Claim Missing Document
Check
Articles

Found 5 Documents
Search

KEANEKARAGAMAN JENIS JAMUR MAKROSKOPIS DI HUTAN HALAWILA DESA KAKAHA KABUPATEN SUMBA TIMUR Simon Umbu Djuku; Yohana Makaborang; Ospensius Kawawu Taranau
Jurnal Penelitian Kehutanan BONITA Vol 3, No 2 (2021): DESEMBER 2021
Publisher : Universitas Andi Djemma Palopo

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.55285/bonita.v3i2.1027

Abstract

Penelitian ini bertujuan guna mengetahui jenis-jenis jamur makroskopis yang terdapat di hutan Halawila desa Kakaha kabupaten Sumba Timur yang di manfaatkan dari hasil penelitian sebagai sumber belajar dalam bentuk buku saku yang di gunakan oleh siswa dalam proses pembelajaran di dalam kelas. Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah transek kuadrat dan teknik pengambilan sampel dalam penelitian ini purposive sampling dan dianalisis menggunakan pendekatan kuantitatif. Sampel jamur makroskopis yang ditemukan di hitung menggunakan teknik transek kuadrat dengan ukuran setiap plot 20x20 meter, dengan garis transek yang dibentangkan sejauh 200 meter pada setiap stasiun pengambilan sampel. Penelitian terbagi atas tiga stasiun, setiap stasiun dibagi menjadi 5 plot. Jarak antara setiap plot adalah 25 meter. Hasil penelitian yang diperoleh adalah 10 jenis jamur makroskopis yang terdiri dari 3 ordo dan 3 family. Jenis-jenis jamur tersebut yaitu, Daedaleopsis confragosa, Hexagonia tenius, Microporus affinis, Pycnoporus cinnabarius, Lentinus tigrinus, Genoderma appalatum, Picipes badius, Fomes fomentarius, Herecium erinaceus Auricularia auricula-judae. Indeks keenekaragaman jamur makroskopis di hutan Halawila desa Kakaha kabupaten Summba Timur tergolong sedang dengan nilai indeks H’ = 1,633.
Application of the Group Investigation Learning Model to Increase Learning Outcomes of Junior High School Students in Science Lessons for Materials on Characteristics of Living Things Bentri Lensiana Hela; Erfy Melany Lalupanda; Ospensius Kawawu Taranau
Jurnal Pendidikan Biologi Vol 11, No 2 (2022): Jurnal Pendidikan Biologi
Publisher : Magister Pendidikan Biologi, Universitas Negeri Medan

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.24114/jpb.v11i2.33334

Abstract

The background of this research is the low learning outcomes of students in science subjects. The purpose of this study was to describe the application of thelearning model Group Investigation (GI) and improve science learning outcomes for seventh grade students of SMP Negeri 1 Umbu Ratu Nggay. The research method used is a group discussion method using an interactive strategy and analyzed using a quantitative approach. This research is a Classroom Action Research (CAR) which is carried out in pre-cycle activities, cycle I and cycle II consisting of planning, action implementation, observation, and reflection. The subjects of the research were 25th graders of class VII. The results showed that the application of the learning model GI could improve student learning outcomes in science subjects at SMP Negeri 1 Umbu Ratu Nggay. This increase can be seen during the pre-cycle, cycle I and cycle II through the learning carried out. The increase in student learning outcomes in the pre-cycle stage was worth 36%, the first cycle reached 64% and increased in the second cycle to 92%. In line with the increase in student learning outcomes by applying the GI learning model, this is similar to the observation of student learning activities at SMP N 1 Umbu Ratu Nggay class VII in science subjects material characteristics of living things through the GI learning model. Because it uses the GI learning model. Practical benefits are expected to add teacher references in implementing learning models that increase student participation.
Ritual Petani Marapu (Makna Simbolik Ritual Petani Marapu di Desa Wunga Kabupaten Sumba Timur) Diana Andayani Djoh; Denisius Umbu Pati; Ospensius Kawawu Taranau
Jurnal Pendidikan dan Konseling (JPDK) Vol. 5 No. 1 (2023): Jurnal Pendidikan dan Konseling
Publisher : Universitas Pahlawan Tuanku Tambusai

