Agus Sutedjo
Jurnal Online Program Studi S-1 Pendidikan Geografi - Fakultas Ilmu Sosial UNESA

Published : 10 Documents Claim Missing Document
Claim Missing Document
Check
Articles

Found 10 Documents
Search

ANALISIS TINGKAT KERENTANAN FISIK DAN SOSIAL BENCANA GEMPABUMI DI SEBAGAIAN SURABAYA BARAT FARISI Y, SALMAN; SUTEDJO, AGUS
Swara Bhumi Vol 1, No 1 (2020)
Publisher : Jurusan Pendidikan Geografi FIS Unesa

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar

Abstract

AbstrakIndonesia memiliki potensi tinggi terhadap bencana gempabumi. Keberadaan Ring of Fire mengakibatkan tingginya intensitas proses geologi yang dapat menghasilkan gempa bumi. Surabaya merupakan daerah rawan bencana gempa bumi, terletak di jalur sesar kendeng. Jalur ini dikonfirmasi aktif dengan pergerakan 5 mm per Tahun. Intensitas dimungkinkan gempa mencapai M 6,5, hal ini perlu diwaspadai karena potensi korban di Kota Surabaya mencapai 2.917.618 Jiwa. Tujuan penelitian ini untuk mengetahui 1) Tingkat kerentanan fisik di sebagian Surabaya Barat, 2) tingkat kerentanan sosial di sebagian Surabaya Barat.Jenis penelitian ini menggunakan penelitian kuantitatif. Metode penelitian ini adalah scoring, pembobotan dan overlay. Teknik pengumpulan data variabel kerentanan fisik dan sosial diperoleh dari penggunaan software ArcGis 10.2.2 menjadi data primer dan data Badan Pusat Statistik (BPS) sebagai data sekunder. Penentuan tingkat kerentanan fisik diperoleh melalui penilaian terhadap indikator kepadatan bangunan, ketersediaan fasilitas umum, sistem jaringan jalan dan jarak dari sesar, sedangkan tingkat kerentanan sosial diperoleh melalui analisis penilaian terhadap kepadatan penduduk, persentase sex ratio, persentase umur rentan, persentase penduduk miskin dan persentase penduduk difabel.Hasil penelitian dengan peta skala 1 : 35.000 yang diperoleh: 1) Tingkat kerentanan fisik menunjukkan bahwa tingkat kerentanan fisik mencapai 18 % yaitu tinggi , sedang 34 % dan rendah 48 %. 2) Tingkat kerentanan sosial menunjukkan bahwa 46 % mencapai tingkat kerentanan sosial sedang dan 54% mencapai tingkat kerentanan sosial tinggiKata Kunci:Tingkat kerentanan fisik, Tingkat kerentaan sosial, gempa bumi, Scoring, pembobotan , overlay
KAJIAN TENTANG POTENSI OBJEK WISATA WADUK PACAL DAN TIRTA WANA DANDER DI KABUPATEN BOJONEGORO ANDARA FIRDAYANTI, PRISKA; SUTEDJO, AGUS
Swara Bhumi Vol 5, No 8 (2018)
Publisher : Jurusan Pendidikan Geografi FIS Unesa

