Galuh Ramaningrum, Galuh
Department Of Pediatric, Faculty Of Medicine, Universitas Muhammadiyah Semarang

Published : 9 Documents Claim Missing Document
Claim Missing Document
Check
Articles

Found 9 Documents
Search

LABORATORY FINDING AND CLINICAL MANIFESTATION AFFECTING THE LENGTH OF STAY OF HOSPITALIZATION ON CHILDREN WITH DENGUE HEMORRHAGIC FEVER Yanuarita Tursinawati; Galuh Ramaningrum; Indah Aprilia D.M
PROSIDING SEMINAR NASIONAL & INTERNASIONAL 2017: Proceeding International Seminar of Occupational Health and Medical Sciences (I-SOCMED) 2017 “
Publisher : Universitas Muhammadiyah Semarang

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (302.461 KB)

Abstract

Dengue Hemorrhagic Fever (DHF) was a disease caused by dengue virus infection with high morbidity.Most DHF patients required hospitalization care. The length of stay of hospitalization increased the cost and became burden of the patient's family. Length of stay (LOS) was an indicator to assess the quality of health services. The purpose of this research was to analyze the factors related the LOS of pediatric patients with DHF in Tugurejo hospital, Semarang. This was an observational study with cross sectional analytic. Total sample was 137 children with DHF who was hospitalized in Tugurejo hospital, Semarangduring the period of September 1st  2015- August 31 2016. The sample data was obtained from medicalrecords that used purposive-sampling techniques. Data analysis used chi-square test with < 0.05 significance level and 95% confidence intervals. The analysis showed that platelet counts (p = 0.000), hematocrit (p = 0.000), hemoglobin (p = 0.000), complications (p = 0.000), the degree of fever (p = 0.027) and duration of fever before hospitalization (p = 0.000) significantly related to LOS of pediatric patients with DHF and there was no significant related of leukocyte count (p = 0.374) to LOS of pediatricpatients with DHF. Prolonged LOS was associated with laboratory finding and clinical manifestation. By knowing these factors, practitioner could provide a more effective and efficient treatment to patients with DHF to shorten the LOS. Keyword : laboratory finding, clinical manifestation, length of stay, Dengue Hemorrhagic Fever
Faktor-faktor yang Mempengaruhi Kejadian Demam Tifoid pada Anak di RSUD Tugurejo Semarang Galuh Ramaningrum; Hema Dewi Anggraheny; Tiara Perdana Putri
Jurnal Kedokteran Muhammadiyah Vol 5, No 2 (2016): JURNAL KEDOKTERAN
Publisher : Jurnal Kedokteran Muhammadiyah

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (63.13 KB)

Abstract

Latar Belakang : Insidensi kejadian demam tifoid di Jawa Tengah pada tahun 2009 menempati urutan ketiga setelah kejadian diare dan TBC.Kebanyakan kasus demam tifoid menyerang anak-anak, dengan rentang usia tertinggi antara 3-19 tahun. Faktor-faktor yang didugamempengaruhi terjadinya demam tifoid antara lain usia,jenis kelamin, status gizi, pendidikan, riwayat demam tifoid, urbanisasi, kepadatanpenduduk, dan sumber air minum dan standar hygiene industri pengolahan makanan yang masih rendah. Penelitian ini bertujuan untukmenganalisis faktor-faktor yang berhubungan dengan kejadian demam tifoid pada anak yang dirawat di RSUD Tugurejo Semarang.Metode : Penelitian analitik observasional dengan pendekatan cross sectional menggunakan variabel usia, status gizi, dan riwayat demamtifoid, dan kejadian demam tifoid pada anak di RSUD Tugurejo Semarang. Data yang digunakan adalah data sekunder berupa rekam medikpasien pada tahun 2014, sebanyak 121. Analisis menggunakan uji Chi Square yang menguhubungkan antara variabel usia, status gizi, danriwayat demam tifoid, terhadap kejadian demam tifoid.Hasil : Mayoritas pasien yang mengalami demam tifoid berada di rentang usia 5-10 tahun (56,2%), status gizi baik (89,3%), diikuti riwayatdemam tifoid, sebelumnya (84,3%). Hasil analisi bivariat menunjukkan terdapat hubungan yang signifikan variabel usia terhadap kejadiandemam tifoid (OR=4,667 ; P=0,001). Tidak terdapat hubungan signifikan variabel status gizi (OR= 0,796; P=0,072) dan riwayat demam tifoidsebelumnya (OR=2,073; P=0,346) terhadap kejadian demam tifoid.Simpulan : Usia anak 5-10 tahun rentan terhadap kejadian demam tifoid. Oleh karena itu perlu untuk memantau jenis makanan, perilakumakan, serta kebersihan untuk mencegah timbulnya demam tifoid.Kata kunci : demam tifoid, usia, status gizi, riwayat demam tifoid
Perbedaan Intelegensia Anak berdasarkan Status Gizi Galuh Ramaningrum; Ika Dyah Kurniati; Netra Mada Subiyanto
Jurnal Kedokteran Muhammadiyah Vol 2 (2013): JURNAL KEDOKTERAN
Publisher : Jurnal Kedokteran Muhammadiyah