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.31004/jpdk.v5i1.11642

Abstract

Kebudayaan masyarakat Desa Wunga merupakan perilaku masyarakat yang dilakukan dengan cara menghormati leluhur-leluhur melalui suatu kepercayaan yang disebut sebagai marapu. Metode penelitian adalah pendekatan kualitatif dengan pola deskriptif-eksploratif. Penelitian dilaksanakan bulan Maret sampai Desember 2018. Lokasi penelitian Desa Wunga, Kecamatan Haharu, Kabupaten Sumba Timur. Pengambilan sampel menggunakan teknik purpove sampling. Informan yang dipilih berjumlah enam orang, dua orang sebagai informan kunci yaitu pemimpin agama/tua-tua adat (Rato) dan empat orang sebagai informan utama atau petani desa Wunga. Jenis pengumpulan data yakni data primer dan data sekunder. Teknik analisa data adalah kualitatif. Hasil penelitian Kepercayaan marapu berfungsi untuk menjembatani hubungan dengan Alkhalik sebagai yang tertinggi. Mereka percaya adanya Tuhan atau Alkhalik yang tidak boleh secara sembarang disapa oleh manusia. Untuk itu, Marapu berfungsi untuk menjembatani hubungan dengan Alkhalik sebagai sebagai pemilik semesta alam yang ada. Marapu diyakini juga sebagai pengatur, pemelihara alam semesta yang mewujudkan kekuatan ilahi dalam bentuk tanda- tanda alam (kilat, gempa bumi, dan lain-lain), maupun dalam bentuk benda-benda (gunung, batu, pohon, emas yang dikeramatkan dan sebagainya). Makna Simbolik Ritual Petani Marapu ditandai dengan praktik atau ritual yang dijalankan masyarakat Wunga dalam bertani maupun berternak ialah seluruh kegitan tersebut dilakukan melalui ritual/ kepercayaan marapu mulai dari persiapan hingga panen dan beberapa ternak disiapkan sebagai pelengkap dari ritual tersebut. Melalui ritual ditemukan makna diproyeksikan dalam bentuk rumah adat orang Sumba dengan arsitektur dan fungsinya yang menggambarkan posisi serta.
Studi Fenomenologis Poligami di Sumba Timur (Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Para Istri yang Dipoligami Mengambil Keputusan Untuk Memutuskan Ikatan Perkawinan Poligami Ditinjau dari Perspektif Gender) Diana Andayani Djoh; Ospensius Kawawu Taranau
Jurnal Pendidikan Tambusai Vol. 7 No. 2 (2023): Agustus 2023
Publisher : LPPM Universitas Pahlawan Tuanku Tambusai, Riau, Indonesia

