Supriharyono Supriharyono
Program Studi Manajemen Sumberdaya Perairan Fakultas Perikanan dan Ilmu Kelautan, Universitas Diponegoro

Published : 24 Documents Claim Missing Document
Claim Missing Document
Check
Articles

Found 24 Documents
Search

PRODUKTIVITAS PRIMER FITOPLANKTON DAN KEANEKARAGAMAN JENIS FAUNA MAKROBENTHOS BERDASARKAN KERAPATAN MANGROVE Taqwa, Amrullah; Supriharyono, Supriharyono; Ruswahyuni, Ruswahyuni
Jurnal Harpodon Borneo Vol 3, No 1 (2010): Volume 3 No. 1 April 2010
Publisher : Jurnal Harpodon Borneo

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (234.021 KB) | DOI: 10.35334/harpodon.v3i1.437

Abstract

The studies of phytoplankton primary productivity and diversity of macrobenthic fauna in different density of mangrove were carried out from May to June 2009 in mangrove conservation area, in Tarakan, East-Kalimantan, Indonesia. Content of chlorophyll-a converted to phytoplankton primary productivity by Strickland formula.  Diversity of macrozoobenthos calculated with Shannon?s Index. Phytoplankton primary productivity in high, middle and low density of mangrove are 50.13±5.53 mgC/m3/d; 45.32±6.48 mgC/m3/d and 41.48±6.48 mgC/m3/d respectively.  Shannon?s index value in low, middle and high density of mangrove are 2.24-2.61; 1.33-2.51 and 1.35-2.51 respectively.  The results of this study showed a strong correlation betweeen diversity of macrobenthic fauna and the density of mangrove (Contingency coefficient = 0.554; Sig.= 0.147)Key words: mangrove,  phytoplankton, diversity, macrobenthos.
HUBUNGAN KONSENTRASI NITRAT DAN FOSFAT DENGAN KELIMPAHAN FITOPLANKTON DI WADUK JATIBARANG, SEMARANG The Conection Of Nitrate and Phospat with Abundance of Phytoplankton In Jatibarang Resevoir City Of Semarang Marsaoly, Micail; Supriharyono, Supriharyono; Rudiyanti, Siti
Management of Aquatic Resources Journal (MAQUARES) Vol 8, No 3 (2019): MAQUARES
Publisher : Fakultas Perikanan dan Ilmu Kelautan, Universitas Diponegoro

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (340.27 KB) | DOI: 10.14710/marj.v8i3.24244

Abstract

ABSTRAK Waduk Jatibarang merupakan salah satu waduk yang berada di Semarang yang berfungsi sebagai wisata, sumber air bersih dan untuk mencegah banjir dengan menampung air dari sungai Kaligarang dan sungai Kreo. Informasi tentang status trofik waduk ini sangat dibutuhkan untuk pengelolaan waduk Jatibarang di masa mendatang. Adapun tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui status trofik perairanberdasarkan kandungan nitrat (NO3), fosfat (PO4), dan klorofil-a di waduk Jatibarang. Hasil dari penelitian ini diharapkan sebagai acuan pengelolaan waduk Jatibarang. Penentuan lokasi sampling pada penelitian ini mengacu pada perbedaan area waduk Jatibarang yang selanjutnya dibagi menjadi tiga stasiun pengamatan. Stasiun I sebagai area masukan (inlet), stasiun II di perairan tengah waduk dan stasiun III di area keluaran (Outlet). Setiap stasiun dilakukan pengambilan dua titik sampel berdasarkan kedalaman yaitu permukaan dan. Hasil penelitian menunjukkan bahwa status trofik waduk Jatibarang berdasarkan kandungan nitrat tergolong eutrofik dengan kisaran nilai 0,866-1,314 mg/l. Fosfat adalah hipertrofik dengan kisaran nilai 2,960-5283 mg/l. Sedangkan dilihat dari kandungan klorofil-a termasuk oligotrofik dengan kisaran nilai 1,471-2,273 mg/l. hubungan antara kelimpahan fitoplankton dengan nitrat dan fosfat masing-masing lemah dan sangat lemah. ABSTRACTJatibarang reservoir is one of the reservoir located in Semarang which has a function as a Tourism, a source of clean water and to prevent flooding control to collect water from Kaligarang and Kreo River. Information on the trophic status of the reservoir is very necessary for the future Management of Jatibarang reservoir. The purpose of this study was to determine the trophic status of waters by nitrate (NO3), phosphate (PO4), and chlorophyll-a in the Jatibarang reservoir. The results of this study will be expected as a reference management of Jatibarang reservoir. Determining the location of sampling in this study refers to the difference in the activity of Jatibarang reservoir area is further divided into three observation stations . Station I input area (inlet) , the second station in the middle of the reservoir waters and III stations in the output area (Outlet). Each station is done taking two sample points based on the depth of that surfaces. The results showed that the trophic status of the reservoir Jatibarang based content from nitrate is oligotrophic with score 0,866-1,314 mg/l. Phospate concentration is hypertrophic with 2,960-5283 mg/l range. Despite Chlorophyl-a is oligotrophic with 1,471-2,273 mg/l. based on Abundance of phytoplankton on the reservoir Jatibarang Classified as Moderat, and the correlation between Abundance of phytoplankton with nitrate and phosphate are weak and correlated weakly.
PERUBAHAN TUTUPAN TERUMBU KARANG DITINJAU DARI BANYAKNYA WISATAWAN DI TANJUNG GELAM KEPULAUAN KARIMUNJAWA MENGGUNAKAN CITRA SATELIT LANDSAT 8 OLI Farid, Moch; Purnomo, Pujiono Wahyu; Supriharyono, Supriharyono
Management of Aquatic Resources Journal (MAQUARES) Vol 7, No 1 (2018): MAQUARES
Publisher : Fakultas Perikanan dan Ilmu Kelautan, Universitas Diponegoro

