Sabtanto Joko Suprapto
Pusat Sumber Daya Geologi, Jln. Soekarno-Hatta 444 Bandung

Published : 12 Documents Claim Missing Document
Claim Missing Document
Check
Articles

Found 12 Documents
Search

Geokimia regional Sulawesi bagian Utara percontoh endapan sungai aktif -80 mesh Suprapto, Sabtanto Joko
Indonesian Journal on Geoscience Vol 1, No 2 (2006)
Publisher : Geological Agency

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (223.3 KB) | DOI: 10.17014/ijog.v1i2.10

Abstract

http://dx.doi.org/10.17014/ijog.vol1no2.20062Geochemical investigation using the analysis method of -80 mesh of active stream sediment samples is one of the early phase exploration especially in fi nding out metallic mineral deposits. These deposits either as outcrop or as being still in subsurface, can be revealed in geochemical output data. Despite for determination of the availability of mineral deposits, elements distribution of stream sediment samples, can be used to determine the initial and last appearance of geological and situated in environmental condition of an area. Northern part of Sulawesi with its complex geologic setting and a metallogenic region is being potential to form metallic deposits, which create some variation and interesting geochemical performances. The regional geochemistry data by means in the form of elements distribution maps represent the basic important information of mineralization indications, which enable for detail follow up investigation.    
TINJAUAN TAILING SEBAGAI SUMBER DAYA Suprapto, Sabtanto Joko
Buletin Sumber Daya Geologi Vol 2, No 3 (2007): Buletin Sumber Daya Geologi
Publisher : Buletin Sumber Daya Geologi

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (8699.731 KB)

Abstract

Tailing dari pengolahan bahan tambang, dapat mengandung bahan-bahan atau mineral-mineral yang berpotensi untuk diusahakan secara ekonomis. Selain mempunyai konotasi sebagai limbah, tailing masih mempunyai prospek untuk kembali diusahakan. Hal ini akibat komoditas tertentu yang terkandung saat proses pengolahan dilakukan belum mempunyai nilai ekonomi, atau harga komoditas tertentu mengalami peningkatan, sehingga yang masih terkandung dalam tailing menjadi bemilai ekonomi. Nilai ekonomi tailing dipengaruhi juga oleh faktor-faktor sekala usaha, perkembangan teknologi, aturan perundangan dan faktor perizinan. Pengelolaan tailing untuk pengembangan usaha pertambangan dapat mempunyai kontribusi signifikan pada pengembangan ekonomi di daerah. Oleh karena itu inventarisasi, evaluasi dan pengembangan sumber daya tailing mempunyai artipenting yang sarna dengan upaya pemanfatan cebakan-cebakan in-situ.
ZONASI POTENSI MINERALISASI BESI-TEMBAGA-TIMBAL-SENG GUNAKAN DATA GEOKIMIA DAN GEOLOGI BERBASIS SISTEM INFORM GEOGRAFIS DI KABUPATEN SOLOK, PROVINSI SUMATERA BARAT Suprapto, Sabtanto Joko; Syafri, Iidrem; Andriana, Yoga
Buletin Sumber Daya Geologi Vol 9, No 1 (2014): Buletin Sumber Daya Geologi
Publisher : Buletin Sumber Daya Geologi

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (6196.925 KB)

Abstract

Kabupaten Solok, Provinsi Sumatra Barat mempunyai potensi sumberdaya minerallogam. Studi ini bertujuan untuk menentukan daerah potensi mineralisasi mineral logam Fe-Cu-Pb-Zn di Kabupaten Solok dengan menggunakan kombinasi model statistik rasio frekuensi dan sistem informasi geografis. Analisis dilakukan terhadap data sebaran litologdan struktur geologi serta data 4 jenis unsur unsur dari 433 sampel geokimia endapan sungai aktif. Hasil kajian menghasilkan sebaran spasial sebelas daerah potensi mineralisaslogam Fe-Cu-Pb-Zn. Penelitian lapangan dilakukan di daerah potensi Pisauilang, Kotanarudan Air Bertumbuk, ditemukan cebakan bijih besi di tiga lokasi dengan Fe sebagai unsupenyusun utama serta Cu, Pb, dan Zn, sebagai unsur ikutan. Kandungan bijih besi berupa Fe 18,15-70,9 %, Cu 0,025-2,34 %, Pb <0,001-0,004%, dan Zn 0,033-0,58%.
TINJAUAN TENTANG UNSUR TANAH JARANG Suprapto, Sabtanto Joko
Buletin Sumber Daya Geologi Vol 4, No 1 (2009): Buletin Sumber Daya Geologi
Publisher : Buletin Sumber Daya Geologi

