Tati Suryati
Pusat Humaniora Kebijakan Kesehatan dan Pemberdayaan Masyarakat , Badan Penelitian dan Pengembangan Kesehatan Kementerian Kesehatan RI

Published : 3 Documents Claim Missing Document
Claim Missing Document
Check
Articles

Found 3 Documents
Search

TRADISI SEREN TAUN GURU BUMI DI SINDANG BARANG KABUPATEN BOGOR (Kajian Semiotik) Suryati, Tati
LOKABASA Vol 9, No 1 (2018): Vol. 9, No. 1, April 2018
Publisher : UPI

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.17509/jlb.v9i1.15675

Abstract

Penelitian ini bertujuan untuk mendeskripsikan: (1) bentuk dan pelaksanaan tradisi Seren Taun Guru Bumi; serta (2) unsur semiotik yang terdapat dalam tradisi Seren Taun Guru Bumi. Untuk membahas persoalan tersebut, penelitian ini mengggunakan pendekatan semiotik, dengan metode deskriptif analitik. Sedangkan teknik penelitian yang digunakan adalah teknik studi pustaka. Hasilnya: (1) Seren Taun Guru Bumi dilaksanakan setiap tahun sekali pada bula Muharam. Tradisi ini terdiri dari sembilan kagiatan yang harus dilaksanakan selama seminggu. Kegiatan tersebut adalah; sedekah ngadiukkeun, ngembang makam karuhun, tadisi sudat, tradisi munday atau marak, ngala cai kukulu, ngahijikeun cai kukulu, sedekah kuéh, nugel munding, dan helaran dongdang; serta (2) ikon yang terdapat dari tradisi tersebut adalah padi, bunga, air, ikan, kerbau, dan dongdang; indéks yang terdapat dalam tradisi ini tertuang dalam nama tradisinya yaitu sérén taun, sedekah ngadiukkeun, ngembang makam karuhun, ngala cai kukulu, ngahijikeun cai kukulu, sedekah kuéh, munday, nugel munding dan helaran dongdang; (c) simbol yang terdapat dalam tradisi ini di antaranya adalah padi simbol dari kemakmuran, air kukulu dan air tujuh rupa simbol dari kehirupan, bunga tujuh rupa simbol dari kehirupan dan harapan, kue tujuh rupa simbol dari silaturahmi, bakak ayam simbol dari kepasrahan, menyan simbol dari isi hati, parukuyan dan buyung simbol dari raga, dongdang simbol dari segala nikmat yang harus dijaga, berburu ikan simbol dari kesamaan identitas, kerbau simbol dari dunia langit, dan majikeun paré simbol dari menikahkan padi agar hasil benihnya bagus. AbstractThis study aims to describe: (1) the form and implementation of the Seren tradition of the Earth Teachers; and (2) semiotic elements contained in the Seren tradition of the Teachers of the Earth. To discuss this issue, this study uses a semiotic approach, with descriptive analytical methods. While the research technique used is a library study technique. The result: (1) Seren The Earth Teachers are held once a year in the Muharam bull. This tradition consists of nine activities that must be carried out during the week. These activities are; almsgiving, the burial of karuhun, the tadisi sudat, the tradition of munday or rampant, ngala cai kukulu, ngahijikeun cai kukulu, sedekah kuéh, nugel munding, and helaran dongdang; and (2) the icons contained in the tradition are rice, flowers, water, fish, buffalo and dongdang; the indes contained in this tradition are contained in the name of the tradition, namely sérén taun, sedekah ngadiukkeun, karamun burial tombs, ngala cai kukulu, ngahijikeun cai kukulu, kuek haha, munday, nugel munding and helaran dongdang; (c) the symbols contained in this tradition include rice symbol of prosperity, kukulu water and seven forms of inhaled water symbol, seven forms of symbol of inhale and hope, seven forms of symbols from hospitality, chicken bakak symbol of submission, menyan symbol of the contents of the heart, parukuyan and pitcher symbol of the body, the symbol of all the blessings that must be guarded, hunting the symbolic fish of the same identity, the symbol of the buffalo of the celestial world, and the symbolic symbol of marrying the rice so that the seed yield is good.
Hubungan Pola Pemberian Makanan Bayi dan Anak, Pengetahuan Gizi Ibu dengan Status Gizi Bayi 6-24 Bulan di Wilayah Puskesmas Kebayoran Lama Jakarta Selatan Said, Irfan; Suryati, Tati; Barokah, Falah Indriawati
Jurnal Kesehatan Global Vol 4, No 2 (2021): Edisi Mei
Publisher : Program Studi Magister Kesehatan Masyarakat Institut Kesehatah Helvetia

