Nur Fadny Yuliani
Politeknik Informatika Nasional

Published : 2 Documents Claim Missing Document
Claim Missing Document
Check
Articles

Found 2 Documents
Search

Ritual Mattompang Arajang, Prosesi Penyucian Benda Pusaka Kerajaan Bone: Tinjauan Semiotik Budaya Indarwati; Nur Fadny Yuliani; Lina Mariana
Jurnal Onoma: Pendidikan, Bahasa, dan Sastra Vol. 6 No. 2 (2020)
Publisher : Universitas Cokroaminoto Palopo

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.30605/onoma.v6i2.388

Abstract

Penelitian ini menjadi salah satu media untuk mempublikasikan kekayaan budaya lokal yang selama ini terpendam di Kabupaten Bone dan kemudian dapat menjadi acuan bagi pemerintah lokal untuk lebih memperhatikan eksistensi dari keanekaragaman budaya masyarakat Indonesia dengan mendukung serta menjadi promoter dan fasilitator utama yang mendorong berkembangnya perbendaharaan kultur di Bumi Pertiwi khususnya di Kabupaten Bone. Melalui penelitian inilah diharapkan mampu memberi gambaran kepada masyarakat luas bahwa masyarakat setempat menyimpan sejuta pesona budaya yang layak disaksikan oleh mata dunia. Penelitian ini difokuskan pada semiotik budaya. Jenis penelitian ini adalah penelitian kualitatif. Data dikumpulkan dengan metode observasi, dengan teknik rekam, teknik catat, dokumentasi, dan wawancara. Data yang terkumpul kemudian dianalisis dengan teknik analisis deskriptif-kualitatif. Penelitian dilakukan sekitar satu tahun, mulai pengumpulan data hingga analisis data dan pembuatan laporan. Lokasi pada penelitian ini, yaitu Kecamatan Watampone, Kabupaten Bone, Sulawesi Selatan. Hasil penelitian menunjukkan bahwa bentuk-bentuk ritual/prosesi dalam ritual Mattompang Arajang, yakni: ritual malekke toja (memindahkan atau mengambil air), ritual mappaota (mempersembahkan daun sirih), ritual masossoro/mattompang Arajang (membersihkan arajang/pusaka kerajaan), dan ritual mappatinro arajang (menidurkan/mengembalikan arajang). Adapun makna yang dapat diambil dengan adanya ritual mattompang arajang, yakni: adanya silaturahmi dan persatuan masyarakat Bone, makna membersihkan atau menyucikan benda-benda pusaka, Makna magis/spiritual, dan kelestarian budaya Kerajaan Bone.
Pemberian Motivasi Entrepreneurship Bagi Ibu-Ibu Rumah Tangga Desa Mandalle Kabupaten Gowa Lina Mariana; Nur Fadny Yuliani; Siswati Rachman; Indarwati Indarwati; Adi Siswanto
Jurnal Ilmu Pengetahuan dan Teknologi Bagi Masyarakat Vol. 1 No. 1 (2021): Januari - April
Publisher : Pustaka Digital Indonesia

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.54065/ipmas.1.1.2021.28

Abstract

Pengabdian Masyarakat yang dilaksanakan di Desa Mandalle, Kecamatan Bajeng Barat, Kabupaten Gowa ini sasarannya adalah masyarakat setempat, ibu-ibu rumah tangga dan karang taruna desa tersebut. Sebanyak 85% penduduk desa Mandalle berprofesi sebagai petani, sisanya bekerja sebagai PNS dan pedagang. Keadaan ekonomi masyarakat desa Mandalle belum dapat dikategorikan sebagai masyarakat menengah ke atas atau masyarakat mampu. Berbagai persoalan yang terjadi pada mitra seperti tidak berkembangnya keterampilan pada kalangan ibu-ibu rumah tangga di desa Mandalle yang bukan semata karena keterampilan yang kurang sesuai dengan kebutuhan dan permintaan mereka, namun juga karena kepada mereka belum ditransformasikan kewirausahaan dan manajemen usaha. Selain itu, ibu-ibu rumah tangga di Desa Mandalle Kecamatan Bajeng Barat memiliki mind-set dalam pemikiran mereka, bahwa bekerja adalah menjadi kewajiban para suami. Dalam upaya untuk memberdayakan dan meningkatkan penghasilan keluarga, dibutuhkan kerjasama dari pasangan suami dan istri. Salah satunya adalah dengan istri membantu suami berwirausaha. Hanya saja, mereka beranggapan bahwa usaha mandiri atau berwirausaha dalam pandangan mereka adalah sesuatu yang sangat beresiko dan membutuhkan modal besar. Pengabdian Masyarakat yang akan dilakukan adalah dalam bentuk penyuluhan. Penyuluhan dilakukan untuk meningkatkan kesadaran masyarakat akan pentingnya memiliki kemampuan entrepreneurship dan manfaat yang bisa di peroleh dari pengembangan kewirausahaan. Kegiatan ini akan diadakan secara terpusat di kantor kelurahan desa Mandalle. Peserta kegiatan adalah ibu-ibu rumah tangga yang telah dipilih dan pemuda karang taruna desa Mandalle yang berjumlah kurang lebih 30 peserta. Target luaran yang diharapkan dari kegiatan ini, yaitu: peserta mampu memotivasi diri untuk memiliki jiwa kewirausahaan dan termotivasi memiliki usaha dengan modal yang minim. Kesimpulan dari kegiatan pengabdian ini adalah peserta kegiatan masih memiliki kekhawatiran untuk memulai usaha karena terkendala modal. Peserta juga masih belum memiliki keberanian untuk memulai usaha karena khawatir dengan pesaing yang sudah lebih dulu memuali usaha