Claim Missing Document
Check
Articles

Found 3 Documents
Search
Journal : Jurnal Muara Ilmu Sosial, Humaniora, dan Seni

PERANAN POLA ASUH ORANG TUA TERHADAP KUALITAS HIDUP REMAJA PERKOTAAN Pamela Hendra Heng; Naomi Soetikno; Amala Fahditia
Jurnal Muara Ilmu Sosial, Humaniora, dan Seni Vol 4, No 2 (2020): Jurnal Muara Ilmu Sosial, Humaniora, dan Seni
Publisher : Lembaga Penelitian dan Pengabdian kepada Masyarakat, Universitas Tarumanagara

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.24912/jmishumsen.v4i2.6599.2020

Abstract

In an effort to improve the progress of the Indonesian nation, it is necessary to pay attention to all levels of society, especially the young people who will be the pillars of the Indonesian nation in the future. One fourth of Indonesia's population is children and adolescents. Other studies have shown that parenting can influence a child's level of self-confidence, academic performance, and children's behavior. This research was to examine the "Role of Parents’ Parenting towards Urban Adolescents’ Quality of Life". A quantitative method with non-experimental was used and attended by 381 State High School students (SMAN), ages of 14-19 years in schools of X and Y in X city, namely 234 girls and 147 boys. Measuring instruments used are Youth Quality of Life (YQOL) and parenting measuring instruments that have been adapted. Based on the results of different tests on parenting parents with One-way Anova obtained values of F = 10,203, p = .000 <.05 for mothers’ parenting, and F = 6,146, p = .000 <.05 for fathers’ parenting, so there are significant differences between quality of life with parenting styles. The results showed that "authoritative" parenting has a high quality of life, where parents encourage, also provide limits, adolescents become independent individuals. Meanwhile, “neglectful” parenting has a low quality of life, lacks involvement in the lives of children, adolescents do not become independent individuals, less competent in socializing and lack of self-control. Dalam upaya meningkatkan kemajuan bangsa Indonesia perlu diperhatikan semua lapisan masyarakat, khususnya para remaja yang akan menjadi tiang tonggak bangsa Indonesia di masa mendatang. Seperempat dari penduduk Indonesia merupakan anak-anak dan remaja. Penelitian lainnya menunjukkan bahwa pola asuh orangtua dapat mempengaruhi tingkat kepercayaan diri anak, performa dalam akademik, dan perilaku anaknya. Tujuan penelitian ini adalah untuk menguji “Peranan Pola Asuh Orang Tua terhadap Kualitas Hidup Remaja Perkotaan.” Jenis penelitian ini menggunakan metode kuantitatif dengan non eksperimental dan ini diikuti oleh 381 siswa SMAN berusia 14-21tahun di sekolah X dan Y di kota X, yakni 234 wanita dan 147 pria. Alat ukur yang digunakan adalah Youth Quality of Life (YQOL) dan alat ukur pola asuh yang telah diadaptasi. Berdasarkan hasil uji beda pada pola asuh orangtua dengan Oneway Anova diperoleh nilai F = 10.203, p = .000 < .05 untuk pola asuh ibu, dan F = 6.146, p = .000 < .05 untuk pola asuh ayah, sehingga terdapat perbedaan yang signifikan antara kualitas hidup dengan pola asuh orangtua. Hasil penelitian menunjukkan, remaja dengan pola asuh orangtua yang “authoritative” memiliki kualitas hidup yang tinggi, dimana orang tua mendorong, juga memberikan batasan, remaja menjadi pribadi yang mandiri. Sementara, remaja dengan pola asuh orangtua yang “neglectful” memiliki kualitas hidup yang rendah, dimana kurang keterlibatan orangtua dalam kehidupan anak, remaja menjadi pribadi tidak mandiri, kurang kompeten bersosialisasi dan kurang pengendalian diri. 
KRITIK DIRI SEBAGAI MEDIATOR PADA HUBUNGAN KONSEP DIRI DAN PERILAKU NONSUICIDAL SELF-INJURY REMAJA KORBAN PERUNDUNGAN Inca Agustina Arifin; Naomi Soetikno; Fransisca Iriani R. Dewi
Jurnal Muara Ilmu Sosial, Humaniora, dan Seni Vol 5, No 2 (2021): Jurnal Muara Ilmu Sosial, Humaniora, dan Seni
Publisher : Lembaga Penelitian dan Pengabdian kepada Masyarakat, Universitas Tarumanagara

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.24912/jmishumsen.v5i2.9973.2021

