Argyo Demartoto
Program Studi Sosiologi, Universitas Sebelas Maret

Published : 2 Documents Claim Missing Document
Claim Missing Document
Check
Articles

Found 2 Documents
Search

DECONSTRUCTION OF HEALTH PROTOCOL IMPLEMENTATION AS AN ATTEMPT OF PREVENTING COVID-19 IN SURAKARTA Argyo Demartoto; Siti Zunariyah; Sri Hilmi Pujihartati
Jurnal Analisa Sosiologi Vol 10, No 2 (2021)
Publisher : UNIVERSITAS SEBELAS MARET (UNS)

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.20961/jas.v10i2.54076

Abstract

Health protocol implementation is the front guard in preventing Coronavirus Disease (Covid-19). Community behavior habituation to wear mask, wash hand using soap under flowing water and social distancing is expected to be the culture in community and society life, so that Covid-19 pandemic can be controlled. This research aims to deconstruct a variety of measures in health protocol implementation as an attempt of preventing Covid-19 in Surakarta Indonesia. This research with explorative approach employed purposive sampling technique. Informants of research were Surakarta people, Head of Surakarta City’s Health Office (DKK), Head of Disease Control and Environmental Health Division of DKK of Surakarta, Chief Executive of Covid-19 Response Acceleration Task Force of Surakarta City, and pulmonologists and nurses in UNS Hospital of Surakarta. Primary and secondary data were collected through observation, in-depth interview, and documentation. Method and data source triangulations were used to validate data. Interactive model of analysis was used with Derrida’s Deconstruction theory. The result shows that people can be either disciplined or undisciplined in implementing health protocol. People have disciplined behavior because they are aware of positive effect of health protocol discipline on health. Thus, people attempt to be disciplined in wearing mask, washing hand, social distancing, avoiding crowd, and reducing mobility. However, people can be undisciplined as well, because they do not think of the health effect of health protocol discipline. People receive this pandemic condition and submit their fate to God. Meanwhile, the objective of Covid-19 prevention will not be achieved if people are undisciplined in implementing health protocol. Keywords: Social Deconstruction, Health Protocol, Covid-19 Prevention     AbstrakPenerapan protokol kesehatan menjadi garda terdepan dalam pencegahan Coronavirus Disease (Covid-19). Habituasi perilaku masyarakat untuk memakai masker, mencuci tangan dengan sabun di air mengalir dan menjaga jarak diharapkan membudaya dalam kehidupan komunitas dan masyarakat, sehingga pandemi Covid-19 dapat dikendalikan. Penelitian ini bertujuan mendekonstruksi berbagai langkah dalam penerapan protokol kesehatan sebagai upaya pencegahan Covid-19 di Surakarta Indonesia. Penelitian dengan pendekatan eksploratif ini menggunakan teknik purposive sampling. Informan dalam penelitian ini adalah masyarakat Surakarta, Kepala Dinas Kesehatan Kota (DKK) Surakarta, Kepala Bidang Pengendalian Penyakit dan Penyehatan Lingkungan DKK Surakarta, Ketua Pelaksana Gugus Tugas Percepatan Penanganan Covid-19 Kota Surakarta, serta Dokter Spesialis Paru dan perawat di RS UNS Surakarta. Data primer dan sekunder dikumpulkan dengan observasi, wawancara mendalam dan dokumentasi. Triangulasi metode dan sumber data untuk menguji validitas data. Interactive Model of Analysis menggunakan teori Dekonstruksi dari Derrida. Hasil penelitian menunjukkan bahwa, masyarakat bisa disiplin dan tidak disiplin dalam menerapkan protokol kesehatan. Masyarakat berperilaku disiplin karena mereka menyadari bahwa terdapat dampak positif bagi kesehatan dari kedisiplinan melaksanakan protokol kesehatan. Sehingga masyarakat berusaha untuk disiplin dalam melakukan kegiatan memakai masker, mencuci tangan, menjaga jarak, menghindari kerumunan dan mengurangi mobilitas. Namun, masyarakat juga bisa menjadi tidak disiplin, dikarenakan mereka tidak memikirkan dampak kesehatan yang ditimbulkan dari kedisiplinan melakukan protokol kesehatan. Masyarakat berfikir untuk pasrah dan menerima keadaan pandemi ini dan menyerahkan takdirnya kepada Tuhan. Padahal apabila masyarakat tidak disiplin menerapkan protokol kesehatan maka tujuan pencegahan Covid-19 tidak tercapai. Kata Kunci: dekonstruksi sosial, protokol kesehatan, pencegahan Covid-19
SOCIAL EMPOWERMENT TO DEAL WITH NEGATIVE STIGMA AND DISCRIMINATIVE TREATMENT AGAINST PEOPLE WITH HIV/AIDS Argyo Demartoto; Siti Zunariyah; Tyas Nur Haryani
Jurnal Analisa Sosiologi Vol 8, No 2 (2019)
Publisher : UNIVERSITAS SEBELAS MARET (UNS)