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (755.41 KB) | DOI: 10.14710/marj.v7i1.22521

Abstract

Terumbu karang merupakan salah satu sumberdaya pesisir dan lautan yang mempunyai produktifitas dan keanekaragaman hayati yang tinggi. Keberadaan terumbu karang banyak memberikan pengaruh pada masyarakat Karimunjawa, sebagai panorama alam yang menarik untuk kegiatan wisata. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui tingkat perkembangan wisata, tingkat sensitifitas dan kondisi terumbu karang serta perubahan luasanya di kawasan Tanjung Gelam. Penelitian dilaksanakan pada bulan Agustus 2017 bertempat di kawasan pemanfaatan bahari Tanjung Gelam, Kepulauan Karimunjawa Jepara. Metode pengukuran sensitifitas mengacu pada pengukuran kerentanan ekosistem terumbu karang parameter pengamatan yang diambil yaitu kondisi tutupan karang hidup, kerapatan terumbu karang, kelimpahan ikan, tipe pertumbuhan terumbu karang, status perlindungan, spesies yang dilindungi, dan kelandaian. Kuesisoner digunakan untuk mengetahu respon dan prilaku wisatawan pada kawasan tanjung gelam dengan jumlah responden yang diambil yaitu 25 wisatawan, 10 pedagang dan 10 operator wisata. Pengolaan citra satelit menggunakan transformasi Lyzenga. Hasil penelitian menunjukkan perkembangan wisata di Kepulauan karimunjawa dari tahun 2014-2016 mencapai kenaikan sebanyak 39.178 orang, sedangkan tingkat sensitifitas ekosisitem terumbu karang di kawasan tanjung gelam berada pada kategori rendah dengan nilai 2,14, dengan kondisi tutpan karang hidup pada kriteria rusak buruk dengan nilai rata rata 10,28% dan perubahan luasan tutupan terumbukarang di Tanjung Gelam didapatkan perubahan luasan habitat terumbu karang yang berkurang sebesar 4,22 Ha dari tahun 2015-2017. Coral reefs are one of the coastal and ocean resources that have high productivity and biodiversity. The existence of coral reefs give much influence to the people of Karimunjawa, as an interesting natural panorama for tourism activities. This research aims to determine the level of tourism development, the level of sensitivity and condition of coral reefs and changes in the area of Tanjung Gelam. The research was conducted in August 2017 located in Tanjung Gelam marine utilization area, Karimunjawa island of Jepara. Methods of measurement of sensitivity include the measurement of living coral cover conditions, coral reef density, fish abundance, coral growth type, protection status, protected species, and cleverness. Questionnaires are used to find out the responses and behavior of tourists in the region of Tanjung Pinam with the number of respondents taken are 25 tourists, 10 merchants and 10 tour operators. Satellite image managers use the Lyzenga transformation. The results showed that the development of tourism in Karimunjawa Islands from 2014-2016 reached as much as 39,178 people, while the level of coral reef ecosystem sensitivity in the region of Tanjung Pinang was in the low category with a value of 2.14, with the living coral study on badly damaged criteria with value the average of 10.28 and the change of cover area in Tanjung Gelam found a change in coral reef habitat area which decreased by 4.22 Ha from 2015-2017 year.
ANALISIS PERUBAHAN LUASAN TERUMBU KARANG DENGAN MENGGUNAKAN DATA PENGINDERAAN JAUH CITRA LANDSAT 7 ETM+ DAN 8 OLI DI PERAIRAN PULAU MENJANGAN KECIL KARIMUNJAWA (JEPARA) Ilham, Muhammad; Supriharyono, Supriharyono; Widyorini, Niniek
Management of Aquatic Resources Journal (MAQUARES) Vol 7, No 1 (2018): MAQUARES
Publisher : Fakultas Perikanan dan Ilmu Kelautan, Universitas Diponegoro

