Arifah Istiqomah
AKADEMI KEBIDANAN UMMI KHASANAH

Published : 12 Documents Claim Missing Document
Claim Missing Document
Check
Articles

Found 12 Documents
Search

FAKTOR - FAKTOR YANG MEMPENGARUHI KETIDAKIKUTSERTAAN PENGGUNAAN ALAT KONTRASEPSI PADA PASANGAN USIA SUBUR Arifah Istiqomah; Tita Restu Yuliasri; ernawati
Jurnal Ilmu Kebidanan Vol. 1 No. 2 (2015): Edisi Juni
Publisher : POLITEKNIK KESEHATAN UMMI KHASANAH

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar

Abstract

Program Keluarga Berencana mempunyai arti yang sangat penting dalam upaya mewujudkan manusia Indonesia yang sejahtera dan sehat. Menurut Badan Pusat Statistik/ BPS (2011), jumlah penduduk Indonesia adalah 237,56 juta. Secara kuantitas, penduduk Indonesia tergolong sangat besar, namun dari segi kualitas, masih tertinggal dibandingkan negara ASEAN lainnya. Penelitian ini bertujuan mengetahui faktor-faktor yang mempengaruhi ketidakikutsertaan penggunaan alat kontrasepsi pada pasangan usia subur. Penelitian ini menggunakan desain penelitian survei analitik dengan pendekatan cross sectional. Tempat penelitian ini dilakukan di Dusun Kalipakis, Tirtonirmolo, Kasihan, Bantul dengan populasi 387 PUS dan jumlah sampel 30 PUS diambil dengan teknik purposive sampling. Metode pengumpulan data menggunakan data primer kuesioner, uji statistik yang digunakan adalah chi square. Hasil penelitian menunjukkan sebagian besar responden memiliki tingkat pendidikan menengah, sebanyak 21 orang (35%), tingkat pengetahuan sedang, sebanyak 21 orang (35%), paritas anak hidup > 2 anak, sebanyak 35 orang (58,3%), tidak mendapat dukungan suami dalam penggunaan alat kontrasepsi sebanyak 32 orang (53,3%). Faktor-faktor yang mempengaruhi ketidakikutsertaan penggunaan alat kontrasepsi pada pasangan usia subur adalah pendidikan, pengetahuan, paritas, dukungan suami terhadap dalam penggunaan alat kontrasepsi.
PERILAKU HIDUP BERSIH DAN SEHAT DENGAN KEJADIAN PNEUMONIA PADA BALITA Sri Sundari; Arifah Istiqomah; nursiah
Jurnal Ilmu Kebidanan Vol. 1 No. 2 (2015): Edisi Juni
Publisher : POLITEKNIK KESEHATAN UMMI KHASANAH

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar

Abstract

Pneumonia merupakan salah satu penyebab dari empat juta kematian pada balita di negara berkembang, khususnya pada bayi. Kejadian pneumonia pada bayi dan balita di Indonesia diperkirakan antara 10 - 20% per tahun. Program pemberantasan penyakit Infeksi Saluran Pernafasan Akut (ISPA) yang telah dilaksanakan beberapa waktu lalu menetapkan angka 10% balita sebagai target penemuan penderita pneumonia balita pada suatu wilayah kerja. Faktor yang berasal dari luar seperti perilaku hidup sehat keluarga dan kondisi lingkungan rumah, faktor lingkungan rumah meliputi jenis lantai rumah, jenis dinding rumah, jenis atap rumah, indeks ventilasi rumah, tingkat kepadatan hunian, suhu, kelembaban sedangkan faktor kebiasaan hidup sehat keluarga meliputi: kebiasaan mencuci tangan, kebiasaan merokok, dan kebiasaan membersihkan rumah. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui hubungan perilaku hidup bersih dan sehat (PHBS) dengan kejadian pneumonia pada balita di Desa Srimartani wilayah kerja Puskesmas Piyungan. Jenis penelitian ini adalah deskriptif analitik dengan menggunakan pendekatan cross-sectional. Uji statistik non parametrik yang digunakan yaitu uji chi square. Sampel penelitian ini berjumlah 60. Teknik pengambilan sampling pada penelitian ini dilakukan dengan teknik purposive sampling. Skala data yang digunakan adalah ordinal. Pengumpulan data menggunakan kartu PHBS dan rekam medis. Uji statistik nonparametrik yang digunakan yaitu uji chi square. Uji hubungan menggunakan chi square menunjukkan hasil bahwa x2 hitung (70,308) > x2 tabel (12,598) dengan nilai p-value (Asymp.sig) 0,000 lebih kecil dari 0,05 (p-value < 0,05), artinya H? diterima. Simpulan yang diperoleh ada hubungan antara PHBS dengan kejadian pneumonia.
SIKAP IBU DALAM PEMENUHAN KEBUTUHAN GIZI DENGAN KEJADIAN KEKURANGAN ENERGI KRONIS PADA IBU HAMIL Arifah Istiqomah; Ari Sulistyawati; Dianata Nikmah
Jurnal Ilmu Kebidanan Vol. 1 No. 2 (2015): Edisi Juni
Publisher : POLITEKNIK KESEHATAN UMMI KHASANAH

