Holil Sutapradja
Unknown Affiliation

Published : 12 Documents Claim Missing Document
Claim Missing Document
Check
Articles

Found 12 Documents
Search

Pengaruh Kedalaman Pengolahan Tanah dan Penggunaan Kompos Sampah Kota terhadap Pertumbuhan dan Hasil Kubis Sutapradja, Holil
Jurnal Hortikultura Vol 18, No 1 (2008): Maret 2008
Publisher : Indonesian Center for Horticultural Research and Development

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar

Abstract

ABSTRAK. Penelitian ini bertujuan untuk mendapatkan kedalaman pengolahan tanah dan takaran kompos sampah kota yang tepat untuk budidaya kubis. Percobaan ini dilaksanakan di Kebun Percobaan Margahayu Balai Penelitian Tanaman Sayuran Lembang dengan ketinggian 1.250 m dpl dari bulan September sampai dengan Desember 2005. Percobaan menggunakan rancangan petak terpisah dengan 9 macam kombinasi perlakuan. Petak utama terdiri dari 3 perlakuan, yaitu tanpa pengolahan tanah, kedalaman pengolahan tanah 20 dan 30 cm. Petak kedua berupa perlakuan dosis kompos sampah kota terdiri dari 5, 10, dan 15 t/ha. Luas plot 2 x 3 m = 6 m2 dan jarak tanam 60 x 50 cm. Hasil percobaan menunjukkan bahwa kedalaman pengolahan tanah 30 cm dengan dosis kompos sampah kota 15 t/ha menghasilkan jumlah dan kualitas kubis terbaik.ABSTRACT. Sutapradja, H. 2008. The Effect of the Depth of Soil Cultivation and the Use of Urban Waste Compos t on the Growth and Yiel d of Cabb age. The aim of the study was to find out the proper depth of soil cultivation and the use of urban waste compost on cabbage. The experiment was conducted at Indonesian Vegetable Research Institute of Lembang, at 1,250 m asl from September to December 2005. A split plot design was used with 9 combination treatments and 3 replications. The main plot was the depth of soil cultivation, i.e. none, 20, and 30 cm. The subplot was dosage of compost, i.e. 5, 10, and 15 t/ha. Plot size was 2 x 3 m = 6 m2 with planting distance of 60 x 50 cm. Results of the experiment showed that the depth of soil cultivation of 30 cm with dosage of urban waste compost of 15 t/ha gave better yield of both quantity and quality of cabbage
Pengaruh Pemangkasan Pucuk terhadap Hasil dan Kualitas Benih Lima Kultivar Mentimun Sutapradja, Holil
Jurnal Hortikultura Vol 18, No 1 (2008): Maret 2008
Publisher : Indonesian Center for Horticultural Research and Development

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar

Abstract

ABSTRAK. Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui pengaruh pemangkasan pucuk terhadap hasil dan kualitas benih 5 kultivar mentimun. Penelitian dilakukan di Balai Penelitian Tanaman Sayuran Lembang pada ketinggian 1.250 m dpl dengan tipe tanah Andosol, mulai bulan Februari sampai Mei 2005. Metode penelitian menggunakan rancangan acak terpisah dengan 3 ulangan. Petak utama terdiri dari kultivar Pluto, Mars, Saturnus, Venus, dan LV 2276. Anak petak terdiri dari tanpa pemangkasan pucuk pada batang utama, pemangkasan pucuk pada ruas ke-15 dan ruas ke-30. Hasil penelitian menunjukkan pengaruh pemangkasan pucuk baik terhadap hasil maupun kualitas benih tidak bergantung pada kultivar. Pemangkasan pucuk pada ruas ke-15 memberikan pengaruh yang nyata terhadap jumlah benih per buah, bobot kering benih per buah, dan bobot kering benih per tanaman, dibandingkan dengan pucuk yang tidak dipangkas. Pemangkasan pucuk tidak memberikan pengaruh yang nyata terhadap kualitas benih (daya kecambah, daya muncul, kecepatan berkecambah, dan daya hantar listrik).ABSTRACT. 2008 Sutapradja, H. 2008. The Effect ofof Shoot Pruning on the Yield and Seed Qualility of Five Cucumber Cultivars. The objective of the experiment was to determine the effect of apical shoot pruning on the yield and seed quality of cucumber. The experiment was conducted at experimental garden of Indonesian Vegetable Research Institute, at 1,250 m asl with Andosol soil type, from February to May 2005. The experiment was carried out in split-plot design with 3 replications. The main plot was cucumber cultivars, consisted of Pluto, Mars, Saturnus, Venus, and LV 2276. While the subplot was apical shoot pruning, i.e. without shoot pruning, shoot pruning on the 15th and on the 30th stem internode. Results of the experiment showed that there was no interaction between cultivars and apical shoot pruning. Pruning on the 15th stem internode significantly gave the highest number of seed per fruit, as well as for dry seeds weight per fruit and per plant. However, apical shoot pruning have no effect on seed quality as indicated by seed germination, seedling emergence, germination rate, and electric conductivity
Status Hara Fosfat dan Kalium di Sentra Sayuran Dataran Rendah Hilman, Yusdar; Sutapradja, Holil; Rosliani, Rini; Suryono, Y
Jurnal Hortikultura Vol 18, No 1 (2008): Maret 2008
Publisher : Indonesian Center for Horticultural Research and Development

