Claim Missing Document
Check
Articles

Found 3 Documents
Search

Proline and Abscisic Acid Content in Droughted Corn Plant Inoculated with Azospirillum sp. and Arbuscular Mycorrhizae Fungi NOVRI YOULA KANDOWANGKO; GIAT SURYATMANA; NENNY NURLAENY; ROBERT DJONGGI MARULI SIMANUNGKALIT
HAYATI Journal of Biosciences Vol. 16 No. 1 (2009): March 2009
Publisher : Bogor Agricultural University, Indonesia

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (164.954 KB) | DOI: 10.4308/hjb.16.1.15

Abstract

Plants that undergo drought stress perform a physiological response such as accumulation of proline in the leaves and increased content abscisic acid. A research was conducted to study proline and abscisic acid (ABA) content on drought-stressed corn plant with Azospirillum sp. and arbuscular mycorrhizae fungi (AMF) inoculated at inceptisol soil from Bogor, West Java. The experiments were carried out in a green house from June up to September 2003, using a factorial randomized block design. In pot experiments, two factors were assigned, i.e. inoculation with Azospirillum (0, 0.50, 1.00, 1.50 ml/pot) and inoculation with AMF Glomus manihotis (0, 12.50, 25.00, 37.50 g/pot). The plants were observed during tasseling up to seed filling periods. Results of experiments showed that the interaction between Azospirillum sp. and AMF was synergistically increased proline, however it decreased ABA. Key words: Azospirillum sp., Arbuscular Mycorrhizae fungi, Corn, drought, proline, abscisic acid (ABA)
Seleksi Kacang Tanah Pada Berbagai Kerapatan Populasi Tanam Nani Hermiati; Achmad Baihaki; Giat Suryatmana; Toto Warsa
Zuriat Vol 1, No 1 (1990)
Publisher : Breeding Science Society of Indonesia (BSSI) / PERIPI

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.24198/zuriat.v1i1.6594

Abstract

Sembilan belas genotip kacang tanah ditanam dalam enam lingkungan kerapatan populasi tanam, dengan menggunakan Rancangan Acak Kelompok yang diulang dua kali, dari Januari 1983 sampai dengan Mei 1983, dengan tujuan mendapatkan lingkungan kerapatan populasi tanam yang mendukung penampilan genotipe yang berhubungan dengan program seleksi pada pemuliaan tanaman kacang tanah. Hasil penelitian menunjukkan bahwa lingkungan tumbuh mempengaruhi penampilan sifat-sifat genotipe kacang tanah, juga antara genotipe dan lingkungan tumbuh saling berinteraksi. Heritabilitas dan kemajuan genetik dari sifat-sifat yang diamati pada setiap lingkungan tumbuh, juga nilai proporsinya dengan gabungan lingkungan tumbuh, mempunyai nilai yang berbeda. Dengan demikian seleksi untuk sifat tertentu membutuhkan lingkungan tumbuh tertentu. Pada kerapatan populasi 500.000 tanaman per hektar, empat dari delapan sifat yang diamati nilai heritabilitas dan kemajuan genetik masing-masing lingkungan, mendekati nilai heritabilitas dan kemajuan genetik gabungannya, maka kerapatan populasi tersebut dapat dianjurkan untuk seleksi sifat hasil dan beberapa komponennya. 
Korelasi Kandungan Klorofil dan Beberapa Karakter Daun dengan Hasil pada Tanaman Kedelai Neni Rosyini; A. Baihaki; Ridwan Setiamihardja; Giat Suryatmana
Zuriat Vol 14, No 2 (2003)
Publisher : Breeding Science Society of Indonesia (BSSI) / PERIPI

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.24198/zuriat.v14i2.6797

Abstract

Penelitian yang bertujuan untuk mempelajari korelasi kandungan klororifl dan beberapa karakter daun dengan hasil kedelai telah dilakukan di Rumah Kaca Fakultas Pertanian Universitas Padjadjaran sejak Agustus 1996 sampai Januari 1997. Penelitian menggunakan rancangan acak kelompok dengan 78 genotip kedelai sebagai perlakuan yang diulang dua kali. Pengukuran kandungan klorofil menggunakan klorofilmeter Minolta SPAD 502 dikonversi dengan persamaan regresi linear sederhana Y = 0.11496 + 0.05351 X (r2 = 0.94) untuk mendapatkan angka kandungan klorofil mg g-1 daun. Pengamatan utama dilakukan terhadap kandungan klorofil maksimum (Kmaks), lama klorofil maksimum (LKmaks), retensi klorofil maksimum (RKmaks), klorofil saat awal berbunga (KR1), klorofil saat pengisian polong atau 10 hari setelah R4 (KR4+10), frekuensi stomata (saat R1 dan R4+10), sudut daun (saat R1 dan R4+10), jumlah daun total, dan bobot biji per tanaman (hasil). Hasil berkorelasi positif nyata secara genotipik dan fenotipik dengan Kmaks, LKmaks, dan RKmaks. Hasil dengan KR1, KR4+10 dan frekuensi stomata saat R1 berkorelasi positif secara genotipik. Frekuensi stomata saat R4+10, sudut daun saat R1 dan jumlah daun total dengan hasil berkorelasi negatif secara genotipik. Sudut daun saat R4+10 berkorelasi negative secara fenotipik. Berdasarkan stepwise regression, RKmaks dan Kmaks mempengaruhi potensi hasil kedelai.