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar

Abstract

AbstrakKabupaten Bojonegoro merupakan salah satu Kabupaten yang ada di Jawa Timur yang mempunyai beberapa objek wisata potensial untuk dikembangkan. Objek wisata yang berpotensi untuk dikembangkan adalah wisata alam seperti Waduk Pacal dan Tirta Wana Dander. Kedua objek wisata tersebut merupakan daerah tujuan wisata utama dengan menawarkan keindahan alamnya, namun jumlah pengunjung yang datang di kedua objek wisata tersebut menunjukkan perbedaan yang sangat jauh berbeda dan banyak dari masyarakatnya sendiri kurang mengetahui potensi apa saja yang ada di daerahnya. Potensi pariwisata merupakan hal terpenting dalam hal kepariwisataan yang dapat menentukan jumlah wisatawan yang berkunjung ke objek wisata tersebut. Penelitian ini bertujuan untuk membandingkan potensi wisata dan promosi yang dilakukan di Waduk Pacal dan Tirta Wana Dander sehingga menyebabkan perbedaan jumlah pengunjung dari kedua obyek wisata tersebut.Jenis penelitian ini merupakan penelitian kuantitatif yang dilakukan di Waduk Pacal dan Tirta Wana Dander. Populasi dalam penelitian ini adalah seluruh pengunjung Waduk Pacal dan Tirta Wana Dander serta pengelola kedua objek wisata tersebut. Sampel dalam penelitian ini sebanyak 100 responden dengan masing-masing 50 responden pada tiap objek wisata menggunakan teknik accidental sampling. Pengambilan sampel dilakukan pada hari kerja (Senin dan Jumat) dan pada hari libur (Sabtu dan Minggu). Teknik pengumpulan data yang digunakan yaitu observasi, kuesioner, wawancara, dan dokumentasi kemudian analisis data diperoleh dari teknik skoring dengan menggunakan skala Likert.Hasil penelitian menunjukkan bahwa potensi di Tirta Wana Dander lebih tinggi daripada di Waduk Pacal. Objek wisata Tirta Wana Dander lebih unggul dari segi aksesibilitas, atraksi dan fasilitas penunjang sehingga berdampak pada jumlah wisatawan yang datang. Promosi di Tirta Wana Dander lebih baik daripada promosi di Waduk Pacal. Promosi pada kedua objek wisata ini termasuk dalam kategori sangat baik, namun objek wisata Tirta Wana Dander lebih unggul karena skornya lebih banyak. Tirta Wana Dander lebih unggul dalam hal jenis media promosi yang menggunakan 10 jenis media sedangkan di Waduk Pacal menggunakan 5 jenis media promosi sehingga dapat menjangkau lebih banyak masyarakat. Potensi dan promosi di Tirta Wana Dander lebih baik ini mengakibatkan wisatawan yang berkunjung di Tirta Wana Dander lebih banyak daripada di Waduk Pacal.Kata kunci : akesibilitas, atraksi, fasilitas, promosi, perbedaan jumlah pengunjung
KAJIAN TAMAN ABHIRAMA DAN TAMAN TANJUNG PURI DALAM PEMANFAATANNYA SEBAGAI RUANG PUBLIK MASYARAKAT DI KABUPATEN SIDOARJO DELIMA AGUSTIN, VINA; SUTEDJO, AGUS
Swara Bhumi Vol 5, No 9 (2018)
Publisher : Jurusan Pendidikan Geografi FIS Unesa