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar

Abstract

Ibu hamil memerlukan asupan gizi lebih banyak, selain kebutuhan gizi bagi tubuh, wanita hamil perlu memberikan nutrisi yang cukup untuk janinnya. Akan tetapi, masih banyak ibu hamil yang masih mementingkan gizi keluarganya dibandingkan dirinya sendiri. Hal ini dapat menyebabkan timbulnya masalah gizi yang dialami oleh ibu hamil yaitu Kekurangan Energi Kronis (KEK). KEK dapat memberikan dampak yang buruk bagi ibu. Ibu hamil yang mengalami KEK mempunyai risiko kematian ibu dan bayi serta risiko melahirkan bayi dengan berat badan lahir rendah (BBLR). Penelitian ini bertujuan mengetahui dan menganalisis hubungan sikap ibu dalam pemenuhan kebutuhan gizi dengan kejadian KEK pada ibu hamil. Jenis penelitian adalah survei analitik dengan pendekatan cross sectional. Populasi penelitian adalah ibu hamil yang memeriksakan kehamilannya di Puskesmas Pandak I Bantul Yogyakarta. Pengambilan sampel dilakukan dengan simple random sampling sejumlah 62 sampel. Pengumpulan data menggunakan kuesioner. Hasil penelitian dianalisis menggunakan uji korelasi chi square. Hasil uji chi square menunjukkan adanya hubungan antara sikap ibu dalam pemenuhan kebutuhan gizi terhadap KEK dengan nilai x2 hitung 6,995 lebih besar dari x2 tabel 5,991 dan nilai p = 0,03 lebih kecil dari 0,05 (p < 0,05). Dengan demikian terdapat hubungan antara sikap ibu dalam pemenuhan kebutuhan gizi terhadap kejadian KEK. Disimpulkan bahwa sikap yang kurang dalam memenuhi kebutuhan gizi selama hamil dapat mempengaruhi terjadinya KEK pada ibu hamil.
GAMBARAN PENGETAHUAN IBU TENTANG DETEKSI DINI TUMBUH KEMBANG ANAK USIA 1-3 TAHUN Arifah Istiqomah; titin maisaroh
Jurnal Ilmu Kebidanan Vol. 2 No. 1 (2015): Edisi Desember
Publisher : POLITEKNIK KESEHATAN UMMI KHASANAH

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar

Abstract

Periode emas (golden age) merupakan masa yang sangat penting untuk memperhatikan tumbuh kembang anak secara cermat agar sedini mungkin dapat terdeteksi apabila terjadi kelainan. Deteksi dini tumbuh kembang anak usia 1-3 tahun perlu dilakukan untuk mengetahui kelainan sedini mungkin, sehingga keterlambatan perkembangan yang dialami akan segera diatasi. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui gambaran pengetahuan ibu tentang deteksi dini tumbuh kembang anak usia 1-3 tahun. Metode penelitian menggunakan deskriptif kuantitatif dengan pendekatan crossectional. Populasi yaitu ibu yang memiliki anak usia 1-3 tahun di Desa Cagunan Trimurti Srandakan Bantul Yogyakarta. Teknik pengambilan sampel dengan cara total sampling yaitu sebanyak 35 responden. Instrumen pengumpulan data menggunakan kuesioner. Penelitian dilaksanakan di Desa Cagunan Trimurti Srandakan Bantul pada bulan Desember 2014 sampai dengan April 2015. Hasil penelitian menunjukkan bahwa pengetahuan ibu tentang deteksi dini tumbuh kembang anak usia 1-3 tahun di Posyandu Harapan Kita Desa Cagunan Trimurti Srandakan Bantul sebagian besar cukup sebanyak 27 responden (77,1%), ibu yang memiliki pengetahuan baik sebanyak enam responden (17,1%), sedangkan ibu yang memiliki pengetahuan kurang sebanyak dua responden (5,8%)
HUBUNGAN KETUBAN PECAH DINI (KPD) DENGAN KEJADIAN ASFIKSIA Arifah Istiqomah; yesi astria
Jurnal Ilmu Kebidanan Vol. 3 No. 1 (2016): Edisi Desember
Publisher : POLITEKNIK KESEHATAN UMMI KHASANAH

