Tjitjik Wasiah Suroso
Pusat Penelitian dan Pengembangan Jalan dan Jembatan Balitbang Departemen Pekerjaan Umum Ujung Berung, Bandung

Published : 17 Documents Claim Missing Document
Claim Missing Document
Check
Articles

Found 17 Documents
Search

Pemeriksaan kondisi pelat beton lantai jembatan dengan metode non destruktif impacth-echo suroso, tjitjik wasiah
Jurnal Jalan-Jembatan Vol 20 No 4 (2003)
Publisher : Direktorat Bina Teknik Jalan dan Jembatan

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar

Abstract

Aspal yang telah dimodifikasi dengan polimer sering terjadi pemisahan antara polimer dan aspal dan ini disebut aspal polimer tidak kompatible. Upaya agar modifikasi aspal dan polimer dapat kompatibel dilalcukan percobaan dengan memvariasikan minyak berat dan minarex sampai diperoleh penetrasi aspal kurang /ebih 120 .dilanjutkan analisa kimia untuk menentukan kadar asphalten , saturated, aromatik dan resin, dan indek ketidak stabi/an koloidal ( Jc ) . Pada aspal yang memprmyai Jc < 0.15 dilakukan penambahan polimer sebanyak 5 % . Hasil percobaan ini, dengan menambahkan minyak berat sebanyak 40 % kedalam aspal dapat menurunkan indek ketidak stabilan koloidal dari 0,62 menjadi 0.137. Campuran yang terdiri dari J OO bagian aspal , 40 bagian Minyak berat . dan 5 bagian polimer ,menghasi/kan aspal polimer stabil da/am penyimpanan Sehingga dipero/eh aspal polimer yang kompatibel , dan te/ah memenuhi syarat baik ditinjau dari mutu aspa/ polimer maupun mutu campuran beraspal . Penelitian ini mempunyai arti penting dalam upaya kemandirian akan ketergantungan aspal modijikasi dari luar negeri, sehingga dapat menghemat devisa negara
Upaya modifikasi aspal dengan polimer agar dapat kompatibel suroso, tjitjik wasiah
Jurnal Jalan-Jembatan Vol 20 No 4 (2003)
Publisher : Direktorat Bina Teknik Jalan dan Jembatan

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar

Abstract

Aspal yang telah dimodifikasi dengan polimer sering terjadi pemisahan antara polimer dan aspal dan ini disebut aspal polimer tidak kompatible. Upaya agar modifikasi aspal dan polimer dapat kompatibel dilalcukan percobaan dengan memvariasikan minyak berat dan minarex sampai diperoleh penetrasi aspal kurang /ebih 120 .dilanjutkan analisa kimia untuk menentukan kadar asphalten , saturated, aromatik dan resin, dan indek ketidak stabi/an koloidal ( Jc ) . Pada aspal yang memprmyai Jc < 0.15 dilakukan penambahan polimer sebanyak 5 % . Hasil percobaan ini, dengan menambahkan minyak berat sebanyak 40% kedalam aspal dapat menurunkan indek ketidak stabilan koloidal dari 0,62 menjadi 0.137. Campuran yang terdiri dari J OO bagian aspal , 40 bagian Minyak berat . dan 5 bagian polimer ,menghasi/kan aspal polimer stabil da/am penyimpanan Sehingga dipero/eh aspal polimer yang kompatibel , dan te/ah memenuhi syarat baik ditinjau dari mutu aspa/ polimer maupun mutu campuran beraspal . Penelitian ini mempunyai arti penting dalam upaya kemandirian akan ketergantungan aspal modijikasi dari luar negeri, sehingga dapat menghemat devisa negara
Modifikasi polimer dengan cara degradasi oksidasi terminal suroso, tjitjik wasiah
Jurnal Jalan-Jembatan Vol 21 No 1 (2004)
Publisher : Direktorat Bina Teknik Jalan dan Jembatan

