Jurnal CARE CARE
Center for Alternative Dispute Resolution and Empowerment, Bogor Agricultural University

Published : 26 Documents Claim Missing Document
Claim Missing Document
Check
Articles

Found 26 Documents
Search

Interaksi Masyarakat Dan Upaya Konservasi Keanekaragaman Hayati Di Hutan Kota Ranggawulung Jurnal CARE CARE
Jurnal Resolusi Konflik, CSR dan Pemberdayaan (CARE) Vol. 5 No. 1 (2020): Keanekaragaman Hayati dan Resolusi Konflik Penggunaan Sumber Daya Alam
Publisher : Center for Alternative Dispute Resolution and Empowerment (Care), Lembaga Penelitian dan Pengabdian Masyarakat, IPB

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar

Abstract

Pembangunan hutan kota pada dasarnya dilakukan untuk kelestarian, keserasian dan keseimbangan ekosistem perkotaan. Sedangkan berdasarkan fungsinya, diharapkan hutan kota dapat memperbaiki dan menjaga iklim mikro, memiliki nilai estetika untuk kegiatan wisata masyarakat, daerah resapan air, menciptakan keseimbangan dan keserasian lingkungan fisik kota serta mendukung pelestarian keanekaragaman hayati Indonesia. Hutan Kota Ranggawulung memiliki potensi yang besar dari sektor wisata untuk pengembangan ekonomi lokal, mengingat lokasinya yang strategis dan potensi keanekaragaman yang ada. Secara hidrologis, kawasan Hutan Kota Ranggawulung termasuk dalam Zona Cadangan Air Tanah (CAT) yang menjadikannya penyangga utama persediaan air tawar untuk wilayah Subang dan sekitarnya. Penelitian ini bertujuan untuk mengidentifikasi interaksi masyarakat dengan HKR dan menginventarisasi keanekaragaman jenis tumbuhan dan satwaliar (mamalia, burung, dan herpetofauna). Analisis analisis vegetasi menunjukan jumlah jenis tumbuhan sebanyak 58 jenis tumbuhan bawah / semai dan 26 jenis pohon. Nilai indeks keanekaragaman (H’) pohon meningkat dari tahun sebelumnya yaitu 3.07 dan 2.83. Jumlah jenis mamalia yang ditemukan sebanyak 10 jenis dari 6 famili dengan H’=2.03; E=0.92; Dmg=2.06. Jumlah jenis burung yang ditemukan sebanyak 39 jenis dari 20 famili dengan dengan H’=3.31, E=0.91, Dmg=7.97. Jenis herpetofauna yang ditemukan sebanyak 20 jenis dari 9 jenis famili dengan H’=2.81, E=0.94, Dmg=3.74. Interaksi masyarakat dengan Hutan Kota Ranggawulung terus mengalami perubahan seiringin dengan kebijakan dan pembangunan yang terjadi. Upaya konservasi dengan melibatkan masyarakat penting untuk terus dilakukan agar dapat terciptanya pembangunan berkelanjutan. Peningkatan indeks keanekaragaman hayati selama 3 tahun terakhir menggambarkan pengelolaan Hutan Kota Ranggawulung yang optimal dengan partisipasi masyarakat. Kata Kunci : Berkelanjutan, Keanekaragaman hayati, Kekayaan, Kemerataan, interaksi masyaraka
Inventarisasi Keanekaragaman Hayati Sebagai Modal Pengelolaan Wisata Dan Pemberdayaan Masyarakat Di Wana Wisata Gunung Puntang Jurnal CARE CARE
Jurnal Resolusi Konflik, CSR dan Pemberdayaan (CARE) Vol. 5 No. 1 (2020): Keanekaragaman Hayati dan Resolusi Konflik Penggunaan Sumber Daya Alam
Publisher : Center for Alternative Dispute Resolution and Empowerment (Care), Lembaga Penelitian dan Pengabdian Masyarakat, IPB