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar

Abstract

ABSTRAK. Data dasar status hara khususnya P dan K di sentra produksi tanaman sayuran khususnya di dataran rendah lahan kering belum tersedia, sedangkan data tersebut sangat diperlukan sebagai dasar untuk menentukan rekomendasi penggunaan pupuk. Selama ini rekomendasi penggunaan pupuk diperoleh dari percobaan dosis pupuk dan bukan didasarkan pada analisis hara tanah yang bersangkutan dan respons tanaman terhadap penggunaan pupuk sehingga hasil yang diperoleh tidak komprehensif. Informasi status hara P dan K pada sayuran diperoleh dengan membuat peta sebaran status hara P dan K pada beberapa lokasi. Untuk tahap awal, data status hara P dan K tersebut dihimpun dalam peta semidetail dengan skala 1:100.000 di mana setiap cm2 unit peta mewakili areal seluas 25 ha dengan jarak observasi di lapangan setiap 500 m.Penelitian dilaksanakan di Kabupaten Bogor, Jawa Barat dari bulan Juli sampai September 2003, menggunakan metode survei. Tujuan penelitian adalah (i) membuat peta status hara P dan K lahan dengan skala 1:100.000 dan (ii) menyediakan data sebaran status hara P dan K di sentra produksi sayuran dataran rendah sebagai informasi dasar dalam pembuatan rekomendasi pupuk P dan K. Hasil pemetaan menunjukkan bahwa luas lahan berdasarkan peta status hara P seluas 1.365,03 ha termasuk kategori sangat rendah, 3.395,37 ha rendah, 21.248,71 ha sedang, dan 13.978,87 ha tinggi, sedangkan peta status hara K adalah 6.337,79 ha termasuk kategori sangat rendah, 12.768,03 ha rendah, 17.243,78 ha sedang, dan 3.638,39 ha tinggi.ABSTRACT. Hilman, Y., H. Sutapradja, R. Rosliani, and Y. Suryono. 2008. The Status of Phosphorus and Potassium Nutrient at Production Centre of Lowland Vegetables.Database of nutrient status of P and K in vegetable production area especially in dry lowland was not available yet, while these data was highly needed as a base for determining recommended dosage for fertilization. Until now, fertilization recommendation on vegetable was merely obtained from fertilizer dose experiment and did not rely on the soil nutrient status and crop response to fertilizer used, so that the results obtained from that experiment was not comprehensive. The study on the status of phosphorus and potassium nutrient in the lowland vegetables was conducted at Bogor, West Java from July to September 2003 using survey method. Information on the nutrient status of P and K in vegetable growing areas in this study can be obtained by making map of P and K distribution. For the first step, information of these P and K status was obtained from semi-detail map at the scale of 1:100.000 where each cm2 of map unit represented the area of 25 ha with the field observation distance of 500 m. The objective of this study was (i) to make the map of P and K nutrient status in lowland vegetable production areas at the scale of 1: 100.000 and (ii) to survey data of P and K nutrient status in lowland vegetable areas as database information in making recommendation of P and K fertilization.Results of mapping indicated that land area based on P nutritional status was categorized as follows:1,365.03 ha very low; 3,395.37 ha low; 21,248.71 ha moderate, and 13,978.87 ha high, while for K nutritional status of 6,337.79 ha very low; 12,768.03 ha low; 17,243.78 ha moderate; and 3,638.39 ha high.
Penggunaan Pupuk Multihara Lengkap PML-A gro terhadap Pertumbuhan dan Hasil Cabai Merah Sutapradja, Holil
Jurnal Hortikultura Vol 18, No 2 (2008): Juni 2008
Publisher : Indonesian Center for Horticultural Research and Development

