Claim Missing Document
Check
Articles

Found 2 Documents
Search

Hubungan Laktat dengan Outcome pada Pasien Sakit Kritis yang Mengalami Asidosis Metabolik Dona liazarti; May Valzon
Health and Medical Journal Vol 4, No 1 (2022): HEME January 2022
Publisher : Universitas Baiturrahmah

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (416.429 KB) | DOI: 10.33854/heme.v4i1.907

Abstract

Abstrak Pendahuluan: Salah satu gangguan asam basa paling sering di ruang rawat intensif adalah asidosis metabolik dan menjadi indikator outcome pada pasien yang sakit kritis. Penyebab asidosis metabolik bervariasi antara lain keton, urat, fosfat, dan sulfat; tetapi peningkatan laktat diperkirakan menjadi penyebab umum asidosis metabolik. Tujuan:  untuk mengetahui hubungan antara kadar laktat dengan outcome pada pasien sakit kritis yang mengalami asidosis metabolik. Metode: Penelitian ini dilakukan pada bulan April sampai Oktober 2017 terhadap 74 pasien sakit kritis yang dirawat di ruang rawat intensif RSUP Dr. M. Djamil Padang. Kadar laktat diukur dengan metode amperometri sedangkan analisis gas darah diperiksa dengan metode potensiometri. Hasil: Uji Mann Whitney digunakan untuk mengetahui hubungan kadar laktat dengan outcome yang dinyatakan bermakna jika nilai p < 0,05.Rerata nilai pH, pO2, pCO2, HCO3, BE berturut-turut adalah 7,27 (0,09); 196,84 (91,14); 36,81 (7,71); 17,39 (4,36) dan -9,1 (5,11). Uji Mann Whitney terhadap kadar laktat dan outcome diperoleh nilai p sebesar 0,001 yang menunjukkan adanya perbedaan kadar laktat yang bermakna antara dua kelompok outcome (hidup dan meninggal). Kesimpulan: Peningkatan kadar laktat memengaruhi outcome pasien sakit kritis yang mengalami asidosis metabolik.Kata kunci---  Asidosis metabolik, sakit kritis, laktat, outcome  Abstract Introduction: One of the most frequent acid-base disorders in intensive care unit is metabolic acidosis and it become indicator of outcome in critically ill patients. Metabolic acidosis caused by various states such as ketones, uric acid, phosphate, and sulfate; but lactic acid is a common etiology of metabolic acidosis. Aims: The aim of this study was analyze the association between lactate level with outcome in critically ill patients with metabolic acidosis. Method: This study was conducted from April to October 2017 in 74 critically ill patients whom hospitalized in intensive care unit department M. Djamil Hospital Padang. Lactate concentration were performed by amperometric method and blood gas analysis by potentiometric. Results: Mann-Whitney test was used to assess association between lactate level with outcome and significant if p value less than 0.05.The mean value of pH, pO2, pCO2, HCO3, BE were 7.27 (0.09); 196.84 (91.14); 36.81 (7.71); 17.39 (4.36) and -9.1 (5.11) respectively. Mann-Whitney test showed that p value for lactate level and outcome was 0.001; it meaned there was a signifcant difference of lactate level between the group of outcomes. Conclusion: Lactate level have a significantly effect for outcome in critically ill patients with metabolic acidosis.Keywords--- metabolic acidosis, critically ill, lactate, outcome
Perubahan Histopatologi Jantung Mencit (Mus musculus) Akibat Paparan Asap Model Bakaran Biomassa Gambut Hutan Riau May Valzon; Dona Liazarti; Grace Krisdayanti Sinaga; Uli Astuti Siregar
Health and Medical Journal Vol 6, No 1 (2024): HEME January 2024
Publisher : Universitas Baiturrahmah

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.33854/heme.v6i1.1380

Abstract

Latar Belakang: asap kebakaran hutan (biomassa) merupakan salah satu penyebab permasalahan kesehatan masyarakat Provinsi Riau sejak tahun sembilan puluhan. Jenis asap biomassa di Riau berbeda dengan asap biomassa negara lain karena sumber bakaran adalah biomassa gambut. Jenis biomassa yang terbakar menghasilkan emisi dengan jenis partikulat yang berbeda. Penelitian tentang dampak asap biomassa gambut masih sangat terbatas.  Tujuan: penelitian ini bertujuan untuk melihat pengaruh asap bakaran model biomassa gambut hutan Riau terhadap perubahan histopatologi jantung mencit (Mus musculus). Metode: Penelitian ini menggunakan 10 ekor mencit yang dibagi menjadi dua kelompok yaitu kelompok perlakuan dan kelompok kontrol. Kelompok perlakuan akan mendapatkan paparan asap bakaran model biomassa gambut hutan Riau selama 450 detik tiap hari selama 7 hari. Penilaian perubahan histopatologi berupa terjadinya degenerasi miosit, nekrosis miosit, dan hipertropi miokardium. Hasil: Penelitian ini menunjukkan adanya perbedaan signifikan (p<0,05) gambaran histopatologis berupa degenerasi miosit, nekrosis miosit, dan ketebalan miokardium antara kelompok perlakuan dan kontrol. Kesimpulan: Paparan asap bakaran model biomassa gambut hutan Riau memiliki pengaruh terhadap perubahan histopatologis yang diamati dengan adanya degenerasi miosit, nekrosis miosit, dan hipertrofi myocardium.