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (706.379 KB) | DOI: 10.14710/marj.v7i1.22536

Abstract

Ekosistem terumbu karang menjadi salah satu potensi sumberdaya pesisir yang memiliki banyak manfaat bagi lingkungan sekitar. Pulau Menjangan Kecil merupakan salah satu pulau di Karimunjawa yang memiliki ekosistem terumbu karang. Beraneka ragam ekosistem terumbu karang yang ada, menjadikan pulau ini sebagai salah satu destinasi wisata yang menarik untuk wisatawan. Penelitian dilaksanakan pada Bulan September 2017. Penelitian bertujuan untuk mengetahui kondisi terumbu karang ditinjau dari nilai persentase luasam penutupan terumbu karang, tingkat akurasi penggunaan citra Landsat 7 ETM+ dan 8 OLI tahun 2013, 2015, dan 2017. Sampling dilakukan pada empat titik. Metode yang digunakan Line Transect, Lyzenga Transformation dan Confusion Matrix. Hasil penelitian menunjukkan bahwa persentase tutupan luasan terumbu karang sebesar 54,31%, perubahan luasan terumbu karang berkurang sebesar 14,1 Ha (3,2%), uji akurasi citra satelit yang dihasilkan sebesar 86,95%. Coral reef ecosystems become one of the potential of coastal resources that have many benefits for the surrounding environment. Menjangan Kecil Island is one of the islands in Karimunjawa which has coral reef ecosystem. A wide range of coral reef ecosystems, making this island as one of the tourist destinations to attract tourists. The research was conducted in September 2017. The objectives of this study were to determine the condition of coral reefs from the percentage of coral cover coverage, the accuracy of Landsat 7 ETM + and 8 OLI imagery in 2013, 2015 and 2017. Sampling was conducted on four stations. The method used is Line Transect, Lyzenga Transformation and Confusion Matrix. The results showed that the percentage of coral cover cover was 54,31%, the coral reef area decreased by 14,1 Ha (3,2%), the test of satellite image accuracy was 86,95%. 
ANALISIS HUBUNGAN JARAK DAN KEDALAMAN DENGAN STRUKTUR KOMUNITAS LAMUN DI PANTAI PANCURAN, KEPULAUAN KARIMUNJAWA Ridho, Muhammad Gaffar; Supriharyono, Supriharyono; Rahman, Arif
Management of Aquatic Resources Journal (MAQUARES) Vol 7, No 4 (2018): MAQUARES
Publisher : Fakultas Perikanan dan Ilmu Kelautan, Universitas Diponegoro

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (644.445 KB) | DOI: 10.14710/marj.v7i4.22569