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar

Abstract

Ketuban Pecah Dini (KPD) memerlukan pengawasan yang ketat dan kerja sama antara kelurga dan penolong (bidan dan dokter) karena dapat menyebabkan bahaya infeksi intra uterin yang mengancam kesehatan ibu dan janin. Terdapat hubungan antara terjadinya gawat janin dan derajat oligohidramnion, semakin sedikit air ketuban, janin semakin gawat. Tujuan penelitian ini adalah menganalisis hubungan antara Ketuban Pecah Dini (KPD) dengan kejadian asfiksia di RS Nur Hidayah Bantul Yogyakarta Tahun 2014. Jenis penelitian ini adalah deskriptif analitik dengan pendekatan waktu retrospektif. Populasi penelitian ini adalah ibu bersalin dengan KPD dan ibu bersalin normal, di RS Nurhidayah Bantul Yogyakarta sebanyak 348 orang. Teknik sampling yang digunakan adalah purposive sampling ditetapkan sebanyak 78 orang. Alat pengumpul data menggunakan rekam medis. Analisis data dilakukan meggunakan Chisquare. Hasil penelitian menunjukkan bahwa ibu bersalin di RS Nur Hidayah yang tidak mengalami KPD sebanyak 39 orang (50%). Ibu bersalin di RS Nur Hidayah yang mengalami asfiksia sebanyak 39 orang (50%). Hasil uji Chi-square didapatkan x2 hitung 5,128 dengan signifikansi (p) 0,024, (p < 0,05) (OR) 3,189, (RR) 1,78. Terdapat hubungan antara kejadian KPD dengan kejadian asfiksia pada ibu bersalin di RS Nur Hidayah Bantul. Ibu bersalin yang mengalami KPD memiliki kemungkinan untuk mengalami kejadian asfiksia sebesar 1,78 kali.
HUBUNGAN STATUS HBSAg PADA IBU BERSALIN DENGAN KEJADIAN BERAT BADAN LAHIR RENDAH (BBLR) Arifah Istiqomah; Marmi Marmi; luksi
Jurnal Ilmu Kebidanan Vol. 2 No. 2 (2016): Edisi Juni
Publisher : POLITEKNIK KESEHATAN UMMI KHASANAH

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar

Abstract

Prevalensi infeksi virus Hepatitis B (VHB) di Indonesia berkisar 2,5% sampai 36%. Survei data pasien HBSAg di Laboratorium Imam Bonjol (IBL) Semarang menunjukkan dari 100 ibu hamil yang periksa didapati 4,5% menderita HBSAg positif. Tujuan penelitian ini untuk mengetahui Hubungan Status HBSAg pada ibu bersalin dengan Kejadian Berat Badan Lahir Rendah di RSUD Panembahan Senopati Bantul. Metode penelitian yang digunakan adalah deskriptif korelasi, dengan pendekatan Cross Sectional, lokasi penelitian di RSUD Panembahan Senopati Bantul. Teknik pengambilan sampel secara Simpel Random Sampling. Data dianalisis dengan menggunakan uji Koefisien Kontingensi diproses melalui perangkat lunak SPSS Instrument penelitian yang dipakai adalah Rekam Medis. Hasil penelitian menunjukkan sebagian besar ibu bersalin dengan kejadian Berat Badan Lahir Rendah berstatus HBSAg Positif (+) yaitu sebanyak 73 responden (80,2%). Didapatkan hasil bahwa x2 hitung (3.948) < x2 tabel (3.481) dengan nilai p-value 0,036 > dari 0,05. Ada Hubungan antara status HBSAg pada ibu bersalin dengan kejadian Berat Badan Lahir Rendah di RSUD Panembahan Senopati Bantul, yang artinya ibu bersalin yang berstatus HBSAg positif memiliki potensi lebih tinggi untuk kelahiran bayi dengan BBLR.
GAMBARAN POLA ASUH ORANG TUA PADA SISWA SMA N 1 PAJANGAN BANTUL YOGYAKARTA TAHUN 2015 Arifah Istiqomah; Ade Ristha Dharma Putri
Jurnal Ilmu Kebidanan Vol. 3 No. 2 (2017): Edisi Juni
Publisher : POLITEKNIK KESEHATAN UMMI KHASANAH