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (1576.03 KB)

Abstract

Keterdapatan  unsur tanah  jarang  pada  mineral-mineral  seperti  zirkon,   monasit  dan  xenotim,  di Indonesia sangat langka. Zirkon sebagai mineral ikutan dapat dijumpai pada endapan emas dan timah aluvial, sedangkan monasit dan xenotim terdapat sebagai mineral ikutan pada endapan timah aluvial. Keberadaan mineral mengandung unsur tanah jarang sebagai mineral ikutan, dalam proses penambangan dan pengolahan emas atau timah akan terbawa serta, sehingga mineral-mineral tersebut akan menjadi produk sampingan.Penggunaan logam tanah jarang  memicu berkembangnya teknologi material baru. Perkembangan material ini banyak diaplikasikan di dalam industri untuk meningkatkan kualitas produk. Posisi tanah jarang   pada   masa  datang   yang   semakin   strategis   tersebut   perlu  diupayakan   untuk  dapat dikembangkan secara berkelanjutan mengingat Indonesia mempunyai sumber daya yang potensial untuk diusahakan.
POTENSI, PROSPEK DAN PENGUSAHAAN TIMAH PUTIH DI INDONESIA Suprapto, Sabtanto Joko
Buletin Sumber Daya Geologi Vol 3, No 2 (2008): Buletin Sumber Daya Geologi
Publisher : Buletin Sumber Daya Geologi

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (1272.017 KB)

Abstract

Timah putih di alam dijumpai dalam bentuk cebakan primer dan sekunder. Cebakan sekunder merupakan sumber daya utama, yaitu berupa cebakan letakan terdapat pada tanah residu dari cebakan primer, dan berupa cebakan aluvial darat maupun lepas pantai. Pengusahaan timah putih telah berlangsungratusan tahun, dengan meninggalkan wilayah bekas tambang yang umumnya sampai saat ini masih diusahakan kembali oleh masyarakat maupun pelaku usaha pertambangan sekala kecil maupun besar.Penambangan di lepas pantai dengan kapasitas jangkauan kedalaman terbatas sekitar 50 meter,masih meninggalkan sumber daya yang terdapat pada kedalaman yang lebih besar. Kebutuhan dunia yang meningkat disertai kecenderungan harga yang terus meningkat sangat tajam menyebabkan cut off grade (COG) semakin turun, sebagai akibatnya sumber daya kadar rendah mempunyai nilai ekonomi untuk diusahakan. Pengusahaan sumber daya timah putih dapat dilakukan dengan peralatan sangat sederhana, atau menggunakan teknologi tinggi, sehingga dapat digunakan untuk lahan pengembangan usahapertambangan rakyat sekala kecil maupun usaha pertambangan sekala besar.Indonesia sebagai negara eksportir timah putih terbesar di dunia, berpeluang untuk menjadi pengendali harga timah di pasar dunia. Pemanfaatan timah putih untuk konsumsi domestik yang lebih besar akan memberikan nilai tambah berganda dan efek berganda terhadap pertumbuhan industri di dalam negeridan penyediaan lapangan kerja.
GEOKIMIA REGIONAL PULAU SUMATERA CONTO ENDAPAN SUNGAI AKTIF FRAKSI -80 MESH Suprapto, Sabtanto Joko
Buletin Sumber Daya Geologi Vol 3, No 3 (2008): Buletin Sumber Daya Geologi
Publisher : Buletin Sumber Daya Geologi

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (1310.816 KB)