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar

Abstract

Untuk meningkatkan kinerja campuran beraspal. umumnya penambahan polimer kedalam campuran beraspal adalah dengan cara menambahkan polimer kedalam aggregat panas ( hot bin ). cara ini sering menghasiikan campuran yang kurang homogen. Untuk itu dicari suatu cara bagaimana memasukkan polimer kedalam aspal dengan mudah . cepat pada temperatur yang relatif tidak terlalu tinggi dan menghasilkan aspal modifikasi yang homogen. yaitu memodifikasi polimer dengan cara oksidasi dengan bahan initiator. variasi temperatur dan waktu oksidasi. sehingga diharapkan aspal dan polimer dapat kompatibel. Hasil yang diperoleh dari modifikasi polimer tersebut tanpa bahan initiator . oksidasi pada temperatur 300 °C dan waklu -10 menit memberikan hasil Berat molekul volume rata-rata (Mv) 7500. nilai keasaman ( acid value ) meningkat dari 0. 17 menjadi 1.15 sehingga polimer mudah larut atau terdesper si kedalam aspal dalam waktu relatif singkat ( 15 menit ). stabil dalam penyimpanan dan menghasilkan mutu aspal modi(ikasi memenuhi persyaratan serta lebih baik dari aspal konvensional
Peningkatan kinerja campuran beraspal dengan mikro karbon suroso, tjitjik wasiah
Jurnal Jalan-Jembatan Vol 21 No 3 (2004)
Publisher : Direktorat Bina Teknik Jalan dan Jembatan

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar

Abstract

Sejalan dengan perkembangan perekonomian dan kapasitas lalu lintas- pun bertambah sehingga perkerasan jalan seringkali rusak sebelum umur pakai dilalui. Banyak jenis bahan untuk meningkatkan mutu aspal maupun campuran beraspal sehingga kerusakan dini pada perkerasan jalan dapat dicegah, salah satunya yaitu modifikasi dengan mikro karbon yang berfungsi sebagai penguat ( reinforcement ).. Pada penelitian mill penambahan mikro karbon dengan dua cara, yaitu cara kering ( mikro karbon ditambahkan kedalam aggregat ) dan cara basah (mikro karbon ditambahkan kedalam aspal ). Pencampuiran mikro karbon cara kering memberikan hash pengujian mutu campuran Marshall yang lebih balk dari campuran basah. Hal irti disebabkan pada pengzglan secara basah rongga terisi udara ( VIM) dan rongga terisi aspal pada pengujian Marshall tidak memenuhi persyaratan yang ditentukan. Dan hash pengujian kinetja campuran yaitu dari pengujian Wheel Tracking Machine terlihat bahwa dengan penambahan inikTo karbon secara kering stabilitas dincimis campuran aspal plus 15 % mikro karbon = 4200 lintasan per menit , serta deformasi permanen = 0,01 min/nzenit. Dengan demikian campuran aspal plus macro karbon lebih tahan terhadap kerusakan, lebih awet dari pada aspal biasa, dan dengan kenaikan harga yang relatif kecil nzemberikan nilai tambah kekuatan yang yang cukup berarti
Prediksi umur rencana perkerasan dengan melakukan pelapukan aspal jangka pendek dan jangka panjang simulasi di laboratorium suroso, tjitjik wasiah
Jurnal Jalan-Jembatan Vol 22 No 2 (2005)
Publisher : Direktorat Bina Teknik Jalan dan Jembatan