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar

Abstract

ABSTRAK. Percobaan dilaksanakan di Kebun Percobaan Wera, Subang, dari bulan Mei sampai November 2005, dengan tujuan mendapatkan dosis dan formula pupuk tablet dan pupuk tepung PML-Agro yang tepat untuk meningkatkan hasil cabai merah dan efisiensi aplikasi unsur hara tanaman. Percobaan menggunakan rancangan petak terpisah dengan 3 ulangan. Perlakuan terdiri dari bentuk pupuk PML-Agro sebagai petak utama, sedangkan dosis dan formula pupuk PML-Agro dan pupuk tunggal sebagai anak petak. Hasil percobaan menunjukkan bahwa perlakuan pupuk PML-Agro 2 (600 kg/ha) dan kombinasi pupuk PML-Agro 1 (150 kg/ha)+PML-Agro 3 (150 kg/ha) menghasilkan buah cabai merah tertinggi, meskipun tidak berbeda nyata dengan kombinasi pupuk tunggal (Urea, ZA, TSP, KCl, dan dolomit). Peningkatan hasil dari kedua pupuk tersebut masing-masing sebesar 16,38 dan 11,41%. Penggunaan pupuk tablet dan tepung tidak berpengaruh terhadap pertumbuhan dan hasil tanaman cabai merah. Pemberian pupuk PML-Agro 1 (150 kg/ha)+PML-Agro 3 (150 kg/ha) baik dalam bentuk tablet maupun tepung dapat dianjurkan, karena lebih efisien dari penggunaan pupuk PML-Agro 2 (600 kg/ha) maupun pupuk tunggal (Urea, ZA, TSP, KCl, dan dolomit) dengan efisiensi penggunaan hara makro primer 25% lebih rendah daripada pupuk tunggal. Teknologi pemupukan yang dihasilkan ini lebih menguntungkan karena penggunaan pupuk yang efisien dan daya hasil meningkat.ABSTRACT. Sutapradja, H. 2008. Application of PML-Agro Complete Multinutrient Fertilizer on Growth and Yield of Hot Pepper.This experiment was conducted at Wera, Subang Experimental Garden, started from May to November 2005, to find out the proper dosage and formulation of tablet and powder fertilizers to increase yield of hot pepper and nutrient efficiency. The experiment was arranged in a split plot design with 3 replications. The treatment consisted of PML-Agro fertilizer as main plot, and dosage formulation of PML-Agro fertilizer and combination of single fertilizers as subplot. The results showed that PML-Agro 2 fertilizer (600 kg/ha) and combination of PML-Agro 1 fertilizer (150 kg/ha)+PML-Agro 3 fertilizer (150 kg/ha) produced highest yield of hot pepper, although both treatments were not significanly different from the combination of single fertilizers (Urea, ZA, TSP, KCl, and dolomit). Yield increased due to the application of both fertilizers were 16.38% and 11.41% respectively. Application of tablet and powder fertilizers did not significantly affect the growth and yield of hot pepper. Combination of PML-Agro 1 fertilizers (150 kg/ha)+PML-Agro 3 fertilizer (150 kg/ha) in tablet and powder forms seemed to be more applicable for farmers, since they were more efficient than those of PML-Agro 2 (600 kg/ha) fertilizer and combination of single fertilizers (Urea, ZA, TSP, KCl, and dolomit) with efficiency of macro nutrient application about 25% lower than that of single fertilizer application. The use of PML-Agro fertilizer was more profitable due to its efficiency and yield improvement.
Pengaruh Jarak Tanam dan Ukuran Umbi Bibit terhadap Pertumbuhan dan Hasil Kentang Varietas Granola untuk Bibit Sutapradja, Holil
Jurnal Hortikultura Vol 18, No 2 (2008): Juni 2008
Publisher : Indonesian Center for Horticultural Research and Development