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (93.408 KB)

Abstract

Latar belakang: Status gizi anak yang baik akan menghasilkan derajat kesehatan dan tingkat kecerdasan yang baik pula. Gizi yang baik atau giziburuk yang dialami seorang anak merupakan salah satu faktor yang dapat menentukan kesehatan dan kecerdasan mereka. Anak di SD NegeriKemijen 04 Semarang memiliki latar belakang status gizi yang serta memiliki intelektualitas anak yang berbeda-beda pula. Penelitian inibertujuan untuk mengetahuai hubungan antara status gizi dengan intelektualitas anak di SD Negeri Kemijen 04 Semarang. Metode: Jenis penelitian ini menggunakan observational analitik dengan desain crossectional. Sampel penelitian ini adalah 58 siswa kelas 5 SDKemijen 04 Semarang dengan menggunakan alat ukur Tes IQ (CFIT dan WISC) dan pengukuran Z-Skor yang dikoreksi dengan NCHS. Datayang diperoleh di analisis menggunakan analisis korelasi pearson.Hasil: Status gizi dari 58 sampel, 3 anak kategori kurus (5,2%), 53 anak kategori normal (91,4%) dan 2 anak lainnya (3,4%), kategori gemuk.Tingkat intelegensi sebagian besar sampel 47 anak (81%) mempunyai tingkat intelegensi pada kategori rata-rata, sebanyak 5 anak (8,6%)memiliki tingkat intelegensi rata-rata tinggi, sedangkan sisanya memiliki tingkat intelegensi rata-rata rendah (10,4%). Nilai r sebesar 0,268,dengan nilai signifikansinya sebesar 0,042 (p< 0,05). Kesimpulan : Status gizi dapat mempengaruhi tingkat intelegensia anak.Kata kunci : status gizi, intelektualitas anak, tumbuh kembang anak.
Analisis Faktor yang Mempengaruhi Derajat Infeksi Dengue Pada Anak Andra Novitasari; Galuh Ramaningrum; Devi Yanuar P
Jurnal Kedokteran Muhammadiyah Vol 4 (2015): JURNAL KEDOKTERAN
Publisher : Jurnal Kedokteran Muhammadiyah

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (53.16 KB)

