Claim Missing Document
Check
Articles

Found 6 Documents
Search

RELATIONSHIP OF GROWTH AND YIELD MINI TUBERS OF POTATO UNDER COCOPEAT MEDIA AND FREQUENCY OF FERTILIZER Fajrin Pramana Putra; Saparso Saparso; Slamet Rohadi Suparto; Khavid Faozi
Bernas : Jurnal Penelitian Pertanian Vol 15, No 1 (2019): Bernas February 2019
Publisher : Universitas Asahan

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (237.322 KB)

Abstract

The research aimed to determine the growth variable correlated to the mini tubers yield of potato and obtained the media thickness of cocopeat and frequency of fertilizer which was good for growth and yield of potato mini tubers. The research is arranged to use complete randomized block design with three replications. The main factor was the thickness of media cocopeat with three levels, which was 10 cm, 15 cm and 20 cm. The second factor was the frequency of nutrients with two levels, which was three days and six days. The results of the research showed that the number of mini tubers yield were influenced by frequency of fertilizer and were not the thickness of cocopeat media.The number of mini tubers yield were correlated with height plant, leaf area, root length, number of stolon, and stolon effectivity. The number mini tubers yield were most affected by number of stolon, and stolon effectivity with the regression model that was Ŷ = - 4.21588** – 0.00338 XPHns + 0.00003 XLAns – 0.00377 XRLns + 0.52317 XNST** + 0.08233 XSE**.
PERTUMBUHAN, KERONTOKAN, DAN KANDUNGAN NUTRISI BUAH JERUK PADA PERLAKUAN JUMLAH BUAH MUDA PER DOMPOL Moch Inung Rahmawan; Slamet Rohadi Suparto; Sakhidin Sakhidin2
Agrin Vol 19, No 1 (2015): Agrin
Publisher : Jenderal Soedirman University

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.20884/1.agrin.2015.19.1.346

Abstract

Jumlah buah muda per dompol menentukan tingkat persaingan antar buah dalam mendapatkan fotosintat.Tingkat persaingan tersebut akan berpengaruh terhadap pertumbuhan, kerontokan, dan kandungan nutrisi buahdalam suatu dompol. Tujuan penelitian adalahuntuk mengkaji pengaruh jumlah buah muda terhadap diameterbuah, bobot per buah, kerontokan buah, dan kandungan gula dan vitamin C.Penelitian surve ini menggunakantanaman jeruk yang berumur 3 tahun. Lokasi penelitian di Desa Karangdadap, Kecamatan Kalibagor, KabupatenBanyumas dengan ketinggian tempat sekitar 45 mdpl.Faktor yang diteliti adalah jumlah buah muda per dompol(1, 2, dan 3 buah). Perlakuan tersebut diulang 3 kali dalam setiap pohon, jumlah pohon yang diteliti sebanyak 10batang dari 12 pohon jeruk yang ada di lokasi penelitian. Variabel yang diamati meliputi jumlah buah retensi danbuah rontok per dompol,diameter buah, bobot per buah, kandungan gula, dan kandungan vitamin C. Hasilpenelitian menunjukkan bahwa antar jumlah buah muda per dompol yang diteliti tidak menunjukkan pengaruhterhadap diameter buah, bobot per buah, kerontokan buah, kandungan gula, dan kandungan vitamin C buah jeruk.Kerontokan buah jeruk untuk setiap dompol yang berisi 1 buah, 2 buah, dan 3 buah masing-masing mulai terjadi140, 70, dan 80 hari setelah fruitset; sedangkan tingkat kerontokannya adalah 4,0%, 13,0%, dan 14,7%Kata kunci: dompol, kerontokan, kandungan gula, vitamin CABSTRACTNumber of young fruits per cluster determine the competition level among fruits for getting photosynthate.This competition level influence growth, fruit drop, and nutrition content of fruit. The objective of this researchwas to study the effect of number of young fruits on fruit diameter, weight per fruit, fruit drop, and content ofglucose and ascorbic acid. Research used 3 years old orange tree of local variety. It was located at Karangdadapvillage, Kalibagor district, and Banyumas regency with about 45m asl altitude. The treatment was 3 levels ofnumber of young fruit per cluster : 1, 2, and 3. The observed variables were number of fruit drop and fruit retentionper cluster, fruit diameter, weight per fruit, content of glucose and ascorbic acid. The results of research showedthat number of young fruit did not influence fruit diameter, weight per fruit, fruit drop, content of sucrose andascorbic acid. Fruit drop of cluster having 1, 2, and 3 young fruits were occurred at 140, 70, and 80 days afterfruitset respectively and its level were 4,0%; 13,0%, and 14,7%.Keywords : cluster, fruit drop, content of glucose and ascorbic acid.
KERONTOKAN BUAH DAN PEMBUNGAAN PADA POSISI DOMPOL BERBEDA DUA VARIETAS DURIAN Slamet Rohadi Suparto; Sakhidin Sakhidin
Agrin Vol 20, No 1 (2016): Agrin
Publisher : Jenderal Soedirman University