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar

Abstract

ABSTRAK . Percobaan dilaksanakan di Kebun Percobaan Margahayu Lembang, Balai Penelitian Tanaman Sayuran dengan ketinggian 1.250 m dpl dari bulan Juni sampai dengan September 2005. Percobaan menggunakan rancangan acak kelompok dengan 6 perlakuan dan 4 ulangan. Masing-masing perlakuan adalah (a) umbi bibit <2,5 g dengan jarak tanam 80x15 cm, (b) umbi bibit <2,5 g dengan jarak tanam 80x30 cm, (c) umbi bibit 2,6-5 g dengan jarak tanam 80x15 cm, (d) umbi bibit 2,6-5 g dengan jarak tanam 80x30 cm, (e) umbi bibit >5,1 g dengan jarak tanam 80x15 cm, dan (f) umbi bibit >5,1 g dengan jarak tanam 80x30 cm. Hasil penelitian menunjukkan bahwa jarak tanam dan ukuran umbi bibit berpengaruh nyata terhadap pertumbuhan dan hasil kentang varietas Granola untuk bibit. Jarak tanam 80x30 cm dengan ukuran umbi bibit <2,5 g memberikan pengaruh yang baik terhadap pertumbuhan dan hasil kentang Granola dibandingkan perlakuan yang lain.ABSTRACT. Sutapradja, H. 2008.The Effect of Planting Dintance and Seed Size on the Growth and Yield of Granola Potato Variety for Seed Production. This experiment was conducted at Indonesian Vegetable Research Institute with the altitude of 1,250 m asl from June until September 2005. The experiment used a randomized block design with 6 treatments and 4 replications. The treatments were (a) seed size <2.5 g with spacing of 80x15 cm, (b) seed size <2.5 g. with spacing of 80x30 cm, (c) seed size 2.6-5 g with spacing of 80x15 cm, (d) seed size 2.6-5 g with spacing of 80x30 cm, (e) seed size >5.1 g with spacing of 80x15 cm, and (f) seed size >5.1 g with spacing of 80x30 cm. The results indicated that planting distance and size of seed significantly affect the growth and tuber yield of potato for seed production. Planting distance of 80x30 cm and seed size <2.5 g gave the better yield of potato seed compare with others.
Pertumbuhan dan Hasil Tanaman Tomat Kultivar Intan dan Mutiara pada Berbagai Jenis Tanah Sutapradja, Holil
Jurnal Hortikultura Vol 18, No 2 (2008): Juni 2008
Publisher : Indonesian Center for Horticultural Research and Development

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar

Abstract

ABSTRAK. Salah satu usaha peningkatan produksi tomat adalah dengan mencari kultivar unggul yang cocok pada berbagai lokasi dengan jenis tanah yang berbeda. Percobaan ini dilaksanakan di Kebun Percobaan Wera, Subang dari bulan September sampai dengan Desember 2005, pada ketinggian 100 m dpl. Percobaan menggunakan rancangan acak lengkap dengan pola faktorial, terdiri dari 2 faktor (kultivar Intan dan Mutiara) dan 4 jenis tanah (Andosol Lembang, Latosol Jalancagak, Latosol Subang, dan Aluvial Sukamandi) di mana setiap perlakuan diulang 4 kali. Tujuan percobaan adalah, mengetahui pertumbuhan kultivar Intan dan Mutiara yang cocok dan berproduksi baik pada jenis tanah tertentu. Hasil percobaan menunjukkan adanya interaksi antara kultivar dan jenis tanah terhadap bobot buah. Kultivar tomat berpengaruh nyata terhadap perbedaan tinggi tanaman, jumlah cabang, diameter batang, jumlah bunga, dan buah. Kultivar Mutiara memperlihatkan pertumbuhan vegetatif dan hasil yang lebih baik. Hasil tertinggi tomat Mutiara pada jenis tanah Andosol Lembang yaitu sekitar 1,8 kg/tanaman.ABSTRACT. Sutapradja, H. 2008. The Growth and Yield of Intan and Mutiara Tomato Cultivar on Several Type of Soil. One of the effort to increase tomato production is the use of superior cultivar which is adaptive to various locations with different types of soil. The experiment was conducted at Wera, Subang Experimental Garden from September until December 2005, with the elevation 100 m asl. The experiment used a factorial completely randomized design, consisting of 2 factors, i.e. the cultivars (Intan and Mutiara) and soil types (Andosol Lembang, Latosol Jalancagak, Latosol Subang, and Aluvial Sukamandi), with 4 replications. The experiment was conducted to determine the tomato cultivars which gave highest yield for the certain soil type. The results showed that there was interaction between cultivar and soil type on fruit weight per plant. While cultivar was significantly affect plant height, branch number, stem diameter, cluster number, flower number, fruit weight, and fruit number per plant. Mutiara cultivar gave better growth and yield compare to Intan cultivar. The highest yield of Mutiara cultivar (1,8 kg/plant) was achieved by Lembang Andosol soil type.
Status Hara Fosfat dan Kalium di Sentra Sayuran Dataran Rendah Yusdar Hilman; Holil Sutapradja; Rini Rosliani; Y Suryono
Jurnal Hortikultura Vol 18, No 1 (2008): Maret 2008
Publisher : Indonesian Center for Horticulture Research and Development

