Claim Missing Document
Check
Articles

Found 4 Documents
Search

Upaya Meningkatkan Motorik Kasar Anak Usia Dini Melalui Gerak Tari Pada Kelompok B Di Satuan Pendidikan Sejenis Mahardika Susilowati, Evi
BELIA Vol 1, No 2 (2013)
Publisher : BELIA

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar

Abstract

Latar  belakang  masalah  dalam  penelitian  ini  adalah  kegiatan  Gerak  Tari di  Satuan  Pendidikan  Sejenis  Mahardika  Desa  Tanjungharjo  Kecamatan  Ngaringan  Kabupaten  Grobogan.  Karena  masih  belum  tercapainya  target  kegiatan  gerak  tari  dengan  kriteria  ketuntasan  75 %  hal  ini  disebabkan  karena  sebelumnya  tidak  adanya  kegiatan  gerak  tari   pada  Satuan  Pendidikan  sejenis  Mahardika  desa  Tanjungharjo  kecamatan  Ngaringan  kabupaten  Grobogan  Tahun  ajaran  2013 / 2014. Metode  yang  peneliti  gunakan  dalam  penelitian  ini  adalah  Penelitian  Tindakan  Kelas  ( PTK )  melalui  2  siklus,  masing-masing  siklus  memiliki 4  tahapan  yang  dilaksanakan  3 kali  pertemuan  berturut-turut.  Empat  tahapan  atau  langkah  kegiatan yang  di  terapkan  yaitu : (1)  Perencanaan, (2)  Pelaksanaan, (3)  Observasi,  dan  (4)  Refleksi. Subjek  penelitian  dalam  hal  ini  adalah  anak  didik  kelompok  B  di  Satuan  Pendidikan  Sejenis ( SPS )  Mahardika  desa  Tanjungharjo  kecamatan  Ngaringan  kabupaten  Grobogan  dengan  jumlah  anak  didik  21  orang  anak  yang  terdiri  dari  10  orang  anak   laki-laki  dan  11  Orang  anak  perempuan. Kegiatan  gerak  tari  ini  difokuskan  pada  tema  AKU  dengan  sub tema  Diri  Sendiri  dan Anggota  Tubuh. Dalam pengumpulan  data  Penelitian  Tindakan  Kelas  ini melalui (1) Wawancara, (2)  Observasi  dan,  (3)  Dokumentasi.  Analisa  data  menggunakan  analisis  kualitatif  yaitu  dengan  cara  membandingkan  data  hasil   pengamatan  pada  kondisi  awal,  siklus  I  dan  siklus  II  yang  kemudian  diadakan  refleksi.  Penyajian  data  yaitu  sekumpulan  informasi  tersusun  yang  memberi kemungkinan  adanya  penarikan kesimpulan  dan  pengambilan  tindakan.  Penyajian data  yang  lebih  baik  merupakan  suatu  cara  yang  utama  bagi  analisis  kualitatif  yang benar-benar  valid.  Penarikan  kesimpulan  yaitu  data  yang  telah  didapat  dari  hasil penelitian  kemudian  diuji  kebenarannya.  Untuk  mengetahui  perubahan  tentang  kemampuan  dalam  proses  kegiatan  gerak  tari  adalah  diskripsi  prosentase.  Adapun perhitungan  diperoleh  melalui  perbandingan  kemampuan  kegiatan  gerak  tari.  Apabila  ada  peningkatan  kemampuan   80%  dari  kemampuan  sebelumnya,  yang  berarti  ketuntasan  dalam  memberikan  kegiatan  gerak  tari  dapat  tercapai. Hasil  dari  penelitian  dapat  disimpulkan  bahwa  kegiatan  gerak  tari  dapat  memotivasi  dan  meningkatkan  motorik  kasar  anak  kelompok  B  di  Satuan  Pendidikan  Sejenis  ( SPS )  Mahardika  desa  Tanjungharjo  kecamatan  Ngaringan  kabupaten  Grobogan.  Hal  ini  dapat  dilihat  dalam  siklus  I  sarana  dan  prasarana  dalam  kegiatan  gerak  tari,  hasil  yang  dicapai  anak  dalam  kategori  mampu  meningkat  dari  kondisi  awal  0% menjadi  14%  pada  siklus I,  sedangkan  kategori  anak  cukup  mampu  dari  kondisi  awal  10%  menjadi  14%  pada  siklus  I,  Kategori  anak  belum  mampu  dari  kondisi  awal  90%  menjadi  72%.  Dalam  siklus  II  peneliti  menggunakan  lagu  jawa  yang  membuat  anak  senang  dan  meningkatkan  antusiasme  dalam  mengikuti  kegiatan  gerak tari.  Hal  ini  dapat  dilihat  dari  hasil  kegiatan  anak  pada  siklus  I  terhadap  siklus  II,  kategori  anak  mampu 14%  meningkat  menjadi  76%,  kategori  anak  cukup  mampu  tidak  ada  perubahan  dari  siklus  I  14%  tetap 14%  pada  siklus  II,  kategori  anak  belum  mampu  terjadi  penurunan    yang  sangat  signifikan  dari  siklus  I  72%  turun  menjadi  10%  pada  siklus  II.  Dilihat  dari  ketuntasan  kegiatan  gerak  tari  pada  kelompok  B  di  Satuan  Pendidikan  Sejenis  Mahardika,  anak  yang  tuntas  (  mampu + cukup  mampu )  dari  siklus  I  28%  meningkat  menjadi  90%,  sedangkan  anak  yang  tidak  tuntas  terjadi  penurunan  dari  siklus  I 90%  menjadi  10 %  pada  siklus  II. Saran  yang  disampaikan  adalah : (1) guru  diharapkan  dapat  memberikan  proses  pembelajaran  yang  kreatif  dan  inovatif  dalam  memberikan  materi  gerak  tari,  sehingga  dapat  memotivasi  serta  menstimulasi  terhadap  minat  belajar  anak, (2)  guru  harus  mampu  mengoptimalkan  dalam  kegiatan  gerak  tari  sehingga  proses  kegiatan  dapat  berlangsung  dengan baik, (3)  Guru  harus mampu  mengkondisikan  anak  agar   kegiatan  gerak  tari  tercapai  pada  tujuan  yang  diharapkan, (4)  Guru  harus  selalu  menggali  potensi  serta  ide-ide  baru  dalam  penerapan  proses  kegiatan  yang  sesuai  dengan  karakteristik  yang  dimiliki  anak, (5)  orang  tua / wali  murid  hendaknya  memperhatikan  hasil  kegiatan  anak  disekolah  dan  mendorong  anak  untuk  selalu  mengulang  gerakan  yang  sudah  diajarkan  oleh  guru  disekolah, (6)  orang  tua / wali diharapkan  ember  masukan  pada  guru  atau  pihak  sekolah  tentang  hambatan-hambatan  anak  dalam  kegiatan  gerak  tari  disekolah. Kata Kunci : kemampuan  motorik  kasar  dan  gerak  tari
Peningkatan Keterampilan Bertanya dan Hasil Belajar Peserta Didik Melalui Penerapan Model Problem Based Learning Susilowati, Evi
Jurnal Riset Teknologi dan Inovasi Pendidikan Vol. 2 Special Issues (Januari) 2019
Publisher : Pusat Penelitian dan Pengembangan REKARTA