Abstract

Latar Belakang : Infeksi virus dengue sering menyerang anak usia dibawah 15 tahun. Penyakit infeksi dengue timbul secara akut dan dalam waktu singkat keadaan pasien dapat memburuk dan sering berakibat fatal akibat terlambat tertangani. Demam Berdarah Dengue (DBD) merupakan penyebab kematian dengan jumlah yang bermakna.Infeksi virus dengue tidak selalu berkembang menjadi DBD. Faktor yang mempengaruhi salah satunya adalah sistem imun yang dipengaruhi juga oleh status gizi, umur dan jenis kelamin. Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengetahui faktor-faktor yang mempengaruhi derajat infeksi dengue pada anak.Metode : Penelitian observasional analitik secara retrospektif dengan desain cross sectional. Pengambilan sampel dengan metode simple random sampling dengan memperhatikan kriteria inklusi dan eksklusi. Analisis data menggunakan uji chi square dilanjutkan dengan uji regresi logistik.Hasil : Sampel penelitian adalah sebesar 77 sampel. Analisis bivariat menunjukkan hasil uji chi square pada status gizi (p = 0,013<0,05) dan jenis kelamin (p = 0,026<0,05). Pada analisis regresi logistic pada status gizi diperoleh OR = 9,474 (95% CI : 1,177-76,227).Kesimpulan : Ada hubungan yang signifikan antara status gizi dan jenis kelamin dengan derajat infeksi dengue. Status gizi merupakan faktor yang paling berpengaruh terhadap derajat infeksi dengue. Status gizi buruk/kurang memiliki peluang 9,474 kali menderita DBD. Kata Kunci : status gizi, umur, jenis kelamin, derajat infeksi dengue
HUBUNGAN STATUS GIZI, UMUR, dan JENIS KELAMIN dengan DERAJAT INFEKSI DENGUE pada ANAK Devi Yanuar Permatasari; Galuh Ramaningrum; Andra Novitasari
Jurnal Kedokteran Muhammadiyah Vol 2, No 1 (2013): JURNAL KEDOKTERAN
Publisher : Jurnal Kedokteran Muhammadiyah

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar

Abstract

Latar Belakang : Infeksi virus dengue bermanifestasi klinis dari yang paling ringan (mild undifferential febrile illness), demam dengue (DD), demam berdarah dengue (DBD) sampai demam berdarah dengue disertai syok (sindroma syok dengue = SSD). Infeksi virus dengue tidak selalu berkembang menjadi DBD. Faktor yang mempengaruhi salah satunya adalah sistem imun yang dipengaruhi juga oleh status gizi dan umur. Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui hubungan status gizi, umur, dan jenis kelamin dengan derajat infeksi dengue pada anak.Metode : Penelitian ini menggunakan metode analitik korelatif dengan desain cross sectional. Pengambilan sampel dengan metode simple random sampling dengan memperhatikan kriteria inklusi dan eksklusi. Analisis dengan menggunakan uji chi square kemudian uji regresi logistik untuk mencari variabel yang paling berpengaruh.Hasil : Sampel penelitian ini adalah 77 orang. Analisis bivariat menunjukkan ada hubungan yang signifikanantara status gizi (p=0,013) dan jenis kelamin (p=0,026) dengan derajat infeksi dengue. Pada analisis multivariat didapatkan OR = 9,474 (95% CI : 1,177-76,227) yang menunjukkan responden dengan status gizi buruk/kurang memiliki peluang 9,474 kali lebih besar menderita DBD.Kesimpulan : Ada hubungan yang signifikan antara status gizi dan jenis kelamin dengan derajat infeksi dengue. Status gizi merupakan faktor yang paling berpengaruh terhadap derajat infeksi dengue.Kata Kunci : status gizi, umur, jenis kelamin, derajat infeksi dengue
Risk Factors of Stunting in Toddlers 24-59 Months in Rembang Regency, Indonesia Galuh Ramaningrum; Hema Dewi Anggraheny; Aisyah Lahdji
South East Asia Nursing Research Vol 4, No 1 (2022)
Publisher : University of Muhammadiyah Semarang