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.20884/1.agrin.2016.20.1.312

Abstract

Fruit drop potentially decreases the yield of durian, so it needs to be controlled. Its control canbe done better when information on pattern of fruit drop is available. This research examined fruit dropof different panicle positions of two durian varieties. Observed panicle positions i.e. bottom, central,and upper of a tree, observed varieties i.e. Kani, Monthong. Observed variables were percentage offlowery branch, number of flower panicle, total number of flowers, number of flowers per panicle, andfruit set. The objective of this research was to know the pattern of fruit drop and flowering of differentpanicle positions of two varieties of durian. The result of research showed that Kani had higher observedvariables than Monthong. Upper position of panicle had higher number of flower panicles and fruit setscompared to the other panicle positions. The highest total number of flowers was showed by panicle atupper position of Kani treeKey words: durian, panicle, fruit drop, Kani, Monthong ABSTRAKKerontokan buah berpotensi mengurangi hasil buah durian sehingga perlu dikendalikan.Pengendaliannyadapat dilakukan dengan baik apabila terlebih dulu diketahui pola kerontokan buahnya.Penelitian ini mengkajikerontokan buah pada dompol yang berbeda posisinya pada suatu pohon dari dua varietas durian. Posisi dompolyang diteliti yaitu bawah, tengah, dan atas pada suatu pohon, sedangkan varietas yang diteliti adalah Kani danMonthong. Variabel yang diamati meliputi persentase cabang berbunga, jumlah dompol bunga, jumlah bunga total,jumlah bunga per dompol, dan jumlah buah terbentuk.Penelitian bertujuan untuk mengetahui pola kerontokanbuah dan pembungaandari dompol yang berada pada posisi berbeda dua varietas durian. Hasil penelitianmenunjukkan bahwa Kani menghasilkan variabel pengamatan yang lebih tinggi dibandingkan Monthong.Dompolyang berada padaposisi atas dari suatu pohon menghasilkan jumlah dompol bunga dan jumlah buah terbentuk yanglebih tinggi dibandingkan posisi dompol lainnya. Jumlah bunga total tertinggi ditunjukkan oleh dompol yangberada pada posisi atas varietas Kani.Kata kunci: durian, dompol, kerontokan buah, Kani, Monthong
PARAMETER KUALITATIF MUTAN TANAMAN KENTANG (Solanum tuberosum L.) SETELAH IRADIASI SINAR GAMMA Siti Nurchasanah; Agung Prasetyo Fitrianto; Slamet Rohadi Suparto; Purwanto Purwanto; Eka Oktaviani
J-PEN Borneo : Jurnal Ilmu Pertanian Vol 5, No 2 (2022)
Publisher : FAKULTAS PERTANIAN UNIVERSITAS BORNEO TARAKAN

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.35334/jpen.v5i2.2806

Abstract

Kentang (Solanum tuberosum L.) merupakan jenis komoditi hortikultura yang menghasilkan umbi dari keluarga Solanaceae. Kebutuhan kentang terus meningkat setiap tahun sejalan dengan meningkatnya jumlah penduduk dan berkembangnya industri yang membutuhkan bahan baku kentang. Kentang banyak dibudidayakan di dataran tinggi di atas 800 m dpl, seperti Dieng, Kerinci, Pengalengan, dan Curup yang memiliki suhu 17ºC sampai dengan 20ºC sehingga tanaman kentang dapat berproduksi maksimal. Namun, di dataran tinggi mulai muncul ancaman lingkungan seperti kekeringan dan tanah longsor, sehingga mendorong para peneliti untuk mengembangkan tanaman kentang di dataran medium. Pengembangan varietas tanaman kentang untuk dataran medium terus dilakukan, salah satunya dengan induksi mutasi. Induksi mutasi dapat dilakukan dengan perlakuan bahan mutagen tertentu terhadap bagian tanaman seperti organ reproduksi. Iradiasi sinar gamma merupakan mutasi yang sering digunakan untuk menginduksi perubahan genetik di dalam sel somatik yang diturunkan, sehingga terjadi peningkatan viabilitas dan menghasilkan mutan baru. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui pengaruh radiasi sinar gamma terhadap berbagai variabel kualitatif 3 (tiga) varietas tanaman kentang. Perlakuan radiasi sinar gamma memberikan pengaruh yang berbeda dengan tanaman kontrol pada variabel bentuk daun, frekuensi daun menyimpang, kebiasaan tumbuh, bentuk umbi, dan sifat ketahanan terhadap penyakit. Mutan yang memberikan keunggulan dalam segi ketahanan terhadap penyakit adalah mutan D1-A11, D2- A11, D2-A4, D1-G1, D1-G2, D3-G11, D3-G12, dan D2-M11.Kata kunci : kualitatif, kentang, iradiasi gamma, dataran medium
Kajian Fisiologi Tanaman Sawi Pagoda (Brassica rapa L. ssp. Narinosa) dengan Berbagai Media Tanam dan Konsentrasi Pupuk Organik Cair Sampah Sayur Aisyah Nada Widyasari; Rosi Widarawati; Slamet Rohadi Suparto; Risqa Naila Khusna Syarifah
Vegetalika Vol 11, No 4 (2022): In Publish
Publisher : Universitas Gadjah Mada