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.21082/jhort.v18n1.2008.p%p

Abstract

ABSTRAK. Data dasar status hara khususnya P dan K di sentra produksi tanaman sayuran khususnya di dataran rendah lahan kering belum tersedia, sedangkan data tersebut sangat diperlukan sebagai dasar untuk menentukan rekomendasi penggunaan pupuk. Selama ini rekomendasi penggunaan pupuk diperoleh dari percobaan dosis pupuk dan bukan didasarkan pada analisis hara tanah yang bersangkutan dan respons tanaman terhadap penggunaan pupuk sehingga hasil yang diperoleh tidak komprehensif. Informasi status hara P dan K pada sayuran diperoleh dengan membuat peta sebaran status hara P dan K pada beberapa lokasi. Untuk tahap awal, data status hara P dan K tersebut dihimpun dalam peta semidetail dengan skala 1:100.000 di mana setiap cm2 unit peta mewakili areal seluas 25 ha dengan jarak observasi di lapangan setiap 500 m.Penelitian dilaksanakan di Kabupaten Bogor, Jawa Barat dari bulan Juli sampai September 2003, menggunakan metode survei. Tujuan penelitian adalah (i) membuat peta status hara P dan K lahan dengan skala 1:100.000 dan (ii) menyediakan data sebaran status hara P dan K di sentra produksi sayuran dataran rendah sebagai informasi dasar dalam pembuatan rekomendasi pupuk P dan K. Hasil pemetaan menunjukkan bahwa luas lahan berdasarkan peta status hara P seluas 1.365,03 ha termasuk kategori sangat rendah, 3.395,37 ha rendah, 21.248,71 ha sedang, dan 13.978,87 ha tinggi, sedangkan peta status hara K adalah 6.337,79 ha termasuk kategori sangat rendah, 12.768,03 ha rendah, 17.243,78 ha sedang, dan 3.638,39 ha tinggi.ABSTRACT. Hilman, Y., H. Sutapradja, R. Rosliani, and Y. Suryono. 2008. The Status of Phosphorus and Potassium Nutrient at Production Centre of Lowland Vegetables.Database of nutrient status of P and K in vegetable production area especially in dry lowland was not available yet, while these data was highly needed as a base for determining recommended dosage for fertilization. Until now, fertilization recommendation on vegetable was merely obtained from fertilizer dose experiment and did not rely on the soil nutrient status and crop response to fertilizer used, so that the results obtained from that experiment was not comprehensive. The study on the status of phosphorus and potassium nutrient in the lowland vegetables was conducted at Bogor, West Java from July to September 2003 using survey method. Information on the nutrient status of P and K in vegetable growing areas in this study can be obtained by making map of P and K distribution. For the first step, information of these P and K status was obtained from semi-detail map at the scale of 1:100.000 where each cm2 of map unit represented the area of 25 ha with the field observation distance of 500 m. The objective of this study was (i) to make the map of P and K nutrient status in lowland vegetable production areas at the scale of 1: 100.000 and (ii) to survey data of P and K nutrient status in lowland vegetable areas as database information in making recommendation of P and K fertilization.Results of mapping indicated that land area based on P nutritional status was categorized as follows:1,365.03 ha very low; 3,395.37 ha low; 21,248.71 ha moderate, and 13,978.87 ha high, while for K nutritional status of 6,337.79 ha very low; 12,768.03 ha low; 17,243.78 ha moderate; and 3,638.39 ha high.
Penggunaan Pupuk Multihara Lengkap PML-A gro terhadap Pertumbuhan dan Hasil Cabai Merah Holil Sutapradja
Jurnal Hortikultura Vol 18, No 2 (2008): Juni 2008
Publisher : Indonesian Center for Horticulture Research and Development