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.33085/jkg.v4i2.4855

Abstract

Pemberian makan bayi dan anak atau disingkat PMBA merupakan program pemerintah untuk menurunkan angka kematian anak dan meningkatkan kualitas hidup ibu sesuai dengan MDGs keempat dan kelima. Program PMBA juga bertujuan meningkatkan status gizi dan kesehatan, tumbuh kembang dan kelangsungan hidup anak di Indonesia. Berdasarkan data Dinas Kesehatan kota Administrasi Jakarta Selatan didapatkan sebanyak 37% Balita yang mengalami gizi kurang. Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengetahui hubungan pola pemberian makan bayi dan anak (PMBA), pengetahuan gizi ibu, dengan status gizi anak usia 6-24 bulan. Desain dari penelitian ini  menggunakan cross sectional. Sampel berjumlah 231 anak usia 6-24 bulan diambil dengan teknik purposive sampling pada bulan maret-september 2020. Data dikumpulkan melalui kuesioner dan dianalisis dengan mengunakan uji chi-square. Hasil peneltiian diperoleh 37 (16,1%) anak memiliki status gizi normal. Pola pemberian makan bayi dan anak (PMBA) (p = 0,001) memiliki hubungan dengan status gizi. Pengetahuan gizi  ibu (p = 0,364) tidak terdapat hubungan dengan status gizi bayi. Pola pemberian makan bayi dan anak (PMBA) memilki hubungan dengan status gizi bayi, pengetahuan gizi ibu tidak memiliki hubungan dengan status gizi bayi usia 6-24 bulan. Disarankan kepada para orang tua untuk selalu memantau status gizi anaknya.
PREVALENCE AND RISK FACTORS OF THE ISCHEMIC HEART DISEASES IN INDONESIA: A DATA ANALYSIS OF INDONESIA BASIC HEALTH RESEARCH (RISKESDAS) 2013 Suryati, Tati; Suyitno, Suyitno
Public Health of Indonesia Vol. 6 No. 4 (2020): October - December
Publisher : YCAB Publisher & IAKMI SULTRA

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.36685/phi.v6i4.366

Abstract

Background: The Cardiovascular disease (CVDs) is leading in the world as a number one cause of death.  Ischemic Heart Disease (IHD) part of CVDs which is often also called coronary artery disease.Objective: The purpose this study is to know the risk factors for ischemic heart disease in Indonesia, 2013.Methods: The risk assessment analyzes was used to exam the risk factor IHD around 721,427 people from data of Basic Health Research (RISKESDAS) 2013 in Indonesia.Results: The finding of this study was former smoker (Adj. OR= 4.09, 95% C.I=3.78-4.43), hypertension (Adj. OR= 3.80, 95% C.I=3.60-4.10), obesity (Adj. OR= 1.96, 95% C.I=1.84-2.08), low consumption of fruits and vegetables (Adj. OR= 0.70, 95% C.I=0.57-0.87), and low physical activity (Adj. OR= 1.14, 95% C.I=1.06-1.23) are risk factor of IHD in Indonesia, 2013.Conclusion: The central, regional, and even village level special attention have a need for reducing IHD. Cross-program and sector collaboration are also needed collaboration with NGOs and the private sector to control risk factors outside the health sector and improve the environment.