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar

Abstract

AbstrakRuang publik merupakan bagian dari suatu kota yang tidak dapat dipisahkan keberadaannya untukmenyelaraskan perkembangan kota dengan manusia yang hidup di dalamnya. Taman kota merupakan salah satuperwujudan dari ruang publik. Taman Abhirama dan Taman Tanjung Puri lokasinya paling dekat dengan pusat kota.Perbedaan minat dan jumlah kunjungan masyarakat terlihat lebih besar di Taman Abhirama. Tujuan penelitian ini untukmengetahui perbedaan pemanfaatan Taman Abhirama dan Taman Tanjung Puri sebagai ruang publik oleh masyarakatdengan mengkajinya berdasarkan kriteria ruang publik yaitu aksesibilitas, kenyamanan, aktivitas, dan sosiabilitas.Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah penelitian survey dengan pendekatan komparasikeruangan. Lokasi penelitian dilakukan di Taman Abhirama yang ada di Jalan Ponti, Pagerwojo, Kecamatan Buduran,dan Taman Tanjung Puri yang berada di Jalan Lingkar Timur, Bluru Kidul, Kecamatan Sidoarjo, Kabupaten Sidoarjo.Populasinya adalah seluruh pengunjung di Taman Abhirama dan Taman Tanjung Puri. Sampel penelitian dengan tekniksampel aksidental (accidental sampling) dengan 50 responden yang tinggal di Kabupaten Sidoarjo pada masing-masingtaman, sehingga totalnya 100 responden pada kedua taman. Variabel penelitiannya adalah aksesibilitas, kenyamanan,aktivitas, dan sosiabilitas. Teknik pengumpulan data menggunakan observasi, kuesioner, dan dokumentasi. Teknikanalisis data mengunakan teknik penskoran dengan Skala Lickert.Hasil penelitian yang di dapatkan aksesibilitas menuju Taman Abhirama lebih baik dari Taman Tanjung Puri.Kenyamanan baik di Taman Abhirama dan Taman Tanjung Puri termasuk dalam kategori nyaman. Aktivitas yang adadi Taman Abhirama dan Taman Tanjung Puri termasuk dalam kategori tinggi. Sosiabilitas di Taman Abhirama danTaman Tanjung Puri termasuk dalam kategori tinggi. Kesimpulan dari keseluruhan variabel kriteria ruang publik diTaman Abhirama maupun Taman Tanjung Puri tergolong baik.Kata Kunci: ruang publik, taman kota, aksesibilitas, kenyamanan, aktivitas, sosiabilitas
ANALISIS KESADAHAN AIR TANAH DANGKAL DALAM KAITANNYA DENGAN KEBUTUHAN AIR DOMESTIK DI SEKITAR BUKIT KAPUR SADENG KECAMATAN PUGER ROHMA, WASILLATUL; SUTEDJO, AGUS
Swara Bhumi Vol 5, No 9 (2018)
Publisher : Jurusan Pendidikan Geografi FIS Unesa

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar

Abstract

AbstrakAir merupakan salah satu komponen yang penting dalam kehidupan, karena itu kandungan dalam air yang dikonsumsi tidak boleh melebihi kadar maksimal dari parameter fisik, kimia dan biologis. Air yang digunakan masyarakat untuk memenuhi kebutuhan domestik adalah air sumur. Letak sumur yang digunakan masyarakat di Desa Grenden, Desa Puger Kulon dan Puger Wetan berdekatan dengan Bukit Kapur Sadeng, membuat air sumur mengandung unsur kesadahan. Kesadahan dalam air sangatlah tidak dianjurkan untuk memenuhi kebutuhan air domestik. Letak sumur yang dekat dengan Bukit Kapur Sadeng mempengaruhi kebutuhan air domestik pada masyarakat di sekitar Bukit Kapur Sadeng, karena itu perlu mengetahui sebaran kesadahan air tanah dangkal di sekitar Bukit Kapur Sadeng serta pengaruh pendapatan dan pendidikan terhadap kebutuhan air domestik masyarakat di sekitar Bukit Kapur Sadeng.Analisis sebaran kesadahan air tanah dangkal dilakukan di sekitar Bukit Kapur Sadeng dengan radius 1000 m dari garis terluar. Sampel penelitian yakni air tanah dangkal ditentukan dengan teknik Purposive Sampling dan kepala keluarga ditentukan dengan teknik Random Sampling. Variabel dalam penelitian ini yakni kesadahan (CaCO3), pendapatan, pendidikan dan penggunaan air domestik. Analisis kesadahan dengan uji laboratorium untuk mengetahui sebaran kesadahan air tanah dangkal sedangkan Analisis Statistik Kuantitatif Untuk mengetahui pengaruh pendapatan dan pendidikan terhadap penggunaan air domestik.Hasil penelitian menunjukkan bahwa daerah utara Bukit Kapur Sadeng termasuk dalam kateori sadah. Daerah bagian timur dan selatan termasuk dalam kategori menengah dan sadah. Daerah barat termasuk dalam kategori menengah, sadah dan sangat sadah. Rata rata penggunaan air domestik masyarakat di sekitar Bukit Kapur Sadeng adalah 146 l/hr. Hasil uji regresi bernilai positif berarti Setiap kenaikan pendapatan sebesar Rp. 1.000.000 akan meningkatkan penggunaan air domestik sebesar 7,920 l/hr. Variabel yang berpengaruh secara signifikan terhadap penggunaan air domestik adalah pendapatan (x1) sedangkan variabel pendidikan (x2) tidak berpengaruh terhadap penggunaan air domestik.Kata Kunci: Kesadahan, Kebutuhan Air Domestik, Pendapatan, Pendidikan
ANALISIS PERBEDAAN JUMLAH PENGUNJUNG OBJEK WISATA PANTAI KARANGGONGSO DAN PANTAI PRIGI DI KECAMATAN WATULIMO KABUPATEN TRENGGALEK FITRI, DIANA; SUTEDJO, AGUS
Swara Bhumi Vol 1, No 3 (2019)
Publisher : Jurusan Pendidikan Geografi FIS Unesa