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar

Abstract

Selain pemerintah dan masyarakat, pihak swasta/perusahaan juga wajib terlibat dan mengambil peran untuk melakukan perlindungan terhadap lingkungan sebagai upaya konservasi terhadap dampak dari kegiatan yang dilakukan. Salah satu lokasi stategis yang memerlukan kajian keanekaragaman hayati secara berkelanjutan adalah Kawasan Wana Wisata Gunung Puntang, di Kabupaten Bandung. Kolaborasi pengelolaan kawasan ini dilakukan oleh Perhutani, Yayasan Owa Jawa, Pemerintah Daerah, Lembaga Masyarakat Desa Hutan (LMDH) Bukit Amanah, Institut Pertanian Bogor dan PT. Pertamina EP Asset 3 Subang Field. Tujuan dari penelitian ini adalah untuk menginventarisasi keanekaragaman jenis tumbuhan dan satwa liar (kupu-kupu, burung, dan herpetofauna) di Kawasan Gunung Puntang. Hasil invetarisasi keanekaragaman hayati menunjukkan bahwa hanya terdapat tingkat pertumbuhan tumbuhan bawah dan semai di petak pengambilan data. Hasil analisis vegetasi menunjukkan indeks keanekaragaman (H’) = 2,94; indeks kekayaan (Dmg) = 5,52; indeks kemerataan (E) = 0,82. Ditemukan sebanyak 36 jenis dari 24 famili pada lokasi penelitian. Pada kupu-kupu ditemukan sebanyak 21 jenis yang dari 4 famili. Hasil analisis dengan H’ = 2,73; Dmg = 4,69; E = 0,90. Jumlah jenis burung yang ditemukan sebanyak 12 jenis dari 10 famili dengan H’ = 2,27; E = 0,91; Dmg = 3,27. Hasil pengamatan herpetofauna ditemukan 6 jenis dari 5 famili dengan H’ = 1,68; E = 0,52; Dmg = 1,55. Pemanfaatan kawasan dan sumberdaya hayati perlu dilakukan secara berkelanjutan, baik itu untuk kegiatan wisata maupun kegiatan produksi. Pengembangan potensi dari sektor wisata harus selaras dengan perlindungan keanekaragaman hayati agar terwujud pertumbuhan ekonomi lokal yang berkelanjutan. Kata Kunci : Berkelanjutan, Keanekaragaman hayati, Kekayaan, Kemerataan
Studi Biodiversitas Burung Air Dan Hutan Mangrove Sebagai Potensi Ekowisata Di Bagan Percut, Kabupaten Deli Serdang, Propinsi Sumatra Utara Jurnal CARE CARE
Jurnal Resolusi Konflik, CSR dan Pemberdayaan (CARE) Vol. 5 No. 1 (2020): Keanekaragaman Hayati dan Resolusi Konflik Penggunaan Sumber Daya Alam
Publisher : Center for Alternative Dispute Resolution and Empowerment (Care), Lembaga Penelitian dan Pengabdian Masyarakat, IPB

