Oktafiana Kiranida
Universitas Negeri Jakarta

Published : 2 Documents Claim Missing Document
Claim Missing Document
Check
Articles

Found 2 Documents
Search

MEMAKSIMALKAN PERKEMBANGAN MOTORIK SISWA SEKOLAH DASAR MELALUI PELAJARAN PENJASKES Oktafiana Kiranida
Jurnal Tunas Bangsa Vol 6 No 2 (2019)
Publisher : Program Studi Pendidikan Guru Sekolah Dasar

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (376.135 KB)

Abstract

Every child starting from the new born had started to move, in the scientific movement which carried out by the human body called the motor function. The process of growing a flower child in harmony with the maturity of the nerves and muscles of the child, so that the slightest movement made by a child is the result of the interaction of the various parts of the system in the body that is controlled by the brain, development the motor is a physical movement through the control activities the Center nerve, nerves and muscles are coordinated. Physical development of primary school age children in the form of coordination of body movements such as running, jumping, depending on tip toes, throw, and catch, as well as maintaining a balance. These activities are necessary in improving the coordination of movement motor skills. But at this age motor development becomes much smoother and more regular compared to infancy. they look faster running and good at jumping as well as able to maintain balance in the body. For smooth motor skills, children must continue to make physical activity and besides that the children should also be involved in the activities of the sports games gymnastics, swimming, etc. To the Lesson physical education and health subjects were very effective in maximizing the development of school-age students on motor base. Abstrak Setiap anak mulai dari baru lahir sudah mulai bergerak, didalam ilmiah gerakan yang dilakukan oleh tubuh manusia disebut dengan fungsi motorik. Proses tumbuh kembang seorang anak selaras dengan kematangan saraf dan otot anak, sehingga sekecil apapun gerakan yang dilakukan oleh seorang anak merupakan hasil interaksi dari berbagai bagian sistem dalam tubuh yang dikendalikan oleh otak, perkembangan motorik merupakan pengendalian gerakan jasmani melalui kegiatan pusat syaraf, urat syaraf dan otot yang terkoordinasi. Perkembangan jasmani anak usia sekolah dasar berupa koordinasi gerakan tubuh seperti berlari, berjinjit, melompat, bergantung, melempar, dan menangkap, serta menjaga keseimbangan. Kegiatan ini diperlukan dalam meningkatkan keterampilan koordinasi gerakan motorik kasar. Tetapi perkembangan motorik pada usia ini menjadi lebih halus dan lebih teratur dibandingkan dengan masa bayinya. mereka terlihat lebih cepat berlari dan pandai meloncat serta mampu menjaga keseimbangan tubuhnya. Untuk memperhalus keterampilan-keterampilan motorik, anak-anak harus terus melakukan aktivitas fisik dan disamping itu anak-anak juga harus dilibatkan dalam aktivitas permainan olahraga senam, berenang, dll. Untuk itu mata pelajaran penjaskes sangat efektif dalam memaksimalkan perkembangan motorik siswa pada usia sekolah dasar. Kata Kunci: Perkembangan Motorik, Siswa Sekolah Dasar, Pelajaran Penjaskes
BIMBINGAN KELOMPOK MENGGUNAKAN TEKNIK DESENSITISASI SISTEMATIK UNTUK MENURUNKAN TINGKAT GLOSSOPHOBIA PESERTA DIDIK SEKOLAH MENENGAH ATAS (SMA) Khairunisa1; Oktafiana Kiranida; Happy Karlina Marjo; Wirda Hanim
Jurnal Selaras : Kajian Bimbingan dan Konseling serta Psikologi Pendidikan Vol. 2 No. 2 (2019): November 2019
Publisher : Program Studi Bimbingan dan Konseling, Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan, Universitas Kristen Indonesia

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (184.319 KB) | DOI: 10.33541/Jsvol2iss1pp1

Abstract

Salah satu fobia yang dialami Peserta didik adalah Glossophobia. Glossophobia juga disebut dengan kecemasan berbicara di depan umum. Glossophobia merupakan phobia sosial dimana penderita memiliki ketakutan pada situasi sosial yang dapat menyebabkan masalah dalam sekolah atau kehidupan social lainnya (Werhadiantiwi, 2014). Glossophobia terjadi karena pikiran alam bawah sadar mengambil alih tingkat kesadaran seseorang menjadi seakan-akan kondisi yang mengancam nya, sehingga Peserta didik lebih milih untuk menghindar dari situasisituasi yang menurut nya sangat mengancam. Glossophobia ditandai dengan adanya gejala-gejala seperti kebingungan-kebingungan, tidak tahu ingin berkata apa, gemeteran, dan sebagainya. Peserta didik yang mengalami glossophobia akan mengakibatkan hal-hal yang sangat fatal seperti tidak berkembang secara optimal dan bahkan berkelanjutan hingga dewasa. Dengan demikian, untuk mengurangi tingkat glossophobia yang dialami Peserta didik, guru bimbinngan dan konseling dapat memberikan layanan bimbingan dan konseling yang berupa bimbingan kelompok dengan menggunakan teknik desensitisasi sistematis. Teknik desensitisasi sistematis merupakan teknik yang memfokuskan untuk mengurangi tingkat kecemasan atau fobia. Kata Kunci: cognitive behavior theraphy, kematangan karir, konseling kelompok ABSTRACT One of the phobias experienced by students is Glossophobia. Glossophobia is also called public conversation. Glossophobia is a social phobia where sufferers have social problems that can cause problems in school or other social life (Werhadiantiwi, 2014). Glossophobia occurs because the subconscious takes over a person's level of consciousness as if to overcome the one who made it, so that more students choose to avoid changes that are in accordance with their interests. Glossophobia is characterized by existing conflict-like confusion, not knowing what to say, echoing, and so on. Students who improve glossophobia will continue things that are very fatal such as development that is not optimal and even sustainable for adults. Thus, to reduce the level of glossophobia experienced by students, teachers can provide guidance and counseling services that contain group guidance using systematic desensitization techniques. An integrated desensitization technique is a technique that focuses on improving the level of focus or phobia. Keywords: group guidance, systematic desensitization, glossophobia