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.26714/seanr.4.1.2022.7-13

Abstract

Rembang Regency is an area in Central Java with a fairly high stunting rate, in 2017 it reached 32.36%. The Sedan Health Center is located in Rembang Regency with a stunting prevalence in 2019 of 7.16%. This is still a serious problem in the region. Risk factors for stunting include child and maternal risk factors. Child risk factors include food intake, birth weight, gender, history of chronic disease, history of breastfeeding, complementary foods, socio-economic, environmental sanitation, and immunization status. The purpose of this study was to determine what factors influence stunting in the working area of the Sedan Health Center. This research used observational analytic research with a case-control design and has been matched based on age. The research was carried out from January-February 2021. The number of samples was 45 cases (stunted toddlers) and 45 controls (non-stunted toddlers). Data were collected by measuring the height of children under five and interviewing with a questionnaire. Data analysis used the chi-square test and logistic regression test. Variables of energy intake (p=0.000), protein, history of exclusive breastfeeding (p=0.000), history of complementary feeding (p=0.000), number of family members (p=0.001), and family sanitation (p=0.000) had significant outcome was associated with the incidence of stunting. The most influential factor is the history of complementary foods. Stunting cases occur in children with low energy and protein intake. A varied food intake especially with a high-calorie and high-protein composition can prevent children from stunting.
Giving Exclusive Breastfeeding and Maternal Gestational Age Affects the Developmental Delay of Children Aged 3-36 Months Hijrianti Rumalean; Yanuarita Tursinawati; Galuh Ramaningrum
JURNAL INFO KESEHATAN Vol 18 No 1 (2020): JURNAL INFO KESEHATAN
Publisher : Research and Community Service Unit, Poltekkes Kemenkes Kupang

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (456.367 KB) | DOI: 10.31965/infokes.Vol18.Iss1.302

Abstract

Developmental disorders can affect one or more areas of development such as gross motor, fine motor, speaking/using language, and social personality/independence. Factors that influence the development in children can come from internal factors (exclusive breastfeeding, and maternal gestational age) and external factors (maternal age and number of children under five in the family). Early detection of development is very important using the Developmental Pre-Screening Questionnaire or DENVER II. The objective of the study is to identify risk factors that influence delays in the development of children aged 3-36 months. This research is an analytic observational with case control approach. The research location was at Integrated Healthcare Unit, Primary Health Center of Rowosari, Semarang. The total sample of this study was 62 in children aged 3-36 months whose development was analyzed using the Developmental Pre-Screening Questionnaire instrument. The sampling technique used purposive sampling. The variables of this study were exclusive breastfeeding, gestational age, maternal age and the number of children under five in the family. Statistical tests used Chi-Square to analyze the relationship between internal and external factors with the delay in child development. The results show that exclusive breastfeeding (p=0.042) and gestational age (p=0.042) have a significant relationship with the development of children aged 3-36 months, while maternal age factors during pregnancy (p=0.425) and number of children under five (p=0,353) have no significant relationship. Thus, internal factors such as exclusive breastfeeding and maternal gestational age affect the developmental delay of children aged 3-36 months.
GAMBARAN X-FOTO THORAX DAN KARAKTERISTIK PASIEN ANAK PENDERITA COVID-19 DI RSUD TUGUREJO SEMARANG Hafizhah Alya Rizviar; Galuh Ramaningrum; Tri Kartika Setyarini; Kanti Rantaningrum
Medika Kartika : Jurnal Kedokteran dan Kesehatan Vol 6 No 2 (2023): Medika Kartika : Jurnal Kedokteran dan Kesehatan
Publisher : Fakultas Kedokteran Universitas Jenderal Achmad Yani