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar

Abstract

Pesisir timur Sumatra Utara merupakan kawasan yang memiliki panjang lebih dari 300 km yang menyediakan berbagai tipe habitat lahan basah, baik alami dan buatan. Sejak tahun 1970an hingga 2000an kawasan hutan mangrove alami telah mengalami deforestasi dan berubah menjadi kawasan menjadi kawasan yang dimodifikasi manusia. Ekowisata merupakan salah satu cara yang dapat dilakukan dalam upaya pelestarian kawasan hutan mangrove serta satwa liar yang terkandung didalamnya. Penelitian ini bertujuan untuk mengungkapkan potensi satwa liar khususnya burung air serta hutan mangrove sebagai objek wisata ekowisata di Bagan Percut. Penelitian ini dilakukan pada bulan Agustus dan September 2020 di kawasan hutan mangrove Bagan Percut dengan metode “line transect” dan “Concentration Count” untuk pengambilan data burung air dan pengambilan data mangrove menggunakan metode “Spot Check”. Berdasarkan pengamatan didapatkan 27 jenis burung air (burung air penetap 7 jenis dan migran 20 jenis) dengan jumlah total sebanyak 3811 individu. Tiga belas jenis diantaranya merupakan burung yang dilindungi di Indonesia, diantaranya Bangau Bluwok, Bangau Tongtong, kelompok burung Gajahan dan burung Daralaut. Selain itu, terdapat dua jenis burung yang terancam punah kategori “Endangered”, yaitu Bangau Bluwok dan Kedidi Besar. Berdasarkan pengamatan vegetasi mangrove didapatkan jenis yang mendominasi adalah Avicennia marina dengan 106 individu dengan total karbon tersimpan sebesar 108,71 ton/ha. Kawasan Bagan Percut berpotensi untuk dijadikan ekowisata pengamatan burung dan edukasi mangrove, untuk itu penting dilakukan pengamatan burung air yang berkelanjutan setidaknya dalam kurun waktu satu tahun agar dinamika populasi dan jenis burung dapat tercatat dengan lebih baik. Selain itu, penting dilakukan analisis ekonomi, sosial dan budaya masyarakat lokal untuk mengetahui perspektif masyarakat terhadap ekowisata burung di kawasan tersebut. Kata kunci; Burung Air, Hutan Mangrove, Potensi Ekowisata, Sumatra Utara.
STRATEGI RESILIENSI PAUD ALAM AL FIRDAUS DI MASA COVID 19 Jurnal CARE CARE
Jurnal Resolusi Konflik, CSR dan Pemberdayaan (CARE) Vol. 5 No. 1 (2020): Keanekaragaman Hayati dan Resolusi Konflik Penggunaan Sumber Daya Alam
Publisher : Center for Alternative Dispute Resolution and Empowerment (Care), Lembaga Penelitian dan Pengabdian Masyarakat, IPB

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar

Abstract

Pandemi Covid-19 yang melanda dunia tidak terkecuali Indonesia telah mendorong dunia pendidikan untuk mengembangkan inovasi-inovasi baru dalam pembelajaran jarak jauh atau pembelajaran online seiring penutupan sekolah, termasuk PAUD Alam Al Firdaus. Tujuan kajian ini adalah: (1) Identifikasi masalah dan tantangan PAUD Alam Al Firdaus di masa Pandemi Covid-19; (2) Strategi resiliensi PAUD Alam Al Firdaus menghadapi Pandemi Covid-19; (3) Dampak positif program kegiatan PAUD Alam Al Firdaus menghadapi Pandemi Covid-19. Metode pengumpulan data dilakukan melalui beberapa cara. Pengumpulan data primer dilakukan melalui wawancara dan Focus Group Discussion (FGD) terhadap sejumlah responden. Penentuan responden dilakukan dengan metode purposive sampling atau ditentukan dengan sengaja. Responden terdiri dari pengelola PAUD Alam Al Firdaus, guru, orang tua murid, dan anggota kelompok binaan. Wawancara dilakukan dengan kuesioner secara terstruktur. Pengumpulan data sekunder dilakukan melalui studi literatur terkait penelitian sejenis. Hasil kajian menunjukkan bahwa tingkat kerentanan komunitas PAUD Alam Al Firdaus terhadap Pandemi Covid-19 cukup tinggi dengan nilai keterpaparan sosial ekonomi komunitas 2,5. Siswa dan masyarakat binaan mendapat nilai keterpaparan paling tinggi di samping guru/tutor PAUD dan pengelola. Tingkat sensitivitas sosial terhadap pandemi juga tinggi dipengaruhi oleh tingkat pendidikan dan tingkat pendapatan komunitas PAUD. Terlepas dari semua tantangan tersebut, kapasitas adaptasi komunitas PAUD Alam Al Firdaus masih terbilang tinggi disebakan kuatnya modal sosial yang dimiliki antara lain jaringan, komitmen komunitas, rasa kepemilikan, kerja sama, kepercayaan, serta adanya inovasi. Modal sosial yang cukup tinggi berupa komitmen komunitas, rasa kepemilikan terhadap PAUD mendorong bangkitnya semangat untuk mencari terobosan-terobosan bersama. Kata kunci: adaptasi komunitas, Covid-19, modal sosial, PAUD Alam
Etika Lingkungan Hidup Dalam Program Pemberdayaan Masyarakat Berbasis Pertanian Ramah Lingkungan (Kasus Kelompok Tani Patra Rangga, Kabupaten Subang) Jurnal CARE CARE; Alya Putri Mulyani
Jurnal Resolusi Konflik, CSR dan Pemberdayaan (CARE) Vol. 5 No. 1 (2020): Keanekaragaman Hayati dan Resolusi Konflik Penggunaan Sumber Daya Alam
Publisher : Center for Alternative Dispute Resolution and Empowerment (Care), Lembaga Penelitian dan Pengabdian Masyarakat, IPB