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.21082/jhort.v18n2.2008.p%p

Abstract

ABSTRAK. Percobaan dilaksanakan di Kebun Percobaan Wera, Subang, dari bulan Mei sampai November 2005, dengan tujuan mendapatkan dosis dan formula pupuk tablet dan pupuk tepung PML-Agro yang tepat untuk meningkatkan hasil cabai merah dan efisiensi aplikasi unsur hara tanaman. Percobaan menggunakan rancangan petak terpisah dengan 3 ulangan. Perlakuan terdiri dari bentuk pupuk PML-Agro sebagai petak utama, sedangkan dosis dan formula pupuk PML-Agro dan pupuk tunggal sebagai anak petak. Hasil percobaan menunjukkan bahwa perlakuan pupuk PML-Agro 2 (600 kg/ha) dan kombinasi pupuk PML-Agro 1 (150 kg/ha)+PML-Agro 3 (150 kg/ha) menghasilkan buah cabai merah tertinggi, meskipun tidak berbeda nyata dengan kombinasi pupuk tunggal (Urea, ZA, TSP, KCl, dan dolomit). Peningkatan hasil dari kedua pupuk tersebut masing-masing sebesar 16,38 dan 11,41%. Penggunaan pupuk tablet dan tepung tidak berpengaruh terhadap pertumbuhan dan hasil tanaman cabai merah. Pemberian pupuk PML-Agro 1 (150 kg/ha)+PML-Agro 3 (150 kg/ha) baik dalam bentuk tablet maupun tepung dapat dianjurkan, karena lebih efisien dari penggunaan pupuk PML-Agro 2 (600 kg/ha) maupun pupuk tunggal (Urea, ZA, TSP, KCl, dan dolomit) dengan efisiensi penggunaan hara makro primer 25% lebih rendah daripada pupuk tunggal. Teknologi pemupukan yang dihasilkan ini lebih menguntungkan karena penggunaan pupuk yang efisien dan daya hasil meningkat.ABSTRACT. Sutapradja, H. 2008. Application of PML-Agro Complete Multinutrient Fertilizer on Growth and Yield of Hot Pepper.This experiment was conducted at Wera, Subang Experimental Garden, started from May to November 2005, to find out the proper dosage and formulation of tablet and powder fertilizers to increase yield of hot pepper and nutrient efficiency. The experiment was arranged in a split plot design with 3 replications. The treatment consisted of PML-Agro fertilizer as main plot, and dosage formulation of PML-Agro fertilizer and combination of single fertilizers as subplot. The results showed that PML-Agro 2 fertilizer (600 kg/ha) and combination of PML-Agro 1 fertilizer (150 kg/ha)+PML-Agro 3 fertilizer (150 kg/ha) produced highest yield of hot pepper, although both treatments were not significanly different from the combination of single fertilizers (Urea, ZA, TSP, KCl, and dolomit). Yield increased due to the application of both fertilizers were 16.38% and 11.41% respectively. Application of tablet and powder fertilizers did not significantly affect the growth and yield of hot pepper. Combination of PML-Agro 1 fertilizers (150 kg/ha)+PML-Agro 3 fertilizer (150 kg/ha) in tablet and powder forms seemed to be more applicable for farmers, since they were more efficient than those of PML-Agro 2 (600 kg/ha) fertilizer and combination of single fertilizers (Urea, ZA, TSP, KCl, and dolomit) with efficiency of macro nutrient application about 25% lower than that of single fertilizer application. The use of PML-Agro fertilizer was more profitable due to its efficiency and yield improvement.
Pengaruh Jarak Tanam dan Ukuran Umbi Bibit terhadap Pertumbuhan dan Hasil Kentang Varietas Granola untuk Bibit Holil Sutapradja
Jurnal Hortikultura Vol 18, No 2 (2008): Juni 2008
Publisher : Indonesian Center for Horticulture Research and Development