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar

Abstract

Abstrak: Penelitian ini bertujuan untuk meningkatkan keterampilan bertanya dan hasil belajar Bahasa Indonesia melalui penerapan model pembelajaran Problem Based Learning. Jenis penelitian yang digunakan adalah penelitian tindakan kelas dengan dua siklus melalui tahap perencanaan, pelaksanaan tindakan, pengamatan dan refleksi. Subjek penelitian adalah peserta didik kelas 2 SDN Salatiga 02. Hasil penelitian menunjukkan bahwa penerapan Problem Based Learning dapat meningkatkan keterampilan bertanya dan hasil belajar. Hal ini ditunjukkan pada perolehan hasil keterampilan bertanya dengan mengacungkan tangan meningkat sebesar 64%. Keterampilan bertanya dengan tulisan meningkat sebesar 57%. Keterampilan bertanya dengan sesama teman meningkat sebesar 47%. Keterampilan bertanya antar kelompok yang mengalami peningkatan sebesar 34%. Hasil belajar bahasa Indonesia pada siklus 1 sebesar 57% meningkat menjadi menjadi 90% pada siklus 2.    Abstract: This study aims to improve questioning skill and Indonesian language learning outcomes through the application of Problem Based Learning models. The type of research used is classroom action research with two cycles through the planning, acting, observing and reflectioning stage. The results show that the application of Problem Based Learning can improve questioning skills and learning outcomes.  This is shown in obtaining the results of asking skills by raising hands by 64%. Questioning skills with writing increased by 57%. Asking skills with friends increase by 47%. Similarly, inter-group questioning skills experienced an increase of 34%. The results of learning Indonesian in the first cycle of 57% increased to 90% in cycle 2.
Implementasi Kurikulum Merdeka Belajar Pada Mata Pelajaran Pendidikan Agama Islam Susilowati, Evi
Al-Miskawaih: Journal of Science Education Vol. 1 No. 1 (2022): Science of Education
Publisher : Center for Religious Studies and Social Empowerment Foundation

