Tjitjik Wasiah Suroso
Pusat Penelitian dan Pengembangan Jalan dan Jembatan Balitbang Departemen Pekerjaan Umum Ujung Berung, Bandung

Published : 17 Documents Claim Missing Document
Claim Missing Document
Check
Articles

Found 17 Documents
Search

FAKTOR-FAKTOR PENYEBAB KERUSAKAN DINI PADA PERKERASAN JALAN Suroso, Tjitjik Wasiah
Jurnal Jalan-Jembatan Vol 25 No 3 (2008)
Publisher : Direktorat Bina Teknik Jalan dan Jembatan

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (310.081 KB)

Abstract

Suatu hal yang menjadi dasar perkerasan jalan tidak akan dapat mempunyai umur sesuai rencana adalah apabila salah satu saja persyaratan tidak dipenuhi. Faktor-faktor penyebab kerusakan jalan tersebut antara lain mutu dan jumlah aspalnya, jumlah lintasan pada pemadatan, temperatur pencampuran, temperatur pemadatan. Dikarenakan banyaknya lokasi perkerasan yang tidak dapat melayani sesuai umur rencana yang direncanakan, untuk itu dilakukan penelitian terhadap faktor faktor penyebab terjadinya kerusakan perkerasan jalan. Makalah ini merupakan hasil penelitian di laboratorium dan terhadap hasil peningkatan jalan dibeberapa lokasi yang mengalami kerusakan dini ( kurang dari satu tahun). Hasil penelitian menunjukkan penyebab kerusakan dini pada perkerasan yang diambil contohnya tidak hanya kadar aspal (3.5% -5.3%) yang sangat kurang dari hasil JMF namun juga kemungkinan disebabkan kurangnya pemadatan sehingga kepadatan tidak sesuai yang diharapkan pada akhirnya menghasilkan pengerasan aspal yang terlalu cepat (nilai penetrasi aspal mendekati 20) berakibat kadar rongga yang besar. Dari hasil penelitian dilaboratorium, apabila temperatur pencampuran kurang dari temperatur pada viskositas 270±20cSt, serta kepadatan campuran beraspal yang rendah akan mempengaruhi kinerja campuran beraspal antara lain rongga diantara agregat menjadi lebih besar, rongga terisi aspal lebih rendah sehingga faktor –faktor tersebut juga menjadi penyebab kerusakan perkerasan jalan menjadi lebih cepat. Kata kunci : Kadar aspal, kadar rongga, pelapukan, pengerasan aspal
PENINGKATAN KINERJA CAMPURAN BERASPAL DENGAN KARET ALAM DAN KARET SINTETIS. Suroso, Tjitjik Wasiah
Jurnal Jalan-Jembatan Vol 24 No 1 (2007)
Publisher : Direktorat Bina Teknik Jalan dan Jembatan

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (88.782 KB)

Abstract

Salah satu upaya untuk meningkatnya mutu aspal agar perkerasan dapat tahan terhadap terjadinya deformasi adalah dengan menambahkan karet kedalam aspal.Terdapat dua macam karet yaitu karet alam dan karet sintetis. Karet alam banyak terdapat diperkebunan- perkebunan Indonesia, dengan demikian penggunaanya baik karet alam maupun karet sintetis dapat tepat guna dan sesuai sasaran dalam mengurangi dampak akibat beban lalu lintas yang berat yang saat ini sering ditemui di perkerasan-perkerasan jalan yang ada didaerah-daerah tertentu di Indonesia. Penggunaan karet alam telah banyak digunakan, namun karet alam adalah bahan organic yang mudah teroksidasi dan terpolimerisasi oleh sinar ultra violet, sehingga mengurangi sifat elastis dari karet alam. Sedangkan karet sintetis adalah karet buatan yang mengurangi sifat negatif dari karet alam, yaitu ketahanannya terhadap oksidasi dan pengaruh cuaca karet sintetis lebih baik dari karet alam. Makalah ini merupakan hasil penelitian pengaruh penambahan karet alam dan karet sintetis terhadap mutu aspal dan kinerja campuran beraspal dengan pengujian Marshall, Modulus Resilien dengan alat UMATTA dan Stabilitas Dinamis serta kecepatan Deformasi dengan alat Wheel Tracking Machine. Hasil penelitian menunjukkan bahwa penambahan karet sintetis pada aspal memberikan sifat-sifat yang lebih baik dibandingkan penambahan karet alam terhadap aspal, khususnya ketahanan terhadap pelapukan, titik lembek, Stabilitas Dinamis dan kecepatan deformasi. Sedangkan pada sifat Modulus resilien campuran beraspal, dengan penambahan karet sintetis mempunyai ketahanan terhadap temperatur yang lebih rendah Dengan demikian aspal plus karet sintetis lebih cocok/ sesuai digunakan pada lalu lintas padat dan berat dibandingkan dengan aspal yang ditambah karet alam ditinjau dari ketahanan terhadap deformasi permanen. Kata Kunci,: Aspal, karet alam, Karet sintetis, Stabilitas Dinamis, Kecepatan deformasi, Modulus resilien
PENGARUH PENAMBAHAN MODIFIER ASPAL YANG MENGANDUNG MANGAN (Mn) TERHADAP SIFAT REOLOGI DAN KARAKTERISTIK CAMPURAN Suroso, Tjitjik Wasiah
Jurnal Jalan-Jembatan Vol 24 No 3 (2007)
Publisher : Direktorat Bina Teknik Jalan dan Jembatan