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar

Abstract

Penduduk Indonesia 19% adalah remaja, yang mengakses teknologi seperti internet terbanyak adalah remaja. Perkembanganjaman yang diikuti semakin canggihnya teknologi namun tidak diiringi oleh pengawasan orang tua yang baik menyebabkan remaja dengan mudah mendapatkan berbagai macam informasi, menyebabkan tingginya kasus penyimpangan pada anak seperti tawuran, minum-minuman keras, pencurian, hingga hamil di luar nikah. Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui karakteristik responden dan gambaran pola asuh orang tua pada siswa SMAN 1 Pajangan Bantul. Jenis penelitian ini adalah deskriptif dengan pendekatan cross sectional, jumlah sampel 63 orang dengan menggunakan teknik sampling Cluster Random Sampling. Lokasi pembagian checklist penelitian di SMA N 1 Pajangan Bantul pada bulan April 2015 dan instrumen yang digunakan adalah checklist. Hasil Penelitian yang diperoleh yaitu karakteristik responden didominasi oleh umur 40-50 tahun sebanyak 48 orang (76,2%), berpendidikan terakhir SMA sebanyak 37 orang (58,87%), berasal dari suku jawa sebanyak 59 orang (93,65%), berpenghasilan diatas 1,1 juta atau diatas UMR sebanyak 24 orang (38,10%), beragama Islam sebanyak 58 orang(92,06%). Gambaran pola asuh orang tua pada siswa SMA N 1 Pajangan yaitu orang tua menggunakan pola asuh otoriter sebanyak satu orang (1,59%), demokratis 24 orang (38,10%), permisif tiga orang (4,76%), dan campuran sebanyak 35 orang (55,55%). Disimpulkan bahwa gambaran pola asuh orang tua pada siswa SMA N 1 Pajangan lebih banyak menggunakan pola asuh campuran.
FAKTOR – FAKTOR YANG MEMPENGARUHI OBESITAS PADA BALITA Arifah Istiqomah; Sri Sundari; Hesty Rika Wulandari
Jurnal Ilmu Kebidanan Vol. 1 No. 1 (2014): Edisi Desember
Publisher : POLITEKNIK KESEHATAN UMMI KHASANAH

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar

Abstract

Obesitas pada anak balita di Indonesia menunjukkan angkapeningkatan yang cukup tinggi dan perlu mendapat penanganan yang cukup serius mengenai penyebab, tindakan pencegahan, dan upaya pengobatannya. Pada penelitian ini dibahas mengenai faktor-faktor yang mempengaruhi obesitas pada balita, yaitu: pemberian ASI, pemberian bubur balita, asupan nutrisi dan konsumsi makanan cepat saji/ fast food di wilayah kerja Puskesmas Banguntapan III Kabupaten Bantul Yogyakarta tahun 2013. Desain penelitian yang digunakan adalah case control dengan pendekatan retrospektif, penelitian ini dilaksanakan di wilayah Puskesmas Banguntapan III Bantul Yogyakarta periode bulan Desember 2012-Juli 2013. Populasinya Seluruh ibu dan balita di wilayah kerja Puskesmas Banguntapan III Bantul Yogyakarta. Sedangkan Sampel pada penelitian ini ada 30 balita obesitas sebagai kelompok kasus, dan 30 balita tidak obesitas sebagai kelompok kontrol. Penggunaan data menggunakan data primer dan sekunder. Hasil penelitian dianalisa melalui uji hubungan chi-Square. Hasil penelitian setelah dianalisis menggunakan chi-square menunjukkan x2 hitung pada pemberian ASI dan bubur balita sebesar (32,308)>x2 tabel (3,881) dengan nilai p 0,000<0,05 (OR: 4,333), x2 hitung pada asupan nutrisi sebesar(22,500)>x2tabel (3,881) dengan p 0,000<0,05 (OR: 21,000), x2 hitung pada konsumsi makanan cepat saji/ fast food sebesar (15.017)>x2 tabel (3,881) dengan p 0,000<0,05 (OR: 9,036). Ada hubungan antara pemberian ASI dan bubur balita, asupan nutrisi, konsumsi makanan cepat saji/ fast food dengan kejadian obesitas di wilayah kerja Puskesmas Banguntapan III Bantul Yogyakarta. Faktor resiko terbesar atau yang mempunyai nilai Odds Ratio paling besar adalah asupan nutrisi.
GAMBARAN KARAKTERISTIK IBU MENYUSUI DALAM PEMBERIAN AIR SUSU IBU (ASI) DI KLINIK ASIH WALUYOJATI BANTUL YOGYAKARTA Arifah Istiqomah; sumarsih
Jurnal Ilmu Kebidanan Vol. 4 No. 1 (2017): Edisi Desember
Publisher : POLITEKNIK KESEHATAN UMMI KHASANAH