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (256.483 KB) | DOI: 10.56436/mijose.v1i1.85

Abstract

This study aims to examine the implementation of the Independent Learning Curriculum in the formation of student character in Islamic religious education subjects. The main problem of this research is how is the realization of the Merdeka Learning Independent Campus curriculum in elementary schools? This research is a qualitative research with the method of observation, interviews and documentation. The results of the study indicate that the implementation of the independent learning curriculum in schools has been running but there are several obstacles faced by teachers in implementing it. Constraints related to understanding revolve around not understanding the essence of 'free learning,' it is difficult to get rid of the old habit of still dominating the lecture method. Other technical-related obstacles revolve around the difficulty of making teaching modules and the incompatibility of the learning platform with what is in it. Finally, at the evaluation stage, the teacher has difficulty in making an assessment or assessment. Penelitian ini bertujuan untuk mengkaji implementasi Kurikulum Merdeka Belajar dalam pembentukan karakter siswa pada mata pelajaran pendidikan agama Islam. Permasalahan utama penelitian ini adalah bagaimana realisasi kurikulum Merdeka Belajar Kampus Merdeka di sekolah dasar? Penelitian ini merupakan penelitian kualitatif  dengan metode observasi, wawancara dan dokumentasi. Hasil penelitian menunjukkan bahwa implementasi kurikulum merdeka belajar di sekolah telah berjalan namun ada beberapa kendala yang dihadapi guru dalam mengimplementasikannya. Kendala yang terkait dengan pemahaman berkisar pada belum dipahaminya esensi ‘merdeka belajar,’  sulit untuk menghilangkan kebiasaan lama yakni masih mendominasinya metode ceramah. Kendala lain terkait teknis berkisar pada kesulitan untuk pembuatan modul ajar dan ketidaksesuaian platform belajar dengan apa yang ada di dalamnya. Akhirnya pada tahap evaluasi guru mengalami kesulitan dalam melakukan penilaian atau assesmen.
Analysis of the Effectiveness of Education and Training For Employees in Improving Performance in the Directorate General of Teachers and Educational Personnel of the Ministry of Education, Culture, Research and Technology Susilowati, Evi; Rivai Zainal, Veithzal; Hakim, Azis
Journal of Economics and Business UBS Vol. 12 No. 5 (2023): Special Issue
Publisher : UniSadhuGuna Business School

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.52644/joeb.v12i5.670

Abstract

The aim of this research is to determine and analyze the effectiveness of employee education and training and the inhibiting and supporting factors as well as the strategies of the Directorate General of Teachers and Education Personnel of the Ministry of Education, Culture, Research and Technology in improving employee performance through the effectiveness of education and training. The research method uses descriptive qualitative methods. The research instrument was conducting in-depth interviews and documentation. The results of the research illustrate that the effectiveness of education and training for employees of the Directorate General of Teachers and Education Personnel of the Ministry of Education, Culture, Research and Technology regularly carries out training for all employees and this is effective in increasing knowledge and skills as measured through goals and objectives, trainers, training materials , the training methods and training participants have taken these aspects into account, the implementation has been returned to their respective fields so that they raise themes that are very useful in increasing employee competence in carrying out their duties. The speakers also come from academies, as well as technical experts who are truly competent in their fields. The education and training carried out also maximizes participants, so that all employees get the same opportunities. There are several inhibiting factors, including limited infrastructure at the training venue so that participants feel uncomfortable with the limited facilities available, in addition to inappropriate time management. The supports include employee motivation in participating in education and training, the desire to develop knowledge, skills and expertise as well as strategies in improving employee performance at the Directorate General of Teachers and Education Personnel of the Ministry of Education, Culture, Research and Technology through the effectiveness of education and training, namely by choosing a theme. training that is appropriate to the employee's field and duties, prioritizing employees whose performance is less than optimal or below standard, competency-based training, and conducting re-learning with all employees after the implementation of education and training in order to improve skills and foster a good sense of enthusiasm for employees.