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (298.948 KB)

Abstract

Banyaknya kasus kurang tahannya perkerasan jalan terhadap beban berat dan padat mendorong mencari solusi tersebut. Salah satu bahan untuk meningkatkan mutu perkerasan jalan adalah dengan menambahkan bahan tambah yang mengandung Magnsium oleat. Makalah ini merupakan hasil penelitian dan kajian pengaruh penambahan bahan tambah yang mengandung Magnesium komponen terhadap sifat reologi aspal maupun kinerja campuran beraspal di laboratorium dan dari hasil uji coba dilapangan. Hasil penelitian menunjukkan penambahan bahan tambah tersebut pada awalnya menurunkan nilai penetrasi aspal dan Stabilitas Marshall campuran beraspal . Dengan bertambahnya umur penyimpanan (pemeraman) sifat reologi dan kinerja juga mengalami kenaikan. Begitu juga dari hasil percobaan lapangan yang dilakukan oleh Danies cs (1995) kinerja perkerasan beraspal yang menggunaan bahan tambah yang mengandung Magnesium oleat meningkat sesuai umur pelayanan perkerasan dan dapat mengurangi tebal lapisan antara 20 sampai 30 %. Namun pada percobaan lapangan pada lokasi lain tebal lapisan yang mengandung Mangan lebih tebal dari tebal lapisan aspal konvensional serta terjadi retak buaya. Untuk itu perlu di lakukan percobaan pada lokasi lain untuk memperoleh hasil efektifitas bahan ini. Atas hasil tersebut maka disarankan penggunaan bahan ini pada perkerasan yang benar-benar mantap. Kata kunci : Bahan tambah , aspal , campuran beraspal, Stabilitas.
Hubungan antara Komposisi Kimia Aspal dan Sifat Rheologi Aspal Suroso, Tjitjik Wasiah
Jurnal Jalan-Jembatan Vol 22 No 1 (2005)
Publisher : Direktorat Bina Teknik Jalan dan Jembatan

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (62.668 KB)