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar

Abstract

Air Susu Ibu (ASI) merupakan makanan utama dan paling sempurna bagi bayi, karena ASI mengandung hampir semua zat gizi dengan komposisi sesuai kebutuhan bayi untuk tumbuh dan kembang secara optimal. Melihat begitu pentingnya ASI bagi bayi diperlukan usaha yang benar agar setiap ibu dapat menyusui bayinya. Karakteristik ibu menyusui meliputi umur, pendidikan, pekerjaan dan paritas. Tujuan penelitian ini bertujuan untuk menganalisis gambaran karakteristik Ibu menyusui dalam pemberian ASI di Klinik Asih Waluyojati, Kabupaten Bantul. Metode penelitian yang digunakan adalah deskriptif kuantitatif dengan pendekatan retrospektif. Penelitian ini dilakukan, pada bulan Desember 2016 – Maret 2017 di Klinik Asih Waluyojati Bantul. Populasi dalam penelitian ini adalah semua ibu yang mempunyai bayi usia 6 – 12 bulan berjumlah 38 orang.Teknik sampling yang digunakan adalah total sampling sehingga jumlah sampel sebanyak 38 responden. Pengumpulan data diambil dari data rekam medik/register pasien. Sebagian besar responden menyusui tidak ASI eksklusif yaitu sebanyak 24 orang (63,2%). Karakteristik responden berdasarkan umur sebagian besar berumur 20 – 35 tahun sebanyak 32 orang (84,2%), berdasarkan pendidikan sebagian besar pendidikan terakhir SMA yaitu 22 orang (57,9%), berdasarkan pekerjaan sebagian besar tidak bekerja yaitu sebanyak 25 orang (65,8%), sebagian besar paritas multipara yaitu 20 orang (52,6%. Mayoritas ibu tidak ASI eksklusif, berumur 20 – 35 tahun, pendidikan SMA, tidak bekerja dan multipara. Sebaiknya tenaga kesehatan khususnya bidan harus memberikan edukasi tentang manfaat ASI, pada semua umur, jenis pekerjaan apapun dan paritas primipara hingga grandemultipara.
FAKTOR – FAKTOR PENYEBAB KESULITAN MAKAN PADA BALITA DI POSYANDU KASWARI DUSUN KANGGOTAN KIDUL PLERET BANTUL YOGYAKARTA Arifah Istiqomah; Afifah Nuraini
Jurnal Ilmu Kebidanan Vol. 5 No. 1 (2018): Edisi Desember
Publisher : POLITEKNIK KESEHATAN UMMI KHASANAH

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar

Abstract

Anak usia balita mengalami pertumbuhan dan perkembangan yang sangat pesat dan kritis. Untuk menunjang pertumbuhan dan perkembangan diperlukan nutrisi dari makanan. Gangguan pola makan pada balita harus segera diatasi agar tidak berkembang menjadi kesulitan makan, kesulitan makan pada balita dapat berakibat buruk pada tumbuh kembang balita. Diperlukan suatu strategi untuk mengetahui dan menanggulangi gangguan makan pada balita. Tujuan penelitian ini untuk mengetahui faktor-faktor penyebab kesulitan makan pada balita di Posyandu Kaswari Dusun Kanggotan Lor Pleret Bantul. Desain penelitian deskriptif kuantitatif, populasi dalam penelitian ini adalah seluruh ibu yang mempunyai balita di Posyandu Kaswari berjumlah 83 responden, jumlah sampel 69 responden, dengan teknik accidental sampling. Pengumpulan data menggunakan ceklist. Analisis data menggunakan univariat. Berdasarkan penelitian terjadinya faktor sulit makan karena nafsu makan didominasi oleh balita yang tidak mengalami gangguan nafsu makan sebanyak 64 orang (92,75%), namun 5 orang (7,25%) diantaranya mengalami kesulitan makan karena gangguan nafsu makan, sebanyak 61 orang (88,40%) tidak mengalami gangguan proses makan di mulut, namun sebanyak 8 orang (11,60%) mengalami gangguan makan di mulut, pada faktor gangguan pengaturan makan pada anak terdapat 67 orang (97,10%) yang tidak mengalami gangguan pengaturan anak, tetapi 2 orang (2,90%) diantaranya mengalami gangguan pengaturan makan pada anak. Berdasarkan penelitian Dapat disimpulkan bahwa sebagian besar responden tidak mengalami gangguan kesulitan makan karena faktor nafsu makan, tidak mengalami gangguan kesulitan makan karena faktor gangguan makan dimulut, dan tidak mengalami gangguan sulit makan karena faktor pengaturan makan dimulut. Saran bagi orangtua agar tidak memaksakan anak untuk makan.