Abstract

Pantai Pancuran adalah salah satu lokasi konservasi padang lamun di Taman Nasional Karimunjawa dengan vegetasi padang lamun. Penelitian ini dilaksanakan pada bulan April 2018 dengan tujuan untuk mengetahui hubungan jarak dan kedalaman dengan struktur komunitas lamun yang meliputi kerapatan dan indeks keanekaragamannya. Materi yang digunakan adalah lamun, dengan menggunakan metode deskripsi eksploratif yang bersifat observasi dengan objek yang diteliti di lapangan. Teknik pengambilan sampel menggunakan kuadran transek ukuran 1x1 meter yang tersebar di 3 stasiun berdasarkan jarak dan kedalaman serta terdapat 6 plot pada setiap stasiunnya. Parameter lingkungan yang diamati meliputi jarak dan kedalaman, nitrat dan fosfat sedimen, salinitas, suhu, derajat keasaman (pH), kecerahan, kecepatan arus, pasang surut, dan karakteristik sedimen. Hubungan jarak dan kedalaman dengan struktur komunitas lamun diproses menggunakan analisis regresi dan korelasi. Hasil penelitian ini didapatkan 6 jenis lamun yaitu Thalassia hemprichii, Cymodocea rotundata, Halophila ovalis, Syringodium isoetifolium, Enhalus acoroides, dan Halodule pinifolia. Karakteristik sedimen didominasi oleh pasir halus sebanyak 34,960 %. Korelasi jarak dan kedalaman dengan struktur komunitas lamun diperoleh nilai                 (r = -0,717) pada kerapatan dan ( r = 0,894) pada indeks keanekaragaman.                  Pancuran Beach is one of the seagrass conservation areas in Karimunjawa National Park. This study was conducted in April 2018, in order to investigate the relation of distance and depth on the structure of seagrass community which included the density and index of diversity. The method used in this study is seagrass, using explorative description method that is observation to the object study in the field. The sampling technique uses a 1x1 meter transect quadrant spread over 3 stations based on distance and depth with includes 6 plots at each station. Environmental parameters observed include distance and depth, sediment of nitrate and phosphate, salinity, temperature, acidity (pH), brightness, current velocity, tides, and sediment characteristics. The relationship between distance and depth on the structure of seagrass community processed by regression and correlation analysis . The results of the study found 6 types of seagrass, there were Thalassia hemprichii, Cymodocea rotundata, Halophila ovalis, Syringodium isoetifolium, Enhalus acoroides, and Halodule pinifolia. Sediment characteristics were dominated is fine sand of 34.960%. The correlation of distance and depth on the structure of seagrass community resulted a value (r = -0,717) for density and  (r = 0,894) for index of diversity. 
LAJU PERTUMBUHAN TERUMBU KARANG Acropora formosa DI PULAU MENJANGAN KECIL, TAMAN NASIONAL KARIMUNJAWA Rizqika, Choirun Nisa Akbar; Supriharyono, Supriharyono; Latifah, Nurul
Management of Aquatic Resources Journal (MAQUARES) Vol 7, No 4 (2018): MAQUARES
Publisher : Fakultas Perikanan dan Ilmu Kelautan, Universitas Diponegoro

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (457.071 KB) | DOI: 10.14710/marj.v7i4.22565

