Emma Suryati
Balai Penelitian dan Pengembangan Budidaya Air Payau

Published : 2 Documents Claim Missing Document
Claim Missing Document
Check
Articles

Found 2 Documents
Search

The effects of stimulant growth hormones on tissue culture of seaweed Kappaphycus alvarezii in vitro Fadel, Ariyati H; Gerung, Grevo S; Suryati, Emma; Rumengan, Inneke F.M
AQUATIC SCIENCE & MANAGEMENT Edisi Khusus 1 (2013): Mei
Publisher : Universitas Sam Ratulangi

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.35800/jasm.0.0.2013.2282

Abstract

In order to anticipate the qualified and sustainable seed requirement for seaweed culture, it is necessary to conduct tissue culture for vegetative cultivation of isolated leaves, bud, and stemin an artificial medium enriched with nutrient and growth regulator. The purpose of this study is to obtain newly grown plant in a big quantity in relatively short period of time, with physiological and morphological properties similar to the stocks. Culture media used were Grund Medium and PES with an addition of a growth regulator, IAA (Indol acetic acid) and BAP (Benzil amino purin). The buds produced were buds with similar properties as the parent. The longest bud (1,851 mm) was obtained in Grund Medium with IAA treatment, while the length of bud in PES medium was only 0.612 mm. The number of buds was highest (10,6)  in Grund media with IAA+BAP (1:1) treatment, and 6,82 with IAA treatment in PES media. The survival rate of explants was highest in media enriched with 0.5 mg/L IAA (indol acetic acid). The best media for growing seaweed Kappaphycus alvarezii was Grund Medium© Untuk mengantisipasi kebutuhan bibit yang berkualitas dan tersedia  secara kontinyu, diperlukan suatu upaya kultur jaringan untuk perbanyakan tanaman secara vegetatif dengan mengisolasi bagian tanaman seperti daun, mata tunas, serta batang dalam media buatan secara aseptik yang diperkaya dengan nutrien dan zat perangsang tumbuh. Tujuannya untuk mendapatkan tanaman baru dalam jumlah banyak dalam waktu yang relatif singkat, yang mempunyai sifat fisiologi dan morfologis sama dengan tanaman induknya. Media kultur yang digunakan adalah media Grund Medium dan PES dengan penambahan zat perangsang tumbuh yaitu IAA (Indol acetic acid) dan BAP (Benzil amino purin). Tunas yang dihasilkan merupakan anakan yang mempunyai sifat yang sama dengan induknya.  Panjang tunas tertinggi dicapai pada media Grund Medium dengan perlakuan IAA (1,851 mm) dan media PES sebesar 0,612 mm. Sedangkan jumlah tunas tertinggi dicapai perlakuan IAA+BAP (1:1) sebesar 10,6 pada media Grund dan perlakuan IAA sebesar 6,82 pada media PES. Untuk tingkat kelangsungan hidup (sintasan) eksplan yang paling baik pada media yang diberikan pupuk IAA (indol acetic acit) dengan kosentrasi 0,5 mg/L. sedangkan media yang baik untuk pertumbuhan rumput laut Kappaphycus alvarezii adalah media Grund Medium©
BIOSORPSI CAMPURAN LOGAM PB2+ DAN ZN2+ OLEH CHAETOCEROS CALCITRANS Hala, Yusafir; Suryati, Emma; Taba, Paulina
CHEMISTRY PROGRESS Vol 5, No 2 (2012)
Publisher : Sam Ratulangi University

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.35799/cp.5.2.2012.772

Abstract

Penelitian ini bertujuan untuk menentukan dampak jerapan campuran ion logam Pb(II) dan Zn(II) terhadap pertumbuhan mikroalga Chaetoceros calcitrans dan menentukan efisiensi penjerapan kedua ion logam dalam campuran. Pemaparan ion logam dengan berbagai variasi konsentrasi Pb(II) terhadap Zn(II)dilakukan setelah diperoleh pertumbuhan optimum C. calcitrans, yakni pada hari ke-9. Konsentrasi ion logam Pb(II) dan Zn(II) setelah pemaparan ditentukan dengan spektrofotometer serapan atom. Penambahan ion Pb(II) ke dalam Zn(II)membuat penjerapan ion Zn(II) oleh C. calcitrans turun dibandingkan dengan penjerapan ion tunggal Zn(II). Hal yang sama juga terjadi pada penambahan ion Zn(II)ke dalam ion Pb(II). Hasil penelitian menunjukkan bahwa ion Pb(II) lebih banyak terjerap oleh C. calcitrans dibanding ion Zn(II). Effisiensi penjerapan optimum ion Pb(II) sebesar 64,44% pada perbandingan konsentrasi Pb(II) terhadap Zn(II) 45 : 30 ppm sedangkan penjerapan ion Zn(II) yaitu 56,33% pada perbandingan konsentrasi Zn(II) terhadap Pb(II) 15 : 30 ppm.The main purpose of this research was to determine the adsorption effect of the mixture of Pb(II) and Zn(II) on the growth of Chaetoceros calcitrans and to determine the adsorption efficiency of the ions in the mixture. Exposure of Pb(II) and Zn(II)ions was conducted after the optimum growth of C. calcitrans was obtained, that is at the ninth day with the variation of the concentration ratio of Pb(II) to Zn(II). Concentration of Pb(II) and Zn(II) ions after exposure was determined by atomic absorption spectrophotometer. Addition of Pb(II) ion in solution Zn(II) ion resulted in the decrease of the Zn(II)ion adsorbed by C. calcitrans compared to the adsorption of the single ion of Zn(II). The same result was obtained when Zn(II) ion was added in Pb(II) solution. Results showed that the adsorption of Pb2+ ion by C. calcitrans was higher than that of Zn(II) ion. The maximum adsorption efficiency of Pb(II) ion was 64.44% at the Pb(II):Zn(II) ratio of 45:30, whereas that of Zn(II)ion was 56.33% at the Zn(II):Pb(II) ratio of 15:30.