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar

Abstract

AbstrakPantai Karanggongso dan Pantai Prigi terletak di sisi selatan Pulau Jawa dan berhadapan langsung denganSamudra Hindia. Pantai tersebut berada di Kecamatan Watulimo Kabupaten Trenggalek. Perbedaan jumlah pengunjungPantai Karanggongso dan Pantai Prigi tahun 2012 sampai 2016 sangat signifikan. Jumlah pengunjung PantaiKaranggangso naik setiap tahunnya, sedangkan pantai Prigi setiap tahunnya menurun. Tujuan penelitian ini adalahuntuk membandingkan 1) Daya tarik wisata 2) Fasilitas penunjang 3) Keramahan pedagang 4) Promosi 5) InteraksiPantai Karanggongso dan Pantai Prigi dengan objek wisata di sekitarnya.Jenis penelitian ini adalah survey dengan pendekatan deskriptif kuantitatif. Teknik pengambilan sampelmenggunakan teknik accidental sampling. Peneliti mengambil sampel wisatawan sebanyak 120 responden di PantaiKaranggongso dan 30 responden di Pantai Prigi. Sedangkan responden pengelola berjumlah satu responden. Data yangdiperoleh dikumpulkan melalui observasi, wawancara, dan dokumentasi . Teknik analisis data menggunakan teknikskoring menggunakan Skala Likert.Hasil penelitian menunjukkan bahwa 1) Pantai Karanggongso lebih menarik daripada Pantai Prigi, dengan skorPantai Karanggongso berada di kelas pertama sedangkan Pantai Prigi di kelas kedua, sehingga mengakibatkan jumlahpengunjung di Pantai Karanggongso lebih tinggi. 2) Fasilitas penunjang di Pantai Karanggongso lebih baik daripadaPantai Prigi, dengan skor Pantai Karanggongso berada di kelas pertama sedangkan Pantai Prigi di kelas kedua, sehinggamengakibatkan jumlah pengunjung di Pantai Karanggongso lebih tinggi 3) Keramahan pedagang di PantaiKaranggongso dan Pantai Prigi mempunyai skor sama, sehingga tidak berpengaruh terhadap jumlah wisatawan 4)Promosi yang dilakukan Pantai Karanggongso dan Pantai Prigi mempunyai skor sama, sehingga tidak berpengaruhterhadap jumlah wisatawan 5) Interaksi antar obyek wisata disekitarnya, Pantai Karanggongso mempunyai nilai yanglebih tinggi daripada Pantai PrigiKata Kunci : Jumlah wisatawan, Pantai, Trenggalek
ANALISIS POTENSI OBJEK WISATA DI KABUPATEN BANYUWANGI SELATAN UNTUK MENJADI PUSAT PERTUMBUHAN KEPARIWISATAAN ARDIANSYAH, ALEN; SUTEDJO, AGUS
Swara Bhumi Vol 2, No 1 (2019)
Publisher : Jurusan Pendidikan Geografi FIS Unesa