Abstract

Penyelidikan geokimia dengan metode analisis kandungan unsur conto endapan sungai aktif -80 mesh merupakan salah satu fase awal eksplorasi terutama untuk menemukan endapan mineral logam. Cebakan bahan galian logam, baik yang sudah tersingkap maupun masih berada di bawah permukaan dapat terungkap pada data geokimia yang dihasilkan. Selain dapat menentukan keberadaan endapan bahan galian, sebaran unsur contoh endapan sungai dapat dipergunakan untuk menentukan kondisi lingkungan dari suatu wilayah. Sumatera dengan tataan geologi yang komplek dan merupakan jalur metalogenik potensial terbentuknya endapan logam, menghasilkan rona geokimia yang sangat bervariasi dan menarik. Data geokimia regional yang tertuang dalam bentuk peta sebaran unsur menyajikan informasi awal yang penting tentang indikasi mineralisasi untuk ditindak lanjuti dengan penyelidikan lebih rinci.
Review Of The Small Scale Gold Mining Practices At Cineam, Tasikmalaya Regency, West Java, Indonesia Hutamadi, Hutamadi; Widi, Bambang Nugroho; Suprapto, Sabtanto Joko
Buletin Sumber Daya Geologi Vol 2, No 1 (2007): Buletin Sumber Daya Geologi
Publisher : Buletin Sumber Daya Geologi

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (965.098 KB)

Abstract

Gold deposit at Cineam area is an epithermal gold deposit of low sulphidation type which lies about 180 km southeast of Bandung at an elevation of 400 meter above the mean sea level. The Cineam deposit is administratively belongs to Cineam Subdistrict , Tasikmalaya Regency, West Java Province, which dominantly occurred within volcanic rocks unit of Jampang Formation. Alterations developed in this area namely propylite, argillic, sericitation, and silisification, occurred in andesitic lava, volcanic breccia, and andesitic to dacitic tuff. The thickness of gold bearing quartz veins are commonly from few cm up to > 20 cm, while for the veins of higher grade of gold content the thickness are about 5 cm or less. The average grade of gold content is around 6 - 10 gr/t Au. Although Cineam gold deposits can not be classified as a big scale deposit, itsmineral genesis has an interesting characteristic to be further studied. The Cineam area representing one of the most prospect areas of gold found in the eastern part of West Java Southern Mountain Range. As the Cineam gold deposit is proportionally suitable for a small scale gold mine, the local government had already gave a mining license to a Family Firm in the form of a Village Unit Cooperation or “KUD” such as KUD Mekarjaya which had also been updated to become a B class of Exploitation License category that permitted for the realization of metallic exploitation. This action was in line with the implementation of Autonomy Policy since the year of 2001.Although KUD Mekarjaya’s mining production is relatively so small but in fact the mining activity is still being maintained to be daily earnings for the local gold miners to rely on. Within the long run of the local gold miners activity at Cineam which has been working since 1968, this condition can give rise to many well skilled and experienced labors in seeking for gold ores, in handling small scale gold mining works, and in obtaining for the bullions. In other side, on thecontrary, there are some negative actions must be kept under control such as the disposal of the waste or tailing directly into the river and the unsafely process of heating the amalgam to obtain the bullion including other improper ways done during the handling of their mining activities. Since the whole mining operation so far generally financed by individual investors it is very likely that small scale gold mining lacks of the capital needed for the mining operation. This condition is what the KUD always facing with so that management and financial matters can be a very serious problem affecting the progress of the KUD Mekarjaya From some presentation given by the CCOP-CASM Meeting in Bandung we can compare the condition of small scale mining in Indonesia. and that from other countries which have conducted good management in mining regulation and policy in relation with licensing, mining workers, tax payment and awareness of environment live in the vicinity of mining areas On account of that event this can be expected to motivate and encourage the policy anddecision makers either locally or centrally throughout Indonesia in giving more attention related to the guidance, monitoring and inspection of the implementation of small scale mining activities which is actually growing in numbers.
TINJAUAN TENTANG CEBAKAN EMAS ALUVIAL DI INDONESIA DAN POTENSI PENGEMBANGAN Suprapto, Sabtanto Joko
Buletin Sumber Daya Geologi Vol 2, No 2 (2007): Buletin Sumber Daya Geologi
Publisher : Buletin Sumber Daya Geologi

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (1134.541 KB)

