Rory Denny Saputra
Faculty of Medicine Universitas Lambung Mangkurat Banjarmasin

Published : 2 Documents Claim Missing Document
Claim Missing Document
Check
Articles

Found 2 Documents
Search

Efektivitas Blok Transversus Abdominis Plane Pasca Operasi Caesar Gusti muhammad Fuad Suharto; Rory Denny Saputra
Jurnal Anestesi Obstetri Indonesia Vol 3 No 1 (2020): Maret
Publisher : Indonesian Society of Obstetric Anesthesia and Critical Care (INA-SOACC)

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.47507/obstetri.v3i1.23

Abstract

Operasi caesar merupakan prosedur bedah yang paling umum dilakukan di seluruh dunia. Operasi ini menyebabkan nyeri pasca operatif sedang hingga berat sebagai akibat insisi pfannenstiel yang umumnya dikaitkan dengan rasa nyeri pada uterus dan somatik pada dinding abdomen. Analgesia pasca operasi yang memadai pada pasien obstetrik sangat penting karena mereka memiliki kebutuhan pemulihan bedah yang berbeda, yaitu meliputi menyusui dan perawatan bayi baru lahir, hal ini dapat terganggu jika analgesia yang diberikan tidak memuaskan. Rejimen analgesik pasca operasi yang ideal harus efektif tanpa mempengaruhi ibu untuk merawat neonates dan dengan efek transfer obat yang seminimal mungkin melalui ASI. Saat ini banyak cara yang paling aman dan efektif dari intervensi manajemen nyeri pasca operasi seperti anestesi lokal dengan infiltrasi kulit, analgesia epidural, dan blok bidang seperti blok transversus abdominis plane (TAP) dan blok ilioinguinal-iliohipogastrik (II-IH). Blok TAP merupakan teknik anestesi regional dimana serabut saraf aferen yang menginervasi dinding abdomen bagian anterolateral diblokir dengan mengguakan anestesi lokal di bidang transversus abdominalis. Potensinya dalam meningkatkan kualitas dan durasi analgesia setelah berbagai operasi abdomen bawah sudah tidak bisa dipungkiri lagi. Sekarang, dengan bantuan USG menjadikan blok TAP sebagai metode yang aman dan efektif untuk memberikan analgesia pasca operasi caesar dibandingkan dengan perawatan standar pasca operasi. Selain itu, blok TAP juga dikaitkan dengan pengurangan konsumsi opioid, peningkatan kepuasan pasien, dan efektif untuk mengurangi nyeri dibandingkan dengan teknik analgesia lainnya. Efficacy of Transversus Abdominis Plane Block After Post Caesarean Section Delivery Abstract Caesarean section is the most common surgical procedure performed worldwide. This operation causes moderate to severe postoperative pain as a result of pfannenstiel incision which is commonly associated with pain in the uterus and somatic in the abdominal wall. Adequate postoperative analgesia in obstetric patients is very important because they have different surgical recovery needs, which include breastfeeding and newborn care, this is can be disrupted if the analgesia given is not satisfactory. The ideal postoperative analgesic rejimen must be effective without affecting the mother to treat the neonate and with minimal effect of drug transfer through breast milk. There are currently many of the safest and effective ways of interventions for postoperative pain management such as local anesthetic skin infiltration, epidural analgesia, and field block like TAP and II-IH. TAP block is a regional anesthetic technique where afferent nerve fibers that innervate the anterolateral abdominal wall are blocked by using local anesthesia in the transverse abdominal plane area. Potential in improving the quality and duration of analgesia after various lower abdominal operations is inevitable. Now, with ultrasound guiding, the TAP block is a safe and effective method for providing analgesia post caesarean section delivery compared to standard postoperative care. In addition, TAP block is also associated with a reduction of opioid consumption, increased patient satisfaction, and is effective in reducing pain compared to other analgesia technique.
Manajemen Anestesi pada Pasien Preeklampsia Berat disertai Impending Thyroid Storm yang Dilakukan Seksio Sesarea Rory Denny Saputra; Iwan Nuryawan; Rapto Hardian; Nurhayani Nurhayani; Kenanga Marwan Sikumbang
Jurnal Anestesi Obstetri Indonesia Vol 5 No 2 (2022): Juli
Publisher : Indonesian Society of Obstetric Anesthesia and Critical Care (INA-SOACC)

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.47507/obstetri.v5i2.95

Abstract

Hipertiroid yang tidak terkontrol selama kehamilan dapat menyebabkan preeklamsia. Preeklamsia merupakan salah satu penyebab utama morbiditas dan kematian maternal. Wanita hamil yang mengalami preeklamsia dan hipertiroid tidak terkontrol memerlukan pemantuaan ketat dan terminasi kehamilan. Manajemen perioperatif dan anestesi yang tepat diperlukan pada kasus ini untuk mencegah terjadinya badai tiroid dan perburukan pasien akibat preeklamsia. Wanita 26 tahun dengan preeklampsia berat dan hipertiroid. Pada pemeriksaan fisik terdapat pembesaran kelenjar tiroid, eksoftalmus, tremor dan telapak tangan teraba lembab. Tekanan darah 160/100 mmHg, nadi 145 kali permenit, temperatur 36,7°C, SpO2 99% dengan O2 simple mask 5 lpm. pemeriksaan laboratorium didapatkan hemoglobin 12,7 gr/dL, FT4 33,08 ug/dl TSH 0,002 uU/ml, dan protein urin positif. Skor indeks Wayne 24 dan skala Burch Wartofsky’s 35. Sebelum operasi, pasien mendapatkan MgSO4 40% intravena, thyrozol, propanolol dan lugol. Pasien menjalani seksio sesarea dengan anestesi spinal menggunakan bupivakain hiperbarik 0,5% 12,5 mg dan ajuvan fentanil 25 mcg. Pasien menjalani perawatan selama empat hari dengan hemodinamik stabil dan dipulangkan tanpa komplikasi. Manajemen perioperatif dan anestesi yang tepat pada wanita hamil yang disertai preeklamsia berat dan hipertiroid tidak terkontrol dapat mencegah terjadinya perburukan kondisi pasien. Pemilihan anestesi spinal memiliki keuntungan dan aman dilakukan pada kasus ini.