahuan dan kepedulian terhadap kesehatan ibu hamil dan pola asuh anak di saat sehat maupun sakit.