Abstract

Tulisan ini merupakan hasil penelitian hubungan antara sifat kimia aspal dan sifat fisik / rheologi aspal dari beberapa contoh aspal sebagai bahan perkerasan jalan. Penelitian ini dilakukan dengan cara 1) analisa kimia antara lain kadar asphalten dan parameter komposisi malten yang merupakan perbandingan antara jumlah fraksi nitrogen base plus Acidafit I dengan Acidafit II plus parafin sebelum dan sesudah pemanasan. 2) Menentukan sifat fisik/rheologi aspal, penetrasi aspal, penurunan berat (penguapan fraksi ringan) sebelum dan setelah pemanasan, Penetrasi ratio (pelapukan) aspal. Penentuan parameter komposisi malten aspal dilakukan dengan cara kelarutan dan pengendapan yang telah dikembangkan oleh Stenberg Rostler. Hasil yang diperoleh adanya hubungan antara parameter komposisi malten, Kadar Asphalten, penetrasi sebelum dan setelah pemanasan. Kadar asphalten identik dengan nilai penetrasi aspal (kekerasan aspal), kadar asphalten tinggi nilai penetrasi aspal rendah. Antara penurunan berat (menguapnya fraksi) aspal tidak sejalan dengan nilai parameter komposisi malten, walaupun terjadinya perubahan fraksi ringan menjadi fraksi padat akibat pemanasan. Secara keseluruhan kurang adanya hubungan antara perubahan sifat kimia aspal akibat pemanasan dengan pelapukan aspal. Hal ini dapat dikatakan bahwa perubahan sifat kimia tidak tentu paralel dengan perubahan sifat fisik aspal. Oleh karena itu dalam mengambil keputusan /menentukan keawetan aspal tidak dapat hanya melihat dari nilai parameter komposisi malten, atau sifat /komposisi kimia aspal belum dapat digunakan sebagai acuan dalam menilai kegagalan suatu perkerasan jalan. Perlu kajian lebih lanjut hubungan antara sifat kimia aspal dengan sifat mekanistik campuran beraspal sehingga dapat digunakan untuk memprediksi keawetan suatu perkerasan jalan.
PENGARUH PENAMBAHAN PLASTIK LDPE (LOW DENSITY POLY ETHILEN) DENGAN CARA BASAH DAN CARA KERING TERHADAP KINERJA CAMPURAN BERASPAL Suroso, Tjitjik Wasiah
Jurnal Jalan-Jembatan Vol 26 No 2 (2009)
Publisher : Direktorat Bina Teknik Jalan dan Jembatan

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (90.513 KB)

Abstract

Untuk menaikkan mutu campuran beraspal, salah satunya dengan menambahkan plastik yang dalam istilah kimianya disebut polimer. Umumnya plastik berbentuk pelet sehingga untuk mencampur dengan aspal diperlukan tambahan alat. Peralatan ini tidak selalu tersedia disetiap kota atau Unit Pencampur Aspal. Oleh karena itu perlu dicari solusinya yaitu bagaimana menambahkan polimer tanpa tambahan peralatan.Penambahan polimer untuk menaikkan mutu campuran beraspal ada dua cara, yaitu cara basah (wet process) dimana plastik ditambahkan kedalam aspal panas dan dicampur hingga homogen, dan cara kering dimana plastik ditambahkan kedalam agregat panas. Tujuan dari penelitian ini adalah membandingkan pengaruh kedua cara pencampuran plastik mutu rendah jenis LDPE terhadap kinerja campuran beraspal pada kadar aspal optimum, yang sama dengan kadar aspal optimum hasil pengujian Marshall aspal pen 60 sebagai pembanding (blangko). Sedangkan kadar plastik adalah 3,5% terhadap berat aspal yang diambil dari hasil pengujian variasi kadar plastik terhadap mutu aspal yang telah dimodifikasi dengan plastik (cara basah). Pada cara kering plastik dengan kadar plastik LDPE adalah sama dengan cara basah yang ditambahkan kedalam agregat panas (pada temperatur campuran) dan diaduk selama 30-45 detik. Dari hasil yang diperoleh di laboratorium menunjukkan cara kering menghasilkan karakteristik Marshall, Stabilitas Dinamis dan Resilien Modulus lebih besar dari aspal pen 60, namun lebih rendah dari cara basah. Dari segi ekonomi cara kering diperkirakan lebih murah karena waktu pencampuran lebih cepat, tidak memerlukan alat pengaduk (mixer) dan lebih mudah di handle dari pada cara basah. Kata kunci : aspal, cara kering, cara basah, kadar aspal optimum, polimer, kinerja campuran beraspal
MENINGKATKAN MUTU ASPAL DI PERKERASAN JALAN YANG TELAH LAPUK DENGAN CARA DINGIN Suroso, Tjitjik Wasiah
Jurnal Jalan-Jembatan Vol 26 No 1 (2009)
Publisher : Direktorat Bina Teknik Jalan dan Jembatan

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (160.12 KB)