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar

Abstract

Umur aspal di perkerasan jalan sangat tergantung dari ketahanan aspal yang digunakan terhadap pelapukan baik selama pemanasan dan pencampuran diunit pencampur aspal dan selama masa pelayanan yang diakibatkan oleh pengaruh cuaca , sinar matahari dan oksidasi serta tebal lapisan aspal terhadap aggregat Pelapukan aspal selama pemanasan dan pencampuran dikategorikan pelapukan jangka pendek, sedang pelapukan aspal selama masa pelayanan disebut pelapukan jangka panjang yang erat kaitannya dengan masa pelayanan perkerasan jalan. Tulisan ini merupakan hasil penelitian aspal dengan ketebalan contoh 3, 5, 7.5 , 9, 10.5 dan 12 p yang dilakukan pelapukan jangka pendek yang dilaboratorium menggunakan alas RTFO ( Rolling thin Film Oven ) yang menggambarkan pelapukan / pengerasan aspal setelah aspal keluar dari Unit pencampur aspal, dan pelapukan jangka panjang dengan a/at Pressure Aging Vessel ( PAV) yang merupakan tes simulasi di laboratorium, untuk memprediksi umur aspal sampai mengalami pelapukan di perkerasan jalan. Dengan demikian setiap aspal yang akan digunakan untuk perkerasan jalan dengan menggunakan metoda ini dapat diprediksi umur pelayanannya (ketahanan aspal terhadap pemanasan dan oksidasi). Dari penelitian ini untuk menentukan perkiraan umur aspal diperkerasan jalan sampai aspal mengalami pelapukan dapat diusulkan menggunakan model matematis sebagai berikut : Umur perkiraan aspal di perkerasan jalan = ( Pen Pav — 20 ) + 1 J x 5 tahun ( Pen RTFO - Pen PAV ) Dengan dasar umur aspal setelah pengujian pelapukan melalui alat Pressure Aging Vessel sama dengan 5 th umur aspal pada perkerasan jalan sehingga dapat ditentukan umur perkerasan pada tebal lapisan aspal terhadap aggregat yang te/ah ditetapkan atau sebaliknya dengan umur pelayanan perkerasan jalan yang ditentukan maka tebal lapisan aspal terhadap aggregat dapat dihitung.
Korelasi pengujian pelapukan aspal stimulasi di laboratorium dengan alat thin film oven test dan rolling thin film oven test suroso, tjitjik wasiah
Jurnal Jalan-Jembatan Vol 21 No 4 (2004)
Publisher : Direktorat Bina Teknik Jalan dan Jembatan

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar

Abstract

Untuk menentukan tingkat pelapukan aspal selama pemanasan dan pencampuran di Unit Pencampur dapat dilakukan di laboratorium dengan cara simulasi yang dikenal dengan Thin Film Oven Test ( TFOT ). Dengan berkenzbangnya teknologi dilakukan dengan alat Rolling Thin Film Oven ( RTFO) , yang diyakini lebih mendekati kenyataan pelapukan aspal setelah keluar dari Unit pencampur aspal dilapangan, Namun tidak semua laboratorium aspal di Indonesia tersedia alat tersebut, sehingga dilakukan penelitihan untuk menentukan korelasi pelapukan aspal menggunakan alat TFOT dan RTFOT. Korelasi ini dapat digunakan untuk memprediksi pelapukan aspal di Unit Pencampur aspal . Dari hasil penelitihan diperoleh hubungan antara penetrasi aspal setelah mengalami pelapukan dengan alat TFOT dan penetrasi atau titik lembek setelah mengalami pelapukan dengan alat RTFO , dinyatakan dengan persamaan sebagai berikut : Hubungan antara pen TFO dan Pen RTFO Pen RTFO = - 0,0142 ( Pen TFO )2 + 1,409 X + 3,325 Hubungan antara Titik lembek TFO dan Titik lembek RTFO TL, RTI•D = - 0,0014 (TLTFo )2 + 1,195 TL Try - 5,409
Pengaruh Penambahan Plastik LDPE (Low Density Poly Ethilen) Cara Basah dan Cara Kering terhadap Kinerja Campuran Beraspal Suroso, Tjitjik Wasiah
MEDIA KOMUNIKASI TEKNIK SIPIL Tahun 16, Nomor 3, OKTOBER 2008
Publisher : Department of Civil Engineering, Diponegoro University