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (799.965 KB)

Abstract

The existence of people with HIV/AIDS or PWHAs in daily life results in a variety of social problems to themselves, family, friend, neighbor, surrounding environment, and wide society. This qualitative research with phenomenological approach aimed to analyze social empowerment to deal with negative stigma and discriminative treatment against PWHA in Surakarta, Indonesia. Primary data was collected from PWHAs, Solo Plus Peer Support Group, health workers, Surakarta AIDS Commission, and NGOs caring about AIDS. The result of observation, in-depth interview, and some related documents were analyzed using community empowerment theory and labeling. The result of research showed that social empowerment with intensive information education and communication on HIV/AIDS can change people’s interpretation on PWHAs. Government policy supporting PWHAs’ need, improved participation of PWHAs in such activities as HIV/AIDS overcoming in family, community, work environment, and society, and sustainable facilitation can solve social medical problem of PWHAs. The presence of improved capacity and social-cultural structure of society conducive to HIV/AIDS is expected to overcome negative labeling and discrimination against PWHA.     Keywords: PWHA empowerment, social economic and medical support for PWHAs AbstrakKeberadaan orang dengan HIV/AIDS atau ODHA dalam kehidupan sehari-hari menimbulkan aneka masalah sosial baik dengan dirinya sendiri, keluarga, teman, tetangga, lingkungan sekitar, dan masyarakat luas. Penelitian kualitatif dengan pendekatan fenomenologis ini bertujuan menganalisis pemberdayaan sosial untuk mengatasi stigma negatif dan perlakuan diskriminatif terhadap ODHA di Surakarta Indonesia. Data primer dikumpulkan dari ODHA, Kelompok Dukungan Sebaya Solo Plus, pelayan kesehatan, Komisi Penanggulangan AIDS Surakarta dan NGO peduli AIDS. Hasil observasi, in-depth interview, dan beberapa dokumen terkait dianalisis dengan teori pemberdayaan masyarakat dan labelling. Hasil penelitian menunjukkan bahwa pemberdayaan sosial dengan Komunikasi Informasi Edukasi yang intensif tentang HIV/AIDS dapat mengubah interpretasi masyarakat terhadap ODHA. Kebijakan pemerintah yang mendukung kebutuhan ODHA, meningkatnya partisipasi ODHA dalam berbagai kegiatan termasuk penanggulangan HIV/AIDS baik di keluarga, komunitas, lingkungan kerja dan masyarakat, serta pendampingan yang berkelanjutan dapat mengatasi masalah sosial medis ODHA. Dengan adanya peningkatan kapasitas dan struktur sosial budaya masyarakat yang kondusif terhadap HIV/AIDS diharapkan dapat mengatasi label negatif dan ketidakadilan terhadap ODHA.  Kata kunci : pemberdayaan ODHA, dukungan sosial ekonomi dan medis bagi ODHA