Abstract

Salah satu pulau di Taman Nasional Karimunjawa yang sering dikunjungi wisatawan adalah Pulau Menjangan Kecil. Wisatawan tertarik mengunjungi Pulau Menjangan Kecil dikarenakan keanekaragaman ekosistemnya, terutama ekosistem terumbu karang dan letaknya yang dekat dengan pulau utama. Namun, aktivitas pariwisata tersebut menyebabkan terjadinya degradasi ekosistem terumbu karang. Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengetahui kondisi fisika kimia perairan, tutupan terumbu karang dan jenis karang yang hidup di titik pengamatan , laju pertumbuhan karang dan korelasi antara variabel fisika kimia perairan terhadap laju pertumbuhan terumbu karang. Metode penelitian menggunakan metode eksplanatif dan dianalisa menggunakan SPSS 23 dan Microsoft Excel 2013. Hasil yang diperoleh adalah kualitas perairan di lokasi tersebut mendukung pertumbuhan ekosistem terumbu karang dengan suhu yang berkisar 27-300C, kecerahan sampai dasar dan salinitas sebesar 35 ppm. Tutupan terumbu karang di titik pengamatan tergolong baik dengan persentase penutupan sebesar 61,92%. Jenis karang yang dominan adalah jenis Acropora formosa dan Acropora divaricata. Laju pertumbuhan karang yang diukur adalah jenis Acropora formosa dengan nilai sebesar 5,47 mm/bulan. Berdasarkan nilai R2 pada grafik rata-rata laju pertumbuhan terumbu karang, waktu pengukuran memiliki pengaruh sebesar 95,1 % terhadap laju pertumbuhan karang. Hasil uji Pearson menunjukkan variabel fisika kimia perairan yang memiliki hubungan terhadap laju pertumbuhan terumbu karang adalah arus dan pasang surut air laut dengan nilai Sig. 0,027<0,05 dan Sig. 0,046<0,05. Temperatur air laut tidak memiliki korelasi terhadap laju pertumbuhan terumbu karang dengan nilai Sig. 0,364>0,05.  One of the islands in Karimunjawa National Park that often visited by tourists is the Menjangan Kecil Island. Tourists are interested to visit Menjangan Kecil Island because the diversity, especially the coral reef ecosystem and its location that close to the main island. However, these tourism activities cause degradation of coral reef. The purpose of this study was to determine the physical chemistry of the waters, coral reef cover and the types of coral, the growth rate of coral and the correlation between the variables of physical chemistry of the waters on the growth rate of coral reefs. The research method used explanatory method and analyzed using SPSS 23 and Microsoft Excel 2013. The quality of water in these locations supported the growth of coral reef ecosystems with temperatures ranging from 27-300C, brightness to base and salinity of 35 ppm. Coral reef cover at the observation point is classified as good with a closing percentage of 61.92%. The dominant coral species are Acropora formosa and Acropora divaricata. The measured coral growth rate was Acropora formosa with a value of 5.47 mm / month. Based on the R2 value on the graph of the average growth rate of coral reefs, the measurement time has an influence on the growth rate of the coral. The results of Pearson's test showed that the physics of water chemistry variables that have a relationship to the growth rate of coral reefs are currents and tides with the value of Sig. 0.027 <0.05 and Sig. 0.046 <0.05. Sea water temperature does not have a correlation to the growth rate of coral reefs with the value of Sig. 0.364> 0.05. 
HUBUNGAN PERSENTASE TUTUPAN KARANG DENGAN KELIMPAHAN IKAN KARANG DI PULAU MENJANGAN KECIL, KEPULAUAN KARIMUNJAWA, KABUPATEN JEPARA,JAWA TENGAH (Relationship of Coral Cover Percentage with Reef Fishes Abundance in Menjangan Kecil Island, Karimunjawa Island, Jepara) Fahmi, Fahmi; Supriharyono, Supriharyono; Ghofar, Abdul
Management of Aquatic Resources Journal (MAQUARES) Vol 6, No 4 (2017): MAQUARES
Publisher : Departemen Sumberdaya Akuatik,Fakultas Perikanan dan Ilmu Kelautan, Universitas Diponegoro

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (907.694 KB)