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar

Abstract

Isu-isu lingkungan banyak dijumpai dalam kegiatan pertanian yang belum berwawasan lingkungan. Kegiatan pertanian sehat ramah lingkungan dan berkelanjutan merupakan salah satu kegiatan yang memperhatikan etika lingkungan. Adanya prinsip etika lingkungan bertujuan untuk dapat digunakan sebagai pegangan dan tuntunan perilaku manusia dalam berhadapan dengan alam. Tujuan dari penulisan ini ialah untuk: (1) Menganalisis keberlanjutan program pertanian sehat ramah lingkungan oleh kelompok tani Patra Rangga; dan (2) Menganalisis pemahaman dan pelaksanaan etika lingkungan dalam program pertanian sehat ramah lingkungan oleh kelompok tani Patra Rangga. Pendekatan penelitian yang digunakan adalah pendekatan kuantitatif yang didukung dengan data kualitatif. Menurut hasil penelitian analisis terhadap pemahaman dan pelaksanaan prinsip etika lingkungan, secara keseluruhan dapat dilihat bahwa tingkat prinsip etika lingkungan anggota kelompok tani Patra Rangga termasuk pada kategori tinggi yaitu sebanyak 14 dari total 19 orang anggota kelompok atau sebesar 73.68%. Kata kunci: Etika Lingkungan, Keberlanjutan, Pertanian
Keanekaragaman Hayati Di Kawasan Mangrove Pantai Mekar Sebagai Modal Pengembangan Ekowisata Berbasis Masyarakat Jurnal CARE CARE; Adi Firmansyah
Jurnal Resolusi Konflik, CSR dan Pemberdayaan (CARE) Vol. 5 No. 1 (2020): Keanekaragaman Hayati dan Resolusi Konflik Penggunaan Sumber Daya Alam
Publisher : Center for Alternative Dispute Resolution and Empowerment (Care), Lembaga Penelitian dan Pengabdian Masyarakat, IPB

