Harti Astuti
Akademi Farmasi Indonesia Yogyakarta

Published : 3 Documents Claim Missing Document
Claim Missing Document
Check
Articles

Found 3 Documents
Search

KOMPOSISI MINYAK ATSIRI RIMPANG KUNYIT PUTIH (CURCUMA MANGGA VAL.) DARI BEBERAPA DAERAH DI DIY DENGAN GCMS Harti Astuti
Majalah Farmaseutik Vol 9, No 1 (2013)
Publisher : Faculty of Pharmacy, Universitas Gadjah Mada

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (488.76 KB) | DOI: 10.22146/farmaseutik.v9i1.24107

Abstract

Kunyit putih (Curcuma mangga Val.) banyak digunakan oleh masyarakat sebagai obat tradisional untuk menyembuhkan berbagai macam penyakit misalnya demam, mengurangi rasa sakit sewaktu haid, sebagai penenang, sakit perut (kolik), memacu kontraksi otot perut, memacu sekresi empedu, hepatoprotektor, dan dikembangkan pula kemungkinan sebagai obat antikanker. Minyak atsiri merupakan komponen utama kunyit putih disamping amilum, tanin, dan damar. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui perbandingan komposisi minyak atsiri rimpang kunyit putih yang berasal dari beberapa daerah di DIY yaitu Kulonprogo, Bantul dan Gunung Kidul. Penelitian ini dilakukan dengan cara mengisolasi dan menentukan kadar minyak atsiri Curcuma mangga Val. dari daerah Kulonprogo, Bantul dan Gunung Kidul DIY dengan destilasi uap, lalu dilanjutkan dengan penentuan indeks bias dan kelarutannya secara kualitatif, serta melakukan analisis komponen masing-masing minyak atsirinya melalui profil kromatogram Gas chromatography mass spectrometry (GCMS). Hasil penelitian menunjukkan bahwa isolasi minyak atsiri dari daerah Kulonprogo, Bantul, dan Gunung Kidul DIY dengan cara destilasi uap memberi-kan hasil kadar minyak atsiri yaitu berturut-turut sebesar 1,87% v/b, 1,25% v/b, dan 1,06% v/b. Data hasil analisis GCMS menunjukkan bahwa minyak atsiri dari daerah Kulonprogo, Bantul, dan Gunung Kidul DIY mengandung komponen minyak atsiri yang bervariasi untuk masing-masing daerah, namun ada kesamaan kandungan diantara ketiganya yaitu ketiga daerah tersebut mengandung sineol, bergamiol, pinen, mirsene, geraniol, 4-(4-metilpent-3-enil)-3,6-dihidro-1,2-dithiin,dan 1,6-oktadien-3-ol,3,7-dimetil-propanoat, dengan kadar relatif sineol antara 2,00 s.d. 8,40 % v/v.
UJI AKTIVITAS ANTIBAKTERI EKSTRAK ETANOL DAN EKSTRAK AIR DAUN BANDOTAN (AGERATUM CONYZOIDES, L.) TERHADAP STAPHYLOCOCCUS AUREUS DAN ESCHERICHIA COLI Harti Astuti
Majalah Farmaseutik Vol 11, No 1 (2015)
Publisher : Faculty of Pharmacy, Universitas Gadjah Mada

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (345.225 KB) | DOI: 10.22146/farmaseutik.v11i1.24118

Abstract

Di Indonesia terdapat beraneka ragam jenis tumbuhan yang dapat dimanfaatkan sebagai obat tradisional oleh masyarakat, di antaranya daun Bandotan yang dapat digunakan sebagai obat penyakit kulit ringan dan berat, radang telinga, sakit tenggorokan, diare, dan penyakit infeksi lainnya. Penelitian ini bertujuan untuk melakukan uji aktivitas antibakteri terhadap ekstrak etanol dan ekstrak air daun Bandotan. Serbuk daun Bandotan berturut-turut diekstraksi dengan pelarut etanol 80% menggunakan alat soxhlet, kemudian dengan pelarut air menggunakan panci infus. Ekstrak etanol kental dan ekstrak air kental diuji aktivitas antibakterinya. Uji aktivitas antibakteri terhadap Staphylococcus aureus ATCC 25923 dan Escherichia coli ATCC 25923 dilakukan dengan metode dilusi cair untuk mengetahui kadar hambat minimal (KHM) ekstrak etanol dan ekstrak air daun Bandotan. Hasil uji aktivitas antibakteri menunjukkan bahwa ekstrak etanol memiliki aktivitas antibakteri terhadap Staphylococcus aureus dan Escherichia coli dengan nilai KHM berturut-turut adalah 12,5 mg/mL dan 25 mg/mL. Ekstrak air juga menunjukkan adanya aktivitas antibakteri terhadap Staphylococcus aureus dan Escherichia coli dengan nilai KHM berturut-turut adalah 50 mg/mL dan 100 mg /mL. Hasil ini menunjukkan bahwa ekstrak etanol dan ekstrak air daun Bandotan memiliki aktivitas antibakteri terhadap Staphylococcus aureus dan Escherichia coli.
Uji Fisikokimia dan Hedonik Formulasi Bolu Kukus Substitusi Tepung Pisang Ambon Sebagai Camilan Alternatif Pasien Hipertensi Octariana Sofyan; Dian Ratna Rianti; Harti Astuti; Fauzan Tri Sakti; Anggi Vika
Jurnal Kesehatan Vol 14, No 2 (2023): Jurnal Kesehatan
Publisher : Politeknik Kesehatan Tanjung Karang

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.26630/jk.v14i2.3788

Abstract

Salah satu upaya untuk mengontrol tekanan tekanan darah yaitu pemberian penunjang pangan olahan. Bolu kukus dengan substitusi tepung pisang ambon dapat digunakan sebagai pangan olahan. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui hasil uji fisikokimia dan hedonik formulasi bolu kukus dengan substitusi tepung pisang ambon (Musa acuminata Colla). Metode penelitian menggunakan eksperimental posttest only design terhadap bolu kukus dengan substitusi tepung pisang ambon. Sampel penelitian ini yaitu bolu kukus substitusi tepung pisang ambon yang terdiri dari 3 formula dan 30 responden. Ketiga formula dilakukan pengujian fisikomia yang meliputi uji fisik organoleptis warna, aroma, rasa, tekstur, dan tingkat penerimaan serta uji kimia yang meliputi kadar air, kadar abu, kadar abu tak larut asam, kadar lemak dan kadar gula. Analisa data menggunakan uji Kruskall Wallis dan dibandingkan dengan SNI 01-3840. Hasil yang didapatkan yaitu uji fisik organoleptis warna mendapatkan hasil coklat muda untuk F1 dan F2 serta warna coklat tua pada F3. Aroma dan rasa pada ketiga formulasi memiliki aroma khas pisang dan rasa manis. Tekstur F1 mendapatkan hasil yang lebih keras daripada F2 dan F3. Tingkat kesukaan ketiga formula terdapat perbedaan yang signifikan (sig ρ=40%, kadar abu dan abu tak larut asam pada ketiga formula menunjukkan hasil