Abstract

Ekosistem terumbu karang merupakan kekayaan sumberdaya laut yang memiliki peranan penting dalam mendukung kehidupan berbagai organisme perairan. Salah satu organisme yang memiliki ketergantungan hidup pada terumbu karang adalah ikan karang. Hal ini dikarenakan ikan karang melalui fase hidup sebagian atau seluruhnya di terumbu karang, sehingga terumbu karang menjadi tempat tinggal, tempat mencari makan, tempat berlindung dan tempat berkembang biak.  Penelitian dilaksanakan pada bulan Mei 2017, dengan tujuan untuk mengetahui persentase tutupan karang hidup dan kelimpahan ikan. Serta hubungan persentase tutupan karang dengan kelimpahan ikan karang pada sisi Barat dan Timur Pulau Menjangan Kecil kedalaman 1 dan 3 meter. Metode yang digunakan adalah metode observasi lapangan, dengan metode sampling menggunakan transek garis (line transect) pada data karang dan visual census untuk data ikan sepanjang 25m. Hasil dari penelitian ini menunjukkan bahwa Persentase rata-rata tutupan karang yang diperoleh pada kedalaman 1 meter sisi Barat adalah 73,39%, sedangkan pada kedalaman 3 meter adalah 85,97%. Persentase tutupan karang pada kedalaman 1 meter sisi Timur adalah 63,73%, sedangkan pada kedalaman 3 meter adalah 77,61%. Secara keseluruhan kondisi terumbu karang masih tergolong baik. Kelimpahan rata-rata ikan pada sisi Barat kedalaman 1 meter adalah 70 individu/125 m2, sedangkan pada kedalaman 3 meter adalah 232 individu/125 m2. Kelimpahan ikan sisi Timur kedalaman 1 dan 3 meter masing-masing adalah 49 dan 138 individu/125 m2. Hasil perhitungan indeks korelasi secara keseluruhan menghasilkan nilai 0,8415 dengan koefesien determinasi sebesar 0,7081. Hal ini menunjukkan bahwa pola hubungan persentase tutupan karang dengan kelimpahan ikan karang kuat (signifikan) dan positif (searah). Coral reef ecosystem is a wealth of marine resources that have an important role in supporting the life of various aquatic organisms. One of the organisms that has a living dependence on coral reefs is reef fish. This is because coral fish through a partial or complete life phase on the coral reef, so that coral reefs become a place to live, a place to find food, shelter and breeding ground. The study was conducted in May 2017, with the objective of knowing the percentage of live coral cover and fish abundance. And the correlation of percentage of coral cover with abundance of reef fish on West and East side of Menjangan Kecil Island depth of 1 and 3 meters. The method used is field observation method, with sampling method using line transect on coral data and visual census for fish data along 25m. The results of this study indicate that the average percentage of coral cover obtained at a depth of 1 meter west side is 73.39%, while at a depth of 3 meters is 85.97%. The percentage of coral cover at depth of 1 meter East side is 63,73%, while at depth 3 meter is 77,61%. Overall the condition of coral reefs is still quite good. The average abundance of fish on the west side of 1 meter depth is 70 individuals / 125 m2, while at 3 meters depth is 232 individuals / 125 m2. The abundance of fish on Eastern side, depth of 1 and 3 meters respectively were 49 and 138 individu / 125 m2. Result of calculation of correlation index as a whole yield value 0,8415 with coefficient of determination equal to 0,7081. This shows that the pattern of correlation of percentage of coral cover with abundance of reef fish is strong (significant) and positive (unidirectional).
KELIMPAHAN EPIFAUNA PADA EKOSISTEM LAMUN DENGAN KEDALAMAN TERTENTU DI PANTAI BANDENGAN, JEPARA (Epifauna Abundance in Seagrass Ecosystem with Specific Depth at Bandengan Beach, Jepara) Indah Abrianti S, Indah Abrianti S; Supriharyono, Supriharyono; Sulardiono, Bambang
Management of Aquatic Resources Journal (MAQUARES) Vol 6, No 4 (2017): MAQUARES
Publisher : Departemen Sumberdaya Akuatik,Fakultas Perikanan dan Ilmu Kelautan, Universitas Diponegoro

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (857.903 KB)