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar

Abstract

Penelitian ini bertujuan untuk mengidentifikasi keanekaragaman jenis burung dan vegetasi mangrove yang ada di kawasan mangrove Pantai Mekar yang merupakan lokasi program keanekaragaman hayati PT Pertamina EP Asset 3 Tambun Field. Kajian ini menggunakan pendekatan kuantitatif dan deskriptif. Metode yang digunakan dalam penelitian ini yaitu metode daftar jenis MacKinnon dan Titik Hitung (Point Count) untuk data burung dan metode plot sampling untuk vegetasi mangrove. Berdasarkan hasil studi ditemukan 32 jenis burung di Kawasan Mangrove Pantai Mekar dengan jenis yang mendominasi adalah Kuntul kecil (Egretta garzetta) dengan nilai indeks dominansi sebesar 14.34. Indeks keanekaragaman burung (H’) sebesar 2,84, indeks kekayaan (Dmg) sebesar 5,61 dan indeks kemerataan (E) sebesar 0,82. Berdasarkan Red-list IUCN terdapat jenis dengan kategori Endangered (EN) yang juga termasuk dalam Appendix I CITES yaitu Bangau bluwok (Mycteria cinerea) dan satu jenis lainnya yaitu Pecukular asia (Anhinga melanogaster) yang termasuk dalam Red-list IUCN dengan kategori Near Threatened (NT). Sedangkan berdasarkan Peraturan Menteri Lingkungan Hidup dan Kehutanan Nomor 106 Tahun 2018 terdapat 4 jenis yang dilindungi yaitu Pecukular asia (Anhinga melanogaster), Cangak laut (Ardea sumatrana), Bangau bluwok (Mycteria cinerea), Ibis rokoroko (Plegadis falcinellus). Hasil perhitungan Indeks Keanekaragaman Shannon-Wiener (H’) dan Indeks Kemerataan (E) pada kategori pohon pada vegetasi mangrove di Kawasan Mangrove Desa Pantai Mekar, Muara Gembong ternyata mengalami kenaikan dari tahun ke tahun. Hal tersebut disebabkan oleh adanya proses suksesi komunitas menuju tahap ekosistem yang lebih stabil. Kata kunci: bungau bluwok, keanekaragaman hayati, mangrove
Sinergi Program Pemberdayaan Masyarakat Berbasis Lingkungan Melalui Inovasi Maggot Jurnal CARE CARE
Jurnal Resolusi Konflik, CSR dan Pemberdayaan (CARE) Vol. 5 No. 1 (2020): Keanekaragaman Hayati dan Resolusi Konflik Penggunaan Sumber Daya Alam
Publisher : Center for Alternative Dispute Resolution and Empowerment (Care), Lembaga Penelitian dan Pengabdian Masyarakat, IPB

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar

Abstract

Produksi sampah di Kota Bekasi mencapai sekitar 1.800 ton setiap hari, dari jumlah tersebut baru 900 ton yang bisa diangkut ke Tempat Pembuangan Akhir (TPA), dan sisanya belum dikelola dan berpotensi mencemari lingkungan. Temuan SWI menyebutkan jenis sampah yang paling banyak dihasilkan adalah sampah organik sebanyak 60 persen. Strategi pengelolaan sampah yang paling efektif adalah mengelola sampah dari sumbernya. Salah satu sumber penghasil sampah adalah rumah tangga. Aktivitas rumah tangga setiap harinya turut menyumbang limbah yang cukup signifikan. Atas dasar tersebut PT Pertamina EP Asset 3 Tambun Field pun hadir dalam rangka pendampingan kelompok pengelola sampah organik melalui biokonversi menggunakan Black Soldier Fly (BSF) atau maggot. Berdasarkan hasil kajian, penggunaan larva BSF sebagai pengolah sampah organik merupakan suatu peluang yang menjanjikan, karena BSF mempunyai kecepatan dalam mengurai sampah organik, juga larva BSF yang dipanen tersebut dapat berguna sebagai sumber protein untuk pakan hewan (ternak), sehingga dapat menjadi pakan alternatif pengganti pakan pabrik. Inovasi program CSR Pertamina EP Tambun Field adalah mensinergikan program budidaya maggot, budidaya toga dan perikanan. Program ini telah mempu mengurangi pelepasan gas CH4 ke udara sebesar 600 kg gas CH4 dan 1.655 kg gas CH4 pada tahun 2020. Program ini juga dapat mengurangi emisi CO2 sebesar 14,7 ton pada tahun 2019, dan pada tahun 2020 pengurangan emisi CO2 menjadi 40,55 ton. Kata kunci: biokonversi maggot, sinergi inovasi, sampah organik, emisi
Analisis Manfaat Sosial, Ekonomi, Dan Lingkungan Program Integrasi Peternakan Dengan Sistem Organik Sebagai Implementasi Csr Pt Pertamina Ep Subang Field Jurnal CARE CARE; Adi Firmansyah
Jurnal Resolusi Konflik, CSR dan Pemberdayaan (CARE) Vol. 6 No. 1 (2021): Jurnal Resolusi Konflik, CSR dan Pemberdayaan
Publisher : Center for Alternative Dispute Resolution and Empowerment (Care), Lembaga Penelitian dan Pengabdian Masyarakat, IPB