Abstract

Suatu hal yang tidak dapat dipungkiri bahwa Aspal di perkerasan jalan makin lama makin turun mutunya akibat dari proses oksidasi dan polimerisasi. Hal ini ditunjang dengan kenyataan bahwa Indonesia terletak didaerah Tropis, sehingga faktor cuaca dapat memicu terjadinya pelapukan aspal, disamping faktor-faktor penyebab lainnya. Meningkatkan mutu aspal di perkerasan jalan ada dua cara yaitu: a). dengan cara pelaburan dengan aspal atau dengan aspal emulsi yang dicampur dengan bahan peremaja apabila kondisi kerusakan berupa retak halus yang umumnya disebut surface dressing, b). dengan cara penggarukan kemudian ditambah dengan bahan additive, dan atau dengan ditambah aspal baru serta ditambah agregat baru yang umum disebut daur ulang (recycling). Dari hasil penelitian, cara pelaburan dapat meningkatkan mutu aspal di perkerasan jalan dari penetrasi aspal 10 - 11 menjadi 33 – 35 dan daktilitas aspal dari 14 -15 cm menjadi 140 cm sehingga perkerasan dapat bertahan selama 2 tahun, demikian juga dengan metoda daur ulang cara dingin (cold mix) perkerasan dapat tahan lebih dari 4 tahun pada lalu lintas sedang. Kata kunci: Daur ulang, bahan additive, pelapukan , campuran beraspal
HASIL PENELITIAN PENGARUH PEMANASAN BERULANG TERHADAP MUTU ASPAL KERAS suroso, tjitjik wasiah
Jurnal Jalan-Jembatan Vol 9 No 4 (1993)
Publisher : Direktorat Bina Teknik Jalan dan Jembatan

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar

Abstract

Penggunaan aspal sebagai bahan konstruksi jalan makin lama makin meningkat, dilain pihak banyak ditemuiperkerasanjalan yang telah mengalami kerusakan sebelum umurrencana dicapai. Banyak faktorpenyebab kerusakan perkerasanjalan sebelum umur tercapai antara lain mutuaspal tidak memenuhi syarat. Agar mutu perkerasan jalan yang dihasilkan sesuai yang diharap maka mutlak pengendalian mutu bahan kontruksi jalan, misal pengendalian mutu aspal. Pada saat ini pengiriman aspal dari pabrik/tangki penimbunan melalui dua cara yaitu langsung dalam drum atau melalui tangki mobil. Pengiriman melalui tangki mobil disertai pemanasan karena untuk menghindari penyumbatan atau untuk memudahkan pemindahan aspal dari tangki ke AMP atau dalam drum-drum di lokasi tujuan. Untuk mengetahui sejauh mana pengaruh pemanasan berulang terhadap penurunan mutu aspal sehingga tidak memenuhi persyaratan, perlu dilakukan penelitian. Dari hasil penelitian pengaruh pemanasan terhadap mutu aspal diperoleh hasil sebagai berikut : Pada pemanasan tscf - 16cf C secara terbuka/ dengan adanya oksidasi 02, maka hanya dapat dilakukan 2 kali, 3 jam , sifat fisik dan kimianya tidak menunjukkan penurunan mutu. Pada pemanasan tscf - 16cf C secara tertutup/ tanpa adanya oksidasi maka pemanasan hanya diijinkan sampai 4 x 3 jam, mutu aspal pada batas Pada pemanasan 95' C secara tertutup/ tanpa adanya oksidasi secara berulang tidak terjadi perubahan mutu
HASIL PENELITIAN KADAR ASPHALTENE DALAM ASPAL suroso, tjitjik wasiah
Jurnal Jalan-Jembatan Vol 10 No 2 (1993)
Publisher : Direktorat Bina Teknik Jalan dan Jembatan