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar

Abstract

COVID-19 adalah penyakit yang disebabkan oleh virus SARS-CoV-2. Kasus COVID-19 di Indonesia mencapai 7,76%, angka ini lebih besar dari kasus COVID-19 di dunia yang hanya 0,8-2,2%. Gambaran foto thoraks dan karakteristik pasien COVID-19 anak lebih bervariasi dibanding kasus dewasa. Penelitian terkait COVID-19 pada anak di Indonesia masih terbatas. Oleh karena itu, peneliti ingin mengetahui gambaran foto thoraks dan karakteristik pasien COVID-19 anak. Penelitian ini adalah studi deskriptif observasional dengan pendekatan kuantitatif. Sampel penelitian ini adalah anak yang didiagnosis COVID-19 dan dirawat di bangsal anak di RSUD Tugurejo Semarang periode Mei 2020-Agustus 2021. Data penelitian menggunakan data sekunder berupa rekam medis. Gambaran foto thoraks yang sering ditemukan penebalan pola broncovaskular dan infiltrasi (39,5%) dan normal (39,5%). Sampel anak di dominasi usia remaja (12-18 tahun) sebanyak 52,6%, laki-laki 68,4%, indeks massa tubuh (IMT) normal 73,7%; dengan gejala ringan 63,2%. Pasien dengan komorbid hanya 2,6%. Gambaran foto thoraks bervariasi kemungkinan disebabkan manifestasi klinis anak mayoritas ringan-sedang sehingga tidak ada gambaran khas seperti pada dewasa. Karakteristik pasien berdasarkan usia mayoritas remaja kemungkinan disebabkan remaja merupakan usia produktif yang memiliki risiko terpapar paling besar karena interaksi erat dengan sekitar. Jenis kelamin mayoritas laki-laki kemungkinan disebabkan jumlah CD4+ pada tubuh lebih sedikit dari wanita. Pasien dengan komorbid hanya 2,6% yaitu bayi prematur kemungkinan disebabkan kekebalan sistem humoral dan selular yang belum cukup. IMT mayoritas normal namun nutrisi sangat dibutuhkan dalam pertahanan tubuh melawan virus. Gejala anak mayoritas ringan-sedang kemungkinan diakibatkan anak memiliki ACE-2 lebih sedikit dari dewasa sehingga tidak sensitif terhadap virus SARS-CoV-2 Kata kunci: anak, COVID-19, foto thoraks, karakteristik DOI : 10.35990/mk.v6n2.p173-182
Hubungan Karakteristik dan Faktor Predisposisi dengan Perilaku Pemberian Makan Balita Malnutrisi Di Wilayah Kerja Puskesmas Kedungmundu Gharini Sumbaga Narhadina; Candra Meilyana Puspita Sari; Galuh Ramaningrum; Tri Kartika; Jenny Jusuf; Mega Pandu Arfiyanti
Prosiding Seminar Nasional Unimus Vol 6 (2023): Membangun Tatanan Sosial di Era Revolusi Industri 4.0 dalam Menunjang Pencapaian Susta
Publisher : Universitas Muhammadiyah Semarang

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar

Abstract

Latar belakang: Indonesia saat ini masih menghadapi malnutrisi pada anak yaitu pendek (stunting) dan kurus (underweight). Berdasarkan data yang di dapatkan di Puskesmas Kedungmundu, diketahui terdapat26 balita stunting dan 40 balita underweight. Faktor yang mempengaruhi terjadinya stunting adalah perilakupola pendampingan makan pada balita yang tidak tepat. Sehingga penelitian ini menganalisis hubungankarakteristik dan faktor predisposisi terhadap perilaku pemberian makan pada balita di wilayah kerjaPuskesmas Kedungmundu Kota Semarang. Metode: Penelitian ini menggunakan observasi analitik dengan pendekatan cross sectional. Sampel untukpenelitian ini adalah semua ibu yang memiliki balita stunting dan underweight di Kelurahan Tandangwilayah kerja Puskesmas Kedungmundu. Teknik pengambilan sampel dengan total sampling sebanyak 24ibu. Analisis data menggunakan analisis Chi-Square. Hasil: Berdasarkan hasil penelitian dari 24 responden menunjukkan faktor usia balita (p value = 0,009),pendidikan ibu (p value = 0,045), pengetahuan (p value = 0,002), dan pemberian unhealthy snack (p value= 0,000) dengan perilaku pemberian makan pada balita malnutrisi. Kesimpulan: Faktor karakteristik yaitu usia dan faktor predisposisi yaitu pendidikan, pengetahuan, danunhealthy snack merupakan faktor yang mempunyai hubungan signifikan dengan perilaku pemberianmakan pada balita malnutrisi. Kata kunci: Malnutrisi, pengetahuan, perilaku pemberian makan balita, unhealthy snack.