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar

Abstract

AbstrakPengembangan di sektor pariwisata merupakan hal yang penting dan mempunyai nilai ekonomi yang tinggi dan populer pada semua elemen masyarakat. Pengembangan objek wisata di Kabupaten Banyuwangi selatan belum optimal karena letak objek wisata yang berjauhan dengan pusat pemerintahan dan terbatasnya anggaran operasional. Tujuan yang ingin dicapai dalam penelitian ini adalah untuk mengetahui objek wisata yang dapat direkomendasikan sebagai pusat pertumbuhan kepariwisataan sehingga bisa memberikan efek pertumbuhan bagi objek wisata yang berada disekitarnya.Jenis penelitian ini adalah penelitian survey dengan pendekatan deskriptif kuantitatif. Lokasi penelitian dilakukan di Taman Nasional Alas Purwo, Ekowisata Bedul, Pantai Grajagan, Pulau Merah, Penangkaran Penyu Sukomade Kabupaten Banyuwangi selatan. Subjek penelitian ini adalah wisatawan, pedagang, ketua pengelola objek wisata, sedangkan objek penelitian ini adalah sumberdaya manusia, kondisi alam, sikap masyarakat, daya tarik wisata, sarana prasarana, jarak antar objek wisata, aksesibilitas. Peneliti mengambil sampel sebanyak 185 responden wisatawan. Sempel pedagang diambil keseluruhan karena kurang dari 25 responden. Data diperoleh melalui observasi, wawancara, pengukuran lapangan, dokumentasi. Teknik analisis data dengan teknik skoring.Hasil penelitian ini menunjukan bahwa Pulau Merah mendapat skor tertinggi dengan skor 25,5, Taman Nasional Alas Purwo dengan skor 22,5, Pantai Grajagan dengan skor 20, Penangkaran Penyu Sukomade dengan skor 20, Ekowisata Bedul dengan skor 17. Sehingga, Pulau Merah menjadi pusat pertumbuhan kepariwisataan di Banyuwangi selatan. Adanya konsep leading industry, polarization, dan spread effect diharapkan dapat memberikan efek pertumbuhan kepariw isataan pada objek-objek wisata di Kabupaten Banyuwangi selatan.Kata Kunci : Pengembangan, Wisata, Pusat Pertumbuhan.
DAMPAK PENGEMBANGAN PARIWISATA KAYANGAN API TERHADAP KONDISI SOSIAL EKONOMI MASYARAKAT DESA SENDANGHARJO KECAMATAN NGASEM KABUPATEN BOJONEGORO RATNASARI NOR INDAH SARI, DESI; SUTEDJO, AGUS
Swara Bhumi Vol 1, No 3 (2019)
Publisher : Jurusan Pendidikan Geografi FIS Unesa

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar

Abstract

Abstrak Pariwisata merupakan salah satu hal yang penting bagi suatu negara atau daerah. Pariwisata menjadi tempat wisata untuk mendapatkan suatu pemasukan bagi masyarakat setempat, Diantara beberapa pariwisata di Bojonegoro Kayangan Api adalah pariwisata yang jumlah pengunjungnya selalu mengalami peningkatan di setiap tahunnya, sehingga penulis tertarik untuk meneliti ada tidaknya dampak dari adanya pariwisata Kayangan Api di Desa Sendangharjo Kecamatan Ngasem Kabupaten Bojonegoro. Tujuan dari penelitian ini adalah untuk Mengetahui dampak dari pengembangan pariwisata Kayangan Api terhadap hubungan sosial masyarakat, perubahan pekerjaan, pendapatan dan pengeluaran. Jenis penelitian ini adalah penelitian deskriptif kuantitatif. Lokasi penelitian dilakukan di Desa Sendangharjo Kecamatan Ngasem Kabupaten Bojonegoro. Cara pengambilan sampel yaitu sistem purposive dengan sampel 100. Populasi penelitian ini masyarakat Desa Sendangharjo dengan jumlah 1260 kepala keluarga. Teknik pengumpulan data dengan wawancara terstruktur menggunakan kuisioner dan dokumentasi. Teknik analisis data dengan menggunakan persentase, mean dan skala likert. Hasil penelitian dari Kayangan Api termasuk secara sosial berdampak dalam kategori baik, Perubahan pekerjaan berdampak positif karena sebelum pengembangan masyarakat banyak bekerja di luar pekerjaan yang berhubungan dengan pariwisata setelah adanya pengembangan masyarakat banyak yang bekerja berhubungan dengan pariwisata, secara ekonomi pendapatan masyarakat meningkat berdampak positif karena setelah adanya pengembangan dikarenakan banyak masyarakat yang memiliki pekerjaan sampingan untuk memperoleh pendapatan tambahan dan pengeluaran masyarakat berdampak negatif karena ketika di rata-rata dari sebelum dan sesudah pengembangan mengalami kenaikan pengeluaran. Kata kunci : Pengembangan pariwisata, dampak sosial, dampak ekonomi
DAMPAK PANDEMI COVID-19 TERHADAP KONDISI SOSIAL EKONOMI PEDAGANG KELILING DI KELURAHAN KEDURUS KOTA SURABAYA. Sutedjo, Agus
JURNAL GEOGRAFI Geografi dan Pengajarannya Vol 19, No 1 (2021): JURNAL GEOGRAFI Geografi dan Pengajarannya
Publisher : GEOGRAPHY EDUCATION DEPARTMENT Social Science and Law Faculty, Universitas Negeri Surabaya