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar

Abstract

Penelitian ini mengangkat fenomena poligami yang masih terjadi di Sumba Timur. Fokus riset pada fenomena poligami yang dilakukan oleh seorang partisipan yang memiliki 16 orang istri dan hidup berpoligami selama belasan tahun. Namun hal yang menarik bagi penulis bahwa dari ke-16 istri yang dipoligaminya sampai saat ini tinggal 7 orang istri yang bertahan dalam perkawinan poligami tersebut. Ke-9 istrinya yang lain sudah mengambil keputusan untuk memutuskan ikatan perkawinan poligami (cerai). Penelitian ini bertujuan mendeskripsikan faktor-faktor apa saja yang mempengaruhi para istri untuk memutuskan ikatan perkawinan poligami dan bagaimana upaya yang dilakukan agar perempuan tidak lagi terjerat dalam perkawinan poligami. Penelitian ini menggunakan metode kualitatif dengan pendekatan femenologi yaitu metode kualitatif dalam rangka menggali dan mengungkap kesamaan makna dari sebuah konsep atau fenomena yang menjadi pengalaman hidup sekelompok individu, dalam hal ini mengungkap faktor-faktor yang mempengaruhi para istri yang dipoligami dalam mengambil keputusan untuk memutuskan ikatan perkawinan poligami. Lokasi penelitian mengambil tempat di desa Maubokul, kecamatan Pandawai kabupaten Sumba Timur. Teknik mengambilan data menggunakan puposive sampling. Hasil penelitian menunjukkan bahwa alasan para istri memutuskan ikatan perkawinan poligami karena mengalami Kekerasan Dalam Rumah Tangga (KDRT). Bentuk kekerasan yang dominan dialami para istri adalah kekerasan non verbal seperti tekanan psikis, tidak mampu menolak keputusan suami untuk berpoligami dan pengabaian hak-hak ekonomi. Partisipan yang hidup dalam perkawinan poligami berhasil memutuskan ikatan perkawinan poligami karena ingin mengakhiri mata rantai kekerasan yang dibalut dalam perkawinan poligami.
Pentingnya Pendidikan Politik Dalam Pemilihan Umum Ospensius Kawawu Taranau
Innovative: Journal Of Social Science Research Vol. 4 No. 1 (2024): Innovative: Journal Of Social Science Research
Publisher : Universitas Pahlawan Tuanku Tambusai

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.31004/innovative.v4i1.8354

Abstract

Pendidikan politik memainkan kedudukan yang sangat penting dalam pemilihan umum di Indonesia. Pendidikan politik memberikan pemahaman yang mendalam tentang proses politik, hak- hak serta tanggung jawab masyarakat, serta kebijakan publik yang relevan. Dalam konteks pemilihan umum, pendidikan politik mempunyai sebagian dampak penting. Pertama, pendidikan politik meningkatkan pemahaman politik masyarakat. Lewat pendidikan politik, masyarakat negara menjadi lebih sadar akan berartinya berpartisipasi aktif dalam demokrasi. Masyarakat memahami kalau mereka mempunyai kedudukan dalam proses politik serta pemilihan umum, serta mereka menjadi lebih ikut serta dalam isu- isu politik yang mempengaruhi kehidupan mereka. Kedua, pendidikan politik memberikan pengetahuan yang dibutuhkan untuk membuat keputusan yang informan dikala memilih. Dengan menguasai program dan platform calon, masyarakat dapat mengkritisi serta mengevaluasi calon dengan lebih baik. Ini membantu mencegah pemilihan yang didasarkan pada isu- isu yang dangkal ataupun propaganda politik. Ketiga, pendidikan politik berperan penting dalam membangun demokrasi yang kuat. Lewat pendidikan politik, masyarakat diajarkan nilai- nilai demokrasi, partisipasi politik, serta pentingnya pemilihan yang adil serta transparan. Perihal ini membantu masyarakat dalam melaksanakan hak- hak mereka dengan bertanggung jawab serta mempengaruhi kebijakan publik secara positif. Terakhir, pendidikan politik pula berkontribusi pada pembuatan pemimpin yang berkualitas. Pemilih yang teredukasi bisa mengevaluasi kualifikasi serta integritas calon pemimpin dengan lebih baik. Dengan pemimpin yang berkualitas, kebijakan publik yang menguntungkan rakyat dapat direalisasikan. Untuk itu pentingnya pendidikan politik dalam pemilihan umum Indonesia tidak dapat diremehkan. Melalui pendidikan politik, masyarakat jadi lebih sadar politik, dapat berpartisipasi aktif, serta sanggup membuat keputusan yang informan. Hal ini memperkuat demokrasi, menghindari manipulasi politik, serta memastikan pemilihan umum yang berkualitas serta berdampak positif untuk masyarakat Indonesia.