Abstract

Nonsuicidal self-injury (NSSI) is a self-destructive action concerning direct and deliberate destruction to one’s own body tissue without suicide intent. Previous studies have found that NSSI is commonly widespread among adolescents and strongly linked to bullying victimization. However, fewer studies explain cognitive process behind NSSI behaviours of bullying victims. The objective of this study is to examine the mediating role of self-criticism between self-concept and nonsuicidal self-injury behaviours in bullying victim adolescents. The research design is a descriptive quantitative ex-post facto research in non-experimental form. The participants of this study are adolescents between the age of 12-21 and victims of bullying (n=68). The sampling technique used in this study is convenience non probability sampling. The instrument used in this study are Tennessee Self Concept Scale (TSCS) for measuring self concept; Forms of Self-Criticising/Attacking & Self Reassuring Scale (FSCRS) for measuring self-criticism; and Inventory of Statement About Self Injury (ISAS) for measuring NSSI behaviours. This study uses linear regression analysis. The result shows that self-criticism is a perfect mediator in the association between self-concept and nonsuicidal self-injury in bullying victim adolescents. This study also shows that self-concept negatively correlates with self-criticism and NSSI behaviours. That means, the more positive one’s self-concept, he/she would have lower self-criticism and lower possibility in conducting NSSI behaviours. These results are useful in understanding the thinking process in NSSI actions Nonsuicidal self-injury (NSSI) merupakan tindakan destruktif diri berupa perusakan jaringan tubuh yang langsung, di sengaja dan tanpa intensi bunuh diri. Berbagai penelitian menemukan bahwa perilaku NSSI lebih banyak dilakukan oleh remaja dan dipicu oleh perundungan. Meskipun demikian, belum banyak penelitian yang menjelaskan proses berpikir korban perundungan mengenai dirinya sampai melakukan tindakan NSSI. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui peranan kritik diri sebagai moderator pada hubungan antara konsep diri dan perilaku nonsuicidal self-injury pada remaja korban perundungan. Jenis penelitian yang digunakan adalah penelitian kuantitatif deskriptif ex-post facto dengan bentuk non eksperimental tipe korelasional. Partisipan penelitian adalah remaja korban perundungan berusia 12–21 tahun (n=68). Teknik Pengambilan sampel yang dipakai dalam penelitian ini adalah convenience non probability sampling. Alat ukur dalam penelitian ini adalah Tennessee Self Concept Scale (TSCS) untuk mengukur konsep diri. Alat ukur Forms of Self-Criticising/Attacking & Self Reassuring Scale (FSCRS) untuk mengukur kritik diri. Serta alat ukur Inventory of Statement About Self Injury (ISAS) untuk mengukur perilaku NSSI. Penelitian ini menggunakan teknik analisis regresi linier berganda. Hasil dari penelitian ini menunjukkan bahwa kritik diri berperan sebagai mediator sempurna pada hubungan antara konsep diri dan perilaku NSSI remaja korban perundungan. Hasil penelitian juga menunjukkan bahwa konsep diri berkorelasi secara negatif dengan kritik diri dan perilaku NSSI. Artinya, semakin positif konsep diri seseorang maka kritik diri akan menurun dan semakin kecil kemungkinan ia melakukan tindakan NSSI. Hasil penelitian ini sangat penting dalam memahami proses berpikir pelaku NSSI, serta dalam menentukan tindakan preventif yang berfokus pada pengembangan konsep diri dan penurunan kritik diri.
PENGARUH STRES DAN RESILIENSI TERHADAP KETERLIBATAN ORANG TUA DALAM MERAWAT ANAK AUTISM SPECTRUM DISORDER SELAMA MASA PANDEMIK COVID-19 Inke Ayu Pertiwi; Samsunuwijati Mar’at; Naomi Soetikno
Jurnal Muara Ilmu Sosial, Humaniora, dan Seni Vol. 6 No. 1 (2022): Jurnal Muara Ilmu Sosial, Humaniora, dan Seni
Publisher : Lembaga Penelitian dan Pengabdian kepada Masyarakat, Universitas Tarumanagara

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.24912/jmishumsen.v6i1.12072.2022

Abstract

Autism Spectrum Disorder (ASD) merupakan kelompok gangguan perkembangan otak yang ditandai dengan perilaku stereotip dan defisit dalam komunikasi serta interaksi sosial, biasanya tampak sebelum anak berusia tiga tahun. Dalam situasi pandemik COVID-19, penanganan anak-anak dengan autisme dapat menjadi tantangan bagi orang tua. Banyak orang tua yang tidak dapat menutupi rasa stres, cemas, takut, putus asa, tidak mampu, dan panik dalam situasi pandemik. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui pengaruh stres dan resiliensi terhadap keterlibatan orang tua yang memiliki anak Autism Spectrum Disorder. Karakteristik partisipan adalah orang tua yang memiliki dan merawat anak Autism Spectrum Disorder di masa pandemik COVID-19. Partisipan sebanyak 71 orang. Alat ukur yang digunakan untuk mengukur stres adalah The Parenting Stress Scale (PSS), lalu alat ukur yang digunakan untuk mengukur resiliensi adalah Resilience Quotient Test (RQ Test), sementara alat ukur yang digunakan untuk mengukur keterlibatan orang tua adalah Family Involvement Questionnaire (FIQ). Uji ANOVA yang dilakukan menunjukkan pengaruh negatif antara stres dan keterlibatan orang tua (t = -.8.925, n = 71, p = .000). Uji Moderasi yang dilakukan menunjukan resiliensi memiliki peran yang signifikan dalam menurunkan tingkat stres terhadap keterlibatan orang tua.