Abstract

Ekosistem lamun merupakan salah satu ekosistem laut dangkal yang terdapat hampir di seluruh perairan dangkal Indonesia. Ekosistem lamun memiliki banyak peranan penting, salah satunya adalah tempat asosiasi dari epifauna. Kerapatan dari lamun akan berpengaruh terhadap kelimpahan epifauna di Pantai Bandengan Jepara. Penelitian ini dilaksanakan pada April 2017 di Pantai Bandengan Jepara dan bertujuan untuk dapat mengetahui hubungan antara kelimpahan epifauna dengan kerapatan lamun, kedalaman dan bahan organik. Metode penelitian yang digunakan yakni Purposive Sampling. Pengambilan sampel diambil pada 3 stasiun dengan kedalaman berbeda dan masing-masing stasiun dilakukan 3 kali pengulangan. Hasil penelitian menunjukkan bahwa ditemukan 1 jenis lamun di Pantai Bandengan, yaitu Thalassia sp. Kerapatan lamun pada masing-masing stasiun yaitu 120 (I), 219 (II) dan 50 (III), dengan kata lain terdapat lamun dengan kerapatan rendah, sedang dan tinggi. Epifauna yang ditemukan di Pantai Bandengan Jepara secara keseluruhan yaitu 6 spesies dengan kelimpahan 61 ind/m² pada stasiun kerapatan rendah, 101 ind/m² pada kerapatan sedang dan 119 ind/m² pada kerapatan tinggi. Berdasarkan uji regresi menunjukkan bahwa hubungan antara kelimpahan epifauna dengan kerapatan lamun, kedalaman dan bahan organik adalah positif, sedangkan pengaruh dari kerapatan lamun dan bahan organik terhadap kelimpahan epifauna terjadi secara langsung, dan pengaruh kedalaman terhadap kelimpahan epifauna adalah secara tidak langsung. The seagrass ecosystem is one of shallow marine ecosystem found in almost all shallow waters of Indonesia. The seagrass ecosystem has many important roles, one of which is the association of epifauna. The density of the seagrasses will have an effect on the epifauna abundance in Bandengan Beach Jepara. This research was conducted on April 2017 at Bandengan Beach Jepara and the aimed of this research was to find out the relationship between epifauna abundance with seagrass density, depth and organic material. The research method used is Purposive Sampling. Sampling is taken at 3 different depth stations and each station is done 3 repetitions. The results showed that found 1 type of seagrass in Bandengan Beach, namely Thalassia sp. Seagrass density at each station is 120 (I), 219 (II) and 50 (III), in other words there are seagrasses with low, medium and high density. Epifauna found in Bandengan Beach Jepara is 6 species with an abundance of 61 ind/m² at low density stations, 101 ind/m² at medium density, and 119 ind/m² at high density. Based on the regression test result showed that the relationship between epifauna abundance with seagrass density, organic material and depth is positive however seagrass density and organic material influence to epifauna abundance have direct effect and depth influence to epifauna abundance have indirect effect.
PEMETAAN SEBARAN TERUMBU KARANG MENGGUNAKAN CITRA SATELIT SPOT-6 DI PERAIRAN PULAU PARI KEPULAUAN SERIBU JAKARTA Maulana, Yonas Ramadhan; Supriharyono, Supriharyono; Febrianto, Sigit
Management of Aquatic Resources Journal (MAQUARES) Vol 7, No 3 (2018): MAQUARES
Publisher : Fakultas Perikanan dan Ilmu Kelautan, Universitas Diponegoro

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (876.785 KB) | DOI: 10.14710/marj.v7i3.22552

Abstract

Pulau Pari merupakan salah satu pulau dari gugusan  Kepulauan Seribu, Jakarta yang memiliki ekosistem terumbu karang. Pencemaran minyak yang terjadi di Teluk Jakarta serta meningkatnya jumlah wisatawan di Pulau Pari memberikan dampak terhadap ekosistem terumbu karang di wilayah tersebut. Berdasarkan hal tersebut, maka diperlukan kajian mengenai kondisi terumbu karang di Pulau Pari, Kepulauan Seribu dan penyebab utama terjadinya degradasi pada terumbu karang tersebut. Penelitian ini menggunakan purposive sampling technique dan metode survei, materi yang digunakan pada penelitian ini adalah Citra Satelit SPOT-6 dan data hasil pengukuran terumbu karang di Pulau Pari, Kepulauan Seribu, Jakarta. Hasil penelitian menunjukkan bahwa suhu di tiap stasiun berkisar antara 27 - 290C, salinitas 31-32 0/00, kekeruhan air masih dibawah ambang batas baku mutu kekeruhan air untuk biota laut yaitu <0.1 NTU. Persentase karang hidup di Pulau Pari ditinjau dari penutupan karang memiliki nilai yang beragam, nilai terendah 24.20 % atau dapat dikatakan karang dalam kondisi rusak dan nilai tertinggi sebesar 41,64 %. Uji akurasi digunakan sebagai fiksasi hasil interpretasi citra dengan data di lapangan, dari 50 titik sampling di lapangan terdapat 35 titik sampling yang sesuai dengan analisis  penginderaan jauh pada citra SPOT-6. Titik sampling yang keliru menginterpretasikan penutupan lahan yaitu 15 titik sampling. Hal ini menunjukkan nilai akurasi dari penggunaan citra SPOT-6yaitu sebesar 70.00%. Hasil yang didapat hasil klasifikasi citra maupun sampel training area menunjukan kemampuan yang baik dan dapat digunakan dalam proses pemetaan.   Pari Island is one of the thousand islands knows has a luxury coral reef's ecosystem. Oil pollution in Jakarta bay and the increasing number of tourists on the Pari Island had an impact on coral reef ecosystems these activities may effect on degradation coral reefs in Pari Island. This theory used survey method and purposive sampling technique, the material used in this research is satellite SPOT-6 image and coral reef measurement data on Pari Island, Thousand Islands, Jakarta. The results of this study indicate that the temperature at each station ranged from 27 - 290C, salinity 31 - 320/00, turbidity of water is still below the standard threshold of water turbidity for marine biota, is <0.1 NTU. Live coral percentage on Pari Island viewed from coral cover has diverse value, the lowest value 24,20% or can be said coral in damaged condition and highest value 41,46%. The accuracy test is used as a fixation of the results of the interpretation of the image with the field data, from the 50 sampling points in the field there are 35 sampling points corresponding to the remote sensing analysis on the SPOT - 6. Sampling point mistakenly interpreting the land closure of 15 sampling points. It shows the accuracy value of the use of SPOT - 6 that is 70%. The results obtained from the classification of image and sample training area shows a good ability and can be used in the mapping process. 
HUBUNGAN KANDUNGAN BAHAN ORGANIK DENGAN KELIMPAHAN DAN KEANEKARAGAMAN GASTROPODA PADA KAWASAN WISATA MANGROVE DESA BEDONO DEMAK Relation of Organic Matters to the Abundance and Diversity of Gastropods in the Mangrove Tourism Areas of Bedono, Demak Prasetia, Muhammad Nur; Supriharyono, Supriharyono; Purwanti, Frida
Management of Aquatic Resources Journal (MAQUARES) Vol 8, No 2 (2019): MAQUARES
Publisher : Fakultas Perikanan dan Ilmu Kelautan, Universitas Diponegoro