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.21082/jhort.v18n2.2008.p%p

Abstract

ABSTRAK . Percobaan dilaksanakan di Kebun Percobaan Margahayu Lembang, Balai Penelitian Tanaman Sayuran dengan ketinggian 1.250 m dpl dari bulan Juni sampai dengan September 2005. Percobaan menggunakan rancangan acak kelompok dengan 6 perlakuan dan 4 ulangan. Masing-masing perlakuan adalah (a) umbi bibit <2,5 g dengan jarak tanam 80x15 cm, (b) umbi bibit <2,5 g dengan jarak tanam 80x30 cm, (c) umbi bibit 2,6-5 g dengan jarak tanam 80x15 cm, (d) umbi bibit 2,6-5 g dengan jarak tanam 80x30 cm, (e) umbi bibit >5,1 g dengan jarak tanam 80x15 cm, dan (f) umbi bibit >5,1 g dengan jarak tanam 80x30 cm. Hasil penelitian menunjukkan bahwa jarak tanam dan ukuran umbi bibit berpengaruh nyata terhadap pertumbuhan dan hasil kentang varietas Granola untuk bibit. Jarak tanam 80x30 cm dengan ukuran umbi bibit <2,5 g memberikan pengaruh yang baik terhadap pertumbuhan dan hasil kentang Granola dibandingkan perlakuan yang lain.ABSTRACT. Sutapradja, H. 2008.The Effect of Planting Dintance and Seed Size on the Growth and Yield of Granola Potato Variety for Seed Production. This experiment was conducted at Indonesian Vegetable Research Institute with the altitude of 1,250 m asl from June until September 2005. The experiment used a randomized block design with 6 treatments and 4 replications. The treatments were (a) seed size <2.5 g with spacing of 80x15 cm, (b) seed size <2.5 g. with spacing of 80x30 cm, (c) seed size 2.6-5 g with spacing of 80x15 cm, (d) seed size 2.6-5 g with spacing of 80x30 cm, (e) seed size >5.1 g with spacing of 80x15 cm, and (f) seed size >5.1 g with spacing of 80x30 cm. The results indicated that planting distance and size of seed significantly affect the growth and tuber yield of potato for seed production. Planting distance of 80x30 cm and seed size <2.5 g gave the better yield of potato seed compare with others.
Pengaruh Pemangkasan Pucuk terhadap Hasil dan Kualitas Benih Lima Kultivar Mentimun Holil Sutapradja
Jurnal Hortikultura Vol 18, No 1 (2008): Maret 2008
Publisher : Indonesian Center for Horticulture Research and Development

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.21082/jhort.v18n1.2008.p%p

Abstract

ABSTRAK. Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui pengaruh pemangkasan pucuk terhadap hasil dan kualitas benih 5 kultivar mentimun. Penelitian dilakukan di Balai Penelitian Tanaman Sayuran Lembang pada ketinggian 1.250 m dpl dengan tipe tanah Andosol, mulai bulan Februari sampai Mei 2005. Metode penelitian menggunakan rancangan acak terpisah dengan 3 ulangan. Petak utama terdiri dari kultivar Pluto, Mars, Saturnus, Venus, dan LV 2276. Anak petak terdiri dari tanpa pemangkasan pucuk pada batang utama, pemangkasan pucuk pada ruas ke-15 dan ruas ke-30. Hasil penelitian menunjukkan pengaruh pemangkasan pucuk baik terhadap hasil maupun kualitas benih tidak bergantung pada kultivar. Pemangkasan pucuk pada ruas ke-15 memberikan pengaruh yang nyata terhadap jumlah benih per buah, bobot kering benih per buah, dan bobot kering benih per tanaman, dibandingkan dengan pucuk yang tidak dipangkas. Pemangkasan pucuk tidak memberikan pengaruh yang nyata terhadap kualitas benih (daya kecambah, daya muncul, kecepatan berkecambah, dan daya hantar listrik).ABSTRACT. 2008 Sutapradja, H. 2008. The Effect ofof Shoot Pruning on the Yield and Seed Qualility of Five Cucumber Cultivars. The objective of the experiment was to determine the effect of apical shoot pruning on the yield and seed quality of cucumber. The experiment was conducted at experimental garden of Indonesian Vegetable Research Institute, at 1,250 m asl with Andosol soil type, from February to May 2005. The experiment was carried out in split-plot design with 3 replications. The main plot was cucumber cultivars, consisted of Pluto, Mars, Saturnus, Venus, and LV 2276. While the subplot was apical shoot pruning, i.e. without shoot pruning, shoot pruning on the 15th and on the 30th stem internode. Results of the experiment showed that there was no interaction between cultivars and apical shoot pruning. Pruning on the 15th stem internode significantly gave the highest number of seed per fruit, as well as for dry seeds weight per fruit and per plant. However, apical shoot pruning have no effect on seed quality as indicated by seed germination, seedling emergence, germination rate, and electric conductivity