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar

Abstract

Aspal ideal adalah aspal yang mempunyai kadar asphaltene antara 15 - 25 % (rata-rata 20 %) karena telah diketahui bahwa suatu aspal sangat ditentukan oleh jumlah asphaltene. Kadar asphaltene tinggi menghasilkan penetrasi rendah. Apabila pen terlalu rendah maka life time aspal dapat diperkirakan akan rendah karena aspal dikatakan dalam keadaan kritis apabila penetrasi aspal = 20, duktilitas < 15. Oleh karena itu perlu diketahui kadar asphaltene dalam aspal yang beredar di pasaran sehingga dapat diketahui salah satu faktor penyebab kerusakan-kerusakan secara dini pada perkerasan jalan. Dari hasil penelitian diperoleh ; Pada aspal 60 yang beredar di pasaran mempunyai kadar asphaltene di atas 20 % sebanyak 30 %, yaitu : Aspal ex A ± 23 % Aspal ex B ± 23 % Aspal ex C ± 25 % Aspal ex 0 ± 15 % Aspal ex E ± 15 % Aspal ex F ± 15 % Aspal ex G ± 17 % Pada aspal pen. 80 yang beredar di pasaran mempunyai kadar asphaltene yang di atas 20 % sebanyak 25 %, yaitu : Aspal ex A ± 18 % Aspal ex B ± 18 % Aspal ex C± 24 % Aspal ex 0 ± 15 % Aspal ex E ± 15 % Aspal ex F ± 15 % Aspal ex G ± 17 % Aspal ex H ± 24 % Mengingat tingginya kadar asphaltene merupakan salah satu faktor tingginya kerusakan jalan sebelum waktunya maka disarankan disiplin untuk melakukanpengujian sesuai dengan ketentuan yang ada sebelum digunakan pada pelaksanaan pembangunan jalan.
HASIL PENELITIAN KEAWETAN ASPAL YANG BEREDAR DI PASARAN Sebelum tahun 1988 dan tahun 1988 sampai saat ini suroso, tjitjik wasiah
Jurnal Jalan-Jembatan Vol 11 No 1 (1994)
Publisher : Direktorat Bina Teknik Jalan dan Jembatan

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar

Abstract

Banyak faktor penyebab kerusakan jalan sebelum umur rencana dipenuhi antara lain mutu aspal. Dari segi mutu fisik tidak terjadi masalah (memenuhi syarat). Oleh karena itu Penulis mencoba meneliti mutu aspal dari segi komposisi kimia, menurut Rost/er and white aspal yang awet bi/a mempunyai parameter komposisi maltene (chemical reactivity) 0,4 - 1,2 dari hasil penelitian aspal yang beredar dipasar sebelum tahun 1988 mempunyai chemical reactivity 0,59 - 0,94. Dari tahun 1988 sampai dengan saat ini mempunyai chemical reactivity 1,03 - 1,17 (aspal diambang batas tidak awet) sehingga kemungkinan faktor inifah yang merupakan salah satu penyebab pendeknya umur perkerasan jala n. Oleh karena itu agar aspal mempunyai umur panjang (awet) sebaiknya aspal dibuat dengan campuran yang tepat (jumlah resin seimbang dengan asphltene) dan dibuat dari hidrokarbon yang mempunyai BM > 400 sehingga aspal mempunyai nilai chemical reactivity < 1.
Bahan peremaja untuk proses daur ulang perkerasan beraspal yang dapat diperoleh dengan mudah. suroso, tjitjik wasiah
Jurnal Jalan-Jembatan Vol 19 No 3 (2002)
Publisher : Direktorat Bina Teknik Jalan dan Jembatan

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar

Abstract

Pemanfaatan kembali perkerasan beraspal yang telah rusak yang dikenal dengan nama daur ulang perkerasan beraspal dimana aspal pada perkerasan lama dapat diperbaiki kembali dengan penambahan bahan peremaja. Saat ini bahan peremaja untuk daur ulang perkerasan aspal diperoleh dari luar negeri ataupun dari dalam negeri dimana mutunya belum sesuai dengan yang kita harapkan. Oleh karena itu Puslitbang Prasarana Transportasi mencoba membuat bahan dasar produksi dalam negeri. Komposisi bahan peremaja yang dapat digunakan salah satunya adalah dari campuran olie SAE 10 dan aspal dengan perbandingan 17,5% : 82,5% campuran tersebut mempunyai ketahanan pelapukan yang kecil serta harga yang relatif murah dan memenuhi kriteria (persyaratan) sebagai bahan peremaja tipe Medium (M). Formula tersebut bisa dibuat dengan mudah serta bahan mudah diperoleh sehingga ekonomis dan praktis, dapat dilakukan dengan kemampuan/pendidikan yang rendah sekalipun.