Abstract

Cebakan emas aluvial diIndonesiaterdapat terutama pada pulau-pulau besar seperti Sumatera, Kalimantan,Sulawesidan Papua. Sebaran emas aluvial berada pada permukaan atau dekat permukaan, dengan spesifik emas berupa warna dan kilap yang sangat menarik, sehingga keberadaan emas aluvial mudah dikenali, dan umumnya mudah ditemukan dan diusahakan oleh masyarakat setempat.Cebakan emas aluvial dicirikan oleh kondisi endapan sedimen bersifat lepas dengan kandungan logam emas berupa butiran,  dapat ditambang dan diolah dengan cara pemisahan emas secara fisik, menggunakan peralatan sederhana. Optimalisasi pemanfaatan potensi emas aluvial dapat dilakukan dengan menyesuaikan kelayakan sekala usaha yang tepat sesuai dengan dimensi cebakan. Cebakan dengan dimensi relatif kecil tidak bisa menggunakan peralatan berat tetapi dapat dikembangkan untuk pertambangan sekala kecil atau pertambangan rakyat menggunakan peralatan sederhana.Pengembangan potensi cebakan emas aluvial dengan melibatkan pertambangan rakyat harus juga mempertimbangkan aspek perlindungan lingkungan, dengan menghindari terjadinya degradasi lingkungan
KONSERVASI BAHAN GALIAN UPAYA PEMBANGUNAN BERBASIS GEOLOGI Suprapto, Sabtanto Joko
Buletin Sumber Daya Geologi Vol 1, No 1 (2006): Buletin Sumber Daya Geologi
Publisher : Buletin Sumber Daya Geologi

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (848.818 KB)

Abstract

Pengembangan Subsektor pertambangan umum melalui pemanfaatan bahan galian merupakan bagian yang tak terpisahkan dari upaya pemenuhan kebutuhan dasar bagi pembangunan dan kehidupan manusia. Bahan galian sebagai sumber daya alarn tak terbarukan terdapat dalam jumlah yang sangat terbatas, perlu dikelola secara baik agar dapat diperoleh manfaat yang optimal.Konservasi bahan galian merupakan upaya untuk mendapatkan manfaat bahan galian secara optimal, berkelanjutan, berwawasan lingkungan serta dengan mencegah terabaikan dan tersia-siakannya potensi bahan gal ian. Bahan galian sebagai sumber daya geologi, memerlukan dukungan data geologi yang lengkap dan akurat untuk dasar penetapan dan pengelolaannya.Sumber day a geologi berupa bahan gal ian umumnya berada di bawah permukaan, oleh karena itu potensi pernanfaatannya sangat tergantung pada status peruntukan wilayah/kawasan dalam tataruang daerah maupun nasional, Optimalisasi manfaat sumber day a geologi memerlukan aturan perundang-undangan agar potensi yang ada di permukaan maupun bawah permukaan dapat dikelola secara lebih optimal untuk kepentingan pembangunan masyarakat secara  berkelanjutan.
TINJAUAN BAHAN GALIAN TERTINGGAL PADA WILAYAH BEKAS TAMBANG DI INDONESIA Suprapto, Sabtanto Joko
Buletin Sumber Daya Geologi Vol 2, No 3 (2007): Buletin Sumber Daya Geologi
Publisher : Buletin Sumber Daya Geologi

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (13565.428 KB)

Abstract

            Sejarah pertambangan di Indonesia telah dimulai sejak lebih dari seribu tahun lalu, diawali dengan kedatangan emigran dari Cina yang menambang emas di beberapa wilayah, dilanjutkan pada jaman Hindu, pendudukan Belanda, dan Jepang. Kegiatan pertambangan selain oleh pelaku usaha pertambangan menggunakan peralatan berteknologi tinggi, banyak juga pertambangan rakyat menggunakan peralatan sederhana dengan kapasitas yang sangat terbatas. Kurun waktu panjang kegiatan pertambangan di banyak wilayah telah meninggalkan bekas tambang yang pengakhirannya disebabkan oleh berbagai latar belakang atau alasan.Berakhirnya kegiatan pertambangan tidak selalu disebabkan oleh habisnya sumber daya atau cadangan bahan galian yang diusahakan, namun terdapat faktor yang mempengaruhinya seperti  keterbatasan teknologi, aspek sosial, dan permodalan. Hal tersebut dapat menyebabkan kegiatan penambangan terhenti sehingga memungkinkan adanya bahan galian tertinggal pada wilayah bekas tambang yang masih memiliki peluang untuk dimanfaatkan.