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (259.203 KB) | DOI: 10.14710/mkts.v16i3.3695

Abstract

To increase the characteristic of asphalt mixture, one of is to add plastik or in chemical term called polymer into asphalt. Generally plastik is in pellet that is difficult for mixture with asphalt For kind of this should be use additional equipment  where not available in all region or in Asphalt Mixing Plant Unit. Therefore, solution of that have to look for method  mixture polymer without additional equipment. There are two kinds of mixing of polymer addition for increasing characteristic asphalt mixture. Is dry process and wet process. Wet process  can be performed by adding polymer into hot asphalt then mixed uniformly. Mean while, dry process can conducted by adding polymer into hot aggregate. The purpose of the research is to find out the performance of asphalt mixture as resulted from polymer LDPE addition both in wet and dry process at optimum asphalt content of  asphalt pen 60 mixture from Marshall Test and polymer content 3.5% weight of asphalt where is same with polymer content from wet process. In a dry process, additional polymer to hot aggregate at mixing temperature and mixed for 35 – 40 second. The research result in laboratory , showed that dry process method increased The Stability Marshall characteristics, Dynamic Stability and Resilient Modulus greater than characteristic of asphalt pen 60 mixture but lower than wet process method. Economically Dry process method is cheaper because of faster mixing time no additional mixer needed, easily handled compared to wet process method. Keywords: Asphalt, dry process, wet process, Optimum Asphalt content, polymer, characteristic of asphalt mixture.   ABSTRAK Untuk menaikkan mutu campuran beraspal, salah satunya dengan menambahkan plastik yang dalam istilah kimianya disebut polimer. Umumnya plastik berbentuk pelet sehingga untuk mencampur dengan aspal diperlukan tambahan alat. Peralatan ini tidak selalu tersedia disetiap kota atau Unit Pencampur Aspal. Oleh karena itu perlu dicari solusinya yaitu bagaimana menambahkan polimer tanpa tambahan peralatan. Penambahan polimer untuk menaikkan mutu campuran beraspal ada dua cara, yaitu cara basah (wet process) dimana plastik ditambahkan ke dalam aspal panas dan dicampur hingga homogen dan cara kering dimana plastik ditambahkan ke dalam agregat panas. Tujuan dari penelitian ini adalah untuk membandingkan pengaruh kedua cara pencampuran plastik mutu rendah jenis LDPE terhadap kinerja campuran beraspal pada kadar aspal optimum, yang sama dengan kadar aspal optimum hasil pengujian Marshall aspal pen 60 sebagai pembanding (balnko), sedangkan kadar plastik adalah 3,5% terhadap berat aspal yang diambil dari hasil pengujian variasi kadar plastik terhadap mutu aspal yang telah dimodifikasi dengan plastik (cara basah). Pada cara kering plastik dengan kadar sama dengan cara basah ditambahkan kedalam agregat panas (pada temperatur campuran) dan diaduk selama 30-45 detik. Dari hasil yang diperoleh di laboratorium menunjukkan cara kering menghasilkan karakteristik Marshall, Stabilitas Dinamis dan Resilien Modulus lebih besar dari aspal pen 60, namun lebih rendah dari cara basah. Dari segi ekonomi cara kering diperkirakan lebih murah karena waktu pencampuran lebih cepat,  tidak memerlukan alat pengaduk (mixer) dan lebih mudah di handle dari pada cara basah.Kata kunci: Aspal, cara kering, cara basah, Kadar aspal optimum, polimer, kinerja campuran beraspalPermalink: http://ejournal.undip.ac.id/index.php/mkts/article/view/3695[How to cite: Suroso, T.W. (2008), Pengaruh Penambahan Plastik LDPE  (Low Density Poly Ethilen) Cara Basah dan Cara Kering terhadap Kinerja Campuran Beraspal, Jurnal Media Komunikasi Teknik Sipil, Tahun 16, Nomor 3, pp. 208-222]