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.26740/jggp.v19n1.p25-34

Abstract

Pedagang keliling merupakan pekerjaan di sektor informal, menjajakan dagangannya kepada rumah tangga di perumahan. Pada saat pandemi Covid-19,  aktivitas mereka tidak sesuai dengan aturan selama PSBB. Akan tetapi apabila tidak berjualan mereka tidak mendapat penghasilan sehingga bisa mengganggu kehidupannya, dan dimungknkan tidak dapat bertahan dengan kondisi saat pandemi. Untuk itu ingin diketahui : modal dan pendapatan yang diperoleh,  interaksi dengan pembeli, waktu berjualan, lokasi dan jaluri perjalanan keliling,Sebanyak 30 pedagang keliling di Kelurahan Kedurus  digunakan sebagai sampel penelitian. Data yang diperlukan meliputi umur, jenis kelamin, tingkat pendidikan, modal, pemasukan, jalur keliling, cara berinteraksi dengan pembeli yang dilakukan sebelum dan saat terjadi pandemi, yang diperoleh dengan cara wawancara terstruktur dan observasi. Selanjutnya data  dianalisis dengan cara deskriptif kuantitatif.Modal dan pendapatan pedagang keliling di Kelurahan Kedurus pada saat pandemi mengalami penurunan dibanding sebelum pandemi, karena tidak termotivasi untuk meningkatkan produktivitasnya. Interaksi pedagang keliling dengan pembeli tidak berubah dan mereka tidak melakukan antisipasi untuk mengatasi perubahan situasi yang terjadi. Jam kerja, lama kerja dan lokasi dan jalur keliling tidak mengalami perubahan sehingga tidak dapat mempertahankan jumlah pembeli.
IDENTIFIKASI POTENSI DESA MOJO KECAMATAN KALITIDU KABUPATEN BOJONEGORO SEBAGAI DESA WISATA BERDASARKAN COMMUNITY BASED TOURISM (CBT) Sutedjo, Agus
JURNAL GEOGRAFI Geografi dan Pengajarannya Vol 17, No 2 (2019): JURNAL GEOGRAFI Geografi dan Pengajarannya
Publisher : GEOGRAPHY EDUCATION DEPARTMENT Social Science and Law Faculty, Universitas Negeri Surabaya