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar

Abstract

Program Integrasi Peternakan dengan Sistem Organik atau Garasi Organik merupakan program pemberdayaan masyarakat yang diinisasi PT Pertamina EP Zona 7 Subang Field. Tujuan kajian ini adalah mengkaji manfaat program Garasi Organik secara sosial, ekonomi, dan lingkungan. Penelitian ini menggunakan metode penelitian kualitatif deskriptif. Data primer yang digunakan diperoleh melalui observasi lapang, dan wawancara. Data sekunder berupa laporan kegiatan dan publikasi terkait program. Waktu pelaksanan kajian pada bulan Agustus 2021. Pelaksanaan penelitian dilakukan di lokasi pelaksanaan program di Desa Pringkasap, Kecamatan Pabuaran, Kabupaten Subang. Berdasarkan hasil kajian, program ini telah memberikan manfaat, baik dari aspek sosial, ekonomi, dan lingkungan. Dari sisi ekonomi, program Garasi Organik ini ternyata mampu menghasilkan efektivitas penurunan biaya produksi usaha ternak. Penurunan biaya tersebut didapat dari proses produksi pakan ternak secara mandiri. Dari sisi lingkungan, program Garasi Organik mampu mengurangi sampah organik melalui proses pengolahan sampah organik yang dihasilkan masyarakat Desa Pringkasap. Pada aspek sosial, Program Garasi Organik memberikan dampak berupa tumbuhnya kohesi sosial baik antar anggota kelompok itu sendiri, antara kelompok dengan masyarakat, kelompok dengan Pemerintah Desa Pringkasap, kelompok dengan Dinas Peternakan Kabupaten Subang. Kunci keberhasilan program ini terletak pada model pemberdayaan yang dijalankan secara partisipatif baik dalam perencanaan, pelaksanaan, implementasi, maupun monitoring dan evaluasinya. Kata kunci: CSR, Garasi Organik, pemberdayaan masyarakat
Pengembangan Coastal Ecobased Tourism Di Pantai Tirta Ayu, Balongan Indramayu Oleh PT Pertamina IT Balongan Jurnal CARE CARE; Yulia Wulandari
Jurnal Resolusi Konflik, CSR dan Pemberdayaan (CARE) Vol. 6 No. 1 (2021): Jurnal Resolusi Konflik, CSR dan Pemberdayaan
Publisher : Center for Alternative Dispute Resolution and Empowerment (Care), Lembaga Penelitian dan Pengabdian Masyarakat, IPB

