Claim Missing Document
Check
Articles

Found 4 Documents
Search

Hubungan Indeks dmf-t Dengan Status Sosiodemografi Orang Tua Pada Anak Usia 4-5 Tahun di TKN Kota Bandung Resti Pratita; Linda Sari Sembiring; Grace Monica
SONDE (Sound of Dentistry) Vol. 4 No. 1 (2019): SONDE (Sound of Dentistry)
Publisher : Maranatha Christian University

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (344.349 KB) | DOI: 10.28932/sod.v4i1.1769

Abstract

Dental and oral health is a part of body’s health that can not be separated from one another. Dental caries is more common in childhood during preschool. Dental health education must be introduced as early as possible to children so they know how to maintain good dental and oral health. Children aged 4?5 years need help from their parents in brushing their teeth. Parents play an important role in maintaining oral health. Sociodemographic factors may affect oral health, such as family income and education. The purpose of this study was to determine the relationship of the dmf-t index in children aged 4?5 years in kindergartens in Bandung with the sociodemographic status of parents. This study is an analytical study using a cross sectional approach. This research was conducted by survey method and the number of samples used the whole sampling method. Examination of caries severity using dmf-t index and parents filled out the questionnaire. The statistical analysis used in this study was multivariate analysis. From the results of the average dmf-t score in kindergarten students, which numbered 80 childrens are in the high category (5.86) and father's education has a significant relationship with the child's dmf- t index. The conclusion of this study is that there is no relationship between the dmf-t index of children aged 4?5 years in kindergartens in Bandung with the sociodemographic status of parents.
ENAM Gene Mutation Factor in Amelogenesis Imperfecta Anie Apriani; Linda Sari Sembiring; Ibnu Suryatmojo; Ferry Sandra
SONDE (Sound of Dentistry) Vol. 3 No. 1 (2018): SONDE (Sound of Dentistry)
Publisher : Maranatha Christian University

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (187.975 KB) | DOI: 10.28932/sod.v3i1.1781

Abstract

Amelogenesis Imperfecta (AI) is an abnormal disease that occurs in hard tissue of teeth. Clinical features of Amelogenesis Imperfecta look like immature enamel that looks like hypomaturation. The etiology of AI is influenced by the TGF-?1 factor which is disturbed during the formation and development of enamel, one of which is caused by the presence of ENAM gene mutations. Further research on genetic history in the family and biomineralization of the formation of enamel important to be developed later.
Pengaruh Mengonsumsi Minuman Berkarbonasi Terhadap Erosi Gigi Insisivus Permanen Rahang Atas Novia Ayu Lestari; Ibnu Suryatmojo; Linda Sari Sembiring
SONDE (Sound of Dentistry) Vol. 3 No. 2 (2018): SONDE (Sound of Dentistry)
Publisher : Maranatha Christian University

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (489.126 KB) | DOI: 10.28932/sod.v3i2.1783

Abstract

Minuman berkarbonasi merupakan salah satu minuman paling digemari oleh masyarakat. Minuman berkarbonasi bersifat asam dengan pH 2-2,3-7 yang dapat menyebabkan erosi gigi terutama pada gigi insisivus rahang atas. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui apakah terdapat pengaruh mengonsumsi minuman berkarbonasi terhadap erosi gigi insisivus permanen rahang atas dan apakah mengonsumsi minuman berkarbonasi dengan durasi waktu yang berbeda memberikan pengaruh tingkat erosi yang berbeda terhadap gigi insisivus rahang atas. Pada penelitian ini, gigi insisivus rahang atas sebanyak 8 buah dilakukan simulasi pengaliran minuman berkarbonasi dengan waktu 5 menit dan 10 menit. Sebelum dan sesudah simulasi pengaliran akan dilakukan uji Scanning Electron Microscope untuk mengukur lebar erosi. Berdasarkan hasil Scanning Electron Microscope, didapatkan kenaikan lebar erosi sebesar 0,60 ?m pada kelompok pengaliran 5 menit dan 2,17 ?m pada kelompok pengaliran 10 menit. Hasil penelitian diuji dengan t-test berpasangan dan didapat p value < 0.05. Simpulan dari penelitian ini adalah terdapat pengaruh mengonsumsi minuman berkarbonasi terhadap tingkat erosi gigi insisivus permanen rahang atas berdasarkan lamanya durasi waktu konsumsi.
Ekstraksi Mesiodens pada Anterior Maksila : Laporan Kasus Linda Sari Sembiring; Marcia .
SONDE (Sound of Dentistry) Vol. 4 No. 2 (2019): SONDE (Sound of Dentistry)
Publisher : Maranatha Christian University

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.28932/sod.v4i2.2339

Abstract

Pendahuluan: Mesiodens merupakan salah satu variasi dari supernumerary teeth yaitu adanya gigi tambahan yang terletak pada garis tengah diantara kedua incisivus sentral. Mesiodens umumnya berukuran kecil, berbentuk conical atau peg shaped, dan dapat menyebabkan diastema. Prevalensi mesiodens ditemukan berkisar antara 0,15% - 3,9%. Mesiodens dianggap sebagai anomali gigi yang paling umum yang memengaruhi gigi permanen dan jarang ditemukan pada gigi sulung. Kasus : Pasien laki-laki, usia 9 tahun, mengalami gigi berlebih pada gigi depan atas kanan dan menyebabkan giginya terlihat berjejal. Pemeriksaan intraoral menunjukkan anak dalam fase gigi campuran awal. Hubungan oklusi molar kiri Kelas II, molar kanan Kelas I, overbite sebesar 6 mm, overjet 7 mm dan terdapat crowding anterior maksila dan mandibula. Terdapat sisa akar pada gigi 52,53, karies profunda pada gigi 54,55,64,75,74,73,84,85, karies media pada gigi 83. Pemeriksaan radiograf periapikal menunjukkan terdapat mesiodens pada palatal gigi 11. Berdasarkan penilaian risiko karies menurut AAPD, pasien memiliki risiko karies tinggi. Penatalaksanaan Kasus : Perawatan awal adalah ekstraksi sisa akar gigi 52 dan setelah 8 bulan kemudian dilakukan ekstraksi mesiodens. Pembahasan : Mesiodens merupakan gigi supernumerary yang paling umum ditemukan. Terdapat sekitar 80% dari gigi supernumerary yang mengalami mesiodens. Etiologi mesiodens tidak diketahui secara pasti namun dapat disebabkan oleh faktor genetik, faktor lingkungan, kelainan perkembangan, dan hiperaktifitas dental lamina. Simpulan : Perawatan mesiodens tergantung pada tipe, posisi serta efek potensial pada gigi yang berdekatan sehingga membutuhkan rencana perawatan yang komprehensif. Ekstraksi merupakan salah satu tindakan yang sering dilakukan dalam perawatan mesiodens.