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.26740/jggp.v17n2.p65-78

Abstract

Desa Wisata Mojo terletak di Kecamatan Kalitidu Kabupaten Bojonegoro, dengan empat macam atraksi wisata didalamnya, ingin berusaha menarik wisatawan sebanyak-banyaknya. Sampai saat ini keinginan tersebut belum terwujud, jumlah wisatawan yang berkunjung di desa wisata Mojo sangat sedikit. Berkaitan dengan kondisi tersebut ingin diidentifikasi  potensi wisata Desa Wisata Mojo untuk  digunakan  sebagai modal pengembangan kepariwisataan berbasis masyarakat, meliputi daya tarik atraksi, aksesibilitas, sarana dan prasarana, SDM, motivasi mayarakat, kondisi fisik geografis, dan interaksi dengan objek wisata lain. Untuk mencapai hal itu digunakan pengunjung sebanyak 100 responden sebagai sampel penelitian. Selanjunya dilakukan wawancara untuk mengeathui daya tarik atraksi wisata susur sungai, petik blimbing dan edukasi pengolahan blimbing, serta kondisi tempat perkemahan, data yang diperoleh dianalisis secara deskriptif.Wawancara terstruktur juga dilakukan untuk mengetahui motivasi dan SDM pengelola Desa Wisata Mojo. Untuk mengetahui kondisi fisik geografis dan interaksi antar objek wisata dilakukan observasi dan dokumenter, selanjutnya data yang dihasilkan dianalisis secara deskriptif. Hasil penelitian menunjukkan bahwa atraksi yang terdapat di Desa Wisata Mojo termasuk menarik,tingkat SDM pengelola termasuk sedang dan motivasi untuk mengembangkan desa wisata tergolong sedang. Sarana dan prasarana wisata yang ada secara kualitas maupun kuantitas termasuk belum memadai untuk pelayanan kepada wisatawan. Dengan lokasi wisata terdekat mempunyai interaksi yang tinggi sehingga berpotensi untuk menarik wisatawan dari wisata terdekat untuk berkunjung ke Desa Wisata Mojo. Beberapa kondisi fisik geografis menguntungkan untuk pengembangan kepariwisataan, namun juga terdapat faktor yang merugikan pengembangan yaitu banjir.       Kata Kunci:  atraksi, SDM, motivasi,  sarana prasarana, interaksi, kondisi fisik
PELATIHAN PENGOLAHAN SAMPAH ORGANIK BAGI MASYARAKAT DESA TLUTUP, KECAMATAN TRANGKIL, KABUPATEN PATI Murtini, Sri; Sutedjo, Agus; Prasetyo, Ketut; Murtedjo, Murtedjo
Jurnal ABDI: Media Pengabdian Kepada Masyarakat Vol 7, No 1 (2021)
Publisher : Universitas Negeri Surabaya

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.26740/ja.v7n1.p60-66

Abstract

Sampah merupakan masalah klasik di masyarakat, termasuk di Desa Tlutup. Pengolahan sampah yang benar dapat membantu menjaga lingkungan dan memberi manfaat ekonomi. Tujuan kegiatan ini adalah untuk mengetahui pemahaman masyarakat tentang proses mengolah sampah organik menjadi kompos dan mengetahui respon masyarakat terhadap kegiatan pengolahan sampah organik menjadi kompos. Kelompok sasaran kegiatan ini adalah masyarakat yang terdiri dari ibu-ibu rumah tangga, karang taruna, dan perangkat desa yang berjumlah 50 warga. Kegiatan ini dilakukan pada tanggal 14 Juli 2019 di Desa Tlutup, Kecamatan Trangkil, Kabupaten Pati. Pelatihan menggunakan komposisi 30% berupa pengenalan dan teori, serta 70% berupa praktek dan pemberian tugas. Teknik dan instrumen yang digunakan, yaitu pretest dan postest, angket dan observasi. Aspek yang dinilai meliputi proses dan hasil. Sedangkan kriteria keberhasilan, bila minimal 75% peserta memahami dengan baik dan minimal 75% peserta memberi respon positif. Hasil kegiatan menunjukkan bahwa sebagian besar peserta memahami dengan baik tentang materi kegiatan. Disamping itu, hasil kegiatan menunjukkan bahwa masyarakat Desa Tlutup memberikan respon yang positif terhadap pelatihan. Bagi masyarakat yang sudah memahami diharapkan membantu memahamkan masyarakat yang belum paham. Disamping itu, bagi pemerintah desa harus mendukung program seperti mendanai pembelian peralatan dan mengkoordinir pengepulan sampah anorganik.Â