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.22146/veg.73926

Abstract

Pemanfaatan pengolahan sampah sayur sebagai pupuk organik cair dan penggunaan berbagai jenis media tanam dapat dilakukan untuk meningkatkan pertumbuhan sawi pagoda. Penelitian ini bertujuan untuk (1) mengetahui konsentrasi pupuk organik cair sampah sayur terbaik, (2) mengetahui media tanam terbaik, dan (3) mengetahui interaksi antara konsentrasi pupuk organik cair sampah sayur dan media tanam terbaik untuk fisiologi tanaman sawi pagoda. Penelitian dilaksanakan pada 27 Februari 2021 sampai dengan 28 Agustus 2021 di Perumahan Griya Satria Bancarkembar, Kabupaten Banyumas pada ketinggian 120 mdpl; Laboratorium Agronomi dan Hortikultura serta Laboratorium Tanah dan Sumberdaya Lahan Fakultas Pertanian Universitas Jenderal Soedirman. Rancangan yang digunakan yaitu Rancangan petak Terbagi (Split plot design) yang terdiri dari 2 faktor dan 3 ulangan. Faktor pertama sebagai petak utama adalah konsentrasi pupuk organik cair sampah sayur (P) yaitu 5 mL/liter air, 20 mL/liter air, dan 35 mL/liter air. Faktor kedua sebagai anak petak adalah media tanam (M) yaitu tanah, arang sekam, dan serbuk gergaji. Hasil penelitian menunjukkan poc sampah sayur 35 mL/liter air lebih baik terhadap semua variabel. Perlakuan media tanam tanah memberikan hasil yang terbaik terhadap seluruh variabel. Interaksi perlakuan konsentrasi poc sampah sayur 5 mL/liter air+tanah menunjukkan hasil terbaik pada variabel bobot tanaman segar dan kehijauan daun, sedangkan perlakuan konsentrasi poc sampah sayur 35 mL/liter air+tanah menunjukkan hasil terbaik pada variabel bobot tanaman kering, indeks luas daun, jumlah stomata, kerapatan stomata dan serapan nitrogen.
Pengaruh Konsentrasi POC Urin Kelinci dan Komposisi Media Tanam Terhadap Pertumbuhan dan Hasil Sawi Pagoda (Brassica narinosa L.) Lazuardi Rangga Margianto; Slamet Rohadi Suparto; Okti Herliana
Vegetalika Vol 12, No 1 (2023): In Publish
Publisher : Universitas Gadjah Mada

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.22146/veg.77846

Abstract

Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui konsentrasi POC urin kelinci yang terbaik, komposisi media tanam terbaik dan interaksi kedua perlakuan terhadap pertumbuhan dan hasil tanaman sawi pagoda. Penelitian dilaksanakan pada bulan Maret sampai Mei 2021 di screen house Fakultas Pertanian, Universitas Jenderal Soedirman, Purwokerto. Rancangan yang digunakan pada percobaan ini adalah Rancangan Acak Kelompok Lengkap (RAKL) dengan dua faktor. Faktor pertama adalah konsentrasi POC urin kelinci, yaitu K0= 0 ml/L, K1= 20 ml/L, K2= 40 ml/L, K3= 60 ml/L. Faktor kedua adalah komposisi media tanam, yaitu M1= tanah, M2= tanah + kompos (1:1), M3= tanah + arang sekam (1:1). Data hasil pengamatan dianalisis menggunakan Uji F dan apabila terdapat perbedaan yang signifikan dilakukan uji lanjut menggunakan DMRT dengan taraf kepercayaan 95%. Hasil penelitian menunjukkan bahwa tidak ada interaksi antara konsentrasi POC urin kelinci dengan komposisi media tanam terhadap pertumbuhan dan hasil tanaman sawi pagoda. Tidak terdapat interaksi antara konsentrasi POC urin kelinci dan komposisi media tanam terhadap pertumbuhan dan hasil tanaman sawi pagoda (Brassica narinosa L.). Konsentrasi POC urin kelinci 60 ml/L memberikan hasil yang tertinggi pada variabel tinggi tanaman, jumlah daun, diameter tajuk, bobot tajuk segar, bobot tajuk kering, bobot akar segar dan bobot akar kering. Komposisi media tanam M2 (tanah + kompos 1:1) memberikan hasil terbaik pada variabel tinggi tanaman, jumlah daun, luas daun, kehijaun daun, diameter tajuk, bobot segar tajuk, bobot tajuk kering, bobot akar segar dan bobot akar kering.