Claim Missing Document
Check
Articles

Found 4 Documents
Search

REFORMASI BIROKRASI DI ERA OTONOMI DAERAH SUTJIATMI, SRI
CERMIN No 047 (2010): September
Publisher : CERMIN

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (106.438 KB)

Abstract

Otonomi Daerah yang dijalankan pemerintah, mau tidak mau membawakonsekuensi perlunya pembaharuan dalam memberikan pelayanan public dalamwujud reformasi birokrasi. Reformasi kultur dan struktur dalam tubuh birokrasimerupakan strategi mendasar untuk memberikan keyakinan dan kepercayaanpublic terhadap kredibilitas pemerintah. Reformasi birokrasi mencakup aktivitasperubahan nilai dengan pendekatan yang komprehensif , yakni : Retrospeksi,Reorientasi, Reposisi dan Reorganisasi. Untuk menjalankan reformasi birokrasitersebut, factor penentu keberhasilannya adalah adanya komitmen bersama,kesepahaman, kemauan diri sendiri dan konsistensi.
REFORMASI BIROKRASI DI ERA OTONOMI DAERAH SUTJIATMI, SRI
CERMIN No 047 (2010): September
Publisher : CERMIN

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (106.438 KB)

Abstract

Otonomi Daerah yang dijalankan pemerintah, mau tidak mau membawakonsekuensi perlunya pembaharuan dalam memberikan pelayanan public dalamwujud reformasi birokrasi. Reformasi kultur dan struktur dalam tubuh birokrasimerupakan strategi mendasar untuk memberikan keyakinan dan kepercayaanpublic terhadap kredibilitas pemerintah. Reformasi birokrasi mencakup aktivitasperubahan nilai dengan pendekatan yang komprehensif , yakni : Retrospeksi,Reorientasi, Reposisi dan Reorganisasi. Untuk menjalankan reformasi birokrasitersebut, factor penentu keberhasilannya adalah adanya komitmen bersama,kesepahaman, kemauan diri sendiri dan konsistensi.
ANALISIS MODAL SOSIAL DALAM KEMENANGAN PILKADA PEMALANG TAHUN 2020 Akhmad Habibullah; Diryo Suparto; Sri Sutjiatmi
Jurnal Analisa Sosiologi Vol 11, No 1 (2022)
Publisher : UNIVERSITAS SEBELAS MARET (UNS)

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.20961/jas.v11i1.55134

Abstract

The Regional Head Election as one of the instruments of democracy in elite turnover has always been a subject of study that has attracted many people. Capital is needed to achieve victory and material and social support in the election. Borrowing Bourdieu’s theory shows how social practices occur in a long-lasting disposition system (Habitus) and involve many economic, social, cultural, and even symbolic capital in the post-conflict local election domain owned by the election-winning pair Pemalang Regency. This study uses a qualitative method using a descriptive approach. Data collection is done by interviewing several informants such as the victorious team leader, volunteers, sympathizers, party leaders, and representatives of the Pemalang Regency. The results showed that the social capital owned by Agung-Mansur became one of the leading forces in the victory in addition to the existing political and economic prosperity; this study also revealed that political capital with many parties’ supports or coalitions did not guarantee success for the candidate pair.Keywords: Election, Social Capital, Concurrent Election  AbstrakPemilukada sebagai salah satu instrument demokrasi dalam pergantian elit selalu menjadi bahan kajian yang menarik banyak kalangan. Dalam pilkada untuk mencapai kemenangan dan dukung tentu dibutuhkan modal, baik materil maupun sosial. Meminjam teori Bourdiue, yang menunjukkan bagaiamana praktik sosial yang terjadi dalam sistem disposisi yang berlangsung lama (Habitus) dan melibatkan banyak modal ekonomi, sosial, budaya bahkan simbolik dalam ranah pemilukada yang dimiliki oleh pasangan pemenang Pilkada di Kabupaten Pemalang. Penelitian ini menggunakan metode kualitatif dengan menggunakan pendekatan deskriftif, pengumpulan data dilakukan dengan cara wawancara dengan sejumlah informan seperti ketua tim sukses, relawan, simpatisan, ketua partai pengusung dan perwakilan masyarakat Kabupaten Pemalang. Hasil penelitian menunjukkan bahwah modal sosial yang dimiliki Agung- Mansur menjadi salah satu kekuatan utama dalam kemenangan tersebut selain modal politik dan ekonomi yang ada, penelitian ini juga mengungkap bahwa modal politik dengan dukungan atau koalisi partai yang banyak tidak menjamin kemenangan bagi pasangan calon.Keyword: Pilkada, Modal Sosial, Pilkada Serentak
STRATEGI KOMUNIKASI PEMASARAN EKOWISATA HUTAN MANGROVE PANDANSARI BREBES Sri Sutjiatmi; Sarwo Edy
Jurnal Egaliter Vol 2, No 03 (2018): Jurnal Egaliter Vol. 02 No.03 Oktober 2018
Publisher : Universitas Pandanaran

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar

Abstract

Pengembangan ekonomi wisata (ekowisata) merupakan salah satu alternatif pembangunan yang dapat membantu mengatasi masalah minimnya kesejahteraan masyarakat lokal. Pemanfaatan ekosistem mangrove untuk konsep wisata (ekowisata) sejalan dengan pergeseran minat wisatawan dari old tourism yaitu wisatawan yang hanya datang melakukan wisata saja tanpa ada unsur pendidikan dan konservasi menjadi new tourism yaitu wisatawan yang datang untuk melakukan wisata yang di dalamnya ada unsur pendidikan dan konservasi. Oleh karena itu, selain memaksimalkan komunikasi pemasaran yang efektif maka juga diperlukan upaya yang serius untuk mengelola, mengembangkan serta memasarkannya agar terciptanya kelestarian lingkungan hidup serta meningkatnya kesejahteraan masyarakat setempat pada khususnya dan masyarakat Indonesia pada umumnya. Strategi komunikasi pemasaran ysang diarahkan pada upaya menemus situasi persaingan dalam era pasar global, menurut Keegan, menuntut adanya pola keseragaman (uniformity) yang relatif berskala global atau universal dalam beberapa aspek di antaranya strategi posisi, penamaan merk, penetapan harga dan stategi periklanan (Hermawan, 2002:67)Kata kunci : ekowisata, strategi komunikasi pemasaran, analisis SWOT.