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar

Abstract

Pantai Tirta Ayu merupakan salah satu destinasi wisata pantai yang terdapat di Kecamatan Balongan Kabupaten Indramayu. Salah satu tantangan pengembangan pariwisata di pesisir Indramayu adalah ancaman abrasi pantai. Upaya membangun daya saing wisata Pantai Tirta Ayu dengan wisata sejenis di sekitar lokasi sekaligus sebagai upaya konservasi lingkungan dilakukan melalui pengembangan wisata pesisir berbasis lingkungan (Coastal Ecobased Tourism). Kajian yang dilakukan bertujuan melihat potensi pengembangan Wisata Pantai Tirta Ayu melalui program Dermayu, menganalisis Coastal Ecobased Tourism (CET) sebagai pendekatan membangun daya saing Pantai Tirta Ayu, menganalisis manfaat inovasi Coastal Ecobased Tourism. Kajian dilakukan pada bulan Agustus-September 2021. Pelaksanaan penelitian dilakukan di lokasi Pantai Tirta Ayu Desa Balongan Kecamatan Balongan Kabupaten Indramayu. Analisis daya saing dilakukan dengan menggunakan komponen pengembangan pariwisata yaitu Attraction, Amenities, Ancillary, Activity, Accessibilities dan Available. Analisis manfaat lingkungan dilakukan dengan pengukuran potensi pengurangan emisi akibat pengelolaan sampah yang dilakukan. Hasil studi menunjukkan Pantai Tirta Ayu merupakan Community Based Tourism (CBT) diinisiasi dan dikelola oleh masyarakat serta BUMdes Balongan. Program Dermayu PT Pertamina IT Balongan hadir dalam rangka membangun daya saing wisata Pantai Tirta Ayu melalui pendekatan CET. Dampak yang diberikan antara lain Program Dermayu telah berkontribusi dalam membangun daya saing wisata Pantai Tirta Ayu melalui 3 dimensi pengembangan pariwisata yaitu dimensi amenities berupa pengadaan sarana prasarana ramah lingkungan, dimensi activity melalui edukasi lingkungan, dan dimensi ancillary melalui pelibatan pemuda local dalam pengelolaan sampah. Kegiatan pengelolaan sampah melalui CET berpeluang mengurangi timbulan sampah yang tercecer di kawasan wisata hingga 18,44 ton/tahun. Kegiatan CET juga memberikan dampak perubahan pola pengelolaan sampah. Untuk bidang ekonomi, program Dermayu berkontribusi dalam peningkatan pendapatan anggota Kelompok, serta penyediaan lapangan kerja dan peluang usaha. Kata Kunci : Pariwisata, Pesisir, Tirta Ayu, Balongan
Manfaat Inovasi Megabox Dalam Program Pengelolaan Sampah Berbasis Masyarakat Jurnal CARE CARE; Yulia Wulandari
Jurnal Resolusi Konflik, CSR dan Pemberdayaan (CARE) Vol. 6 No. 1 (2021): Jurnal Resolusi Konflik, CSR dan Pemberdayaan
Publisher : Center for Alternative Dispute Resolution and Empowerment (Care), Lembaga Penelitian dan Pengabdian Masyarakat, IPB

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar

Abstract

Persoalan pengelolaan sampah masih menjadi pekerjaan rumah yang relatif rumit bagi banyak pihak. Upaya penanggulangan sampah yang ada selama ini masih terkonsentrasi pada penanganan di hilir atau di lokasi-lokasi pembuangan sampah. Rumah tangga sebagai sumber penghasil sampah utama seharusnya menjadi target utama dalam penanganan masalah sampah. Inovasi Megabox yang diperkenalkan oleh PT Pertamina EP Tambun Field bermitra dengan Bank Sampah Dadali diharapkan mampu menjadi alternatif dalam penanganan sampah di tingkat rumah tangga. PT Pertamina EP Tambun Field bersama Bank Sampah Dadali aktif berpartisipasi dalam penangangan masalah persampahan di Kota Bekasi. Pengelolaan sampah organik melalui budidaya maggot menjadi salah satu model yang dikembangkan. Studi ini bertujuan untuk mengeksplorasi lebih lanjut pengelolaan sampah melalui budidaya maggot secara umum dan khususnya terkait inovasi Megabox yang dikembangkan. Berdasarkan hasil kajian, ternyata Program Masyarakat Peduli Sampah atau Melimpah, mampu memberikan manfaat dari sisi sosial, ekonomi dan lingkungan. Dari sisi sosial, program ini meningkatkan kohesi sosial dan pengembangan kemitraan, dari sisi ekonomi meningkatkan pendapatan anggota kelompok, dan yang utama dari sisi lingkungan, mampu berkontribusi dalam pengelolaan sampah organik. Inovasi Megabox sebagai sarana pengolahan sampah organik merupakan inovasi sederhana sebagai solusi dalam pengelolaan sampah di tingkat rumah tangga. Megabox telah menjawab tantangan mengelola sampah organik dalam ruang terbatas, biaya terjangkau dan mudah dilakukan. Kata kunci: inovasi, megabox, pengelolaan sampah,sampah organik