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (386.768 KB) | DOI: 10.14710/marj.v8i2.24231

Abstract

ABSTRAK Wilayah pesisir Bedono sebagai kawasan hutan bakau yang terletak di utara Kabupaten Demak telah dikelola dan dijadikan kawasan wisata sehingga secara tidak langsung akan berdampak terhadap fungsi ekologis mangrove. Banyak organisme hidup yang berasosiasi dengan mangrove salah satunya adalah Gastropoda. Tujuan dari penelitian ini adalah mengetahui jenis Gastropoda, kelimpahan dan keanekaragaman Gastropoda serta mengetahui hubungan antara kandungan bahan organik dengan kelimpahan Gastropoda. Pengambilan sampel Gastropoda dan sedimen dengan metode kuadran transek yaitu 1 x 1m di 3 stasiun. Hasil penelitian didapatkan terdiri dari 5 genera Gastropoda yaitu Cassidula sp, Cerithidae sp, Littorina sp, Telescopium sp, dan Terebralia sp. Kelimpahan Gastropoda berkisar antara 94 – 248 ind/3m2. Nilai indeks keanekaragaman sebesar 1,08 - 1,27. Nilai indeks keseragaman sebesar 0,67 – 0,94 dan indeks dominasi sebesar 0,23 – 0,39. Berdasarkan nilai uji regresi sederhana dimana nilai koefisien korelasi berkisar 0,7 < r ≤ 1,0 menunjukkan bahwa kelimpahan gastropoda memiliki hubungan yang kuat dan memiliki korelasi dengan kandungan bahan organik dalam sedimen. ABSTRACT Bedono coastal as an area mangrove forest located at the northen Demak Regency has been managed and used as a tourism area. Many living organisms associated to mangrove, mainly Gastropods. Purpose the research a to investigate type of Gastropods, abundance and diversity of Gastropods and relationship of organic matters to Gastropods abundance. Samples of Gastropods and sediments were collected using 1x1m transect quadrant methods in 3 different stations. Results of research obtained 5 genera of Gastropods that is Cassidula sp, Cerithidae sp, Littorina sp, Telescopium sp, dan Terebralia sp. Abundance of Gastropods between 94 – 248 ind/3m2. Result of diversity index was 1,08 – 1,27. Uniformity index between 0,67 – 0,94 and domination index was 0,23 – 0,39. Based on simple regression test the value of a correlation range 0,7 < r ≤ 1,0. It was showed that gastropods abundance have a close relationship and a correlation with organic matters in sediments.